Knowledge Management adalah pengelolaan pengetahuan yang dapat dibagi-bagi untuk membangun, mengembangkan, meningkatkan kemampuan orang lain. Untuk menjadi Knowledge Management kita harus menjadi HRD yang tangguh dan memiliki beberapa aspek, yaitu : -Creative = Untuk membuat suatu proses yang lebih efektif dan efisien - Spesific Skill = Mempunyai skill diatas rata-rata - Multi Tasking = Ketika atasan memeberikan pekerjaan dia selalu siap akan apa yang ditugaskan.
Pengembangan Diri Prinsip Pengembangan Diri: - - Hari ini harus menjadi lebih baik dari kemarin dan di mulai dari yang kecil Aspek-aspek Pengembangan diri : - - Pengembangan diri dan Dunia Kita Ketika kita telah mengembangkan citra diri positif agar kita bisa lebih unggul , dapat diandalkan, dan diakui oleh orang lain. - -Pengembangan diri,Alturisme dan Kebahagiaan Pemahaman bahwa cara kita mengembangkan diri dengan semangat memberi , menolong, membantu orang lain lebih maju sehingga nantinya mendapatkan kebahagiaan.
STRATEGI PENGEMBANGAN SDM
Strategi pengembangan sdm merupakan perencanan mengenai cara bagaimana kualitas dari sumber daya manusia yang dimiliki mampu berkembang ke arah yang lebih baik, meningkat kemampuan kerja, skill dan memiliki loyalitas yang baik terhadap organisasi atau perusahaan. Pengembangan sumber daya manusia dibutuhkan untuk kelangsungan sebuah organisasi atau perusahaan berkembang secara lebih dinamis. Sebab sumber daya manusia merupakan unsur paling penting di dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Para karyawan bukanlah mesin yang bisa selalu ditekan tenaganya bagi kelangsungan perusahaan, sebaiknya pihak perusahaan punya strategi bagaimana langkah yang harus diambil untuk memberikan kesempatan agar SDM yang ada bisa berkembang lebih baik. Apa saja strategi pengembangan SDM yang bisa Anda coba terapkan pada organisasi atau perusahaan Anda? berikut ini diberikan beberapa cara yang bisa Anda lakukan sebaga upaya strategi pengembangan SDM tersebut:
1. Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk menyumbangkan ide Karyawan sebagai bagian dari perusahaan merupakan unsur yang turut mendukung berjalannya sebuah bisnis usaha atau roda organisasi. Meskipun secara fisik modal atau hak menjalankannya ada di tangan kita, namun sangat penting bagi kita mendengarkan masukan atau ide-ide dari para karyawan. Sebab boleh jadi meskipun ia hanya seorang karyawan namun memiliki gagasan yang lebih fresh dan dibutuhkan oleh perusahaan. Sikap otoriter seorang pimpinan perusahaan untuk tidak mendengarkan apa yang menjadi masukan dan ide-ide dari seorang karyawan akan membuat upaya strategi pengembangan SDM berjalan lamban. Sebab karyawan merasa tidak diberi ruang kebebasan untuk menunjukkan potensi. Kewajiban seorang pimpinan perusahaan juga mendengarkan apa yang disuarakan oleh bawahan, tanpa adanya kelapang dadaan seorang pemimpin dalam mendengarkan ide atau usulan dari bawahannya, bisa dipastikan karyawan tidak akan berkembang, terlebih jika Anda memperlakukan karyawan seperti mesin kerja yang hanya digunakan untuk kepentingan bisnis perusahaan.
2. Pemberian reward dan punishment Hal lain yang bisa menjadi strategi pengembangan SDM adalah upaya apresiasi terhadap hasil kerja dari karyawan. Apresiasi dibutuhkan untuk lebih memotivasi seorang karyawan terhadap cara kerjanya di perusahaan. Apresiasi yang baik diberikan kepada mereka yang memang memiliki dedikasi yang baik pada perusahaan, mampu menyumbangkan ide dan gagasan yang baik serta memiliki loyalitas terhadap perusahaan. Sementara punishment diberikan guna membuat karyawan tersadar dari kelalaian atau kesalahan kerjanya.
3. Mengupayakan berbagai pelatihan Strategi untuk memajukan SDM yang tak kalah pentingnya adalah bagaimana upaya yang dilakukan oleh pihak perusahaan untuk terus meningkatkan skill dan kemampuan seorang karyawan sesuai dengan ranah kerjanya. Pelatihan-pelatihan sangat penting untuk diadakan, perusahaan lah yang bertanggung jawab untuk mengadakan upaya peningkatan kemampuan dan skill terhadap para karyawannya. Strategi pengembangan SDM pada hakikatnya bukan hanya untuk kepentingan personal seorang karyawan namun juga untuk kebutuhan jangka panjang perusahaan.Strategi pengembangan SDM yang baik tak hanya akan membuat perusahaan Anda menjadi lebih dinamis, namun juga hubungan Anda sebagai pemimpin perusahaan dengan para karyawan dapat berjalan lebih harmonis. Sebab karyawan bukan lah mesin, maka manusia kan lah seorang karyawan yang sudah bekerja keras untuk kelangsungan bisnis Anda. Perusahaan yang akan sukses adalah perusahaan yang mengerti bagaimana pentingnya dan apa upaya-upaya yang harus diwujudkan untuk melaksanakan strategi pengembangan SDM tersebut. Hubungan seorang karyawan dan pimpinan bukan hanya terikat atas hubungan kerja, namun secara manusiawi keduanya juga saling berinteraksi, maka strategi pengembangan SDM merupakan bentuk apresiasi seorang pimpinan terhadap karyawan dalam aspek humanis.
