Anda di halaman 1dari 14

SIMULASI PENYUSUNAN

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)


KOTA PEKANBARU
TAHUN 2021

Disusun Oleh :

Ikmal Dzikri Syahra (20180430155)


KELAS A
Dosen : Ahmad Ma’ruf

ILMU EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terjadinya peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat (social welfare),


kehidupan demokrasi yang semakin maju, keadilan pemerataan, serta adanya hubungan yang
serasi antara Pusat dan Daerah serta antar Daerah merupakan indikasi keberhasilan Otonomi
daerah dan desentralisasi. Keadaan tersebut dapat tercapai, salah satunya apabila manajemen
keuangan (anggaran) dilaksanakan dengan baik.

Usaha penyempurnaannya melakukan konsepsi anggaran yang berorientasi pada


program yang dapat dilihat pada kegiatan-kegiatan pelaksanaan. Berorientasi pada program
berarti bahwa penggunaan sejumlah dana tertentu telah mempunyai maksud dan tujuan yang
diperlukan disusun dalam suatu anggaran yang ditentukan besar kecilnya target yang hendak
dicapai oleh suatu program yang menjadi pusat perhatian ialah kegunaan mengukur efisiensi
terhadap kegiatan dan penilaian terhadap hasil akhir.

Reformasi anggaran tidak hanya pada aspek perubahan struktur APBD, namun juga
diikuti dengan perubahan proses penyusunan anggaran. Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah dalam era otonomi Daerah disusun dengan pendekatan kinerja. Anggaran dengan
pendekatan kinerja adalah sustu sistem anggaran yang mengutamakan kepada upaya pencapaian
hasil kinerja atau output dari perencanaan alokasi biaya atau input yang ditetapkan (KARTIWA,
2012)

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dituliskan pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana langkah penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui langkah penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD)

1
DAFTAR ISI

BAB I ............................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 1
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................................................ 1
DAFTAR ISI................................................................................................................................................ 2
BAB II .......................................................................................................................................................... 3
LANDASAN TEORI .................................................................................................................................. 3
A. Pengertian APBD ............................................................................................................................ 3
B. Fungsi APBD ................................................................................................................................... 4
C. Prinsip Penyusunan APBD ............................................................................................................ 5
D. Kebijakan Penyusunan APBD ....................................................................................................... 6
BAB III......................................................................................................................................................... 8
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 8
A. Penyusunan APBD .......................................................................................................................... 8
BAB IV ....................................................................................................................................................... 12
PENUTUP .................................................................................................................................................. 12
A. Kesimpulan .................................................................................................................................... 12
B. Saran .............................................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 13

2
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian APBD

Pengertian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, dijelaskan pada Peraturan Menteri
Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pembentukan Produk Hukum
Daerah, yang tertuang pada Pasal 1 Angka 14 yakni: “Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
yang selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang
dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan
peraturan daerah / Perda.” Tahun anggaran APBD meliputi masa satu tahun, mulai dari tanggal 1
Januari sampai dengan tanggal 31 Desember.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah terdiri atas: a) Anggaran pendapatan, terdiri atas:
1) Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang meliputi pajak daerah, retribusi daerah, hasil
pengelolaan kekayaan daerah, dan penerimaan lain-lain.
2) Bagian dana perimbangan, yang meliputi Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum (DAU)
dan Dana Alokasi Khusus.
3) Lain-lain pendapatan yang sah seperti dana hibah atau dana darurat.

Pembiayaan, yaitu setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran
yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun
anggaran berikutnya. APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam satu tahun
anggaran. APBD merupakan rencana pelaksanaan semua Pendapatan Daerah dan semua Belanja
Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi dalam tahun anggaran tertentu. Pemungutan
semua penerimaan Daerah bertujuan untuk memenuhi target yang ditetapkan dalam APBD.
Demikian pula semua pengeluaran daerah dan ikatan yang membebani daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi dilakukan sesuai jumlah dan sasaran yang ditetapkan dalam APBD.
Karena APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah, maka APBD menjadi dasar pula
bagi kegiatan pengendalian, pemeriksaan dan pengawasan keuangan daerah. Menurut Garrison,
Norren and Brewer, keduanya medeskripsikan anggaran sebagai “rencana terperinci tentang
perolehan dan penggunaan sumber daya keuangan dan sumber daya lainnya selama suatu periode
waktu tertentu”.

