Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

“Jenis-jenis Anggaran Sektor Publik”

OLEH KELOMPOK 5 :

RAHMADHILLAH (B1C119151)
RIKO SAPUTRA (B1C119156)
WA ODE NURBAINA (B1C119169)
A NILA PUTRI NINGSIH (B1C119180)
ALMA APRILLA.R (B1C119183)
ANDI WINDI (B1C119186)
APRISKHA DWI UNTARI (B1C119188)
CHAIDIR RACHMAT (B1C119191)
ELSA APRILIA A. WALUKOU (B1C119198)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

KENDARI

1
2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

menganugerahkan rahmat-Nya, karunia, dan ridha-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan

sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “JENIS-JENIS

ANGGARAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK” tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk

itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran perbaikan dari semua pihak yang terkait.

Sehingga kekurangan yang ada dapat diperbaiki dan disempurnakan.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis berharap semoga dapat berguna dan bermanfaat

sebagaimana mestinya dan berharap pula bisa menambah pengetahuan dan wawasan bagi para

pembaca, khususnya mahasiswa.

Kendari, September 2021

2
Penulis,

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................2

DAFTAR ISI...............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................4

A. Latar Belakang................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................5

C. Tujuan.............................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................6

A. Perkembangan Anggaran Sektor Publik.........................................................................6

B. Anggaran Tradisional......................................................................................................6

C. Anggaran Publik dengan Pendekatan New Public Management (NPM)........................8

D. Anggaran Kinerja dan Pedekatan Zero Bazed Budgeting.............................................13

E. Anggaran Publik dengan Pendekatan Planning, Programming, and Budgeting

System (PPBS)..............................................................................................................16

BAB III PENUTUP..................................................................................................................21

A. Kesimpulan...................................................................................................................21

B. Saran..............................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................23

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama

periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial, sedangkan penganggaran adalah

proses atau metode untuk mempersiapkan suatu anggaran. Menurut National Committee on

Governmental Accounting (NCGA), saat ini Governmental Accounting Standarts Board

(GASB), definisi anggaran (budget) adalah rencana operasi keuangan, yang mencakup estimasi

pengeluaran yang diusulkan, dan sumber pendapatan yang diharapkan untuk membiayainya

dalam periode waktu tertentu.

Dalam organisasi sektor publik, penganggaran merupakan suatu proses politik. Pada sektor

swasta, anggaran merupakan bagian dari rahasia perusahaan yang tertutup untuk publik,

sebaliknya pada sektor publik anggaran justru harus diinformasikan kepada publik untuk dikritik,

didiskusikan, dan diberi masukan.

Anggaran sektor publik penting karena beberapa alasan, yaitu karena anggaran merupakan

alat bagi pemerintah untuk mengarahkan sosial-ekonomi, menjamin kesinambungan, dan

meningkatkan kualitas hidup masyarakat, anggaran juga diperlukan karena adanya masalah

keterbatasan sumber daya sedangkan keinginan masyarakat yang tak terbatas dan terus

berkembang, dan anggaran juga diperlukan untuk menyakinkan bahwa pemerintah telah

bertanggung jawab terhadap rakyat.

4
Pada dasarnya terdapat beberapa jenis pendekatan dalam perencanaan dan penyusunan

anggaran sektor publik. Secara garis besar terdapat dua pendekatan utama yang memiliki

perbedaan mendasar. Kedua pendekatan tersebut adalah anggaran tradisional atau anggaran

konvensional dan pendekatan baru yang sering dikenal dengan pendekatan New Public

Management.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka kami merumuskan

beberapa rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah perkembangan Anggaran Sektor Publik ?

2. Apakah pengertian dari Anggaran Tradisional?

3. Bagaimanakah Manajemen Anggaran Publik dengan Pendekatan New Public

Management (NPM) ?

4. Apakah Pengertian Anggaran Kinerja dan Pedekatan Zero Bazed Budgeting?

5. Bagaimanakah Manajemen Anggaran Publik dengan Pendekatan Planning,

Programming, and Budgeting System (PPBS) ?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka kami

menyusun beberapa tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut :

1. Untuk menjelaskan perkembangan Anggaran Sektor Publik.

2. Untuk menjelaskan Anggaran Tradisional.

3. Untuk menjelaskan manajemen Anggaran Publik dengan pendekatan New Public

Management (NPM).

