PEMBUBARAN PERSEKUTUAN
Pembubaran persekutuan tidak selalu berarti berhentinya usaha persekutuan, tetapi dapat juga berupa
berakhirnya hak dan kekuasaan dari anggota seperti tersebut dalam isi perjanjian persekutuan
(disolution). Sedangkan pembubaran persekutuan yang diikuti dengan berhentinya usaha atau
bubarnya perusahaan disebut dengan likuidasi (liquidation).
Apabila masuknya sekutu baru dalam persekutuan dilakukan dengan membeli hak sekutu lama, maka
persekutuan hanya akan mencatat perpindahan modal dari sekutu lama ke sukutu baru tanpa melihat
atau menghitung selisih antara jumlah kas yang dibayar dengan modal yang dibeli.
Masuknya sekutu baru hanya berpengaruh pada modal dan hak atas laba/rugi sekutu yang modal
modalnya dibeli, sedangkan modal dan hak laba/rugi sekutu yang lain tetap, tidak terpengaruh.
Saldo Modal
Sekutu (Rp.) L/R
Candra 75,000,000 30%
Oneng 75,000,000 30%
Basri 80,000,000 40%
Jumlah 230,000,000 100%
Pada tanggal 2 Januari 2018, nona Ari bermaksud menjadi anggota persekutuan dengan membeli hak
Oneng sebesar 40% baik hak modal maupun hak atas laba-rugi, dengan membayar kas sebesar
Rp.28.000.000,00.
Modal Ari diakui sebesar 40% dari modal Oneng, atau sebesar Rp.30.000.000
Besarnya hak Ari atas laba-rugi adalah sebear 40% dari hak Oneng, yaitu 40%x30%= 12%
Dengan demikian maka modal Oneng akan berkurang sebesar Rp.30.000.000,00 dan muncul modal
sekutu baru (Ari) dengan jumlah yang sama
Saldo Modal
Sekutu (Rp.) L/R
Candra 75,000,000 30%
Oneng %
Basri 80,000,000 40%
Ari %
Jumlah 230,000,000 100%
Masuknya sekutu baru akan berpengaruh pada modal dan hak atas laba/rugi sekutu yang modalnya
dibeli, sedangkan modal dan hak laba/rugi sekutu yang lain tetap, tidak terpengaruh.
Modal nona Ari akan diakui sebesar Rp. . Modal ini berasal dari 25% modal Candra ditambah
dengan 25% modal Basri.
Sedangkan hak nona Ari atas laba/rugi persekutuan sebesar 17,5%, berasal dari 25% hak Candra dan
25% hak Basri
Atas masuknya nona Ari, maka persekutuan akan mencatat:
Komposisi modal dan hak atas laba-rugi setelah masuknya Ari menjadi:
Saldo Modal
Sekutu (Rp.) L/R
Candra %
Oneng 45,000,000 18%
Basri %
Ari %
Jumlah 230,000,000 100%
c. Masuknya Sekutu Baru Dengan Membeli Sebagian Hak Seluruh Sekutu
Berbeda dengan dua contoh sebelumnya, apabila masuknya sekutu baru dengan membeli sebagian
modal dari seluruh sekutu, maka besarnya kas yang dibayarkan (harga jual/beli) akan
menggambarkan nilai pasar dari persekutuan tersebut. Oleh sebab itu maka perhitungan dan
pencatatannya juga berbeda.
Besarnya kas yang dibayar (harga jual/beli) dalam transaksi ini tidak selalu sama dengan nilai buku
yang diperjualbelikan. Ada tiga kemungkinan, yaitu:
1. Harga jual-beli sama dengan nilai buku modal
2. Harga jual-beli lebih besar nilai buku modal
3. Harga jual-beli lebih kecil nilai buku modal
Apabila harga jual-beli sama dengan nilai buku modal yang dijual/dibeli maka tidak ada
permasalahan, akan tetapi apabila harga jual-beli berbeda dengan nilai buku modal yang
dijual/dibeli maka akan menimbulkan masalah dalam pencatatannya.
Apabila harga jual-beli sama dengan nilai buku maka pencatatan dapat dilakukan atas dasar nilai
buku atau harga jual-beli akan menghasilkan nilai yang sama.