3
B. Fungsi APBD

Menurut Mardiasmo (2004: 122) APBD mempunyai beberapa fungsi utama, yaitu:
1) Sebagai Alat Perencanaan
APBD dibuat oleh Pemda untuk merencanakan tindakan apa yang akan dilakukan,
biaya yang dibutuhkan , serta hasil yang diperoleh dari belanja yang dilakukan pemerintah.
Hal ini berarti dalam APBD, setidak-tidaknya tergambar tiga komponen utama yaitu:
- Tindakan atau kegiatan yang akan dilakukan
- Biaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut
- Hasil yang akan diperoleh dari suatu kegiatan tersebut.
2) Sebagai Alat Pengendalian
APBD dapat memberikan detail atas pendapatan yang diperoleh Pemda serta
pengeluaran (belanja) yang dilakukan Pemda. Dengan demikian, maka APBD dapat
dipertanggung jawabkan kepada publik. Dengan demikian setiap kegiatan atau program
dalam APBD, hanya jelas sumber pembiayaannya, misal berapa dana bersumber dari PAD,
dan berapa besar dari DAU, atau mana kegiatan yang dilakukan dengan biaya dari PAD
murni dan mana dari DAU murni.
3) Sebagai Alat Kebijakan Fiskal
Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal digunakan untuk menstabilkan dan
mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan mempergunakan APBD. Pemda dapat
melakukan prediksi-prediksi serta estimasi ekonomi. Kegiatan-kegiatan atau program
dalam APBD harus juga dipertimbangkan sebagai suatu estimasi atau prediksi
perkembangan ekonomi daerah yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
4) Sebagai Alat Politik
PBD adalah political tool yang berfungsi sebagai bentuk komitmen eksekutif dan
kesepakatan legislatif atas penggunaan dana publik untuk kepentingan tertentu.
5) Sebagai Alat Koordinasi Dan Komunikasi
APBD merupakan alat koordinasi antar bagian dalam sistem kerja pemerintah. APBD
yang disusun dengan baik akan mampu mendeteksi terjadinya inskonsistensi suatu unit
kerja dalam pencapaian tujuan organisasi. Di samping itu anggaran publik juga berfungsi
sebagai alat komunikasi antar unit kerja dalam lingkaran eksekutif. Dalam hal ini APBD

4
berfungsi sebagai alat publik dalam bentuk penerapan dan aktualisasi komitmen eksekutif
dan legislatif sebagaimana diikrarkan dalam bentuk visi dan misinya pada saat kampanye.
6) Sebagai Alat Penilaian Kinerja
APBD merupakan komitmen dari budget holder (eksekutif) kepada pemberi
wewenang (legislatif). Kinerja eksekutif akan dinilai berdasarkan pencapaian target
anggaran dan efisiensi pelaksannaan anggaran.
7) Sebagai alat motivasi
APBD dapat digunakan sebagai alat memotivasi manajer dan stafnya agar bekerja
secara ekonomis, efektif, dan efisien, dalam mencapai target dan tujuan organisasi yang
lebih ditetapkan.