Peran HRD dalam Perekrutan dan Pengembangan Kemampuan Aset SDM
entu semua sudah tahu bahwa HRD sebagai salah satu ujung tombak perusahaan dalam pengembangan kemampuan aset sdm, mempunyai tugas yang tidak ringan dan harus selalu berkembang dan bersifat terus menerus atau berkesinambungan. Kegiatan- kegiatan utama dalam peningkatan sdm kerja meliputi perekrutan tenaga kerja baru, pelatihan tenaga kerja serta evaluasi tenaga kerja. Tidak mudah untuk mempertahankan mutu tenaga kerja jika tidak ditunjang oleh sebuah visi misi yang jelas dan pelaksanaannya yang terarah dan berkelanjutan. Menurut saya ada tiga hal besar yang harus selalu menjadi perhatian bagi HRD yaitu : 1. Perekrutan karyawan baru Dengan memiliki input yang baik diharapkan output yang dihasilkan juga baik. Input yang baik hanya bisa diperoleh jika sistem penerimaan karyawan barunya benar- benar selektif dan transparan. Kesesuaian antara bidang yang dipelajari oleh calon karyawan dengan bidang yang akan ditangani menjadi salah satu faktor penentu diterima atau tidaknya seorang karyawan baru. Selain transparansi dan kejujuran pada sistem perekrutan, perlu juga ada instrument pendukung dalam proses seleksi. Tes tulis dan wawancara adalah tipe jalur seleksi yang lazim digunakan. Dengan sistem perekrutan yang tepat diharapkan calon karyawan yang diterima benar- benar kandidat yang sesuai dan berkualitas. 2. Pelatihan Karyawan (DIKLAT) Setelah didapatkan sejumlah karyawan baru yang memenuhi kualifikasi yang diharapkan, untuk lebih mematangkan skill mereka biasanya perusahaan juga meminta divisi HRD untuk memberikan pelatihan atau biasa yang disebut diklat. Diklat tersebut HRD akan dibantu oleh trainer dari masing-masing bidang. 3. Evaluasi Karyawan Untuk karyawan yang sudah diterima dan bekerja maka fokus HRD ada pada kinerja mereka. Beberapa tahap evaluasi kerja biasanya dilakukan dan secara periodik dilakukan sepengetahuan masing- masing karyawan. Paling tidak mereka akan mendapatkanevaluasi kerja sebanyak dua kali dalam setahun. Untuk pekerja tetap hasil evaluasinya akan digunakan untuk dasar kenaikan gaji, bonus tahunan ataupun untuk promosi jabatan. Untuk pegawai yang diterima dengan sistem kontrak selain beberapa poin di atas hasil evaluasi yang didapat paling utama digunakan sebagai bahan acuan mengenai kelanjutan kontak pegawai masing- masing. Ketika perusahaan semakin besar, HRD harus mampu memfasilitasi kebutuhan SDM yang kompeten untuk mendukung kemajuan tersebut. Oleh karena itu HRD diharuskan mampu untuk menganalisa kemampuan setiap karyawan dan harus mempunyai map potensi pengembangan yang dibutuhkan untuk mendukung kemajuan perusahaan. Selain itu, HRD pun diharuskan mampu memberikan masukan kepada pembuat keputusan mengenai kondisi aktual ketenaga-kerjaan di perusahaan yang sedang kita tangani. Dari pemaparan saya diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kita yang nantinya akan menjadi HRD harus tahu bahwa HRD itu adalah sebagai ujung tombak yang menentukan T maju tidaknya aset SDM yang kita tangani. Oleh karena itu lebih mengembangkan kemampuan kita, terutama kita hartus mempunyai kemampuan Perekrutan karyawan baru karena perekrutan yang sangat penting jika kita banyak salah merekrut orang maka kita belum disebut HRD yang unggul. Jadi itulah kemampuan yang kita butuhkan untuk bekerja di perusahaan besar.