5
4. Untuk Menjelaskan Manajemen Anggaran Publik dengan Pendekatan Planning,

Programming, and Budgeting System (PPBS).

BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Anggaran Sektor Publik

Didalam perkembangannya anggaran sektor publik telah menjadi instrumen kebijakan

multifungsi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan

penganggaran yang terencana dan sistematis maka tujuan utama yang ditujukan untuk

kemakmuran publik atau masyarakat akan tercapai dengan baik.

Sistem perencanaan anggaran berkembang dan berubah sesuai dengan dinamika

perkembangan manajemen perkembangan sektor publik dan tuntutan yang berkembang

dimasyarakat. Ada dua pendekatan dalam perkembangan dan penyusunan anggaran sektor

publik, yaitu: (a) Anggaran Tradisional atau anggaran konvensional (b) Pendekatan baru

yang sering dikenal dengan pendekatan New Public Management. 

B. Anggaran Tradisional

1. Ciri-ciri Anggaran Tradisional

Terdapat beberapa ciri utama dari pendekatan anggaran tradisional, yaitu:

a. Cara penyusunan anggaran yang didasarkan atas pendekatan incrementalism

Anggaran tradisional bersifat incrementalisn berarti hanya menambah atau

mengurangi jumlah rupiah pada item-item anggaran yang sudah ada sebelumnya

dengan menggunakan data tahun sebelumnya sebagai dasar untuk menyesuaikan

besarnya penambahan atau pengurangan tanpa dilakukan kajian yang mendalam.

6
b. Struktur dan susunan anggaran yang bersifat line-item

Struktur anggaran ini didasarkan atas dasar sifat (nature) dari penerimaan dan

pengeluaran. Metode line-item budget tidak memungkinkan untuk menghilangkan

item-item penerimaan atau pengeluaran yang telah ada dalam struktur anggaran.

c. Cenderung sentralistis

d. Bersifat spesifikasiTahunan

e. Menggunakan prinsip anggaran bruto

2. Kelemahan Anggaran Tradisional

Dilihat dari berbagai sudut pandang, metode penganggaran tradisional memiliki

beberapa kelemahan antara lain :

a. Hubungan yang tidak memadai (terputus) antara anggaran tahunan dengan rencana

pembangunan jangka panjang

b. Pendekatan incremental menyebabkan sejumlah besar pengeluaran tidak pernah

diteliti secara menyeluruh efektifitasnya.

c. Lebih berorientasi pada input daripada output. Hal tersebut menyebabkan anggaran

tradisional tidak dapat dijadikan sebagai alat untuk membuat kebijakan dan pilihan

sumberdaya atau memonitor kinerja. Kinerja dievaluasi dalam bentuk apakah dana

telah habis dibelanjakan, bukan apakah tujuan tercapai.

d. Sekat-sekat antar departemen yang kaku membuat tujuan nasional secara keseluruhan

sulit dicapai.

e. Proses anggaran terpisah untuk pengeluaran rutin dan pengeluaran modal/investasi.

7
f. Anggaran tradisional bersifat tahunan. Anggaran tahunan tersebut sebenarnya terlalu

pendek, terutama untuk proyek modal dan hal tersebut dapat mendorong praktik-

praktik yang tidak diinginkan (korupsi dan kolusi).

g. Sentralisasi penyiapan anggaran, ditambah dengan informasi yang tidak memadai

menyebabkan lemahnya perencanaan anggaran. Akibatnya adalah munculnya budget

pudding atau budgetary slack.

h. Persetujuan anggaran yang terlambat, sehingga gagal memberikan mekanisme

pengendalian untuk pengeluaran yang sesuai, seperti seringnya dilakukan revisi

anggaran dan manipulasi anggran

i. Aliran informasi ( system informasi financial) yang tidak memadai yang menjadi

dasar mekanisme pengendalian rutin, mengidentifikasi masalah dan tindakan.