C. Prinsip Penyusunan APBD

Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2021 didasarkan prinsip sebagai berikut


(Permendagri, 2020):
1) Sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah dan kemampuan pendapatan daerah
2) Tidak bertentangan dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang
lebih tinggi
3) Berpedoman pada RKPD, KUA dan PPAS
4) Tepat waktu, sesuai dengan tahapan dan jadwal yang telah ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan
5) Dilakukan secara tertib, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab
dengan memperhatikan rasa keadilan, kepatutan, manfaat untuk masyarakat dan taat pada
ketentuan peraturan perundang-undangan
6) APBD merupakan dasar bagi Pemerintah Daerah untuk melakukan penerimaan dan
pengeluaran daerah

Lebih lanjut dijelaskan bahwa Peraturan yang digunakan sebagai dasar dari Pembahasan
Regulasi Penyusunan APBD TA 2021 antara lain:
a) Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2020 tentang Standar Harga Satuan Regional

5
b) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 70 Tahun 2019 tentang Sistem Informasi
Pemerintah Daerah
c) Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi,
Kodefikasi dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah
d) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2020 tentang Pedoman
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Tahun Anggaran 2021
e) Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 050- 3708 Tahun 2020 tentang Hasil
Verifikasi dan Validasi Pemuktakhiran Klasifikasi, Kodefikasi dan Nomunklatur
Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah

D. Kebijakan Penyusunan APBD

Semua penerimaan daerah dan pengeluaran daerah dalam bentuk uang dianggarkan dalam
APBD, yang diuraikan sebagai berikut:
1. Penerimaan daerah Penerimaan daerah merupakan rencana penerimaan daerah yang terukur
secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber penerimaan daerah dan berdasarkan
pada ketentuan peraturan perundang-undangan, yang terdiri atas:
a. Pendapatan daerah; dan
b. Penerimaan pembiayaan daerah.
2. Pengeluaran daerah Pengeluaran daerah merupakan rencana pengeluaran daerah sesuai dengan
kepastian tersedianya dana atas penerimaan daerah dalam jumlah yang cukup dan harus
memiliki dasar hukum yang melandasinya, yang terdiri atas:
a. Belanja daerah; dan
b. Pengeluaran pembiayaan daerah.
Seluruh penerimaan daerah dan pengeluaran daerah dimaksud dianggarkan secara bruto
dalam APBD, yaitu jumlah pendapatan daerah yang dianggarkan tidak boleh dikurangi dengan
belanja yang digunakan dalam rangka menghasilkan pendapatan tersebut dan/atau dikurangi
dengan bagian pemerintah pusat/daerah lain dalam rangka bagi hasil.
Selanjutnya, APBD sebagai dasar Pengelolaan Keuangan Daerah dalam masa 1 (satu)
tahun anggaran sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai keuangan
negara, merupakan satu kesatuan yang terdiri atas:

6
1. Pendapatan daerah;
2. Belanja daerah; dan
3. Pembiayaan daerah.

Dokumen penganggaran dalam penyusunan APBD Tahun Anggaran 2021 dituangkan


dalam format yang terdiri atas:
a. kebijakan umum APBD dan prioritas dan plafon anggaran sementara;
b. rencana kerja anggaran satuan kerja perangkat daerah;
c. rancangan peraturan daerah tentang APBD;
d. rancangan peraturan Kepala Daerah tentang penjabaran APBD;
e. perubahan kebijakan umum APBD dan perubahan prioritas dan plafon anggaran
sementara;
f. rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD;
g. rancangan peraturan Kepala Daerah tentang penjabaran perubahan APBD; dan

7
BAB III

PEMBAHASAN

A. Penyusunan APBD

Proses penyusunan APBD di Kota Pekanbaru untuk tahun 2021 didasarkan pada
Permendagri Nomor 64 tahun 2021 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan
Belanja Daerah Tahun Anggaran 2021. Dalam menyusun APBD Tahun Anggaran 2021,
Pemerintah Daerah dan DPRD harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Dalam proses penyusunan APBD, Kepala Daerah dibantu oleh Tim Anggaran Pemerintah
Daerah (TAPD) yang dipimpin oleh sekretaris daerah dan terdiri atas pejabat perencana
daerah, pejabat pengelola keuangan daerah, dan pejabat lain sesuai dengan kebutuhan.
TAPD mempunyai tugas:
a. Membahas kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah
b. Menyusun dan membahas rancangan KUA dan rancangan perubahan KUA
c. Menyusun dan membahas rancangan PPAS dan rancangan perubahan PPAS
d. Melakukan verifikasi RKA SKPD
e. Membahas rancangan APBD, rancangan perubahan APBD, dan rancangan
pertanggungjawaban APBD
f. Membahas hasil evaluasi APBD, perubahan APBD, dan Pertanggungjawaban
APBD
g. Melakukan verifikasi rancangan DPA SKPD dan rancangan perubahan DPA SKPD
h. Menyiapkan surat edaran Kepala Daerah tentang pedoman penyusunan RKA; dan
i. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2) Pemerintah Daerah dapat melakukan penyesuaian program, kegiatan dan sub kegiatan
dalam rancangan KUA dan PPAS berdasarkan pemutakhiran klasifikasi, kodefikasi dan
nomenklatur perencanaan pembangunan dan keuangan daerah yang belum tercantum
dalam RKPD berdasarkan pada hasil pemetaan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

