1. Dasar Pemikiran
Code Of Conduct Perusahaan merupakan pernyataan tertulis tentang GCG yang
dikehendaki Perusahaan, baik terhadap Dewan Komisaris, Direksi, Pejabat, Staf dan
Karyawan serta Pemangku Kepentingan lainnya yang menjelaskan tentang filsafat bisnis dan
nilai-nilai yang ada dalam mengatur dan mengelola Perusahaan secara menyeluruh untuk
mencapai tujuan bisnis sebagaimana tercantum dalam Visi dan Misi Perusahaan.
2. Tujuan
Tujuan Code Of Conduct Perusahaan adalah untuk:
a. Mengembangkan standar etika bisnis terbaik yang sejalan dengan prinsip GCG
sehingga terciptanya budaya Perusahaan yang diharapkan, baik yang secara langsung
maupun tidak langsung akan meningkatkan nilai Perusahaan.
b. Mengembangkan hubungan yang harmonis, sinergi dan saling menguntungkan
Pemangku kepentingan dengan Perusahaan yang berlandaskan prinsip-prinsip
korporasi yang sehat dan etika berusaha yang menjadi nilai-nilai serta filsafat bisnis
perusahaan.
3. Manfaat
Perusahaan berusaha untuk melaksanakan Code Of Conduct ini secara konsisten
sehingga dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi:
a. lnsan Perusahaan, yaitu:
Memberikan pedoman kepada insan Perusahaan tentang tingkah laku yang
diinginkan dan yang tidak diinginkan oleh Perusahaan.
Menciptakan lingkungan kerja yang menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, etika
dan keterbukaan.
b. Perusahaan, yaitu:
Mendorong kegiatan operasional Perusahaan agar lebih efisien dan efektif serta
Meningkatkan nilai Perusahaan.
c. Pemegang Saham, yaitu:
Menambah keyakinan bahwa Perusahaan dikelola secara hati-hati (Prudent), efisien,
transparan, dapat dibandingkan dan fair.
d. Masyarakat dan pihak lain yang terkait, yaitu:
Menciptakan hubungan yang harmonis dan saling menguntungkan dengan
Perusahaan.
4. Pengertian
Code Of Conduct Perusahaan adalah sekumpulan komitmen yang terdiri dari etika
bisnis Perusahaan dan etika kerja segenap Insan Perusahaan yang bersifat sukarela yang
disusun untuk mempengaruhi, membentuk, mengatur dan melakukan kesesuaian tingkah
laku sehingga tercapai hasil yang konsisten yang sesuai dengan budaya Perusahaan
dalam mencapai Visi dan Misi Perusahan.
5. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG)
a. Transparansi (Transparency)
Perusahaan menjamin pengungkapan informasi materiil dan relevan mengenai
kinerja, kondisi keuangan dan informasi lainnya secara jelas, memadai dan tepat waktu
serta mudah diakses oleh Pemangku kepentingan sesuai dengan haknya.
b. Akuntabilitas (Accountability)
Perusahaan menjamin kejelasan fungsi, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban masing-
masing Organ Perusahaanyang memungkinkan pengelolaan Perusahaan terlaksana
secara efektif.
c. Bertanggung-jawab (Responsibility)
Perusahaan menjamin kesesuaian dalam melaksanakan aktivitas bisnisnya berdasarkan
prinsip korporasi yang sehat, pemenuhan kewajiban terhadap pemerintah sesuai
peraturan yang berlaku, bekerjasama secara aktif untuk manfaat bersama dan
berusaha untuk dapat memberikan kontribusi yang nyata kepada masyarakat.
d. Kemandirian (Independency)
Perusahaan menjamin pengelolaan Perusahaan secara professional tanpa benturan
kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan
peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang
sehat.
e. Keadilan (Fairness)
Perusahaan menjamin perlakuan yang adil dan setara dalam memenuhi hak-hak
Pemangku kepentingan berdasarkan ketentuan dan peraturan Perundang-undangan
yang berlaku.
ETIKA BISNIS PERUSAHAAN
B. Pemberian Donasi
Perusahaan memberikan donasi terkait dengan tanggung-jawab Perusahaan terhadap
lingkungan sekitarnya dan donasi tersebut tidak terkait dengan politik atau untuk
mempengaruhi Perusahaan.
D. Gratifikasi
Seluruh Insan Perusahaan dilarang memberi dan/atau menerima gratifikasi sebagaimana
definisi gratifikasi dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,
beserta perubahannya. Tata cara tentang pemberian dan penerimaan Hadiah diatur lebih
lanjut dalam kebijakan tersendiri.
