Tujuan
1
BAB I
KETERAMPILAN INTERPERSONAL
Tujuan Pembelajaran
2
1.1 Kepribadian (Personality)
3
1. Rambut bersih dan rapi.
4
penerapan tubuh oleh petugas dapat menjadi alat komunikasi saat
melayani pelanggan.
d. Nada suara: Nada suara tidak terlalu keras dan tidak nada tinggi.
Sampaikan dengan suara yang enak didengar dan jelas didengar.
5
e. Hindari bunyi negatif: Bunyi-bunyi negativeseperti mendesah,
menarik napas panjang atau bunyi “cek” akan mengesankan
kejengkelan, ketidak tulusan, ketidak sabaran dan kekecewaan.
Setiap anda berangkat ke tempat kerja, kendali anda dimulai ketika anda
memutuskan untuk bersikap (berpemikiran / berperasaan) positif dan
menjadi tantangan bagi anda selanjutnya untuk tetap menjaga sikap positif
ini dalam menjalani segala situasi atau kejadian yang berlangsung
sepanjang hari yang terkadang dapat mempengaruhi diri untuk bersikap
negatif.
Berbagai situasi seperti perilaku teman kerja, kerja lembur yang berat,
pelanggan yang terlalu banyak permintaan, menerima telepon pelanggan
yang marah, dan kejadian lainnya mungkin secara negatif akan
mempengaruhi sikap anda selanjutnya. Jika anda tidak bisa
mengendalikan diri untuk tetap bersikap positif mungkin anda akan
memberikan pelayanan kepada pelanggan yang lain dengan perasaan yang
kurang baik, akibatnya pelayanan menjadi kurang menyenangkan.
6
dihadapkan dengan hal-hal yang tidak meyenangkan dipastikan sikap anda
tidak akan menunjukkan sikap positif. Tetapi bila anda bisa
mengendalikan diri tetap positif maka anda akan bekerja melayani dengan
perasaan senang, dan anda akan tetap memberikan pelayanan yang baik
kepada pelanggan.
Sikap Positif:
7
mengingkari kejujuran adalah pelanggaran terhadap etika dan moral,
karena itu bekerja dan melayani harus dengan kejujuran.
8
1. Gunakan kata saya bukan anda. Penggunaan kata anda bisa
berkonotasi menyalahkan atau menuduh, ketika digunakan
untuk menjelaskan suatu kesalahan atau sesuatu kejadian
yang negatif.
Contoh 1:
Contoh 2:
Contoh 1:
Contoh 2:
9
Lebih baik mengatakan: Pembayaran seringkali terlambat.
Kata selalu dan tidak pernah lebih baik diganti dengan kata
Contoh:
10
Lebih baik mengatakan: Ada beberapa bagian pada formulir
yang harus dilengkapi.
Contoh:
11
seperti ini.
Contoh:
Maaf bu, ini prosesnya agak lama sekitar setengah jam, maukah
ibu menunggu..?
Maaf bu, ini prosesnya agak lama sekitar setengah jam, apakah
ibu mau menunggu atau barangkali ada keperluan lain nanti
kesini lagi?
12
menunjukkan anda bertanggung jawab (tetapi harus sebatas
kewenangan anda), bukan menyerahkan masalahnya kepada
customer.
Contoh:
Contoh: Maaf saya tidak punya wewenang untuk itu, namun ibu
Diana akan bisa membantu bapak, saya akan menghubunginya
untuk membantu bapak.
Jangan mengatakan:
13
interpersonal skill adalah kecakapan atau keterampilan yang dimiliki oleh
seseorang dalam hubungannya dengan orang lain, kecakapan atau
keterampilan untuk berkomunikasi baik verbal maupun non verbal.
Crocker, 1978 (dalam Hasan Mustafa) menemukan fakta bahwa dari 300
organisasi yang ditelitinya, sebagian besar menempatkan listening di
urutan teratas sebagai syarat manajer yang berhasil. Hal ini tentu karena
seorang manajer harus memahami apa yang menjadi aspirasi anggotanya.
Begitu juga bagi manajer pelayanan maupun petugas pelayanan, ia harus
mampu mendengarkan (memahami) apa yang menjadi keinginan
customer-nya untuk dapat memberikan pelayanan yang memuaskan.
14
Untuk mampu mendengarkan kita harus mendengarkan secara aktif, bukan
secara pasif.
Ada 7 hal yang perlu diperhatikan untuk menjadi pendengar yang efektif:
15
orang tersebut tidak mendengarkan, mungkin tidak tertarik akan
apa yang anda bicarakan.
16
relevan. Hal ini memberikan keyakinan kepada customer bahwa
anda memang benar-benar mendengarkan
17
Dalam percakapan antara dua orang atau dalam kelompok kecil,
pembicaraan harus dilakukan bergantian. Ketika kita sedang
dalam posisi sebagai pendengar, tahanlah untuk tidak banyak
bicara.
Pada umumnya umpan-balik positif lebih bisa diterima dari pada negative
karena sebagian besar manusia lebih menyukai “good news” daripada
“bad news”. Namun agar umpan balik negatif bisa diterima, maka harus
diutarakan dengan disertai penjelasan atau data lain yang mendukung.