C. Anggaran Publik dengan Pendekatan New Public Management (NPM)

1. Era New Public Management

Sejak pertengahan tahun1980-an telah terjadi perubahan management sector

publik yang cukup drastik dari system managemen tradisional yang terkesan kaku,

birokratis, dan hirarkis menjadi model managemen sector public yang fleksibel dan lebih

mengakomodasi pasar. Perubahan tersebut bukan sekedar perubahan kecil dan

sederhana. Perubahan tersebut telah mengubah peran pemerintah terutama dalam hal

hubungan antara pemerintah dengan masyarakat. Paradigma baru yang muncul dalam

managemen sector publik tersebut adalah pendekatan New Public Management.

Model New Public Management mulai dikenal tahun 1980-an dan kembali

popular tahun 1990-an yang mengalami beberapa bentuk inkarnasi. New Publik

8
Management berfokus pada management sector publik yang berorientasi pada kinerja,

bukan berorientasi kebijakan. Penggunan paradigm New Public Management tersebuit

menimbulkan beberapa konsekuensi bagi pemerintah diantaranya adalah tuntutan untuk

melakukan efisiensi, pemangkasan biaya (cost cutting), dan kompetisi tender.

Salah satu model pemerintah diera New Public Management adalah model

pemerintahan yang diajukan oleh Osborne dan Gaebler (992) yang tertuang dalam

pandangannya yang dikenal dengan konsep “reinventing government” perspektif baru

pemerintah menurut Osborne dan Gaebler tersebut adalah:

a. Pemerintahan katalis : focus pada pemberian pengarahan bukan produksi

pelayanan public.

Pemerintah harus menyelesaikan beragam pelayanan public, tetapi tidak

harus terlibat langsung dengan proses produksinya (producing). Sebaiknya

pemerintah memfokuskan diri pada pemberian arahan , sedangkan produksi

pelayanan public diserahkan pada pihak swasta dan atau sector ketiga.

b. Pemerintah milik masyarakat : memberdayakan masyarakat daripada melayani

Pemerintah seharusnya memberikan wewenang kepada masyarakat

sehinnga mereka mampu menjadi masyarakat yang dapat menolong dirinya

sendiri (self-help community), Sebagai misal, masalah keselamatan umum adalah

juga merupakan tanggungjawab masyarakat, tidak hanya kepolisian.

c. Pemerintah yang kompetitif: menyuntikkan semangat kompetisi dalam

pemberian pelayanan public.

Kompetisi adalah satu-satunya cara untuk menghemat biaya sekaligus

meningkatkan kualitas pelayanan. Dengan kompetisi, banyak pelayanan publik

9
yang dapat ditingkatkan kualitasnya tanpa harus memperbesar biaya. Misalnya

pada pelayanan pos negara, pelayanan titipan kilat yang disediakan menjadi

relative semakin cepat dapipada kualitasnya di masa lalu.

d. Pemerintah yang digerakkan oleh misi : mengubah organisasi yang digerakkan

oleh peraturan menjadi organisasi yang digerakkan oleh misi.

Apa yang dapat dan tidak dapat dilaksanakan oleh pemerintah diatur

dalam mandatnya. Namun tujuan pemerintah bukanlah mandatnya tetapi misinya.

e. Pemerintah yang berorientasi hasil : membiayai hasil bukan masukan.

Pada pemerintash tradisional, besarnya alokasi anggaran pada suatu unit

kerja ditentukan oleh kompleksitas masalah yang dihadapi. pada akhirnya unit

kerja tidak punya insentif untuk  memperbaiki kinerjanya.

Pemerintah wirausaha berusaha mengubah bentuk penghargaan dan

insentif itu, yaitu membiayai hasil dan bukan masukan. Pemerintah daerah

wirausaha akan mengembangkan suatu standar kinerja yang mengukur seberpa

baik suatu unit kerja mampu memecahkan permasalahan yang menjadi

tanggungjawabnya.Semakin baik kinerjanya, semakin banyak pula dana yang

akan dialokasikan untuk mengganti semua dana yang telah dikeluarkan oleh unit

kerja tersebut.

f. Pemerintah berorientasi pada pelanggan : memenuhi kebutuhan pelanggan ,

bukan birokrasi

Pemerintah tradisional seringkali salah dalam mengidentifikasikan

pelanggannya. Pemerintah seringkali menganggap bahwa DPR/DPRD dan semua

pejabat yang ikut dalam pembahasan anggaran adalah pelanggannya.