- Hubugannya dengan buku young on top (dream and thing big) Sebelum kita ingin menjadi HRD unggul kita harus mempunyai mimpi dalam diri kita, dari awal bermimpi kita tentu akan mempelajari dan terus belajar 2x atau 3x agar menjadi HRD yang unggul di bidang pengembangan aset SDM. Jika kita sudah mencapai mimpi kita sebagai HRD unggul kita harus terus menerus belajar atau bisa disebut (kaizen) pengembangan terus menerus yang gunanya kita akan lebih menguasai tentang pengembangan pegawai dan kita juga akan bisa meminimalisir kesalahan pekerjaan yang kita buat. Selain itu juga kita harus mempunyai sosial skill yang gunanya untuk kemampuan berkomunikasi dari atasan ke bawahan jika tidak mempunyai social skill tsb kita tentu tidak akan mempunyai kemampuan bersosialisasi dengan bawahan dan kita juga tidak dapat mengambangkan bawahan agar bawahan tersebut juga bisa thing big yang nantinya akan menyumbangkan ide-ide tentang pengembangan aset
- Hubungan HRD dengan Pengembangan Diri dan Keputusan Menentukan Tujuan Seorang HRD pastilah memiliki sebuah tujuan. Tujuan untuk sukses dengan segala potensi yang dimiliki setiap karyawan. HRD harus mempunyai keputusan dalam setiap pergerakannya. Misalkan, perusahaan yang dipegang HRD tersebut akan mengadakan rapat dengan beberapa divisi dari perusahaan lain. Keputusan HRD pada saat rapat adalah ia harus mendapatkan kumpulan-kumpulan informasi yang dapat memacu kinerja karyawannya. Jadi, keputusan yang dibuat oleh HRD tersebut adalah sebuah tujuan. Tujuan untuk maju mencapai puncak kesuksesan.
- Hubungan HRD dengan Myelin Melakukan perubahan untuk mendapatkan hasil yang terbaik merupakan salah satu cara seorang HRD menggapai kesuksesannya. Kita harus berlatih terus menerus agar menjadi kebiasaan, jika kita mempunyai kebiasaan tsb kita tentu akan menjadi unggul dan terpakai di perusahaan besar. dengan terus menerus berlatih merupakan salah satu pengembangan diri dalam menambahkan potensi HRD itu sendiri.
Sumber Psikologi untuk pengembangan diri- Hery Wibowo Young on top Billy Boen MYELIN Mobilisasi Intangibles menjadi kekuatan perubahan- Renald Kasali
"HRD HIGHLIGHT" World Class Skill
Butuh waktu 10.000 jam untuk mendapatkan kemampuan kelas dunia. Untuk menjadi orang yang sukses dan memiliki kemampuan kelas dunia diperlukanperencanaan Spesific Skill, yaitu: Merencanakan atau menargetkan bidang apa yang ingin dikuasai Menambah jam belajar Mengevaluasi kemampuan yang telah dicapai agar dapat memperbaiki kekurangan Belajar dari pengalaman orang-orang yang telah berhasil untuk dijadikan motivasi Belajar dan mengevaluasi dari setiap kegagalan agar dapat memperbaikinya
Knowledge Management Knowledge Management yaitu suatu pengelolaan pengetahuan yang dibagi untuk bersama dari pengalaman suskses yang diubah menjadi pengetahuan, sehingga pegawai dapat mengembangkan diri dan menghasilkan kinerja yang unggul dan menjadi pengetahuan yang penting untuk perkembangan perusahaan. Dan knowledge management ini merupakan salah satu tugas HRD di abad 21, didalam tugas HRD terbagi menjadi 2 yaitu Internal dan Eksternal. Tugas HRD ekternal terbagi menjadi Individu dan Group. Untuk menjadi knowledge management kita harus menjadi HRD yang tangguh dan dituntut memiliki aspek penting yakni: a. Creative (untuk membuat suatu proses yang lebih efektif dan efisien) b. Spesific Skill (mempunyai skill diatas rata-rata) c. Multi Tasking (menguasai segala pekerjaan dan selalu siap akan apa yang diberikan oleh atasan). Untuk menjadi HRD yang memliki Knowledge Management pertama harus mengembangkan diri, harus memiliki skill yang meningkat hari ini lebih baik dari kemarin. Maju tidaknya suatu perusahaan ditentukan pada Intangibles : memiliki kekuatan team work ditentukan pada Knowledge
6 Aspek Pengembangan Diri
1. Pengembangan diri dan Dunia Kita Yaitu mengembangkan citra diri positif agar kita bisa lebih unggul, ketika citra diri positif telah dimiliki maka otomatis kita akan dapat diandalkan dan diakui oleh orang lain. 2. Pengembangan diri,Alturisme dan Kebahagiaan Yaitu pengembangan diri dengan alturisme atau semangat memberi agar mendapatkan kebahagiaan. Memberi adalah ekspresi tertinggi potensi kemanusiaan kita. Dalam tindak memberi sesungguhnya kita sedang mengalami kekuatan, kekayaan, dan kemampuan kita. Pengalaman puncak dan vitalitas tertinggi tersebut akan memenuhi seluruh jagad hati kita dengan sukacita dan rasa bahagia. Disitulah kita mengalami kelimpahan. Takkala memberi, kita mengalami kehidupan yang sehidup-hidupnya. Memberi lebih membahagiakan daripada menerima, bukan karena kita kekurangan tetapi dalam tindak memberi itulah terletak ekspresi kehidupan kita yang paling dinamis. (Eric Fromm,1976) 3. Pengembangan diri dan Belajar Yaitu hidup untuk belajar dan belajar merupakan syarat utama pengembangan diri. Pengembangan diri ini memiliki makna bahwa kita (akan terdorong) untuk menghabiskan waktu hidup kita didunia untuk belajar untuk menghasilkan diri yang kreatif dan bisa diandalkan. 4. Pengembangan diri dan Keputusan Yang Menentukan Tujuan Pengembangan diri akan jauh lebih baik ketika telah ada keputusan yang mantap. Orang yang berhasil adalah orang yang telah memutuskan keputusan untuk menjadi sukses dan berhasil. Jika tidak membuat keputusan itu juga merupakan sebuah keputusan, tapi memutuskan untuk menjadi orang yang tersesat. Jadi intinya jangan biarkan hari-hari kita berlalu tanpa didahului oleh keputusan-keputusan yang positif. Karena waktu tidak akan berulang 5. Pengembangan diri dan Positif Feeling Membuat suasana nyaman pada hati para pegawai disuatu perusahaan merupakan salah satu dari tugas HRD, karena dengan memberikan rasa nyaman pada para pegawai, menimbulkan keharmonisan yang akhirnya dapat meningkatkan produktifitas kerja pegawai dan ini suatu hal yang menguntungkan untuk perusahaan. 6. Pengembangan diri dan Kedewasaan Dewasa ada 2 ciri yaitu: a. Courage (punya keberanian untuk bertindak) b. Consideration ( pertimbangan yang matang) Dewasa adalah ketika seseorang menyadari bahwa ia memiliki kebebasan yang seluas-luasnya untuk menentukan segala pemikiran, sikap dan tingkah lakunya , sekaligus ia memiliki pemahaman bahwa ia harus bertanggung jawab terhadap pemikiran, sikap dan seluruh tingkah lakunya tersebut.