18
Hindarkan kalimat seperti ini:
3. Segera
4. Dimengerti
19
Pihak yang diberi umpan balik harus mengerti isi dari umpan
balik yang disampaikan kepadanya, karena itu harus
disampaikan dalam bahasa yang jelas.
a. Strategi membujuk
b. Taktik Pembujukan
20
Misalnya dengan mempersiapkan data atau informasi
yang diperlukan untuk kemudian disampaikan dalam
pesan komunikasi persuasi.
c. Keterampilan membujuk
1. Bangun kredibilitas
21
- Apabila tidak bisa mengatasi sendiri segera meminta
bantuan orang yang kompeten.
22
Kita harus mempertimbangkan keuntungan apa yang bisa
diperoleh pihak yang kita bujuk jika dia bersedia
memenuhi permintaan kita.
(Interpersonal communication)
23
Tujuan komunikasi interpersonal menurut Muhammad (2005) adalah
untuk: menemukan diri sendiri, menemukan dunia luar, membentuk dan
menjaga hubungan penuh arti, merubah sikap dan tingkah laku, untuk
bermain dan kesenangan, serta untuk membantu. Mengacu pada tujuan
tersebut maka beberapa tujuan komunikasi interpersonal dalam customer
service adalah untuk: membentuk dan menjaga hubungan penuh arti,
merubah sikap dan tingkah laku, dan untuk membantu.
c. Untuk membantu
24
dengan customer tentang produk yang sebaiknya diambil dan lain
sebagainya.
a. Keterbukaan (openness)
25
ditunjukkan dengan penggunaan kata saya (kata ganti orang pertama
tunggal).
b. Empati (empathy)
26
berkomunikasi dengan orang yang tidak menikmati interaksi atau
tidak bereaksi secara menyenangkan terhadap situasi atau suasana
interaksi.
e. Kesetaraan (equality)
Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar setara persis sama dalam
segala hal. Namun komunikasi interpersonal akan lebih efektif bila
suasananya setara. Artinya harus ada pengakuan dalam diri masing-
masing bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa
masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk
disumbangkan. Apabila ada ketidaksepakatan dan konflik lebih dilihat
sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang pasti ada, dari pada
dilihat sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain.
a. Percaya (trust)
27
Bila seseorang punya perasaan bahwa dirinya tidak akan dirugikan, tidak
akan dikhianati, maka orang itu pasti akan lebih mudah membuka dirinya
dan percaya. Percaya pada orang lain akan tumbuh bila: (a) orang tersebut
memiliki kemampuan, keterampilan, pengalaman dalam bidang tertentu,
dan memiliki sifat-sifat bisa diduga, diandalkan, jujur dan konsisten. (b)
Ada hubungan kekuasaan, artinya apabila seseorang mempunyai
kekuasaan terhadap orang lain, maka orang itu akan patuh dan tunduk. (c)
Ada keterbukaan. Bila maksud dan tujuan sudah jelas, harapan sudah
dinyatakan, maka sikap percaya akan muncul.
b. Konsep diri
28
5. Mampu memperbaiki diri, karena ia sanggup mengungkapkan
aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha
mengubah.
Evaluasi:
29
BAB II
Tujuan Pembelajaran
30
2.1 Memahami Kebutuhan Manusia
31
Hirarki Kebutuhan A. Maslow
32
perasaan aman, status pekerjaan. Selanjutnya kebutuhan sosial seperti
kebutuhan untuk bergaul, berkelompok. Berikutnya adalah kebutuhan
harga diri yaitu kebutuhan untuk dihargai, dihormati, dan terakhir
kebutuhan aktualisasi diri yaitu kebutuhan untuk mengembangkan potensi
diri untuk mendapatkan kepuasan dan pengakuan.
33
8. Kebutuhan untuk merasa dihargai.
2. Dimasa bodohkan/diacuhkan.
3. Dicurigai.
5. Diteriaki.
34
6. Ditertawakan.
a. Gunakan empati
35
Ada empat kebutuhan dasar yang harus dimengerti oleh petugas
customer service, yaitu:
36
ditentukan), ketepatan waktu dalam penyelesaian pekerjaan/pelayanan.
Bila terjadi penundaan harus segera diberitahukan. Segera sambut dan
layani begitu pelanggan datang di counter/meja anda.
d. Penuh perhatian
37
bantulah mereka ini untuk merasa nyaman dan diterima karena sangat
mungkin ia merasa tidak nyaman dengan penampilannya di
lingkungan yang baru.
38
3. Buatlah kartu umpan balik untuk pelanggan agar bisa
memberikan komentar atas pelayanan yang diterimanya.
Evaluasi
3. Sebutkan dan jelaskan apa yang disukai dan tidak disukai pelanggan
dalam komunikasi pelayanan pelanggan.
39
BAB III
Tujuan Pembelajaran
40
3.1 Komunikasi Efektif
41
1. Keterampilan komunikasi (communication skill) pengirim pesan,
seperti kemampuan membuat dan menyampaikan pesan (menulis,
berbicara).