Apabila modal Ari dihitung dengan dasar nilai jual-beli (harga pasar), maka besarnya modal Ari
sebesar kas yang dibayar yaitu Rp.57.500.000,00
Sedangkan apabila dihitung dengan dasar nilai buku modal, maka modal Ari diakui sebesar 25% x
total nilai buku modal atau sebesar 25% x Rp.230.000.000,00 atau sebesar Rp.57.500.000,00
Modal Ari diakui sebesar: Rp.57.500.000,00 bisa juga dihitung dari penjumlahan:
Apabila harga jual-beli > nilai buku, berarti bahwa nilai pasar dari persekutuan dihargai lebih tinggi
dari nilai buku modalnya, permasalahan yang timbul adalah masalah dasar pencatatannya. Karena
ada dua nilai yang bisa dipakai sebagai dasar pencatatn, yaitu dengan dasar nilai pasar (jual-beli) dan
nilai buku modal. Selisih lebih nilai jual-beli dari nilai buku modal dapat diakui sebagai goodwill
atau sebagai bonus.
a. Metode Goodwill
Metode goodwill akan mencatat transaksi masuknya sekutu baru dengan dasar harga jual. Besarnya
goodwill adalah selisih antara nilai pasar (modal) dengan nilai bukunya. Dengan adanya goodwill
maka modal persekutuan akan bertambah sebesar goodwill yang diakui. Selanjutnya goodwill akan
dibagi untuk sekutu lama sesuai dengan hak atas laba masing-masing dikalikan dengan goodwill.
Besarnya goodwill dihitung dari selisih antara total nilai pasar persekutuan yang diakui
dengan total nilai buku, dengan demikian besarnya goodwill adalah:
Catatan yang dibuat persekutuan meliputi, jurna untuk mencatat goodwill dan jurnal untuk mencatat
masuknya Ari.
b. Metode Bonus
Metode bonus akan mencatat transaksi masuknya sekutu baru dengan dasar nilai buku. Selisih
antara harga jual-beli diatas nilai buku diakui sebagai bonus dari sekutu baru kepada sekutu lama,
selanjutnya transaksi jual beli akan dicatat sebesar nilai bukunya. Dengan demikian total modal
persekutuan tetap tidak bertambah, hanya mengalami perubahan dalam komposisinya saja.
Modal Ari diakui sebesar 25%, sama dengan 25% x Rp. 230.000.000,00 = Rp.57.500.000,00.
Bonus akan dibagi untuk sekutu lama, tetapi tidak diakui (dicatat) dalam persekutuan.
Apabila harga jual-beli < nilai buku, berarti bahwa nilai buku modal persekutuan dinilai lebih rendah
dari nilai pasarnya. tinggi dari nilai buku modalnya, permasalahan yang timbul adalah masalah dasar
pencatatannya.
Dengan adanya goodwill negatif (harga jual < nilai buku) menunjukkan bahwa sebenarnya ada
goodwill yang sudah tidak bermanfaat lagi akan tetapi masih dicatat, oleh karena itu goodwill
tersebut harus dihapus. Penghapusan ini akan ditanggung oleh sekutu lama dan dianggap sebagai
kerugian. Total modal persekutuan akan turun sebesar goodwill negatif yang diakui.
Contoh 6. kasus 3.b
Persekutuan TIRA dengan anggota Tuti; Indun; Reno dan Aji membagi laba rugi dengan rasio
20:35:20:25. Saldo modal masing-masing sekutu pada akhir tahun 2009 adalah sebagai berikut:
Sekutu Jml Modal (Rp.) L/R
Tuti 60,000,000.00 20%
Retno 75,000,000.00 35%
Indun 60,000,000.00 20%
Aji 75,000,000.00 25%
Total 270,000,000.00 100%
Ira masuk menjadi anggota persekutuan dengan cara membeli 20% hak seluruh sekutu dengan harga
Rp 50.000.000,00
Besarnya goodwill dihitung dari selisih antara total nilai pasar persekutuan yang diakui dengan total
nilai buku, dengan demikian besarnya goodwill adalah:
Selanjutnya goodwill (negative) akan dibebankan ke modal sekutu lama sesuai dengan hak
atas laba-rugi:
Catatan yang dibuat persekutuan meliputi, jurna untuk mencatat goodwill negative dan jurnal
untuk mencatat masuknya Ira.
Selisih antara harga jual-beli dibawah nilai buku diakui sebagai bonus dari sekutu lama kepada
sekutu baru, selanjutnya transaksi jual beli akan dicatat sebesar nilai bukunya. Dengan demikian
total modal persekutuan tetap tidak bertambah, hanya mengalami perubahan dalam komposisinya
saja.
Berbeda dengan kasus sebelumnya, apabila masuknya sekutu baru dengan cara menyetor modal ke
persekutuan, maka modal persekutuan akan bertambah minimal sebesar modal yang disetor oleh
sekutu baru.