10
Padahal  pelanggan yang sebenarnya, yaitu masyarakat, akan cenderung

dilupakan.

Pemerintah wirausaha tidak akan seperti itu. Ia akan mengidintifikasikan

pelanggan yang sesungguhnya. Mereka menciptakan system pertanggungjawaban

ganda (dual accountability) kepada legislatif dan masyarakat. Dengan cara seperti

ini, pemerintah tidak akan arogan tetapi secara terus menerus akan berupaya

untuk lebih memuaskan masyarakat.

g. Pemerintahan Wirausaha : mampu menciptakan pendapatan dan tidak sekedar

membelanjakan

Pemerintah tradisional cenderung tidak berbicara tentang upaya untuk

menghasilkan pendapatan dan aktivitasnya. Padahal. banyak yang bisa dilakukan

untuk menghasilkan pendapatan dari proses penyediaan pelayanan publik.

Pemerintah daerah wirausaha dapat mengembangkan beberapa pusat

pendapatan, misalnya : BPS dan Bappeda, yang dapat menjual informasi tentang

daerahnya kepada pusat – pusat penelitian, BUMN/BUMD, pemberian hak guna

usaha yang menarik kepada para pengusaha dan masyarakat, penyertaan modal,

dan lain – lain

h. Pemerintah Antisipatif : berupaya mencegah daripada mengobati

Pemerintah tradisional yang birokrastis memusatkan diri pada produksi

pelayanan publik untuk memecahkan masalah publik. Pemerintah birokratis

cenderung bersifat reaktif, seperti suatu satuan pemadam kebakaran, apabila tida

ada kebakaran maka tidak akan ada upaya pemecahan.

11
Pemerintah wirausaha tidak reaktif tetapi proaktif. Ia tidak hanya mencoba

untuk mencegah masalah, tetapi juga berupaya keras untuk mengantisipasi masa

depan. Ia menggunakan perencanaan strategis untuk menciptakan visi.

i. Pemerintah Desentralisasi : dari hirarkhi menuju partisipatif dan tim kerja

Lima puluh tahun yang lalu, pemerintahan yang sentralistis dan hierarkhis

sangat diperlukan. Pengambilan keputusan harus berasal dari pusat. Pada saat itu,

sistem tersebut sangat cocok karena teknologi informasi masih sangat primitif,

komunikasi antar berbagai lokasi masih lamban, dan aparatur pemerintah masih

relatif belum terdidik (masih sangat membutuhkan petunjuk langsung atas apa –

apa yang harus dilakukan).

Tetapi pada saat sekarang, keadaan sudah berubah, perkembangan

teknologi sudah sangat maju, kebutuhan / keinginan masyarakat dan bisnis sudah

semakin kompleks, dan staf pemerintah sudah banyak yang berpendidikan tinggi.

Sekarang ini, pengambilan keputusan harus digeser ke tangan masyarakat,

asosiasi – asosiasi, pelanggan, dan lembaga swadaya masyarakat.

j. Pemerintah berorientasi pada (mekanisme) pasar : mengadakan perubahan

dengan mekanisme pasar (system insentif) dan bukan dengan mekanisme

administratif (sistem prosedur dan pemaksaan)

Ada dua cara alokasi sumberdaya, yaitu mekanisme pasar dan mekanisme

administratif. Dari keduanya, mekanisme pasar terbukti sebagai yang terbaik

dalam mengalokasi sumberdaya. Pasar tradisional menggunakan mekanisme

administratif , sedangkan pemerintah wirausaha  menggunakan mekanisme pasar.

12
Dalam mekanisme administratif , pemerintah tradisional menggunakan

perintah dan pengendalian. Dalam mekanisme pasar, pemerintah wirausaha tidak

memerintahkan dan mengawasi tetapi mengembangkan dan menggunakan system

insentif agar orang tidak melakukan kegiatan – kegiatan yang merugikan

masyarakat.