1. Perusahaan secara pasti dapat mengerti apa saja yang diinginkan oleh
pelanggan, mungkin selama ini apa yang dilakukan perusahaan hanya
berdasarkan asumsi-asumsi atau perkiraan-perkiraan saja sehingga
tidak menjawab kebutuhan riil pelanggan. Dengan menjalin
komunikais efektif dengan pelanggan perusahaan secara pasti dapat
mengerti apa yang menjadi kebutuhan mereka, dan perusahaan dapat
42
menyusun rencana tindakan untuk dapat menjawab kebutuhan para
pelanggan.
9. Mengendalikan emosi.
43
Selain faktor-faktor tersebut untuk menciptakan komunikasi efektif dapat
dilakukan dengan memenuhi 5 Hukum Komunikasi Yang Efektif ( The 5
Inevitable Laws of Effective Communication) yang dikembangkan dan
dirangkum dalam singkatan satu kata yaitu REACH. Kata reach yang
berarti merengkuh atau meraih adalah mencerminkan esensi dari
komunikasi itu sendiri, karena sesungguhnya komunikasi itu pada
dasarnya adalah upaya bagaimana kita meraih perhatian, minat,
kepedulian, simpati, tanggapan, maupun respon positif dari orang lain.
REACH yaitu:
1. Respect
44
Jika kita membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling
menghargai dan menghormati, maka kita akan dapat membangun
kerjasama yang menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan
efektifitas kinerja kita baik sebagai individu maupun secara
keseluruhan sebagai sebuah tim. Hal ini telah dibuktikan oleh Charles
Schwabb, salah satu orang pertama sejarah perusahaan Amerika yang
mendapat gaji lebih dari satu juta dolar setahun. Ia mengatakan bahwa
aset paling besar yang dia miliki adalah kemampuannya dalam
membangkitkan antusiasme pada orang lain, dan cara untuk
membangkitkan antusiasme dan mendorong orang lain melakukan
hal-hal terbaik adalah dengan memberi penghargaan yang tulus.
2. Empathy
45
keharusan. Dengan memahami perilaku konsumen, maka kita dapat
empati dengan apa yang menjadi kebutuhan, keinginan, minat,
harapan dan kesenangan dari konsumen. Hal yang sama juga harus
dilakukan oleh petugas pelayanan dalam customer service.
3. Audible
46
dengan baik oleh penerima pesan. Hukum ini mengacu pada
kemampuan kita untuk menggunakan berbagai media maupun
perlengkapan atau alat bantu audio visual yang akan membantu kita
agar pesan yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik. Dalam
komunikasi personal hal ini berati bahwa pesan disampaikan dengan
cara atau sikap yang dapat diterima oleh penerima pesan.
4. Clarity
5. Humble
47
Sikap rendah hati pada intinya antara lain: sikap yang penuh melayani
(dalam bahasa pemasaran custumer first attitude), sikap menghargai, mau
mendengar dan menerima kritik, tidak sombong dan tidak memandang
rendah orang lain, berani mengakui kesalahan, rela memaafkan, lemah
lembut, dan penuh pengendalian diri, serta mengutamakan kepentingan
yang lebih besar.
Jika komunikasi yang kita bangun didasarkan pada lima hukum pokok
komunikasi yang efektif ini,maka kita dapat menjadi seorang komunikator
yang handal dan pada gilirannya dapat membangun jaringan hubungan
dengan orang lain (custumer) yang penuh dengan penghargaan (respect),
karena inilah yang dapat membangun hubungan jangka panjang yang
saling menguntungkan dan saling menguatkan.
48
2. Siapkan apa yang ingin anda ungkapkan, termasuk kalimat pembuka.
6. Saat Mendengarkan:
49
b) Menjelaskan lebih dahulu bagian yang mungkin lebih mudah
dipahami.
Evaluasi
50
BAB IV
Tujuan Pembelajaran
51
4.1 Memberikan Pelayanan Dengan Cepat
52
4.1.2 Bagaimana Memberikan Pelayanan Dengan Cepat
Selalu berada di tempat dan siap melayani bila ada customer yang
datang memerlukan pelayanan. Hindari meninggalkan tempat dalam
keadaan kosong tanpa ada seorang pun petugas pelayanan. Jangan
biarkan customer menunggu karena di tempat pelayanan tidak ada
petugas atau karena anda masih sibuk dengan pekerjaan sebelumnya
atau aktivitas yang lain.
Customer pasti akan kecewa bila seharusnya anda buka tetapi anda
tutup, atau meja / atau loket pelayanan belum buka padahal jadwal
waktu sudah terlewati. Hal ini karena berarti customer mendapatkan
pelayanan yang tertunda.
53
Jika digunakan mesin penjawab haruslah tidak terlalu lama dan
berbelit-belit. Aturlah sedemikian rupa sehingga ringkas, cepat dan
tidak terlalu lama.
54
5. Sediakan selingan pada customer yang harus menunggu, seperti
bacaan, televisi, computer, internet, atau area pamer, sehingga
mereka tidak merasa lama menunggu.
55
3. Batasilah percakapan seminim mungkin (keep small talk to a
minimum). Percakapan seperlunya tetapi masih dalam batas
kewajaran.
56
5. Berikan tanggapan yang sesuai dengan permintaan customer,
tunjukkan pada customer bahwa kita mau mengerti atau
memaklumi dan merasakan apa masalah yang disampaikan.
Evaluasi:
57
5. Bagaimana caranya memperlihatkan fokus pada pelanggan.
58
BAB V
Tujuan Pembelajaran
59
5.1 Kualitas Pelayanan
60
Dengan demikian baik tidaknya kualitas pelayanan tergantung pada
kemampuan penyedia pelayanan dalam memenuhi harapan pelanggannya
secara konsisten.
61
Jadi dapat disimpulkan bahwa service excellence yang berarti sebuah
pelayanan yang hanya dapat dinilai excellence atau unggul dari sudut
pandang pelanggannya. Permasalahanya adalah pelanggan sering kali sulit
dipahami apa yang menjadi kebutuhan dan harapannya, namun kebutuhan
dan harapan pelaggan masih tetap dapat dilihat, didengar, dan dialami.
Hal yang terpenting disini adalah apa yang dilihat, didengar, dan dialami
oleh pelanggan. Hal yang penting untuk diingat adalah service excellence
bukan merupakan hasil akhir dari pelayanan yang diberikan kepada
pelanggannya, tapi lebih pada proses bagaimana pelayanan itu diberikan
kepada pelanggan. Brian M. mc millan (2003 dalam Riyadi dan setiawan,
2010) dalam bukunya “the customer service theory” bahwa service
excellence harus memiliki karateristik the 3 R’s: reliable, respectful,
responsive,
62
Pelanggan akan cenderung memberikan penilaian terhadap tingkatan
pelayanan (unggul, biasa atau buruk) yang dilakukan oleh perusahaan
dalam dua dimensi :
63
Tabel : Pengukuran Kepuasan Pelanggan
Unsur pokok
No Pengukuran
service excellence
1 KECEPATAN Diukur dari penilaian pelanggan seberapa
cepat proses (waktu) pelayanan petugas
penyedia pelayanan, sejak pengaduan /
permohonan / permintaan diterima petugas
sampai dengan penyerahan kembali kepada
pelanggan
2 KETEPATAN Diukur dari penilaian pelanggan kesesuaian
jenis pelayanan yang dibutuhkan pelanggan
dengan jenis pelayanan yang diberikan oleh
petugas penyedia pelayanan
3 KERAMAHAN Diukur dari penilaian pelanggan kesan
keramahan para petugas penyediaan
pelayanan yang dirasakan pelanggan sejak
membuka pintu masuk ruangan sampai keluar
dari ruangan (untuk layanan yang bersifat
online, dapat diukur dari feedback petugas
pada pelanggan saat mengakses layanan
secara online)
4 KENYAMANAN Diukur dari penilaian pelanggan akan fasilitas
fisik (ruang tunggu, teknologi informasi dll)
yang membuat pelanggan senang berada di
ruang pelayanan (untuk layanan yang bersifat
online, dapat dukur dari kemudahan,
kelengkapan, dan keamanan fitur online yang
64
disediakan oleh unit kerja
Sumber: adaptasi dari Riyadi dan Setiawan (2010)
2. Bersikap ramah
65
EXCELLENCE
Memuaskan Kebutuhan terpenuhi Lebih percaya Meningkatkan
pelanggan diri kesan profesional
(corporate image)
Meningkatkan Merasa dihargai dan Ada kepuasan Kelangsungan
loyalitas mendapatkan pribadi usaha perusahaan
pelanggan pelayanan yang baik terjamin
Meningkatkan Merasa dipercaya Menambah Kelangsungan
penjualan sebagai mitra bisnis ketenangan usaha perusahaan
produk dan bekerja terjamin
pelayanan
perusahaan
Meningkatkan Merasa menemukan Menumpuk Mendorong
pendapatan perusahaan yang semangat untuk kemungkinan
perusahaan profesional meniti karir ekspansi.
Meningkatkan
laba perusahaan
Upaya mencapai excellence bukanlah pekerjaan yang mudah, namun
apabila dapat dilakukan maka perusahaan akan mendapat manfaat yang
besar berupa kepuasan dan loyalitas pelanggan. Berikut contoh
penyusunan rumusan sasaran dan manfaat service excellence.
66
dimensi kualitas pelayanan pada keseluruhan jenis produk layanan
perusahaan, karena tanpa pemahaman yang cukup dimensi kualitas
pelayanan, maka kepuasan pelanggan tidak akan pernah diraih.
Pada mulanya Parasuraman, Berry dan Zeithaml (1998 dalam Riyadi dan
Setiawan, 2010) mengidentifikasi 10 (sepuluh) dimensi (unsure yang
membentuk) kualitas pelayanan, yaitu
67
menghadirkan pelayanan dan sikap sopan santun, respek, perhatian
dan keramahan.