Pengakuan modal sekutu baru tidak selalu sama dengan jumlah modal yang disetor, bisa lebih besar
atau lebih kecil, tergantung dari kesepakatan antara sekutu lama dan sekutu baru.
Akibat pengakuan modal awal yang berbeda dengan jumlah setoran sekutu baru tersebut, maka
berakibat kemungkinan bisa menimbulkan goodwill maupun bonus. Goodwill maupun bonus bisa
untuk sekutu lama maupun sekutu baru. Dengan demikian maka kemungkinan yang ada adalah:
a. Tanpa goodwill maupun bonus
b. Timbul goodwill untuk sekutu lama
c. Timbuil goodwill untuk sekutu baru
d. Timbul goodwill untuksekutu lama dan baru
e. Timbul bonus untuk sekutu lama, atau
f. Timbul bonus untuk sekutu baru.
Kasus 3.c.
Persekutuan “Hore” dengan anggota Hana; Opik; Retno dan Edo membagi laba rugi dengan rasio
30:25:20:25. Saldo modal masing-masing sekutu pada akhir tahun 2008 sebesar:
Contoh 8
Pada awal tahun 2018, Yuli diterima menjadi anggota persekutuan dengan jalan menyetor kas
sebesar Rp 75.000.000,00 modalnya diakui Rp 75.000.000,00 jumlah ini merupakan 20% dari modal
persekutuan yang baru.
Pembahasan: sebelum dibuat jurnal untuk mencatat masuknya sekutu Yuli, terlebih dahulu
dihitung besarnnya goodwill dan bonus.
a) Goodwill
Goodwill merupakan selisih atas pengakuan nilai pasar terhadap nilai buku modal
persekutuan, atau goodwill sama dengan total nilai pasar dikurangi total nilai buku yang
sesungguhnya. Dasar pencatatnnya dengan menggunakan nilai pasar.
b) Bonus
Bonus merupakan selisih lebih dari jumlah modal yang disetor sekutu baru terhadap modal
yang diakui atau selisih lebih pengakuan modal awal sekutu baru diatas modal yang
disetornya. Dasar pencatatnya menggunakan nilai buku modal.
Jurnal yang dibuat oleh persekutuan adalah mencatat setoran kas Yuli, yaitu
Bonus untuk sekutu lama berarti modal sekutu baru akan diakui lebih kecil dibandingkan dengan
jumlah modal yang disetor. Selisih antara jumlah modal yang disetor dengan modal yang diakui
merupakan bonus (nilai) yang diberikan oleh sekutu baru kepada sekutu lama. Selanjutnya bonus
akan dibagi sesuai dengan ratio pembagian laba-rugi.
Pada awal tahun 2019, Yuli diterima menjadi anggota persekutuan dengan jalan menyetor kas
sebesar Rp 75.000.000,00 modalnya diakui Rp 60.000.000,00 jumlah ini merupakan 16% dari
modal persekutuan yang baru.
Pembahasan: terlebih dahulu dicek masuknya Yuli tersebut menimbulkan goodwill atau tidak
Goodwill
Bonus
Bonus untuk sekutu baru. berarti sekutu lama memberikan penghargaan kepada sekutu baru.
dengan cara mengakui modal sekutu baru lebih tinggi dari jumlah setoran modalnya. Selisih lebih
jumlah modal di atas jumlah setoran inilah yang disebut dengan bonus dari sekutu lama kepada
sekutu baru. Bonus akan dibebankan ke modal masing-masing sekutu lama.
Apabila masuknya sekutu baru dengan membentuk goodwill untuk sekutu baru, maka modal sekutu
baru akan diakui sebesar setorannya ditambah dengan goodwill yang dibentuk. Sedangkan modal
sekutu lama tidak berubah. Jumlah modal persekutuan yang baru sebesar modal lama ditambah
setoran sekutu baru dan goodwill yang dibentuk. Goodwill akan dicatat dan diakui sebagai asset tetap
tidak berwujud.
Setiap anggota persekutuan mempunyai hak untuk menarik diri dari persekutuan. pengunduran diri
oleh satu anggota atau lebih berakibat bubarnya persekutuan tersebut. Pembubaran ini bukan berarti
berhentinya usaha perusahaan tetapi terbatas pada bubarnya persekutuan seperti yang tercantum
dalam isi perjanjian sebelumnya. Penyelesaian terhadap mundurnya anggota persekutuan dapat
dilakukan dengan jalan:
a. Pelimpahan atau penjualan hak anggota yang keluar kepada anggota lainnya atau pada anggota
baru.
b. Bagian penyertaannya dikembalikan dalam bentuk uang atau harta kekayaan lainnya.