PIM (Performance Impovement Management)
Fungsi PIM ini untuk meningkatkan performa atau kinerja sebuah perusahaan. Dalam meningkatkan performa atau kinerja perusahaan PIM ini terdiri dari: a. Training (From unknow to know) b. Consulting, dilakukan ketika perusahaan tidak bisa menyelesaikan masalah (problem salving) c. Mentoring (Expert to less) d. Coaching (Helping develop potensial) e. Theraphy (Disorder)
Perbedaan Training dan Coaching a. Training dilakukan dengan beberapa orang, coaching lebih personal b. Training dilakukan sekali pertemuan, coaching 2 minggu sekali c. Training memperbaiki kelemahan, coaching fokus meningkatkan kekuatan
Coaching adalah suatu instrumen untuk meningkatkan kinerja, maksudnya membantu mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki sebuah seseorang / perusahaan, melalui training ataupun mentoring dalam rangka untuk membantu seseorang / perusahaan mencapai tujuan yang akan dicapainya. Orang yang diminta untuk membantu belajar mengembangkan potensi-potensi seseorang tsb disebut coach, sedangkan orang yang sedang belajar mengembangkan potensi-potensinya disebut coachee, dan aktifitas yang dilakukan oleh coach dan coachee dalam upaya belajar mengembangkan potensi-potensi tsb disebut coaching.
Sedangkan Training ialah upaya untuk meningkatkan kinerja, memberikan pelatihan- pelatihan kepada orang-orang yang merasa membutuhkan ilmu dibidang tertentu (misal; penilaian kinerja). Fungsi training ini ialah membantu mengajarkan hal-hal yang belum / tidak diketahui, untuk menjadi diketahui oleh mereka. - Dampak dari aktifitas Training mencapai 22% pada produktifitas (maksimal yang dapat dikembangkannya) - Dampak dari aktifitas Training+coaching ini tingkat keberhasilannya mencapai 80% pada potensi dan produktifitasnya.
Coaching berdampak lebih besar karena, kunci dari keberhasilan pada coaching ialah lebih kepada peningkatan pontensi (sisi potensi & meningkatkan kekuatan), bukan memperbaiki kesalahan, coaching ini dilakukan lebih personal (rutin, biasanya sebulan 2x dan berlangsung selama 6 bln), coaching ini dapat dilakukan secara internal (meng-coach orang yang berada diperusahaan tsb) dan eksternal (meng-coach orang yang berada diluar diperusahaan tsb(training)).Sedangkan Training hanya dilakukan 1x pertemuan/kegiatan, dan bersifat umum dalam pemberian materi/pembelajaran.
