Penjualan harta benda tak-gerak seringkali dilakukan berdasarkan rencana pembayaran yang
ditangguhkan, di mana pihak penjualan menerima uang muka, (down payment) dan sisanya dalam
bentuk pembayaran cicilan selama beberapa tahun.
Pendapatan ini biasanya ditetapkan atas dasar akrual dalam periode dimana penjualan itu
terjadi dan dalam kontrak yang tidak dipaksakan untuk harus diterima, kemudian perkiraan penagihan
yang diterima pada periode yang panjang berada dalam ketidakpastian sehingga disarankan agar
penetapan pendapatan ditunda sampai probabilitas penagihan dapat diperkirakan dengan layak.
Jika harta benda tak-gerak pribadi dijual, maka resiko kerugian karena kegagalan pihak pembeli
menyelesaikan kontrak dapat diminimisasi dengan pemilikan kembali atas harta benda tersebut. Untuk
melengkapi penjualan kredit barang-barang dengan proteksi ini, berbagai macam perangkat telah
dikembangkan, seperti perjanjian, tugas hipotik barang bergerak, chattel trust, akte perwalian, factor
hak gadai, equipment trust, penjualan bersyarat, dan trsut receipt
Walaupun pihak penjual mampu memiliki kembali harta benda yang dimaksud dalam hal
kontrak tidak dibayar oleh pihak pembeli, namun kerugian dalam menyelenggarakan kontrak penjualan
cicilan dapat besar. Kontrak penjualan cicilan, yang menawarkan persetujuan kredit yang longgar, dapat
menarik banyak konsumen, yang resiko kreditnya tinggi.
Di samping itu dalam pembayaran dengan periode yang panjang, kemampuan pelanggan atau
konsumen untuk membayar mungkin saja berubah. Penyusutan atau keusangan barang-barang yang
dijual dapat melebihi jumlah pembayaranyang dilakukan, dan barang-barang yang terkena pemilikan
kembali mungkin nilainya tidak sebesar saldo kontrak yang belum dibayar.
Penjualan dengan dasar cicilan berarti pengeluaran biaya pembukuan dan penagihan yang kontinu dan
dalam hal-hal tertentu, biaya pelayanan dan reparasi yang harus ditanggung oleh pihak penjual mungkin
besar jumlahnya. Itulah faktor-faktor yang harus dipertimbangkan oleh pihak penjual dalam
menetapkan kebijakan penjualan cicilan.
Dalam upaya untuk mengurangi atau menghindari kerugian pemilikan kembali, pihak penjual
harus mempertimbangkan tindakan pencegahan sebagai berikut:
Uang muka yang ditetapkan harus cukup besar untuk menutup penurunan nilai barang karena
perubahannya dari barang “baru” menjadi barang “bekas”.
Periode pembayaran cicilan harus tidak terlalu lama atau panjang, sebaiknya tiap bulan.
Pembayaran cicilan berkala tidak harus melebihi penurunan niali barang yang terjadi di antara
pembayaran berkala.
Laba kotor dapat kita tetapkan pada saat penjualan, saat di mana barang-barang ditukarkan dengan
klaim yang secara hokum dapat dipaksakan terhadap pelanggan atau konsumen.
Arus masuk kas, kemudian menjadi kriteria penetapan pendapatan. Prosedur penetapan laba kotor
dalam periode penagihan per kas ialah:
Metode yang tersebut pada bagian (3), disebut sebagai akuntansi dengan metode atau dasar cicilan.
METODE CICILAN
Pada penggunaan metode cicilan dalam perkiraan, maka selisih antara harga jual kontrak dan
harga pokok penjualan dicatat sebagai laba kotor yang ditangguhkan. Penangguhan laba kotor, pada
dasarnya menyatakan penangguhan hasil penjualan yang disertai dengan penangguhan harga pokok
penjualan seperti itu.
Asumsikan bahwa pada tanggal 1 Oktober 1986, Westwood Realty Co. menjual harta benda
miliknya, yang nilai bukunya sebesar $30.000 , kepada S. F. West dengan harga $50.000. Perusahaan ini
menerima per kas $10.000 pada tanggal itu untuk penjualan ini dan wesel hipotik sebesar $40.000 yang
dapat dibayar dalam 20 kali cicilan semesteran @$2.000 ditambah bunga 12% atas pokok yang belum
dibayar. Komisi dan biaya lainnya atas penjualan ini yang berjumlah $1.500 dibayar. Cicilan regular
pokok dan bunga atau wesel hipotik diterima oleh pihak penjual dalam tahun berikutnya, tahun 1987.
Diasumsikan bahwa periode fiscal perushaan adalah tahun kalender.
Keuntungan bersih atas penjualan harta benda ini ditetapkan berbeda di bawah dua macam
metode: penetapan laba dalam periode penjualan yang menghasilkan keuntungan sebesar $18.500
($20.000 - $1.500) pada tahun 1986; sedangkan penetapan laba berkala dalam proporsi penagihan
menghasilkan keuntungan sebesar $2.500 ($4.000 - $!.500) pada tahun 1986 dan keuntungan dalam tiap
tahun berikutnya untuk waktu 10 tahun masing-masing adalah sebesar $1.600 (40% dari $4.000).
