1. Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan dibagi menjadi dua golongan : pelaporan keuangan kepada manajemen puncak
dan pelaporan keuangan kepada pihak luar terkait kepada prinsip akuntansi yang lazim. Manajemen
puncak perusahaan memiliki kewajiban untuk mempertanggung jawabkan dana yang diinvestasikan
oleh para investor dan kreditur kedalam perusahaan yang dikelolanya. Disamping itu, manajemen
puncak berkewajiban pula untuk mempertanggung jawabkan hasil kegiatan usahanya kepada
pemerintah untuk memungkinkan pemerintah memungut pajak penghasilan atas laba yang
diperoleh perusahaan. Dalam laporan rugi laba, manajemen menyajikan pendapatan penuh dan
biaya penuh kepada pemakai luar karena informasi akuntansi penuh ditunjuk untuk pelaporan
keuangan kepada pemakai luar, maka agar dapat diperbandingkan informasi akuntansi penuh harus
disusun dan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim.
Contoh laporan rugi-laba perusahaan yang disajikan kepada pihak luar perusahaan, yang berisi
informasi akuntansi penuh yang didasarkan pada prinsip akuntansi yang lazim sebagai berikut :
Dalam laporan rugi-laba diatas, manajemen menyajikan informasi akuntansi penuh yang berupa
informasi masa lalu yang terdiri dari pendapatan penuh biaya penuh. Pendapatan penuh yang
disajikan kepada pemakai luar harus sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim yaitu hanya berisi
pendapatan yang diperoleh perusahaan dari penjualan produk atau jasa kepada pihak luar. Jika antar
unit organisasi perusahaan terjadi penjualan produk atau jasa, pendapatan penuh tidak boleh berisi
pendapatan dari penjualan intern perushaan tersebut.
Biaya penuh yang disajikan untuk pemakai luar juga harus sesuai dengan prinsip akuntansi yang
lazim, biaya produksi yang merupakan unsur biaya penuh harus ditentukan menurut metode full
costing.
Sedangkan pelaporan keuangan yang ditujukan kepada pemakai intern atau manajemen puncak
perusahaan tidak selalu terikat pada prinsip akuntansi yang lazim. Dalam perusahaan yang memiliki
beberapa devisi yang merupakan pusat investasi, laporan rugi-laba yang disajikan kepada
manajemen puncak akan berisi pendapatan penuh dan biaya penuh. Pendapatan penuh tersebut
terdiri dari pendapatan yang diperoleh dari transaksi penjualan produk dan jasa kepada pihak luar
dan pendapatan yang diperoleh dari transaksi penjualan produk dan jasa antar devisi.
Biaya penuh terdiri dari biaya langsung devisi ditambah dengan biaya kantor pusat yang dialokasikan
kepada devisi. Biaya produksi yang merupakan unsur biaya penuh tidak harus dihitung dengan
metode full costing, namun dapat didasarkan pada metode variable costing.
Contoh laporan rugi-laba devisi bagi manajemen puncak yang penentuaan harga pokok produksinya
menggunakan metode full costing sebagai berikut :
Contoh laporan rugi-laba devisi bagi manajemen puncak yang penentuan harga pokok produksinya
menggunakan metode variable costing disajikan sebagai berikut :
Biaya tetap:
Produk, keluarga produk (product line), aktivitas atau unit organisasi. Analisis ini ditujukan untuk
mendeteksi penyebab timbulnya laba atau rugi yang dihasilkan oleh suatu obyek informasi dalam
periode akuntansi tertentu.
Dalam menghitung ROI ini diperlukan informasi pendapatan penuh dan informasi biaya penuh untuk
menghitung laba bersih dan informasi aktiva penuh pusat laba tersebut, besarnya tarif kembalian
investasi dihitung dengan rumus sebagai berikut :
ROI = x 100 %
Aktiva penuh
Residual Income dihitung dengan mengurangi laba bersih dengan beban modal (capital charge)
sebagai berikut :
Contoh :
Divisi produk konsumen merupakan salah satu divisi dari 3 divisi yang dimiliki oleh PT A. Aktiva
penuh divisi tersebut pada tanggal 31 Desember 200x adalah Rp. 4.000.000.000,00. Beban modal
atas investasi dalam aktiva tersebut sebesar 20 %. Pendapatan penuh yang diperoleh divisi tersebut
dalam tahun 200x adalah Rp. 3.600.000.000,00, sedangkan biaya penuh yang dikeluarkan untuk
memperoleh pendapatan tersebut adalah Rp. 2.400.000.000,00. Kemampuan divisi produk
konsumen diukur dengan cara menghitung tarif kembalian investasi (ROI) atau Residual Income (RI)
sebagai berikut :
Rp. 4.000.000.000,00
Tariff kembalian investasi pada periode itu adalah 30% dari total investasi sebesar 4 Milyar.
Residual Income :
Pendapatan penuh Rp. 3.600.000.000,00
Kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada periode itu adalah sebesar Rp 400.000.000 dari
total investasi sebesar Rp 4 milyar atau baru tercapai 10% nya dari total investasi .
Penggunaan ROI atau Residual Income sebagai alat analisis kemampuan menghasilkan laba divisi
dipengaruhi oleh 4 faktor sebagai berikut :
3). Jawaban Atas Pertanyaan “Berapa Biaya Yang Telah Dikeluarkan Untuk Sesuatu?”
Biayaproduksi+biayanonproduksi+labayangdiharapkan
Harga Jual = jumlahproduksi(dalamunit )
Atau
Harga Jual = Biaya produksi per unit + Mark Up
Biaya nonproduksi total + laba yang diharapkan
Mark Up = x 100%
Mark Up = x 100%
Contoh:
Untuk menetapkan harga jual produknya dalam tahun anggaran 200x, PT ABC
mengumpulkan informasi akuntansi penuh sebagai berikut:
Taksiran biaya produksi untuk kapasitas pertahun 5.000 unit, total aktiva menurut
neraca awal tahun anggaran adalah Rp 4.800.000 dan laba yang diharapkan dari
investasi dalam aktiva tersebut adalah 25%. Harga jual produk untuk anggaran 200x
dihitung sebagai berikut:
Biaya nonproduksi :
= x 100% =
4.500.000
2.250 .000
x 100 %
= 4 .500.000
= 50%
atau
Atau
= 6.750.000 : 5000
= Rp 6.750.000 : 5000
= Rp 1.350
Atau
Mark up = x100%
Mark up = x 100%
Biaya variabel total
= 67,70%
= Rp 1.350
Produk atau jasa seperti listrik, air, telepon & telegraf dan pos diatur dengan Peraturan
Pemerintah. Harga jual Produk dan jasa tersebut ditentukan berdasarkan biaya penuh
masa yang akan datang ditambah dengan laba yang diharapkan. Informasi akuntansi
penuh yang bermanfaat untuk penetapan harga jual produk atau jasa yang diatur
dengan peraturan pemerintah terdiri dari biaya penuh masa yang akan datang yang
akan dikeluarkan untuk menghasilkan produk atau jasa dan aktiva penuh yang akan
digunakan untuk menghasilkan produk barang atau jasa tersebut.
Contoh :
Presentase markup =
= x 100%
Rp 300 x 50.000.000 lt
1,1 M +0,4 M
x100 %
= 15 M
1,5 M
x100 %
= 15 M
= 10%
Harga jual air per liter dihitung sebagai berikut: