Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri,
tetapi selalu berhubungan dan membutuhkan orang lain. Di mana saja, baik itu di rumah
atau di tempat kerja kita dituntut untuk bersosialisasi, berhubungan dengan orang lain,
dan saling melayani atau dilayani orang lain.
Demikian pula hubungan antara pembeli (pelanggan) dengan penjual adalah juga
seperti hubungan antar sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari.
1. Definisi Pelanggan
Pengertian pelanggan yaitu orang atau instansi/lembaga yang membeli barangbarang
jasa kita secara rutin atau berulang-ulang, karena barang dan jasa yang dibeli
mempunyai manfaat.
2. Pengelompokan Pelanggan
Secara umum terdapat dua penggolongan, yaitu:
a. Internal Customer
Internal customer adalah pelanggan yang berasal dari dalam perusahaan yang
menjadi pelanggan dari produk yang dihasilkan oleh mereka sendiri. Misalnya:
bagian akuntansi melayani jasa penyusunan laporan keungan bagi bagian
pemasaran, bagian Electronic Data Processing (EDP) melayani bagian-bagian lain
di bidang software dan hardware komputer, bagian bengkel melayani jasa servis
kendaraan untuk bagian-bagian lain. Artinya, pelanggan bagain akuntansi adalah
bagian pemasaran dan bagian-bagian lain. Pelanggan bagian EDP meliputi semua
bagian. Pelanggan bagian bengkel terdiri dari semua bagian.
b. External Customer
External customer adalah pelanggan yang berasal dari luar perusahaan yang
membeli atau menerima barang-barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu
perusahaan.
Bagi perusahaan yang memproduksi barang dan jasa, keberadaan pelanggan adalah
maha penting, bahkan perusahaan dari waktu ke waktu harus terus menerus berusaha
menjaring pelanggan sebanyak-banyaknya, karena pelanggan adalah asset perusahaan.
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam menjaga hubungan baik
dengan pelanggan, yaitu:
1) Senantiasa memberikan perhatian yang tulus dan sungguh-sungguh terhadap
pelanggan.
2) Senantiasa melaksanakan pelayanan yang prima terhadap semua kebutuhan
pelanggan.
3) Menerima dengan baik semua masukan, saran dan kritikan yang diberikan oleh
pelanggan bahkan harus ditindak lanjuti agar memberikan kepuasan kepada
pelanggan.
4) Memberikan diskon atau hadiah-hadiah pada hari-hari tertentu.
5) Fleksiberl dalam kekurangan pembayaran atau menunda waktu pembayaran
(berhutang).
3. Tipe-tipe Pelanggan
Bagi pengusaha jasa pelayanan, mengenal macam-macam tipe pelanggan adalah
penting, karena dengan mengenal tipenya, kita akan lebih mengenal pula sifatnya,
ciricirinya dan kebiasaan pelanggan tersebut. Dengan demikian, diharapkan perusahaan
akan lebih mudah memasarkan produk barang dan jasa yang dihasilkan.
Secara garis besar ada beberapa tipe pelanggan. Pengelompokkan berikut tidak
mempunyai dasar ilmiah (psikologi, sosiologi), namun sering dianut oleh para penyedia
jasa.
a. Pelanggan Pria
1) Tidak bertele-tele dalam mencari barang yang diinginkannya.
2) Kurang sabar dalam memilih barang yang diinginkannya.
3) Mudah dipengaruhi bujukan petugas pelayanan (pada bujukan tertentu). 4) Mudah
terpengaruh oleh penjelasan dan argumentasi yang obyektif.
b. Pelanggan Wanita
1) Sangat bertele-tele dalam memilih barang.
2) Tidak mudah terpengaruh penjelasan/bujukan petugas pelayanan.
3) Dalam memilih barang, biasanya lebih tertarik pada motif, bentuk atau warna, bukan
pada manfaat barang tersebut, karena wanita cenderung menggunakan perasaannya.
4) Lebih menyukai sesuatu yang bersifat modis terutama dalam memilih produk
pakaian, tas, sepatu, dan asesoris sosial dirinya.
5) Mudah meminta pandangan dan pendapat orang lain.
6) Menyukai hal-hal yang bersifat romantis.
7) Kurang menyukai hal-hal yang bersifat teknik.