Jika ternyata pembayaran kontrak tidak dipenuhi, maka pihak penjual mengambil tindakan
untuk memiliki kembali harta benda yang telah dijual. Jika laba atas penjualan ditetapkan pada waktu
penjualan itu terjadi, maka ayat jurnal harus menunjukkan perolehan kembali harta benda ini menurut
nilai pasar wajarnya sekarang, pembatalan saldo klaim terhadap pihak pembeli. Dan keuntungan atau
kerugian dari pemilikan kembali harta benda tersebut. Jika laba ditetapkan dengan metode cicilan, maka
pembatalan saldo klaim terhadap pihak pembeli harus disertai dengan pembatalan saldo laba kotor
yang ditangguhkan; harta benda masih dicatat dengan nilai pasar wajarnya, tetapi keuntungan atau
kerugian atas pemilikan kembali diukur dengan selisih antara pos harta benda yang ditetapkan dan saldo
kontrak cicilan yang dibatalkan.
Asumsikan bahwa dalam contoh diatas pihak pembeli gagal memenuhi cicilan yang harus
dibayar pada tanggal 1 April 1988. Pihak penjual menyerahkan wesel hipotik dengan saldo yang belum
dibayar sebesar $36.000 dan memiliki kembali harta benda itu. Penilaian harta benda pada tanggal ini
menunjukkan nilai pasar wajar sebesar $28.500. Ayat-ayat jurnalnya di bawah masing-masing metode
berbunyi sebagai berikut:
Ayat Jurnal
Transaksi Penetapan Laba dalam Periode Penetapan Laba Berkala dalam
Penjualan Proporsi Penagihan
Ayat jurnal yang kedua juga dibutuhkan untuk menghapuskan bunga akrual sebesar $1.080 sebagai
kerugian atas wesel hipotik, yang ditetapkan pada akhir tahun 1987, tetapi ternyata tak dapat ditagih
dalam tahun 1988.
Kerugian dan keuntungan pada masing-masing metode di atas dapat kita buktikan dengan
perhitungan sebagai berikut:
Prosedur yang digunakan dalam akuntansi untuk penjualan barang dagangan berdasarkan
cicilan sama dengan prosedur yang diilustrasikan di atas tadi.
Ilustrasi akuntansi untuk penjualan barang dagangan yang berdasarkan cicilan, asumsikan bahwa neraca
untuk Kelton Sales Co pada tanggal 1 Januari 1987 adalah sebagai berikut:
Laba kotor yang direalisasi juga dapat ditentukan dengan jalan menghitung jumlah laba kotor yang
ditangguhkan pada akhir periode dan mengurangkan perkiraan laba kotor yang ditangguhkan dari saldo
ini. Dengan menggunakan data-data untuk Kenton Sales Co. di muka itu, prosedur ini ditempuh sebagai
berikut:
Transaksi penjualan dan kas biasanya dicatat dalam buku harian khusus untuk penjualan dan kas. Buku
harian khusus penjualan biasanya memuat kolom-kolom khusus untuk penjualan per kas, penjualan
biasa dengan kredit, dan penjualan cicilan. Buku harian penerimaan kas memuat sebuah kolom untuk
penagihan atas piutang usaha biasa dan juga kolom-kolom khusus untuk penagihan atas piutang usaha
cicilan, untuk periode yang berjalan dan periode sebelumnya.
Dalam ilustrasi, perkiraan diselenggarakan baik untuk piutang usaha cicilan maupun untuk laba kotor
yang ditangguhkan menurut tahun; penagihan dikaitkan dengan piutang usaha yang dikelompokkan
menurut tanggal penjualan semula.
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PENGGUNAAN METODE CICILAN
Dalam melaporkan piutang usaha cicilan sebagai piutang lancer, pengungkapan tanggal jatuh
tempo kontrak penjualan cicilan akan memberikan penilaian dan gambaran yang lebih baik kepada para
pembaca neraca mengenai posisi keuangan perusahaan; tanggal jatuh tempo ini harus diungkapkan
dalam tanda kurung atau pub dalam catatan kaki, atau dapat juga kita cantumkan menurut tanggal jatuh
tempo tahunannya.
Laba kotor yang ditangguhkan atas penjualan cicilan biasanya dilaporkan dalam neraca pada
seksi kewajiban sebagai pendapatan yang ditangguhkan. Saldo laba kotor uang ditangguhkan lebih tepat
kiranya dipandang sebagai perkiraan penilaian aktiva.
Pengelompokkan kembali laba kotor yang ditangguhkan ke dalam 3 elemen sebagai berikut:
Penyisihan untuk beban yang kontinu, yang masih diantisipasi dalam penagihan piutang
usaha cicilan yang meliputi beban-beban yang timbul dari ketidakmampuan membayar
dan pemilikan kembali.
Kewajiban pajak penghasilan atas bagian dari laba kotor yang belum ditetapkan dalam
SPT pajak.
Saldo yang menyatakan laba bersih, yang ditetapkan pada kontrak penjualan cicilan.