8
3) Penyusunan rancangan KUA dan PPAS serta rancangan APBD menggunakan klasifikasi,
kodefikasi, dan nomenklatur perencanaan pembangunan dan keuangan daerah sesuai
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi,
Kodefikasi, dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah.
Penyusunan rancangan KUA dan PPAS serta rancangan APBD dimaksud dilaksanakan
secara elektronik melalui Sistem Informasi Pemerintahan Daerah sesuai dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 70 Tahun 2019 tentang Sistem Informasi Pemerintahan
Daerah

4) Kepala Daerah dan DPRD wajib menyetujui bersama rancangan Peraturan Daerah tentang
APBD Tahun Anggaran 2021 paling lambat 1 (satu) bulan sebelum dimulainya Tahun
Anggaran 2021. Untuk itu, Kepala Daerah dan DPRD harus memenuhi tahapan dan jadwal
proses penyusunan APBD Tahun Anggaran 2021, mulai dari penyusunan dan
penyampaian rancangan KUA dan rancangan PPAS kepada DPRD untuk dibahas dan
disepakati bersama untuk menjadi dasar bagi Pemerintah Daerah dalam menyusun,
menyampaikan dan membahas rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun
Anggaran 2021. Sehubungan dengan hal tersebut, Kepala Daerah dan DPRD harus
melaksanakan penyusunan APBD Tahun Anggaran 2021 sesuai dengan tahapan dan
jadwal proses penyusunan APBD sebagaimana tercantum pada tabel sebagai berikut:

Tabel Tahapan dan Jadwal Proses Penyusunan APBD

No Uraian Waktu Lama


1 Penyampaian Rancangan KUA dan paling lambat minggu
Rancangan PPAS oleh Ketua TAPD I bulan Juli 1 minggu
kepada Kepala Daerah
2 Penyampaian Rancangan KUA dan paling lambat minggu
Rancangan PPAS oleh Kepala Daerah II bulan Juli
kepada DPRD
5 minggu
3 Kesepakatan antara Kepala Daerah dan paling lambat minggu
DPRD atas Rancangan KUA dan II bulan Agustus
Rancangan PPAS

9
4 Penerbitan Surat Edaran Kepala paling lambat minggu
Daerah perihal Pedoman Penyusunan III bulan Agustus
RKA SKPD dan RKA-PPKD
5 Penyusunan dan pembahasan 4 minggu
RKASKPD dan RKA-PPKD serta
penyusunan Rancangan Peraturan
Daerah tentang APBD
6 Penyampaian Rancangan Peraturan Paling lambat Minggu
Daerah tentang APBD oleh Kepala II bulan September
Daerah kepada DPRD bagi daerah yang
menerapkan 5 (lima)
hari kerja per minggu
60 (enam puluh) hari
atau paling lambat
kerja
Minggu IV bulan
September bagi
daerah yang
menerapkan 6 (enam)
hari kerja per minggu
7 Persetujuan bersama DPRD dan Paling lambat 1 bulan
Kepala Daerah sebelum dimulainya
tahun anggaran
berkenaan
8 Menyampaikan Rancangan Peraturan 3 hari kerja setelah
Daerah tentang APBD dan Rancangan persetujuan bersama
Peraturan Kepala Daerah tentang
Penjabaran APBD kepada Menteri
Dalam Negeri/Gubernur untuk
dievaluasi
9 Hasil evaluasi Rancangan Peraturan Paling lama 15 hari
Daerah tentang APBD dan Rancangan kerja setelah
Rancangan Peraturan