Pada saat itu Asti menyatakan akan mengundurkan diri dari persekutuan.
Komposisi modal dan pembagian laba rugi yang baru, setelah keluarnya Asti adalah:
Jurnal untuk mencatat bonus kepada Asti dan pengembalian modal Asti
1). Mencatat bonus untuk Asti
Jurnal untuk mencatat bonus kepada Asti dan pengembalian modal Asti
1). Mencatat bonus dari Asti
Jurnal untuk mencatat goodwill kepada Asti dan pengembalian modal Asti
1). Mencatat goodwill untuk Asti
Neraca persekutuan per 31 Desember 2018 tampak seperti dalam tabel berikut ini.
Persekutuan JALI
NERACA
Per 31 Desember 2018
ASET Rp. PASIVA Rp.
Aset Lancar Utang 21.000.000.00
Kas 15.000.000.00 Modal:
Piutang Dagang 25.000.000.00 Modal Andi 30.000.000.00
Cadangan Kerugian Piutang (500.000.00) Modal Ema 44.000.000.00
24.500.000.00 Modal Dina 36.000.000.00
Persediaan 32.675.000.00 Modal Lili 50.000.000.00
Total Aset Lancar 72.175.000.00 Total Modal 160.000.000.00
Aset Tidak Lancar
Tanah 45.000.000.00
Bangunan 85.000.000.00
Ak. Penyusutan Bangunan (59.500.000.00)
25.500.000.00
Kendaraan 125.000.000.00
Ak. Penyusutan Kendaraan (109.375.000.00)
15.625.000.00
Peralatan 56.750.000.00
Ak. Penyusutan Peralatan (34.050.000.00)
22.700.000.00
Total Aset Tidak Lancar 108.825.000.00
Total Aset 181.000.000.00 Total Pasiva 181.000.000.00
Penilaian kembali aset bersih persekutuan JALI meliputi:
a. Cadangan kerugian piutang ditetapkan sebesar 15% dari saldo Piutang dagang
b. Persediaan dinilai sebesar Rp. 35.000.000.00
c. Tanah dinilai sebesar Rp. 70.000.000.00
d. Bangunan sebesar Rp. 60.000.000.00
e. Kendaraan dinilai sebesar Rp. 20.000.000.00
f. Peralatan sebesar Rp. 20.000.000.00
g. Utang Rp 22.000.000.00
Permasalahan akuntansi dalam perubahan bentuk persekutuan menjadi Perseroan Terbatas adalah
terhadap pencatatannya, yaitu apakah perseroan terbatas akan melanjutkan pencatatan pada buku-
buku persekutuan atau memakai buku-buku baru.
Apabila perseroan terbatas meneruskan pembukuan atau pencatatan pada buku-buku persekutuan,
maka pencatatan yang dibuat oleh perseroan terbatas meliputi:
a. Menyesuaikan nilai buku asset dan utang persekutuan
b. Membagi laba-rugi penyesuaian
c. Mengakui (mencatat) goodwill
d. Mencatat pembagian modal saham
e. Mencatat penjualan sisa modal saham
Apabila perseroan terbatas menggunakan buku-buku baru, maka baik persekutuan maupun
perseroan terbatas akan membuat catatan sebagai berikuti:
a. catatan oleh persekutuan
1) mencatat penyerahan aset dan utang kepada perseroan
2) mencatat penerimaan dan pembagian modal saham
3) mencatat pembagian kas kepada masing-masing sekutu (jika ada)
b. catatan oleh perseroan terbatas meliputi:
1) mencatat penerimaan aset bersih dari persekutuan berdasarkan harga penyesuaian.
selisih antara harga pasar dengan nilai buku diakui sebagai goodwill
2) mencatat penjualan sisa modal saham
a. Setelah jurnal maka langkah selanjutnya adalah posting di buku besar, kemudian menyusun
neraca awal dari PT JAYA ADITAMA
PT JAYA ADITAMA
NERACA
Per 1 Januari 2019
ASET
Aset Lancar
Kas Rp.
Piutang Dagang
Cadangan Kerugian Piutang
Persediaan
Total Aset Lancar Rp. 125.810.000,00
Aset Tidak Lancar
Tanah
Bangunan
Kendaraan
Peralatan
Goodwill
Total Aset Tidak Lancar Rp. 223.550.000,00
Total Aset Rp. 349.360.000,00
PASIVA
Utang Rp.
Modal:
Modal Saham
Agio Modal Saham
Total Modal Rp. 327.360.000,00
Total Pasiva Rp. 349.360.000,00