Possted By : Itep Kustiana Sumber :- Wibowo Hery,2010.Psikologi untuk pengembangan diri , Hal 12 - MYELIN Mobilisasi Intangibles menjadi kekuatan perubahan- Renald Kasali
HRD Sebagai Pengembang Aset SDM
HRD Sebagai Pengembang Aset SDM HRD merupakan salah satu pengembang aset paling berpengaruh di perusahaan ataupun di organisasi, jika tidak ada HRD di suatu perusahaan dan organisasi maka para SDM tidak akan kondusif dalam bekerja dan tidak akan ada yang mengatur jalannya para SDM. Kita tahu bahwa fungsi HRD di perusahaan adalah sebagai developing people yang artinya HRD harus mampu mengambangkan aset-aset yg tidak terlihat (intangible), tidak mudah bagi HRD dapat menemukan dan mengembangkan aset-aset SDM yang ada sebab HRD harus memulai dari perektrutan SDM yang sudah memenuhi syarat klasifikasi yang ditentukan. Oleh karena itu HRD harus banyak-banyak belajar supaya tidak terjadi kesalahan, setiap HRD pasti belajar terus menerus dan banyak mengajarkan antar divisi HRD supaya HRD tersebut bisa 2 kali atau 3 kali lebih pintar dan ilmu tersebut bisa dibagikan melalui proses download dan upload yang biasa disebut knowledge manajemen, jika kita sudah melakukannya kita akan merasa bahagia karena bisa mengajarkan orang dan jika kita sudah terbiasa kita mempunyai kesempatan menjadi HRD yang unggul dan kita bisa sebagai aset terpenting perusahaan atau organisasi dimana tempat kita bekerja. Tentu diperusahaan besar mempunyai banyak karyawan yang bermasalah yang tidak bekerja dengan tekun, tantangan HRD adalah harus bisa meningkatkan mood dan meningkatkan kemampuan yang dai punya. Dengan cara apa? pertama HRD harus mempunyai wawasan yang luas dan harus mempunya social skill yang gunanya untuk berkomunikasi dan pendekatan terhadap pegawai yang bermasalah tersebut lalu jika diibaratkan HRD harus membuka payung yang setinggi- tingginya supaya HRD bisa menyumbangkan ide agar pekerjaan kita lebih baik lagi, dan jika sudah terbiasa dengan menggunakan metode payung tersebut maka di dalam diri pegawai tersebut akan muncul muscle memory yang sudah terbiasa dalam menyumbangkan ide-ide dan gagasan dan pegawai pun akan muncul dream&think big yang sangat penting. Jika kita sebagai HRD sudah bisa mengembangkan aset SDM maka HRD tersebut bisa disebut HRD yang unggul dan jika pegawai tersebut sudah terpengaruh dengan lebih teres menerus menyumbangakan ide dan gagasan maka pegawai tersebut bisa disebutdeveloped people. Mungkin cukup sekian ilmu yang saya tuangkan di blog ini, semoga bermanfaat bagi kalian yang membaca artikel ini. - Hubungannya dengan buku young on top : Di dalam buku tersebut saya mengambil hubungannya artikel yang saya buat dengan dream & think big yang tertera di buku tersebut, jadi jika pengembangan aset jika HRD sudah terbiasa dengan metode tersebut maka pegawai akan dapat berpikir secara luas dan dapat bermimpi seperti apa perusahaan kita nanti otomatis jika pegawai tersebut sudah berpikir secara luas maka pegawai tersebut akan lebih banyak ilmu yang didapat dan dapat ditularkan kepada pegawai lain yang nantinya akan berpengaruh pada pengembangan. - Hubungannya dengan buku myelin : Myelin yang berarti kebiasaan yang telah membudaya yang hubungannya dengan artikel diatas yaitu jika HRD sudah terus menerus menerapkan metode tersebut dan menunjukkan perubahan pada pegawai maka otomatis pegawai tersebut akan terbiasa atau bisa disebut muscle memory dengan iklim kerja yang HRD terapkan yang gunanya untuk mengembangkan kelebihan pegawai dan tidak memperbaiki kekurangan dalam diri si pegawai jadi pegawai tersebut akan terbiasa menyumbangkan ide-ide dan gagasan yang akan memajukan perusahaan. - Hubungannya dengan buku pengembangan diri: Jadi HRD dan pegawai saling mengembangkan dirinya sendiri melalui proses knowledge management dan melalui juga melalui metode payung tersebut.
Mengembangkan Kepemimpinan Dalam Diri Proses pengembangan kepemimpinan dalam diri pemimpin itu sendiri adalah usaha untuk menemukan/ menjadi pemimpin yang sejati. Kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses perubahan karakter atau tranformasi internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan bukanlah jabatan atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri seseorang. Ketika seseorang menemukan visi dan misi hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam diri (inner peace) dan membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika keberadaannya mendorong perubahan dalam organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir menjadi pemimpin sejati. Jadi pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership from the inside out ). Dalam pengembangan kepemimpinan menuju kepemimpinan yang baik dan positif setidaknya harus memiliki kualitas-kualitas seperti; kematangan emosional, kompetensi teknik, pengabdian, kematangan pertimbangan, empati, semangat, dan disipin. Selain itu dalam usaha mengembangkan kepemimpinan dalam diri terdapat tujuh karakteristik umum yang harus dimiliki yaitu: integritas, empati, pengertian, keberanian, komitmen, keyakinan, dan komunikasi. Sifat-sifat tersebut meresap keseluruh budaya pemimpin, atau organisasi. 5