Cara terbaik memperlakukan pelanggan wanita adalah:
a. Sediakan waktu yang cukup luang/lama, agar dia bebas memilih barang yang
diinginkannya.
b. Petugas pelayanan harus lebih sabar dalam melayani pelanggan wanita, karena
wanita adalah cerewet dalam menentukan pilihannya.
c. Berikanlah pelayanan yang lebih khusus.
Misal: a) diskon untuk produk tertentu,
b) obral untuk beberapa produk bermerk yang modelnya sudah agak telat.
c. Pelanggan Remaja
1) Mudah terpengaruh bujukan petugas.
2) Mudah terpengaruh tayangan iklan yang menarik.
3) Seleranya sangat modis dalam memilih barang.
4) Agak boros dalam berbelanja.
e. Pelanggan Anak-Anak
1) Umumnya masih suka bermain-main
2) Keinginannya terkadang tidak konsisten (suka berubah-ubah).
3) Tidak pernah diam, selalu bergerak kesana-kemari.
4) Mudah dipengaruhi dengan bujuk rayu.
Sekecil apapun kekecewaan pelanggan adalah merupakan keluhan yang harus segera
ditangani. Disinilah para petugas pelayanan harus mampu mengatasi keluhan tersebut
agar tidak semakin membesar dan berdampak kurang baik bagi perusahaan.
Yang lebih berbahaya lagi bila petugas pelayanan tersebut memposisikan dirinya
ingin menjadi ”pusat perhatian” dengan pakaian dan aksesoris keren, make-up yang
wah. Biasanya kebanyakan petugas pelayanan tersebut bertugas di public relations atau
customer service.
Petugas seperti ini akan kurang sabar melayani pelanggan, bahkan cenderung
bersikap diskriminatif, karena mereka kemungkinan berasal dari keluarga yang kurang
perasaan melayani. Banyak pelanggan merasa rendah diri bila berhadapan dengan
petugas pelayanan seperti ini, lambat laun akan ditinggalkan pelanggannya.
Contoh lain seperti di restoran, penyajian hidangan yang terlalu lama membuat tamu
bosan dan jengkel, sehingga selera makan menjadi hilang.
Pelayanan prima hasus ditunjang oleh kualitas sumber daya manusia yang handal,
mempunyai visi yang jauh ke depan dan dapat mengembangkan strategi dan kiat
pelayanan prima yang mempunyai keunggulan.
D. Harapan Pelanggan
Pada dasarnya harapan pelanggan yang paling utama adalah kepuasan. Bagi
pelanggan, apa yang dihasilkan satu perusahaan baginya tidak begitu penting, pelanggan
lebih memikirkan apa yang akan dibelinya dapat memuaskan kebutuhannya.
Untuk berada satu langkah di depan pesaing kita, maka kita harus melakukan ketiga
harapan tersebut sehingga pelayanan yang kita berikan tidak hanya memenuhi harapan
pelanggan, tetapi juga akan memberikan kepuasan dan menyenangkan pelanggan. Akan
tetapi, bila kita amati lebih cermat, kepuasan pelanggan banyak ditentukan oleh kualitas
pelayanan para petugas pelayanan di lapangan. Jika pelayanan tidak sesuai dengan
harapan pelanggan, maka pelanggan langsung menilai pelayanan yang diberikan
mengecewakan (jelek). Oleh karena itu, tahapan-tahapan tersebut harus benar-benar
diperhatikan oleh para petugas pelayanan di lapangan.
PELAYANAN PRIMA BERDASARKAN KONSEP SIKAP (ATTITUDE)
Pada era globalisasi sekarang ini, segala fasilitas peralatan canggih untuk
mendukung aktivitas kerja cukup banya tersedia, tetapi kecanggihan tersebut tidak
menjamin perusahaan dapat memenangkan persaingan bisnis dan tidak menjamin
pelanggan memilihnya. Sepanjang dana tersedia untuk membeli fasilitas fisik tersebut,
tentu perusahaan akan mampu bersaing, tetapi benda-benda mati tersebut tidak akan
berarti apa-apa jika tidak ada sentuhan manusia untuk menghidupkannya atau kurang
tanggapnya pimpinan perusahaan sampai kepada para petugas pelayanan dalam
menangani pelayanan prima.
Yang dapat disumbangkan oleh jajaran petugas terhadap para pelanggan adalah hasil
berbagai proses yang saling mendukung. Antara lain manajemen pengelolaan yang baik,
SDM yang cekatan dan jalinan hubungan yang saling menguntungkan antara
perusahaan dengan pihak lain yang terkait.