Dalam penjualan tertentu yang dilakukan berdasarkan cicilan, perusahaan akan menerima
barang tukar-tambah sebagai pembayran sebagian atas kontrak penjualan cicilan baru.
Utnuk ilustrasi penerapannya, asumsikan bahwa barang tertentu dengan harga pokok sebesar
$675 dijual seharga $1.000. Sebuah barang bekas-pakai diterima sebagai uang muka, dengan nilai tukar-
tambah sebesar $300. Perusahaan biasanya mengharapkan laba kotor sebesar 20% atas penjualan
barang bekas-pakai.
Nilai barang tukar-tambah dan jumlah nilai tukar-lebih dihitung sebagai berikut:
Ketidakmampuan membayar atas kontrak penjualan cicilan dan pemilikan kembali barang yang
telah dijual membutuhkan sebuah ayat jurnal dalam buku pihak penjual, yang melaporkan barang
dagangan yang diperolehnya kembali, yang membatalkan piutang usaha cicilan beserta saldo laba kotor
yang ditangguhkan, dan yang mencatat keuntungan atau kerugian atas pemilikan kembali barang ini.
Untuk mengilustrasikan prosedur yang harus kita tempuh dalam hal ketidakmampuan membayar
dan pemilikan kembali, kita asumsikan data-data sebagai berikut:
Penggunaan metode cicilan dalam penetapan pendapatan akan menimbulkan keputusan yang
kontroversional penjualan cicilan, akuntan harus mempertimbangkan semua keadaan yang ia jumpai
dalam situasi tertentu. Kemudian ia harus memilih alternatif yang ia anggap akan menunjukkan dengan
sejujurnya operasi dan posisi keuangan perusahaan.
Agen penjual yang menjual harta benda tak-gerak pribadi berdasarkan cicilan dan yang
menetapkan keseluruhan laba kotor dalam periode penjualan untuk tujuan laporan keuangannya, masih
dapat memilih penggunaan metode cicilan untuk tujuan pajak penghasilan. Metode cicilan biasanya
dipilih untuk tujuan pajak sebagai cara untuk menangguhkan penetapan pendapatan sampai penagihan
cicilan dilakukan dan uang kas yang ada benar-benar digunakan untuk memenuhi kewajiban pajak.
Bunga atas Kontrak Penjualan
Kontrak penjualan cicilan seringkali menetapkan beban untuk bunga atas saldo yang terhutang.
Bunga biasanya bisa dibayar bersama-sama dengan pembayaran cicilan yang mengurangi jumlah pokok.
Persetujuan untuk pembayaran bunga berkala pada umumnya mengambil salah satu dari bentuk
sebagai berikut:
Bunga dihitung atas saldo yang terhutang antara periode cicilan. Bunga yang dihitung dengan
cara ini kadang-kadang disebut bunga jangka panjang (long-end interest)
Bunga dihitung atas masing-masing cicilan yang harus dibayar, dari tanggal kontrak ciciln
ditandatangani sampai tanggal pembayaran cicilan. Bunga yang dihitung dengan cara ini disebut
bunga jangka pendek (short-end interest)
Pembayaran berkala dalam jumlah yang sama dan menyatakan bunga atas saldo pokok yang
terhutang antara periode cicilan, sisanya merupakan pengurangan dalam saldo pokok.
Bunga sepanjang periode pembayaran dihitung atas pokok semula.
1. Bunga Berkala atas Saldo Pokok yang Terhutang Antara Periode Cicilan
Jika pembayaran pokok bulanan 6 kali @$50 harus dilakukan bersama-sama dengan bunga yang
harus dibayar atas saldo pokok yang terhutang antara tanggal-tanggal cicilan, maka pembayaran akan
dilakukan seperti terlihat dalam tabel di bawah ini:
30 Juni $ 400.00
Kita misalkan fakta-fakta yang sama kecuali jika bunga harus dibayar berkala atas cicilan yang
jatuh tempo dari tanggal kontrak penjualan cicilan sampai dengan tanggal pembayaran cicilan.
Pembayaran akan terjadi seperti terlihat dalam tabel di bawah ini:
30 Juni $ 400.00
3. Pembayaran Berkala dalam Jumlah yang Sama, yang Menyatakan Bunga dan Saldo Pokok
Dengan menggunakan tabel akturial dapat kita tetapkan bahwa kewajiban sebesar $300 dengan
bunga akrual sebesar 12% dipenuhi dengan 6 kali pembayaran cicilan bulanan @$51.76. Tabel yang
menunjukkan pembayaran dan alokasi pembayaran ini yaitu antara bunga dan pokok diperlihatkan di
bawah ini:
30 Juni $ 400.00
*Pembayaran akhir sebesar $51.78 dibutuhkan untuk menghapus bunga bulanan yang terakhir bersama-sama dengan pokok
yang belum dibayar sampai dengan tanggal ini
Dengan menggunakan yang sama kecuali jika pembayaran bunga berkala dilanjutkan dengan 12%
dari pokok awal selama kontrak penjualan cicilan berlaku. Maka pembayaran akan dilakukan seperti
terlihat dalam tabel berikut:
30 Juni $ 400.00