Kepemimpinan sesungguhnya tidak ditentukan oleh pangkat atau jabatan seseorang. Kepemimpinan adalah sesuatu yang muncul dari dalam dan merupakan buah dari keputusan seseorang untuk mau menjadi pemimpin, baik bagi dirinya sendiri, bagi keluarga, bagi lingkungan pekerjaan, maupun bagi lingkungan sosial dan bahkan bagi negerinya. Seperti yang dikatakan oleh penulis buku terkenal, Kenneth Blanchard; bahwa kepemimpinan dimulai dari dalam hati dan keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya. Perubahan karakter adalah segala galanya bagi seorang pemimpin sejati. Tanpa perubahan dari dalam, tanpa kedamaian diri, tanpa kerendahan hati, tanpa adanya integritas yang kokoh, daya tahan menghadapi kesulitan dan tantangan, dan visi serta misi yang jelas, seseorang tidak akan pernah menjadi pemimpin sejati. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan kepemimpinanberkaitan dengan tujuh karakteristik yang telah dijalaskan, yakni: 1. Integritas Integritas adalah perjuangan yang gigih untuk mencari apa yang benar, bukannya siapa yang benar. Memiliki integritas berarti bersedia menerima tanggung jawab. Tanda dari integritas adalah tingkah laku yang mengungkapkanhati nurani dan keyakinan. Integritas kepemimpinan menuntut agar sang pemimpin mengatakan pada masyarakat apa yang perlu didengarkan, meskipun mereka tidak ingin mendengarnya. 2. Empati/ kasih sayang Kasih sayang merupakan hasil dari keseimbangan yang produktif dan bertanggung jawab antara individualisme dan kerjasama tim. 3. Pengertian/ pemahaman Pemahaman adalah kekuatan persepsi yang arif sehingga membuat seseorang mampu manggunakan informasi secara efektif. Pemahaman mencakup mencegah kelangkaan informasi dan juga kelebihan informasi. Pemahaman mencakup pengertian masa lalu, kesadaran akan masa sekarang, dan visi tentang masa depan. Pemimpin harus mampu mengintegrasikan masa sekarang dengan masa yang akan datang, kemudian memproyeksikannya untuk membentuk masa yang akan datang. 4. Keberanian Kararteristik yang ke empat dari kepemimpinan adalah keberanian, yaitu keberanian untuk menindak lanjuti keyakinan-keyakinan dengan keteguhan untuk menghadapi tantangan yang terus menerus. Keberanian untuk berkorban dan mengambil resiko serta tidak mementingkan diri sendiri. Keberanian juga merupakan mengatasi berbagai kesulitan dengan gigih. Keberanian bukan berarti tiadanya ketakutan, keberanian adalah mengakui adanya ketakutan akan tetapi menghadapi ketakutan itu secara positif dan bertanggung jawab. Berani berarti mencari tantangan dan mengatasinya. 5. Komitmen Seorang yang memiliki komitmen itu lebih kuat dibandingkan banyak orang yang hanya memiliki minat. Tingkat komitmen merupakan kunci yang sangat menentukan dalam mencapai keberhasilan. Seorang pemimpin harus memiliki komitmen dan menciptakan komitmen pada diri orang lain dengan persetujuan, bukan paksaan. 6. Keyakinan Keyakinan merupakan ketergantungan yang kuat pada nilai-nilai, kepercayaan, dan kompetensi diri sendiri maupun orang lain. Keyakinan memang termasuk keberanian, tatapi keyakinan juga merupakan kelanjutan dari keberanian. Pemimpin yang baik mengerti bahwa keyakinan yang diperlihatkan dengan tindakan dapat memberi inspirasi. Keyakinan datang dari perjuangan-perjuangan menghadapi tantangan-tantangan yang kemudian dapat diatasinya. Yang terpenting adalah tekad yang kuat dan akan melahirkan keyakinan yang tinggi. 7. Komunikasi Keyakinan membentuk pandangan yang kuat, dan kemampuan berkomunikasi seorang pemimpin terkait dengan pandangan-pandangannya. Sebagaimana dalam kompetensi tidak efektif tanpa nurani, demikian juga tidak efektif kata-kata tanpa perbuatan. Seorang pemimpin yang baik memimpin dengan memberikan contoh, dan mendukung tingkah lakunya dengan persuasi verbal. Komunikasi kepemimpinan terletak pada kekuatan persuasi yang dibarengi otoritas. Segala macam bentuk komunikasi merupakan alat bagi pemimpin untuk memberikan inspirasi pada orang lainuntuk meraih yang lebih tinggi dengan harapan, hati, pikiran, dan tangan mereka. 6