68
Dalam perkembangannya dari sepuluh dimensi tersebut oleh penemunya
Zeithaml, dan Bitner (2003) dirangkum hanya 5 (Lima) dimensi pokok
yaitu:
69
1. EASE OF USE, kemudahan dalam mempergunakan dan
mengoperasikan pada e-commerce termasuk didalamnya aspek
fungsional, navigasi dan aksesbilitas informasi serta kemudahan
bertransaksi dan memesan produk.
2. WEB SITE DESIGN, tampilan dan rancangan web site
yang menarik dilihat dan menjelajahi isi web site.
3. COSTOMIZATION, e-commerce harus sesuai dengan
kebutuhan individu atau konsumen.
4. RESPONSIVENESS, kecepatan dalam merespon
permintaan dan kebutuhan konsumen menjadi elemen pengukuran
service quality berikutnya.
5. ASSURANCE, jaminan bahwa transaksi dan pemesanan
aman dan bersifat pribadi.
70
bebas dari bahaya, resiko atau keraguan-keraguan dalam penanganan
sakit pasien.
5. Empati (EMPATHY) meliputi kemudahan dalam melakukan
hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan memahami
kebutuhan para pasien.
6. Layanan inti (Core Medical Service) mencangkup adanya
perkembangan positif baik fisik maupun mental, tersedianya dan
frekuensi kunjungan para ahli medis.
7. Profesionalisme(PROFESSIONALISM/COMPETENCE)
mencakup sertifikasi pelayanan yang dimiliki, adanya ahli medis
yang pengalaman dan diakui kemampuannya.
Ada 6 (enam) tahapan yang harus dilakukan oleh para petugas sebelum
melakukan pengukuran Customer Requirements bagi Zeithaml dan Bitner
(2003);
71
a) Menyusun daftar pelanggan atau unit kerja lain yang
membutuhkan bantuan dari unit kerja bersangkutan.
b) Penyusunan top prioritas pelayanan berdasarkan nama orang,
unit kerja bahkan departemen.
a) Kesan apa yang paling diharapkan oleh pelanggan dari unit kerja.
Kemudian rumuskan bagaimana kesan itu dapat diwujudkan
dalam unit kerja bersangkutan.
b) Setelah itu menyusun dan mengelompokkan pelanggan
berdasarkan kebutuhan, kemudian rancanglah kartu kendali
pelayanan.
72
4. Melakukan validasi terhadap pelanggan, yaitu:
Contoh:
Isilah Form Customer Requirements Kualitas Pelayanan pada Unit kerja
Transportasi.
73
Tabel: Customer Requirements
Unit Kerja: Layanan Driver (Pengemudi) Bus antar Jemput Karyawan
DIMENSI
DAFTAR CUSTOMER
NO KUALITAS
PERTANYAAN REQUIREMENTS
PELAYANAN
1 RELIABILITY Apa yang paling Jam kedatangan dan
diinginkan keberangkatan bus
pelanggan dari tepat waktu
petugas dalam
melayani?
2 RESPONSIVENESS Apa yang Sikap yang sungguh-
diharapkan sungguh dalam
pelanggan dari melayani kebutuhan.
sikap yang
ditunjukkan oleh
petugas dalam
memberikan
pelayanan yang
berkualitas?
3 COMPETENCE Sebutkan jenis Pengetahuan petugas
kompetensi yang akan sistem kerja
harus dimiliki transportasi, rute
petugas untuk perjalanan, arah
memberikan perjalanan, dll
pelayanan yang
berkualitas.
4 ACCESS Apa yang Rute bus yang mudah
diharapkan diakses dan waktu
pelanggan akan tunggu bus lebih
74
akses pelayanan singkat.
bus antar jemput
karyawan
5 COURTESY Apa yang Sikap yang menghargai
diharapkan pelanggan, sopan
pelanggan dalam perkataan dan
kaitannya dengan perilaku
kesopanan,
pertimbangan, dan
keakraban
6 COMMUNICATION Apa yang Menyediakan fasilitas
dibutuhkan form permintaan
pelanggan dari konsumen akan rute,
berbagai bentuk jadwal dan informasi
komunikasi? lainnya.
Bagaimana
petugas mampu
menangkap
kebutuhan dari
sekelompok
pelanggan.
7 CREDIBILITY Bagaiman petugas Petugas menunjukkan
dan perusahaan ID atau surat ijin
membangun citra pengemudi.
jujur atau baik
dimata
pelanggan?
8 SECURITY Sebutkan bentuk Petugas mampu
jaminan mengelola situasi
75
keselamatan dan darurat yang terjadi.
keamanan yang
diharapkan
pelanggan Petugas mampu
mengelola konflik
Apa saja elemen internal
yang diharapkan pengguna/pelanggan
pelanggan yang layanan bus
harus dipenuhi
petugas dalam
sistem
keselamatan dan
keamanan?
9 UNDERSTANDING/ Apa upaya yang Mampu memberikan
KNOWING THE sudah dilakukan pelayanan tanpa cacat
CUSTOMER oleh perusahaan kepada pelanggan.
atau petugas untuk
mencari tahu
kebutuhan
pelanggan? Mampu mengelola
emosi pelanggan.
Bagaimana
tindakan petugas
terhadap
pelanggan yang
memaksakan
tuntutan khusus?