Pelayanan prima adalah upaya maksimum dari jajaran petugas pelayanan sebagai
ujung tombak perusahaan industri jasa pelayanan untuk memenuhi harapan dan
kebutuhan pelanggan dalam melakukan kegiatan pembeliannya.
Ada tiga hal yang akan dibahas dalam rangka melaksanakan pelayanana prima
berdasarkan konsep sikap, yaitu pelayanan pelanggan berdasarkan penampilan serasi,
dengan berpikiran positif, dan dengan sikap menghargai.
Penampilan luar dengan barang-barang yang mewah yang menempel pada tubuh
kita tidak akan berarti apa-apa jika kondisi tubuh kita sehat (tampak lusuh dan loyo).
Ada beberapa yang harus diperhatikan agar dapat tampil serasi, yaitu:
1. Berhias Serasi
Berhias yang baik dan sempurna tidak hanya mengutamakan penampilan luar, tetapi
harus memperhatikan kondisi tubuh kita. Agar dapat tampil serasi di hadapan
pelanggan, kita harus dapat memenuhi beberapa persyaratan, yaitu:
c. Aksesoris
Pakailah aksesoris seminimum mungkin, tidak berlebihan, sesuaikan dengan busana
yang dipakai.
Berbusana serasi harus meliputi pula latihan yang tepat berhubungan dengan
kepribadian dan pembawaan si pemakai, mampu menyesuaikan dengan kebutuhan,
adat istiadat, lingkungan/suasana, dan saat/waktu memakainya.
Hal-hal tersebut di atas harus kita perhatikan dengan tujuan agar tidak merugikan
penampilan kita.
3. Ekspresi Wajah
Bagi perusahaan yang bergerak di bidang jasa pelayanan, keramah-tamahan, sopan
santun dan senyum yang selalu muncul dari para karyawan adalah aset yang sangat
berharga.
Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan adalah mengenai ekspresi wajah para
petugas pelayanan.
Agar tercipta pikiran positif dalam melayani pelanggan, awalilah percakapan dengan
pelanggan seperti contoh berikut ini.
Contoh:
1) Selamat pagi/siang/siang/sore/malam 2)
Ada yang dapat kami bantu, Pak/Bu?
3) Silahkan lihat-lihat dulu
4) Kemukakan bahwa tersedia beberapa warna dan ukuran
5) Silahkan coba dahulu
Dari percakapan di atas telah tercipta komunikasi yang positif dan petugas
pelayanan telah mampu mengarahkan pelanggan untuk membeli produk yang
diinginkannya. Agar selalu berfikiran dalam melayani pelanggan, ada dua hal penting
yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Tidak bersikap apriori terhadap pelanggan (orang lain)
Sikap apriori adalah menjatuhkan penilaian terhadap orang lain tanpa kita ketahui
sebelumnya bagaimana sebenarnya orang tersebut. Sikap apriori ini tidak baik dan harus
kita hindari terutama para petugas pelayanan. Sebelumnya kita tidak tahu apa keinginan
pelanggan tersebut, apakah mempunyai niat baik atau buruk. Apakah serius ingin
membeli produk yang kita tawarkan atau hanya iseng tanya-tanya saja, yang terpenting
bagi petugas pelayanan adalah tetap berfikir positif (positif thinking) bahwa pelanggan
mengunjungi kita karena ada sesuatu yang dia butuhkan.
Melayani pelanggan dengan sikap hormat, ramah dan dengan tutur bahasa yang baik
disertai senyum merupakan penghargaan yang tak ternilai bagi pelanggan dan akan
mendatangkan manfaat yang besar bagi perusahaan. Dengan demikian, pelanggan akan
selalu terkesan dan tergerak hatinya untuk mengingat dan tidak mustahil akan datang
kembali untuk melakukan pembelian ulang ke perusahaan kita.
Sekali lagi pelanggan adalah pihak yang harus kita hargai dan hormati, karena dari
pelangganlah kelangsungan usaha akan terjamin. Sikap menghargai pelanggan antara
lain dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Bersikap hormat dan ramah
2) Pergunakanlah tutur kata yang baik dan sopan
3) Berikanlah senyuman agar tercipta suasana nyaman
4) Berbicaralah jujur dan jagalah perasaan pelanggan
5) Tunjukkanlah bahwa kalian selalu siap membantu 6) Hindarkanlah pelanggan
menunggu terlalu lama 7) Sabarlah dalam memberikan informasi.