Kemudian ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan dilakukan dalam mengembangkan kepemimpinan di dalam diri pemimpin : 1. menentukan prioriotas Yakni mendahulukan kepentingan orang lain dari pada dirinya pribadi, dengan mempertimbangkan banyaknya kemaslahatan yang banyak yang ada didalamnya. Menentukan dan mendahulukan sesuatu hal yang lebih penting dan bersifat urgen bagi kepentingan bersama. 2. membina integritas Sebagaimana dijelaskan diatas, membina dan menumbuhkan integritas yang ada dalam diri, dengan bersikap tegas dan penuh tanggung jawab yang diaplikasikan dalam tingkah laku/ tindakan yang berdasarkan kesesuaian dengan hati nurani dengan penuh keyakinan dan wibawa. 3. menciptakan perubahan positif Yang harus diperhatikan juga dalam pengembangan kepemimpinan adalah bagaimana caranya seorang pemimpin dapat menciptakan perubahan yang positif, menjadikan suasana kondusif yang menghasilkan perubahan yang lebih baik dan penuh dengan atmosfir optimis dalam melangkah dan menatap masa depan. 4. mengatasi pemecahan masalah Seorang pemimpin juga harus peka dan tanggap terhadap masalah yang ada, dan dituntut untuk dapat memecahkan masalah tersebut. Oleh karenanya seorang pemimpin harus memiliki skill/ ketrampilan dalam problem solving atau dalam mengambil keputusan untuk memecahkan/ mengambil jalan keluar terhadap suatu masalah yang ada. 5. memupuk sikap positif Selain tanggap terhadap masalah yang ada, seorang pemimpin juga dituntut untuk dapat memupuk dan membangun sikap positif yang dimulai dari dalam diri pemimpin itu sendiri dan dari sanalah maka akan timbul aura positif yang akan membawa disekitar/sekelilingnya terbawa menjadi positif pula. Yang akan menciptakan suasana yang penuh dengan semangat yang luar biasa, dan hubungan yang sangat baik antara pemimpin dengan bawahannya. 6. mengembangkan manusia mengembangkan manusia yang dimaksud disini adalah mengembangkan potensi yang ada dalam diri dan sumber daya manusia agar mengerahkan segala kemampuan yang dimiliki. 7. memperluas wawasan memperluas wawasan ini merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam mengembangkan kepemimpinan, dengan wawasan inilah yang menjadikan seorang pemimpin memiliki kewibawaan dan kharismatik yang tinggi. Dan upaya meningkatkan intelegensi seorang pemimipin tersebut. 8. membina disiplin pribadi membina disiplin ini juga merupakan faktor yang paling penting dalam mewujudkan kepemimpinan yang baik dan teratur. Dengan disiplin ini maka suatu organisasi atau lembaga kepemimpinan akan terorganisir dengan baik dan teratur. Dan itu dimulai dari dalam diri seorang pemimpin terlebih dahulu. Yang kemudian akan mempengaruhi suasanya disekitarnya. 9. melaksanakan pengembangan staf. Salah satu upaya pengembangan kepemimpinan juga yakni melaksanakan pengembangan staf, yaitu mengelola sumber daya manusia yang tidak hanya ditinjau dari segi kuantitas akan tetapi juga dari segi kualitas yang memadai. Dari kualitas maka akan tercipta suatu kerja sama yang terjalin dengan baik.
Fungsi-Fungsi Psikologi Kepegawaian
1. SENSASI. Sensasi berasal dari kata sense yang berarti alat penginderaan yang menghungkan organism dengan lingkungannya (Dennis Cone,1977). Sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis, atau konseptual dan terutama berhubungan dengan kegiatan alat indera (Benyamin B. Wolman, 1973). Catatan: Sensasi bisa berbeda bagi setiap orang karena tergantung dari pengalaman, budaya, kapasitas alat indera.
2.PERHATIAN.
Perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya lemah. (Kenneth E. Andersen, 1972). Faktor yang mempengaruhi perhatian yaitu: eksternal dan internal. Eksternal (gerakan, intensitas stimuli/menonjol,kebauran/hal-hal yang baru, perulangan. Kemudian faktor internal (faktor biologis, misalnya dalam keadaan lapar maka makanan menjadi pusat perhatian; faktor sosiopsikologis, misalnya; menunjukkan foto kerumunan orang maka tidak seorang pun yang melaporkan jumlah orang yang ada dalam foto tersebut). Ini yang dikenal dengan motif sosiogenis yaitu sikap, kebiasaan dan kemauan akan mempengaruhi apa yang kita perhatikan.
3.PERSEPSI
Persepsi adalah penelitian bagaimana mengintegrasikansensasi kedalam percept objek, dan bagaimana kita menggunakan percepts itu untuk mengenali dunia. Percepts adalah hasildari proses perceptual (Atkinson, dkk). Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan yang diperoleh dengan meyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli indrawi (Desiderato, 1976). Persepsi dibagi dua yaitu: Persepsi Interpersonal/Sosial dan Persepsi Objek/Benda. Ada 4 hal yang perlu kita perhatikan untuk melihat konteks daripersepsi interpersonal dengan persepsi objek:
Persepsi objek ditangkap oleh indera melalui benda fisik seperti gelombang, cahaya, temperature dan lain-lain. Persepsi interpersonal, mungkin stimuli sampai kepada kita melalui lambing-lambang verbal, gravis yang disampaiakan pihak ketiga. Persepsi objek lebih cenderung menanggapi luar objek, bukan sifat-sifat batiniah objek. Persepsi inter personal, kita mencoba memahami apa yang tidak tampak pada alat indera kita. Persepsi objek, maka objek tidak akan bereaksi kepada kita dan kita juga tidak ada respon emosional pada objek tersebut. Persepsi interpersonal, faktor-faktor personal, karakteristik orang yang ditanggapi, hubungan kita dengan orang yang kita amati yang menyebabkan persepsi kita terpengaruh dan cenderung keliru. Persepsi objek relative tetap, sedangkan persepsi interpersonal cenderung berubah-ubah. 4.MEMORI.