10 TANGIBLE Apa yang Bus selalu bersih
76
diharapkan
pelanggan dari
kondisi dan
lingkungan fisik
pelayanan bus?
77
dibandingkan para pesaing, sehingga perusahaan dapat memfokuskan
upaya peningkatan kualitasnya pada determinan – determinan
tersebut. Namun perusahaan perluh memantau setiap determinan
sepanjang waktu, karena sangat mungkin prioritas pasar mengalami
perubahan.
78
diberikan (preservice expectation) dan seperti apa pelayanan yang
telah diterima (post service evaluation). Bukti-bukti kualitas
pelayanan bisa berupa fasilitas fisik pelayanan (pelayanan gedung,
kendaraan, dan sebagainya), penampilan pemberi pelayanan
perlengkapan dan peralatan yang digunakan untuk memberikan
pelayanan, laporan keuangan, dan logo perusahaan. Selain itu
berbagai faktor seperti musik, warna, aroma, temperatur, lokasi
gedung, tata letak pelayanan, dan atmosfir (situasi dan kondisi
transaksi) dapat pula menciptakan persepsi tertentu terhadap
perusahaan pelayanan, misalnya keramahan, ketenangan, kecermatan,
wibawa, rasionalitas, stabilitas, maupun fleksibilitas.
79
c) Perusahaan mendidik pelanggannya mengenai cara menggunakan
pelayanan.
d) Perusahaan dapat pula meningkatkan persepsi terhadap kualitas
dengan cara menjelaskan kepada pelanggan alasan-alasan yang
mendasari suatu kebijaksanaan yang bisa mengecewakan mereka.
80
f) Program, meliputi pengelolaan keluhan, alat-alat
penjualan/promosi, alat-alat manajemen
81
Sistem infoemasi kualitas pelayanan merupakan suatu sitem
menggunakan suatu sistem yang menggunakan berbagai beberapa
pendekatan riset secara sistematis untuk mengumpulkan dan
menyebarluaskan informasi kualitas pelayanan guna mendukung
pengambilan keputusan.informasi yang dibutuhkan mencakup
berbagai aspek,yaitu data saat ini dan masa lalu, kuantitatif dan
kualitatif internal dan eksternal, serta informasi mengenai
perusahaan dan pelanggan. Pengembangan suatu sitem informasi
kualitas pelayanan tidak hanya terbatas pada perusahaan
besar.mendengarkan suara pelanggan merupakan hal yang mutlak
dan harus dilakukan perusahaan apapun tanpa kecuali perusahaan
kecil.untuk memahami suara pelanggan tersebut diperkukan riset
mengenai harapan dan persepsi,baik pelanggan maupun non
pelanggan.
Evaluasi:
82
6. Buatlah susunan Customer Requirements Kualitas Pelayanan pada
Unit kerja pelayanan toko.
BAB VI
83
Bab ini mengajarkan tentang bagaimana meninjau menilai kepuasan
pelanggan
Tujuan Pembelajaran
84
6.1 Kepuasan Pelanggan
85
Sedangkan pakar pemasaran Kotler dan Keller (2007) menandaskan
bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah
membandingkan kinerja (atau hasil) yang dia rasakan dibandingkan
dengan harapannya.
86
Namun bagaimana pelanggan dapat membentuk harapannya. Harapan
pelanggan dapat terbentuk melalui :
87
6.2 Nilai Pelanggan (Costumer Value)
Sekarang pelanggan lebih terdidik dan terinformasi dari pada dahulu, dan
mereka memiliki kemampuan untuk menguji argument perusahaan akan
kualitas pelayanan dengan melakukan perbandingan alternatif lain yang
akan dinilai lebih unggul. Bagaimana pelanggan menentukan pilihan
mereka? Mereka dalam keterbatasan biaya pencarian, keterbatasan
pengetahuan, mobilitas, dan pendapatan cenderung memaksimalkan nilai.
Pelanggan mengestimasikan tawaran-tawaran mana yang menyerahkan
nilai yang paling dirasakan dan bertindak berdasarkan estimasi harapan.
88
kunci dalam memantau apakah tujuan jangka panjang, menengah, dan
pendek organisasi sesuai dengan aspirasi yang diinginkan.
89
pelanggan lebih memilih menggunakan Garuda dibanding yang lain,
tidak semata-mata karena trasnportasi udara yang disediakan
perusahaan, namun juga karena pelayanannya lebih baik dibanding
pelayanan pihak lain.
90
karena metode ini cenderung bersifat pasif, maka sulit mendapatkan
gambaran lengkap mengenai kepuasan maupun ketidakpuasan
pelanggan. Tidak semua pelanggan yang tidak puas lantas akan
menyampaikan keluhannya. Bisa saja mereka akan beralih ke
pemasok dan tidak akan membeli lagi pelayanan perusahaan.
b) Derived dissatisfaction
91
c) Problem analysis
d) Importance-performance analysis
3. Ghost shopping
92
langsung bagaimana karyawannya berinteraksi dan memperlakukan
para pelanggan.