Munculnya konsep New Public Management berperngaruh langsung

terhadap konsep anggaran publik. Salah satu pengaruhnya adalah terjadinya

perubahan sistem anggaran dari model anggarann tradisional menjadi anggaran

yang lebih berorientasi pada kinerja.

Perbandingan Anggaran Tradasional dengan Berbasis Pendekatan NPM

Anggaran Tradisional New Publik Managemen

Sentralistis Desentralisasi & devolved management


Berorientasi pada input Berorientasi pada input, output, dan
outcome (value for money)
Tidak terkait dengan perencanaan Utuh dan komprehensif dengan
jangka panjang perencanaan jangka panjang
Line – item dan incrementalism Berdasarkan sasaran kinerja
Batasan departemen yang kaku (rigid Lintas departemen (cross department)
department)
Menggunakan aturan klasik : Vote Zero – Base Budgeting, Planning
Accounting Progamming Budgeting System
Prinsip anggaran bruto Sistematik dan rasional
Bersifat tahunan Bottom - up budgeting
Spesifik

D. Anggaran Kinerja dan Pedekatan Zero Bazed Budgeting

1. Anggaran Kinerja

13
Pendekatan kinerja disusun untuk mengatasi kelemahan-kelemahan  dalam

anggaran tradisional yang disebabkan oleh tidak adanya tolak ukur yang dapat

digunakan untuk mengukur kinerja dalam pencapaian tujuan dan sasaran pelayanan

publik.

Penilaian kinerja didasarkan pada pelaksanaan value for money  dan efiktivitas

anggaran. Menurut pendekatan anggaran kinerja, dominasi pemerintah akan dapat

diawasi dan dikendalikan melalui penerapan internal cost awareness, audit keuangan,

audit kinerja, serta evaluasi kinerja eksternal. Atas hal ini maka diperlukan adanya

program dan tolak ukur sebagai standar kinerja.

System anggaran kinerja pada dasarnya merupakan system yang mencakup

kegiatan penyusunan program dan tolak ukur kinerja sebagai instrument untuk mencapai

tujuan dan sasaran program. penerapan system anggaran kinerja dalam penyususnan

anggaran dimulai dengan perumusan program dan penyususnan struktur organisasi

pemerintah yang sesuai dengan program tersebut. Kegiatan tersebut mencakup pula

penentuan unit kerja yang bertanggung jawab atas pelaksanaan program, serta penentuan

indicator kinerja yang digunakan sebagai tolak ukur dalam mencapai tujuan program

yang telah ditetapkan.

2. Pendekatan Zero Based Budgeting (ZBB)

a) Zero Based Budgeting (ZBB)         

Konsep Zero Based Budgeting (ZBB) dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan

yang ada pada system anggaran tradisional yaitu penyusunan anggaran yang

bersifat line-item dan incremental.  ZBB tidak berpatokan pada anggaran tahun lalu

14
untuk menyusun anggaran tahun ini, penentuan anggaran didasarkan pada kebutuhan

saat ini.

b) Proses implementasi ZBB

Proses implementasi ZBB terdiri dari 3 (tiga) tahap, yaitu :

 Identifikasi unit-unit keputusan

 Penentuan paket-paket keputusan

 Meranking dan mengevaluasi paket keputusan

c) Keunggulan dari Zero Based Budgeting

 Jika ZBB dilaksanakan dengan baik maka dapat menghasilkan alokasi

sumber daya secara lebih efisien.

 ZBB berfokus padavalue for money

 Memudahkan untuk mengidentifikasi terjadinya inefisiensi dan

ketidakefektivan biaya.

 Meningkatkan partisipasi manajemen level bawah dalam proses penyusunan

anggaran.

 Merupakan cara yang sistematik utnuk menggeser status quo dan mendorong

organisasi untuk selalu menguji alternative aktivitas dan pola perilaku biaya

serta tingkat pengeluaran.

d) Kelemahan dari Zero Based Budgeting

 Prosesnya memakan waktu lama (time customing), terlalu teoretis dan tidak

praktis, membutuhkan biaya yang besar, serta menghasilkan kertas kerja yang

menumpuk karena pembuatan paket keputusan.

 ZBB cenderung menekankan manfaat jangka pendek.