Dalam pelaksanaan tugasnya setiap lnsan Perusahaan berpedoman pada Etika Perilaku
sebagai berikut:
1. Integritas
Dalam rangka menjaga integritas, segenap Insan Perusahaan baik secara individu maupun
kelompok berkomitmen untuk:
a. Memegang teguh kejujuran, amanah, dan tanggung-jawab dalam pekerjaannya.
b. Menjaga tata krama, etika pergaulan dan etika bisnis dalam melakukan aktivitas
bisnis sehari-hari kepada pihak internal maupun ekstemal Perusahaan.
c. Menyampaikan informasi/data sesuai dengan limit wewenang yang dimiliki.
d. Memberikan pelayanan pada para Pemangku kepentingan Perusahaan yang
berorientasi pada strategi layanan CARE.
2. Hubungan Kerja antar Insan Perusahaan
Karyawan memegang teguh prinsip kejujuran, toleransi dan saling menghormati hak dan
kewajiban Karyawan sesuai dengan peraturan Perundang-undangan, Perjanjian Kerja
Bersama (PKB) dan Pedoman Layanan CARE yang berlaku.
3. Lingkungan kerja yang bebas dari diskriminasi, pelecehan, perbuatan asusila,
ancaman dan kekerasan
Insan Perusahaan berkomitmen untuk:
a. Tidak melakukan segala tindakan yang melanggar nilai kesusilaan
b. Mengembangkan sikap saling menghormati.
c. Turut serta memelihara suasana kerja yang kondusif, serta bekerja secara
profesional.
4. Kerahasiaan Perusahaan
Setiap Insan Perusahaan wajib memperlakukan informasi Perusahaan yang bersifat rahasia
(Confidential) yang diperolehnya dalam menjalankan tugas dengan memperhatikan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a. Melindungi informasi rahasia
b. Melakukan akses informasi sesuai dengan kewenangan dan lingkup tugasnya.
c. Pengungkapan atau penggunaan informasi Perusahaan yang bersifat rahasia dilakukan
dengan persetujuan tertulis dari Sekretaris Perusahaan.
Jika Anda diterima kerja di suatu perusahaan, Anda pasti akan diberikan surat
perjanjian kerja/ kontrak kerja. Sebelum Anda menanda-tangani kontrak, baca dan pelajari
kontrak kerja Anda terlebih dahulu. Dalam kontrak kerja, kita dapat mengetahui syarat-syarat
kerja, hak dan kewajiban bagi pekerja dan pemberi kerja/pengusaha yang sesuai dengan
Undang- undang ketenagakerjaan yang berlaku di Indonesia, selain itu kita juga dapat
mengetahui status kerja, apakah kita berstatus karyawan tetap atau karyawan kontrak.
Apa yang dimaksud dengan Kontrak Kerja?
Kontrak Kerja/Perjanjian Kerja menurut Undang-Undang No.13/2003 tentang
Ketenagakerjaan adalah perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja
yang memuat syarat syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak.
Bagaimana membuat kontrak kerja yang memenuhi syarat? Ada saja yang ada di
dalamnya?
Menurut pasal 54 UU No.13/2003, Perjanjian kerja yang dibuat secara tertulis sekurang
kurangnya harus memuat:
1. nama, alamat perusahaan, dan jenis usaha
2. nama, jenis kelamin, umur, dan alamat pekerja/buruh
3. jabatan atau jenis pekerjaan
4. tempat pekerjaan
5. besarnya upah dan cara pembayarannya
6. syarat syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban pengusaha dan pekerja/buruh
7. mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerja
8. tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat; dani. tanda tangan para pihak dalam perjanjian
kerja.
Apa syarat kontrak kerja dianggap sah?
Pada dasarnya untuk menyatakan suatu perjanjian kerja dianggap sah atau tidak maka wajib
untuk memperhatikan ketentuan dalam pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(KUH Perdata) yang menyatakan bahwa :
Supaya terjadi persetujuan yang sah, perlu dipenuhi empat syarat;
1. kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya
2. kecakapan untuk membuat suatu perikatan
3. suatu pokok persoalan tertentu
4. suatu sebab yang tidak terlarang
Pasal 52 ayat 1 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan juga menegaskan bahwa
Perjanjian kerja dibuat atas dasar:
1. kesepakatan kedua belah pihak
2. kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hukum
3. adanya pekerjaan yang diperjanjikan
4. pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan, dan
peraturan perundang undangan yang berlaku.
Apa saja jenis kontrak kerja?
1. Menurut Bentuknya
a. Berbentuk Lisan/ Tidak tertulis
Meskipun kontrak kerja dibuat secara tidak tertulis, namun kontrak kerja jenis ini tetap
bisa mengikat pekerja dan pengusaha untuk melaksanakan isi kontrak kerja tersebut.