93
mengungkapkan masalah yang mereka hadapi karena
mengkonsumsi pelayanan daripada mengungkapkan manfaat yang
mereka terima. Teknik mendeteksi masalah dapat dikembangkan
melalui beberapa cara yaitu: survey, in depth problem detection,
computer content analysis dan answer services
94
4. Using information power strategically – menggunakan kekuatan
informasi
95
6.5 Monitoring Pelayanan Yang Efektif
96
d) Perlukan proses tersebut distandarisasi? Atau apakah perlu
adanya customization ?
97
Evaluasi:
98
BAB VII
MEMINTA UMPAN BALIK PELANGGAN
Tujuan Pembelajaran:
99
pelanggan saat melayani benar-benar sesuai dengan apa yang diharapkan
oleh pelanggan.
Berikut ini beberapa karakter pelanggan yang mungkin saat ini secara riil
dihadapi, sedangkan penyedia pelayanan (perusahaan/petugas) belum
berpengalaman untuk menghadapi setiap karakter.
100
ketidaksetujuanya dengan sikap”agresif” meskipun hanya
terbatas pada agresivitas dalam bahasa lisannya
101
7.1.2 Penguasa
Pelanggan dengan karakter penguasa biasanya akan mempergunakan
seluruh kekuatan untuk mempengaruhi orang lain.Artinya pelanggan
dengan tipe penguasa ini pada dasarnya sulit untuk penyedia
pelayanan pengaruhi
102
pelayanan akan lebih banyak mendapatkan informasi yang sangat
berguna untuk strategi penyedia pelayanan selanjutnya ketika
menghadapinya
2. Jangan membantah atau menolak apa yang diperintahkan,
sebaiknya penyedia pelayanan lebih banyak menyetujui apa yang
ia sampaikan
3. Bersikaplah tetap tenang karena dengan ketenangan ia akan
menilai penyedia pelayanan sebagai pribadi yang telah matang
dan dewasa
4. Apabila penyedia pelayanan terlibat konflik atau perselisihan
dengan pelanggan tipe ini, maka cobalah dibahas dengan cara-
cara sistematis, logis, dan masuk akal. Posisikan penyedia
pelayanan sebagai pendengar yang baik
5. Ciptakanlah kedekatan secara emosional dengan jalan
mengembangkan hubungan dan pendekatan secara personal.
103
1. Dalam melihat sesuatu hal ia cenderung memprioritaskan aspek
kualitas, ketepatan, dan kesempurnaan, sehingga ia sangat ketat
dalam mengawasi setiap proses yang dilakukan ketika pelayanan
diberikan
2. Cenderung mengembangkan pemikiran yang analitis artinya,
sebelum memutuskan, ia melakukan analisis berbagai hal terutama
yang berkaitan dengan keuntungan dan kerugiannya
3. Mempunyai pola pikir yang sistematis sehingga dalam
menyampaikan sesuatu hal ia cenderung menggunakan kata-kata
yang teratur dan berdasarkan pada logika
4. Tidak cepat dalam memutuskan sesuatu tetapi ia lebih banyak
menggunakan pertimbangan tertentu dan terutama hal-hal yang
berkaitan dengan pertimbangan manfaat dari sesuatu yang akan ia
gunakan
5. Penuh dengan kehati-hatian sehingga terkesan lambat dalam
mengambil tindakan karena baginya kehati-hatian merupakan
perwujudan bahwa ia mempunya tingkat ketelitian yang tinggi.
104
3. Berikan dia kesempatan untuk mempertanyakan sesuatu hal dan
biarkanlah dia berpikir terlebih dahulu sebelum mengambil
keputusan. Untuk itu berikan waktu yang cukup sebelum
mengambil keputusan;
105
7.1.4 Pendiam
Pelanggan dengan tipe pendiam ini cenderung sedikit sekali bereaksi
terhadap apa yang penyedia pelayanan lakukan, ia cenderung
menarik diri karena merasa lebih nyaman hidup didunianya sendiri,
sehingga ketika penyedia pelayanan berusaha memasuki wilayah
pribadinya ia cenderung membuat benteng pertahanan.