10
Peraturan Kepala Daerah tentang Daerah tentang
Penjabaran APBD APBD dan
Rancangan Peraturan
Kepala Daerah
tentang Penjabaran
APBD diterima oleh
Menteri Dalam
Negeri/Gubernur
10 Penyempurnaan Rancangan Peraturan Paling lambat 7 hari
Daerah tentang APBD sesuai dengan kerja (sejak diterima
hasil evaluasi yang ditetapkan dengan keputusan hasil
keputusan pimpinan DPRD tentang evaluasi)
penyempurnaan Rancangan Peraturan
Daerah tentang APBD
11 Penyampaian keputusan pimpinan 3 hari kerja setelah
DPRD tentang penyempurnaan keputusan pimpinan
Rancangan Peraturan Daerah tentang DPRD ditetapkan
APBD kepada menteri dalam
negeri/Gubernur
12 Penetapan Peraturan Daerah tentang paling lambat akhir
APBD dan Peraturan Kepala Daerah Desember (31
tentang Penjabaran APBD sesuai Desember)
dengan hasil evaluasi
13 Penyampaian Peraturan Daerah Paling lambat 7 hari
tentang APBD dan Peraturan Kepala kerja setelah
Daerah tentang Penjabaran APBD Peraturan Daerah dan
kepada Menteri Dalam Peraturan Kepala
Negeri/Gubernur Daerah ditetapkan

11
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Proses penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di Kota Pekanbaru
untuk tahun 2021 didasarkan pada Permendagri Nomor 64 tahun 2021 tentang Pedoman
Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2021. Tahapan-tahapan
dalam penyusanan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2021 yaitu:
Penyampaian Rancangan KUA dan Rancangan PPAS, Kesepakatan antara Kepala Daerah dan
DPRD atas Rancangan KUA dan Rancangan PPAS, Penerbitan Surat Edaran Kepala Daerah
perihal Pedoman Penyusunan RKA SKPD dan RKA-PPKD, Penyusunan dan pembahasan
RKASKPD dan RKA-PPKD, Penyampaian Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD oleh
Kepala Daerah kepada DPRD, Persetujuan bersama DPRD dan Kepala Daerah, Menyampaikan
Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dan Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang
Penjabaran APBD kepada Menteri Dalam Negeri/Gubernur untuk dievaluasi, Hasil evaluasi
Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dan Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang
Penjabaran APBD, Penyempurnaan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD sesuai dengan
hasil evaluasi, Penyampaian keputusan pimpinan DPRD tentang penyempurnaan Rancangan
Peraturan Daerah, Penetapan Peraturan Daerah tentang APBD, Penyampaian Peraturan Daerah
tentang APBD dan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD kepada Menteri Dalam
Negeri/Gubernur.

B. Saran

Pemerintah Daerah akan melewati banyak tahapan dalam proses penyusunan APBD,
harapannya bahwa proses tersebut dapat berjalan dengan efektif dan tetap berpedoman pada
peremendagri, tidak melebih-lebihkan anggaran atau melakukan tindak pidana. Dalam makalah
ini, penulis meminta maaf sebesar-besarnya jika dalam penulisan masih banyak terdapat
kekurangan dan kesalahan. Atas perhatiannya penulis mengucapkan terimakasih.

12
DAFTAR PUSTAKA

KARTIWA, H. A. (2012). Penyusunan Anggaran Pendapatan. Proses Penyusunan Anggaran


Pendapatan Dan Belanja Daerah (Apbd) Dan Arah Kebijakan Umum, 1–22.

Permendagri. (2020). Permendagri 64 tTahun 2020. Journal of Chemical Information and


Modeling, 53(9), 1689–1699.

13

Anda mungkin juga menyukai