PELAYANAN PRIMA BERDASARKAN KONSEP PERHATIAN
(ATTENTION)
Salah satu kunci keberhasilan dalam mengelola usaha jasa pelayanan terletak pada
cara perusahaan tersebut memperlakukan pelanggannya. Perhatikanlah keinginan dan
kebutuhannya, karena bila pelanggan sudah merasa diperhatikan maka semakin besar
pula kesempatan perusahaan mencapai keberhasilan.
Seperti yang dikatakan pakar ilmu pemasaran Peter F. Drucker, bahwa tujuan
pendirian perusahaan adalah untuk menciptakan pelanggan. Begitu pentingnya peran
pelanggan terhadap kelangsungan usaha kita, karena perusahaan akan bertahan hidup
bila ia memproduksi dan memasarkan barang dan jasa yang diperlukan dan disukai oleh
pelanggan.
Pada Bab ini akan dibahas mengenai pelayanan prima berdasarkan konsep perhatian,
yang meliputi tiga hal, yaitu:
A. Mendengarkan dan Memahami Kebutuhan Pelanggan
Suatu pelayanan akan bisa dikatakan prima apabila perusahaan jasa pelayanan
tersebut mampu dan jeli mengenali dengan baik keinginan-keinginan atau
kebutuhankebutuhan pelanggannya.
Setelah itu petugas penjualan merencanakan stok barang yang banyak dibutuhkan
pelanggan tersebut dan menginventarisasi kebutuhan-kebutuhan lain yang mungkin
diminati pelanggan.
2. Observing (mengamati)
Observing adalah kemampuan meneliti atau mengamati isi pembicaraan pelanggan
sehingga pada saat bercakap dan bertatap muka, kita memperoleh informasi mengenai
pelanggan berdasarkan bahasa tubuh, yaitu gerakan tangan, kepala, ekspresi wajah,
sorot mata dan lain-lain.
Dengan demikian dengan pengamatan ini diharapkan kita mengetahui keinginan dan
kebutuhan pelanggan.
3. Thinking (berpikir)
Setelah kita mendengarkan dan mengamati apa-apa yang dibutuhkan pelanggan, kita
harus seger pikirkan tindakan apa yang harus dilakukan dalam rangka memahami
kebutuhan pelanggan tersebut.
Untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhan pelanggan, kita harus memahami terlebih
dahulu kebutuhan-kebutuhan dasar pelanggan, yaitu antara lain:
1) Pelanggan adalah ”raja” dan ingin selalu diperhatikan secara istimewa dan khusus
2) Pelanggan ingin dihormati dan diperlakukan sebagai orang penting
3) Pelanggan selalu berupaya untuk mencari hal-hal yang menyenangkan hatinya
4) Pelanggan menginginkan pendapat dan suaranya didengar dan diperhatikan dengan
sungguh-sunggu
5) Pelanggan membutuhkan informasi yang jujur dan benar.
Jadi apabila kita ingin menjadi penjual yang sukses kita harus melakukan riset pasar
terlebih dahulu sebelum barang kita jual, yaitu dengan banyak mendengar, mengamati
dan memahami kebutuhan-kebutuhan pelangan, sehingga barang dan jasa yang akan
kita jual ke pasaran sudah sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan tersebut.
Cara menghadapinya:
a) Hadapi dengan ramah, penuh perhatian dan rasa hormat
b) Ajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menarik perhatiannya
c) Ciptakan suasana pembicaraan yang mengandung canda/humor tetapi sopan
d) Usahakan tetap sabar
Cara menghadapinya:
a) Petugas pelayanan harus bersikap tenang, penuh percaya diri dan menguasai
bidangnya
b) Jangan memberikan banyak pilihan
c) Ikuti saja selera pelanggan, jangan memaksakan pendapat kita
d) Apabila pelanggan tidak cukup uang untuk membeli produk yang diinginkannya,
tawarkan barang lain atau merk lain dengan hati-hati tanpa menyinggung
perasaan.
Cara menghadapinya:
a) Segera tawarkan bantuan yang diperlukan olehnya
b) Pujilah kehebatan bercerita
c) Sekali lagi tawarkan bantuan dan segera alihkan perhatiannya ke produk yang
ditawarkan
d) Bila akhirnya pelanggan membeli produk kita, katakan akan segera dihubungi
apabila ada produk baru
e) Mintalah alamat dan nomor teleponnya.