106
3. Penyedia pelayanan harus lebih banyak mengambil inisiatif untuk
memulai suatu percakapan ataupun tindakan, membuat ia tidak
bosan dengan percakapan
107
4. Lebih memposisikan sebagai pribadi yang banyak berbicara
sehingga ia cenderung bebas mengatakan apa saja yang ia
ungkapkan
108
7.2 Perilaku Pelanggan Yang Tidak Puas
109
Hal ini menyangkut derajat kepentingan pelayanan yang
dikonsumsi dan harganya bagi konsumen, waktu yang
dibutuhkan untuk mengkonsumsi pelayanan, serta social
visibility. Apakah derajat kepentingan, biaya dan waktu yang
dibutuhkan (dalam mengkonsumsi pelayanan) relatif tinggi,
maka kuat kecenderunganya bahwa pelanggan akan
melakukan komplain
2. Tingkat ketidakpuasan pelanggan.
semakin tidak puas seorang pelanggan, maka semakin besar
kemungkinan ia melakukan komplain
3. Manfaat yang diperoleh
Apabila manfaat yang diperoleh dari peenyampaian
komplain besar, maka semakin besar pula kemungkinan
pelanggan akan melakukan komplain. Manfaat yang bisa
diperoleh terdiri atas empat jenis, yaitu:
110
Hal ini meliputi pengetahuan pelanggan akan menyedia dan
pelayananya dan pengalamanpelanggan saat mengkonsumsi
pelayanan yang sejenis
5. Sikap pelanggan terhadap keluhan
Pelanggan yang bersikap positif terhadap penyampainya
keluhan biasanya sering menyampaikankeluhan. Karena
yakin akan manfaat positif yang akan diterimanya
6. Tingkat kesuliatan dalam mendapatkan ganti rugi
Faktor ini mencakup waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
komplain.apabila tingkat kesulitanya tinggi, maka
pelanggan cenderung tidak akan melakukan komplain
7. Peluang keberhasilan dalam melakukan komplain sangatlah
kecil, maka ia cenderung tidak akan melakukan komplain-
komplain yang disampaikan. Berkenaan dengan adanya
ketidakpuasan dapat dikelompokan menjadi beberapa
ketegori:
a) Voice response
Kategori ini meliputi usaha menyampaikan keluhan secara
langsung dan atau menerima ganti rugi kepada perusahaan
yang bersangkutan, bila pelanggan melakukan hal ini, maka
perusahaan masih mungkin memperoleh beberapa manfaat
pertama, pelanggan memberikan satu kesempatan lagi kepada
perusahaan untuk dapat memuaskan mereka, kedua risiko
publisitas buruk dapat ditekan, baik publisitas dalam bentuk
rekomendasi dari mulut ke mulut,maupun melalui media
massa dan elektronik.ketiga, memberikan masukan mengenai
111
kekurangan pelayanan yang perlu diperbaiki oleh penyedia
pelayanan
b) Private response
Tindakan yang dilakukan antara lain memperingatkan atau
memberitahu kolega, teman dan keluarga mengenai
pengalaman buruk mempergunakan pelayanan perusahaan.hal
ini akan berdampak sangat besar bagi citra perusahaan.
c) Third-party response
Tindakan yang dilakukan meliputi usaha meminta ganti rugi
secara hukum mengadu lewat media massa surat, atau secara
langsung mendatangi lembaga konsumen, instansi hukum,
dan sebagainya. Tindakan seperti ini sangat ditakuti oleh
sebagian besar perusahaan yang tidak memiliki prosedur
penanganan keluhan dengan baik, kadangkala pelanggan
lebih memilih prosedur
112
7.3 Service Recovery
113
7.4 Model Pemecahan Masalah
114
5. Langkah kelima: membuat keputusan
Jadikan alternatif tersebut sebagai keputusan manajemen yang
disebarluaskan baik dalam lingkungan internal dan dikomunikasikan
kepada lingkungan eksternal perusahaan.
6. Langkah keenam monitoring hasil
Lakukan monitoring, apakah masalah serupa masih terjadi, jika masih
maka lakukan langkah awal lagi.
Good/baik
Fair /cukup
Poor/kurang
115
(ambiguitas) atas apa yang sebenarnya dirasakan oleh para pelanggan.
“Fair/Cukup” dapat saja diartikan sebagai cukup baik atau cukup tidak
baik.
116
Saran rumusan kuesioner tertutup adalah sebagai berikut
117
Saran rumusan kuesioner tertutup & terbuka adalah sebagai berikut
- Saran rumusan kuesioner tertutup
1. Has the servuce provided by AVCO Travel in Tembagapura and
Jakarta been to your satisfaction?
(Apakah pelayanan Travel AVCO di Tembagapura dan Jakarta
sudah memuaskan anda?)
Sangat Baik/ excellence
Baik / good
Tidak baik / poor
Sangat tidak baik / very poor
118
(Apakah pelayanan Travel AVCO di Tembagapura dan Jakarta
sudah memuaskan anda?)
Sangat Baik / excellence
Baik / Good
Tidak Baik / Poor
Sangat Tidak Baik / very poor
Berikan saran Anda agar pelayanan perusahaan menjadi lebih baik
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
Atau
Pelayanan apa saja yang masih perluh ditingkatkan kualitasnya
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
119
3. Langkah Ketiga: Identifikasi Alternatif
Didapatkan hasil analisis dimana 4 dari 6 responden tidak nyaman
dengan pelayanan petugas AVCO. Berdasarkan masalah tersebut,
anggap saja melahirkan berbagai alternatif.
1. Memberikan teguran keras kepada petugas.
2. Memindah tugaskan petugas yang tidak ramah tersebut.
3. Menyusun SOP penanganan para pelanggan
4. dll (dapat dikembangkan lagi).
120
DAFTAR PUSTAKA
Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Effendi. 2000. Ilmu Komunikasi Teori dan Prektek. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya
Handoko M. Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius. 1997.
Jalaludin Rakhmat, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Littlejohn, 1999, Theories of Human Communication, Belmont,
California: Wadsworth Publishing Company.
Robbins, S. P. 2002. Organization Behavior. Concepts, Controversies,
Applications. Edisi Ke-7. New Jersey : Prentice Hall.
121