15
 Implementasi ZBB membutuhkan teknologi yang maju.

 Masalah dalam proses merangking dan mereview paket keputusan.

 Untuk melakukan perangkingan paket keputusan dibutuhkan staf yang

memiliki keahlian yang mungkin tidak dimiliki organisasi.

 Memungkinkan munculnya kesan yang keliru bahwa semua paket keputusan

harus masuk anggaran.

 Implementasi ZBB menimbulkan masalah keperilakuan dalam organisasi.

E. Anggaran Publik dengan Pendekatan Planning, Programming, and Budgeting

System (PPBS)

1. PPBS

PPBS merupakan teknik penganggaran yang didasarkan pada teori sistem yang

berorientasi pada output dan tujuan dengan penekanan utamanya adalah alokasi sumber

daya berdasarkan analisis ekonomi. Sistem anggaran PPBS tidak mendasarkan pada

struktur organisasi tradisional yang terdiri daridivisi-divisi, namun berdasarkan program,

yaitu pengelompokan aktivitas untuk mencapai tujuan tertentu.

PPBS adalah salah satu model penganggaran yang ditujukan untuk membantu

manajemen pemerintah dalam membuat keputusan alokasi sumber daya secara lebih

baik. Hal tersebut disebabkan sumber daya yang dimiliki pemerintah terbatas jumlahnya,

sementara tuntutan masyarakat tidak terbatas jumlahnya.

2. Proses Implementasi PPBS

Langkah-langkah implementasi PPBS meliputi:

16
a. Menentukan tujuan umum organisasi dan tujuan unit organisasi dengan jelas.

b. Mengidentifikasi program-program dan kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

c. Mengevaluasi berbagai alternatif program dengan menghitung cost-benefit dari

masing-masing program.

d. Pemilihan program yang memiliki manfaat besar dengan biaya yang kecil.

e. Alokasi sumber daya ke masing-masing program yang disetujui.

PPBS mensyaratkan organisasi menyusun rencana jangka panjang. Kuncinya adalah

bahwa program-program yang disusun harus terkait dengan tujuan organisasi dan

tersebar ke seluruh bagian organisasi. Sistem pelaporan anggaran PPBS harus mampu

melaporkan hasil (manfaat) program bukan sekedar jumlah pengeluaran yang telah

dilakukan.

3. Karakteristik PPBS

a. Berfokus pada tujuan dan aktivitas (program) untuk mencapai tujuan.

b. Secara eksplisit menjelaskan implikasi terhadap tahun anggaran yang akan datang

karena PPB S berorientasi pada masa datang.

c. Mempertimbangkan semua biaya yang terjadi.

d. Dilakukan analisis secara sistematik atas berbagai alternatif program, yang meliputi:

1) Identifikasi tujuan

2) Identifikasi secara sistematik alternatif program untuk mencapai tujuan

3) Estimasi biaya total dari masing-masing alternatif program

17
4) Estimasi manfaat (hasil) yang ingin diperoleh dari masing-masing alternatif

program.

4. Kelebihan PPBS

a. Memudahkan dalam pendelegasian tanggung jawab dari manajemen puncak ke

manajemen menengah.

b. Dalam jangka waktu panjang dapatmengurangi beban kerja.

c. Memperbaiki kualitas pelayanan melalui pendekatan sadar biaya (cost-

consciousness/cost awareness) dalam perencanaan program.

d. Lintas departemen sehingga dapat meningkatkan komunikasi, koordinasi, dan kerja

sama antar departemen.

e. Menghilangkan program yang overlopping atau bertentangan dengan pencapaian

tujuan organisasi.

f. PPBS menggunakan teori marginal utility,sehingga mendorong alokasi sumber daya

secara optimal.

5. Kelemahan PPBS

a. PPBS membutuhkan sistem yang canggih, ketersediaan data, adanya sistem

pengukuran, dan staf yang memiliki kapabilitas tinggi.

b. Implementasi PPBS membutuhkan biaya yang besar karena PPBS membutuhkan

teknologi yang canggih.

c. PPBS bagus secara teori, namun sulit untuk diimplementasikan.

d. PPBS mengabaikan realitas politik dan realitas organisasi sebagai kumpulan manusia

yang kompleks.