Cara menghadapinya:
a) Dengarkan dan simaklah permintaannya
b) Penuhilah permintaannya
c) Ucapkan permohonan maaf dan sarankan pilihan lain, bila pelanggan tidak puas
terhadap pelayanan kita
d) Jika tidak mampu melayani, segera mintalah bantuan atasan kita
e) Usahakan tersenyum walaupun hati kita terasa dongkol.
Cara mengatasinya:
a) Petugas jangan bersikap bimbang, harus tegas dan meyakinkan
b) Jangan sok menggurui
c) Bila diperlukan, segera peragakan produk yang diminta pelanggan untuk
menambah keyakinannya
d) Bila pelanggan meragukan keunggulan produk yang dibelinya, segera berikan
jaminan bahwa produk dapat ditukar atau dikembalikan apabila produk yang
dibeli tersebut tidak sesuai harapannya.
Cara menghadapinya:
a) Jangan terpengaruh oleh kata-kata dan penampilannya
b) Berikan perhatian penuh atas kedatangannya, bila perlu dengan sedikit pujian
c) Tetap tenang dan sabar menghadapi segala sikapnya dan jangan terlalu serius
menghadapinya
d) Ciptakan kesan bahwa pelanggan tersebut adalah tamu istimewa
Cara menghadapinya:
a) Terimalah pelangan dengan apa adanya
b) Tanyakan apa yang dibutuhkannya dan tegaskan bahwa kita siap membantu
c) Layani terus berdasarkan permintaannya
d) Jangan coba-coba membohonginya.
Cara menghadapinya:
a) Mintalah maaf atas keterlambatan pelayanan
b) Beritahukan segera bahwa dia akan dibantu semaksimum mungkin
c) Layanilah dengan cepat dan efisien sehingga pelanggan masih mau menunggu
d) Segera ucapkan terimakasih setelah permintaan terpenuhi.
Cara menghadapinya:
a) Bersikaplah tenang, tidak gugup dan tidak terpancing marah
b) Jangan terpancing untuk berdebat, karena kalau kita terpancing akan terjadi
diskusi berkepanjangan
c) Batasi percakapan pada masalah yang dihadapi saja
d) Kemukakan argumen-argumen yang masuk akal
e) Bila keadaan sudah dapat dkuasai, pelangganpun akan melunak dan bisa saja
akan menjadi pelanggan yang setia.
Cara menghadapinya:
a) Persilakan pelanggan memilih sesukanya
b) Tidak perlu banyak tanya jawab
c) Segera proses transaksi pembayarannya.
C. Mencurahkan Perhatian pada Pelanggan
Dalam rangka memenangkan persaingan dalam bisnis jasa pelayanan tidak cukup
hanya melakukan proses administrasi dengan cepat saja. Yang terpenting adalah
bagaimana para petugas pelayanan mampu memberikan perhatian yang
sungguhsungguh terhadap para pelanggannya, sehingga pelanggan merasa dirinya
dipentingkan, sekaligus ditumbuhkan kepercayaan, rasa aman dan diharapkan dapat
ditimbulkan loyalitas yang tinggi terhadap barang dan jasa yang kita tawarkan.
Faktor-faktor lain yang juga harus mendapat perhatian dari pimpinan perusahaan
jasa pelayanan, khususnya para petugas pelayanan dalam melayani pelanggan, yaitu:
1) Kenalilah diri sendiri
Dengan mengenal diri kita sendiri kita akan mengetahui seberapa jauh kemampuan
kita dalam melaksanakan suatu pekerjaan.
2) Kenalilah barang dan jasa yang kita tawarkan
3) Kenalilah apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan pelanggan dan hargailah
kepentingannya
4) Kenalilah karakter pelanggan
5) Berikan perhatian yang sungguh-sungguh terhadap keluhan pelanggan
6) Jagalah sopan-santun saat berkomunikasi dan melayani pelanggan
7) Bersikaplah bijaksana dalam mengambil keputusan, usahakan harus saling
menguntungkan kedua belah pihak
8) Tetap menjaga rahasia pribadi pelanggan
9) Usahakanlah pada kesempatan tertentu dapat memberikan motivasi dan saran-saran
yang baik yang harus dilakukan pelanggan, menyangkut barang dan jasa yang
dibutuhkannya.