Tentu saja kontrak kerja jenis ini mempunyai kelemahan fatal yaitu apabila ada
beberapa isi kontrak kerja yang ternyata tidak dilaksanakan oleh pengusaha karena
tidak pernah dituangkan secara tertulis sehingga merugikan pekerja.
b. Berbentuk Tulisan
Perjanjian kerja yang dituangkan dalam bentuk tulisan, dapat dipakai sebagai bukti
tertulis apabila muncul perselisihan hubungan industrial yang memerlukan adanya
bukti-bukti dan dapat dijadikan pegangan terutama bagi buruh apabila ada beberapa
kesepakatan yang tidak dilaksanakan oleh pengusaha yang merugikan buruh.
Dibuat dalam rangkap 2 yang mempunyai kekuatan hukum yang sama, masing-masing
buruh dengan pengusaha harus mendapat dan menyimpan Perjanjian Kerja (Pasal 54
ayat 3 UU 13/2003).
2. Menurut Waktu Berakhirnya
a. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) yang pekerjanya sering disebut karyawan
kontrak adalah perjanjian kerja antara pekerja dengan pengusaha untuk mengadakan
hubungan kerja dalam waktu tertentu atau untuk pekerja tertentu. PKWT harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a) didasarkan atas jangka waktu paling lama tiga tahun atau selesainya suatu pekerjaan
tertentu
b) dibuat secara tertulis dalam 3 rangkap : untuk buruh, pengusaha dan Disnaker
(Permenaker No. Per-02/Men/1993), apabila dibuat secara lisan maka dinyatakan
sebagai perjanjian kerja waktu tidak tertentu
c) dalam Bahasa Indonesia dan huruf latin atau dalam Bahasa Indonesia dan bahasa
asing dengan Bahasa Indonesia sebagai yang utama;
d) tidak ada masa percobaan kerja (probation), bila disyaratkan maka perjanjian kerja
BATAL DEMI HUKUM (Pasal 58 UU No. 13/2003).
b. Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT)
Berdasarkan Pasal 1 angka 2 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor KEP. 100/MEN/VI/2004 Tentang Ketentuan Pelaksanaan
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, pengertian Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu
adalah perjanjian kerja antara pekerja/buruh dengan pengusaha untuk mengadakan
hubungan kerja yang bersifat tetap. Pekerjanya sering disebut karyawan tetap
Selain tertulis, PKWTT dapat juga dibuat secara lisan dan tidak wajib mendapat
pengesahan dari intstansi ketenagakerjaan terkait. Jika PKWTT dibuat secara lisan maka
perusahaan wajib membuat surat pengangkatan kerja bagi karyawan yang bersangkutan.
PKWTT dapat mensyaratkan adanya masa percobaan kerja (probation) untuk paling lama
3 (tiga) bulan, bila ada yang mengatur lebih dari 3 bulan, maka demi hukum sejak bulan
keempat, si pekerja sudah dinyatakan sebagai pekerja tetap (PKWTT). Selama masa
percobaan, Perusahaan wajib membayar upah pekerja dan upah tersebut tidak boleh lebih
rendah dari upah minimum yang berlaku.
Sekarang kita telah mengetahui dasar-dasar mengenai jenis kontrak kerja. Yang paling
sering ditanyakan adalah mengenai Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) untuk para
pekerja kontrak. Maka dari itu, Gajimu akan mencoba membahasnya dengan lebih detail.
A. Pengertian
Kesepakatan kerja bersama adalah perjanjian yang di slenggarakan oleh serikat pekerja
atau serikat serikat pekerja yang terdaftar pada department tenaga kerja dengan
pengusaha,perkumpulan pengusaha yang berbadan hukum.
B. Perkembangan umum kesepakatan kerja
Kesepakatan kerja bersama pertama-tama lahir di inggris pada tahun 1824 yang dibuat antara
serikat pekerja tambang dengan pengusaha batu bara di wales. Di Negara barat lainnya
ksepakatan kerja bersama baru diselenggarakan pada pertengahan abad 19.
C. Manfaat kesepakatan kerja bersama
Diadakannya kesepakatan kerja bersama antara pekerja dan pengusaha mempunyai tujuan
sebagai berikut:
SUMBER
1. Indonesia. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Tenaga Kerja.
2. Indonesia. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.100/MEN/IV/2004
tentang Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
3. Indonesia. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
4. https://www.infosdm.com/perjanjian-kerja/
5. https://kurnianingsih31207335.wordpress.com/2010/04/18/bab-vii-kesepakatan-kerja-
bersama/