18
e. PPBS merupakan teknik anggaran yang statistically oriented. Penggunaan statistik

terkadang kurang tajam untuk mengukur keseluruhan efektivitas program.

f. Pengaplikasian PPBS menghadapi masalah teknis. Hal ini terkait dengan sifat

program dalam alokasi biaya. Sementara itu sistem akuntansi dibuat berdasarkan

departemen bukan program.

6. Masalah utama penggunaan ZBB dan PPBS

a. Bounded rationality, keterbatasan dalam menganalisis semua alternatif untuk

melakukan aktivitas.

b. Kurangnya data untuk membandingkan semua alternatif, terutama untuk mengukur

output.

c. Masalah ketidakpastian sumber daya, pola kebutuhan di masa depan, perubahan

politik, dan ekonomi.

d. Pelaksanaan teknik tersebut menimbulkan beban pekerjaan yang sangat berat.

e. Kesulitan dalam menentukan tujuan dan perangkingan program terutama ketika

terdapat pertentangan kepentingan ( conflict of interest).

f. Seringkali tidak memungkinkan untuk melakukan perubahan program secara cecepat

dan tepat.

g. Terdapat hambatan birokrasi dan perlawanan politik yang besar untuk berubah

(resistence to change).

h. Pelaksanaan teknik tersebut sering tidak sesuai dengan proses pengambilan

keputusan politik. Politik berusaha membuat pelaksanaan lebih “technocratic” yang

hal tersebut bisa mempengaruhi proses penganggaran.

19
i. Pada akhirnya, pemerintah beroperasi dalam dunia yang tidak rasional.

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Anggaran sebagai alat perencanaan kegiatan publik yang dinyatakan dalam satuan

moneter sekaligus dapat digunakan sebagai alat pengendalian. Agar fungsi pengendalian dan

pengawasan dapat berjalan dengan baik, maka sistem anggaran serta pencatatan atas

penerimaan dan pengeluaran harus dilakukan dengan cermat dan sistematis.

Terdapat dua pendekatan dalam penyusunan angaran sektor publik, yaitu pendekatan

tradisional dan pendekatan New Public Management. Pendekatan NPM dimaksudkan untuk

mengatasi kelemahan dari sistem tradisional. Anggaran dengan pendekatan NPM terdiri dari

beberapa jenis, yaitu anggaran kinerja, ZBB, dan PPBS. Anggaran dengan pendekatan NPM

sangat menekankan pada konsep value for money dan pengawasan atas kinerja output.

Perubahan dari sistem anggaran tradisional menuju sistem anggaran dengan pendekatan

NPM merupakan bagian penting dari reformasi anggaran. Reformasi anggaran sektor publik

dilakukan untuk menjadikan anggaran lebih berorientasi pada kepentingan publik dan

menekankan value for money. Beberapa jenis anggatan dengan pendekatan NPM, seperti

ZBB, PPBS, dan Anggaran Kinerja perlu dikaji lebih mendalam sebelum diaplikasikan,

karena pada masing-masing jenis anggaran tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan.

Penerapan sistem anggaran juga perlu mempertimbangkan aspek sosial, kultural, dan

kesiapan teknologi yang dimiliki oleh pemerintah.

B. Saran

Saran yang dapat kami kemukakan setelah menyusun makalah Jenis-Jenis Anggaran

Sektor Publik adalah Dalam penyusunannya, anggaran harus transparansi baik dalam bentuk

21
penerimaan maupun pengeluaran dan anggaran dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya

demi mencapai mencapai tujuan organisasi yaitu mensejahterakan masyarakat.

22
DAFTAR PUSAKA

https://docplayer.info/69558616-Makalah-akuntansi-sektor-publik-jenis-jenis-anggaran-sektor-

publik.html

http://bangcerdas.blogspot.com/2015/10/makalah-jenisjenis-anggaran-sektor.html

https://blog.ub.ac.id/wawanzious/ilmu-administrasi-publik-3/mkp-manajemen-keuangan-publik/

jenis-jenis-anggaran-sektor-publik/

23

Anda mungkin juga menyukai