7. Memberikan Penjelasan
Cara yang dapat ditempuh, antara lain:
a. Jelaskan kepada pelanggan tentang sesuatu hal yang tidak diperkenankan
dilakukan, karena suatu hal tersebut semata-mata merupakan kebijakan
perusahaan
b. Bila jasa pelayanan tersebut tidak dapat diberikan kepada pelanggan, jelaskan
secara logis dan rasional sehingga pelanggan mengerti dan menerima penjelasan
kita.
Pelayanan prima berdasarkan konsep tindakan adalah suatu konsep pelayanan dalam
rangka meyakinkan pelanggan. Pelayanan prima ini dapat dicapai melalui tindakan,
yaitu bagaimana cara mempengaruhi, cara merayu, meyakinkan dan memberikan suatu
jaminan kepada calon pelanggan atau pelanggan, sehingga mereka tertarik dan akhirnya
membeli atau menggunakan barang dan jasa yang kita tawarkan.
Setiap pesanan barang harus segera dicatat dengan benar kemudian dicek ulang
untuk menghindari kesalahan catat. Pesanan barang dari konsumen/pelanggan biasanya
diperoleh melalui:
1. Petugas Penjualan
Para petugas penjualan (salesman/salesgirl) biasanya menyebar untuk mencari
sasaran konsumen/pelanggan yang diperkirakan tertarik atau akan membeli barang
yang ditawarkannya.
3. Telepon
Telepon adalah sarana yang cepat dan efisien untuk melakukan pesanan barang.
4. Surat Pesanan Barang
Biasanya pesanan barang melalui surat adalah sebagai balasan atas kiriman
penawaran harga yang dilakukan produsen/penjual. Pesanan barang melalui surat
bisa juga melalui faksimili, telegram, telex, surat tercatat, kilat, kilat khusus,
internet.
Kita menjual suatu produk dengan sasaran tidak hanya kepada pihak yang
membutuhkan produk tersebut tetapi yang paling penting adalah kita harus mampu
menjual kepada siapa saja. Untuk itu seorang petugas penjualan harus intensif
memberitahukan keberadaan produknya kepada masyarakat luas, mengadakan
pendekatan kepada calon-calon pembeli, mampu mempengaruhi orang dengan
penjelasan-penjelasan yang bagus dan simpatik dan mampu merangsang minat dan
meyakinkan calon pembeli untuk akhirnya memutuskan membeli produk yang kita
tawarkan sehingga kebutuhan pelanggan atau masyarakat luas dapat terpenuhi.
Mengapa orang membeli suatu barang? Tentu jawabannya beraneka ragam. Seperti
membeli suatu barang, karena mengharap manfaat dari barang yang dibelinya atau
dalam rangka memenuhi kebutuhan, dan lain-lain.
2. Kebanggaan
Di samping memang betul-betul merupakan kebutuhan, ada kalnya kita membeli
barang atau jasa karena ada rasa bangga atau bahagia telah mampu membelinya.
Contoh: seorang ayah membelikan sepeda balap untuk putranya. Sang putra sangat
bangga karena sudah mempunyai sepeda balap, sehingga bisa mengikuti lomba balap
sepeda. Sementara sang ayah sangat bahagia karena telah memenuhi permintaan putra
tercinta.
3. Ikut-ikutan
Membeli suatu barang seringkali hanya karena ikut-ikutan. Misalnya, karena
temanteman membeli es krim Tuti ikut-ikutan membeli juga walaupun tadinya dia tidak
berminat.
Pada saat berhubungan atau melayani para konsumen atau pelanggan, laksanakan
penerapan 7K yang dibutuhkan pelanggan, yaitu:
1. Keramahan
2. Kenyamanan
3. Kecepatan
4. Kebenaran
5. Kepercayaan
6. Kesepakatan
7. Kepuasan
Pernyataan terima kasih adalah bagian dari pelayanan prima, sebagai suatu bentuk
service atau pelayanan, karena service yang baik adalah aset perusahaan. Pernyataan
terima kasih meskipun hanya sekedar ucapan, tetapi diyakini akan memberikan dampak
positif bagi konsumen atau pelanggan karena memberikan kesan merasa dihargai atau
dihormati.
2. Untuk Pelanggan yang Memesan Barang via Surat/Fax atau Telepon Melalalui
telepon:
”Pesanan anda telah kami kirim. Kami berharap anda dan keluarga puas dan tidak
kecewa terhadap pelayanan kami. Jika ada sesuatu yang kurang puas, kami mohon
anda segera menghubungi kami”.