Memori adalah sisten yang sangat berstruktur, yang menyebabkan oeganisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk membimbing perilakunya (Schlessinger & Grooves). Memori melewati 3 proses yaitu:
1. Perekaman (Recording) yang mencatat informasi melalui indera dan saraf internal. 2. Penyimpanan (Storage) yang menentukan berapa lama informasi bersama kita. 3. Pemanggilan (Retrieval) yaitu mengingat lagi informasi yang disimpan. Ada 4 cara Pemanggilan yaitu:
1. Pengingatai (Recall) untuk menghasilkan kembali fakta dan informasi kata demi kata (mis: ujian essai), 2. Pengenalan (Recognition) biasanya lebih mudah mengenal daripada mengingat (mis: ujian pilihan ganda) 3. Belajar lagi (Relearning) yaitu menguasai kembali pelajaran yang sudah pernah diperoleh. 4. Reditegrasi (Redintegration) ialah merekontruksi seluruh masa lalu dari petunjuk memori kecil (mis: pengalaman dengan aroma, tempat, benda, yang terkadang membuat kita sedih atau senang). Mekanisme memori dikenal denga 3 teori yaitu:
1. Teori Aus/Disuse theory yaitu memori hilang atau memudar karena waktu. 2. Teori Interferensi yaitu memori dikategorikan meja lilin atau kanvas (mis:inhibisi retroaktif/hambatan kebelakang dan inhibisi proaktif/ hambatan kedepan) 3. Teori Pengolahan informasi menyatakan informasi disimpan pertama kali digudang inderawi/sensory storage kemudian masuk ke short term memory kemudian dikoding untuk dimasukkan ke long term memory. 5. BERPIKIR Berpikir adalah proses penarikan kesimpulan (Taylor, 1977). Berpikir dilakukan untuk memahami realitas dalam mengambil keputusan, memecahkan persoalan, menghasilkan yang baru. Berpikir adalah daya jiwa yang dapat melektakkan hubungan-hubungan antara pengetahuan kita. Berikir merupakan proses yang dialektis, artinya selama berpikir, pikiran kita dalam keadaan tanya jawab untuk dapayt meletakkan hubungan pengetahuan kita (Ahmadi & Supriyono, 1991). Defenisi yang paling umum dari Berpikir adalah berkembangnya ide dan konsep (Bochenski, dalam Suariasumantri (sd), 1983) di dalam diri seseorang. Perkembangan ide dan konsep ini berlangsung melalui proses perjalinan hubungan antara bagian-bagian informasi yang tersimpan didalam diri seseorang yang berupa pengertian. Ada 3 jenis berpikir: 1. Positif Thinking. Dipengaruhi oleh persepsi dan keterbatasan pola piker kitasendiri.apa yang kita yakini sebagai sesuatu yang positif ternyata belum positif. Bisa jadi, kita merasa atau yakin pikiran ini positif karena berdasar pada asumsi atau paradigm berpikir yang salah, yang masih dipengaruhi oleh beliefe system kita, yang kita yakini sebagai hal yang benar. 2. Negative Thinking. Sama halnya dengan positive thinking yang dipengaruhi oleh persepsi. Seseorang dengan negative thinking selalu diliputi dengan perasaan curiga. Contoh; atasan selalu menganggap remeh pekerjaan kita. Apa yang kita lakukan? Kalau negative thinking maka kita pasti akan marah dan menggerutu. 3. Right Thinking. Right Thinking adalah mengetahui siapa diri kita yang sesungguhnya, apa tujuan hidup kita yang tertinggi, apa misi kita di dunia ini, dan menyelaraskan diri dengan hukum abadi yang mengatur alam semesta. Right thinking juga berarti kita berpikir dengan dasar kebenaran dan menjadi dasar dari semua proses dan level berpikir lainnya. 6. EMOSI. Emosi adalah adaptasi evolusi,karena meningkatkan kemampuan organism untuk mengalami dan mengevaluasi lingkungannya dan kemudian menambah kemungkinan hidup dan bereproduksi, dengan mempersiapkan rencan sederhana untuk berbagai tingkah laku yang diperlukan, seperti mendekati atau menjauhi objek yang (tidak) bisa dicerna, bersaing bersama organism lain atau lari jika organism itu terlalu kuat (kemarahan vs ketakutan),dan membentuk atau kehilangan ikatan kooperatif berdasrkan pada alturisme (mengutamakan orang lain) berbalasan (kebanggaan vs kesedihan ) dengan organism lain. Macam-macam emosi: 1. Emosi Negatif Emosi negatif itu mempunyai cirri-ciri yaitu membuat perasaan frustasi, putus asa, dendam, iri hati, dengki, dan hal negative lainnya. 2. Emosi positif Emosi positif adalah selalu membuat perasaan anda gembira, damai, sejahtera, rasa persahabatan, dan hal positif lainnya. Misalnya seseorang merasakan situasi yang menyenangkan ketika bersama pacar, rasa bahagia, saling senyum, dan dunia serasa milik berdua. Keadaan itu disebut sebagai emosi cinta. 7.MOTIF Kata Motif disamakan artinya dengan kata-kata motive, motif, dorongan, alas an dan driving force. Motif adalah daya pendorong atau yang mendorong manusia untuk bertindak atau suatu tenaga di dalam diri manusia yang menyebabkan manusia bertindak.
Istilah motif yang dalam bahasa inggrisnya disebut Motive berasal dari kata Motion yang bersumber dari perkataan bahasa latin yaitu Movere yang berarti gerak. Jadi Motif adalah daya gerak yang mencakup dorongan, alasan dan kemauan yang timbul dari dalam diri seseorang yang menyebabkan ia berbuat sesuatu (Effendy, 1989)
7.BELAJAR. Belajar dalam arti psikologi merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan ttersebut akan dinyatakan seluruh aspek tingkah laku. Oleh karena itu pengertian belajar dapat ki ta katakana sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan.
REKRUITMEN KEPEGAWAIAN
1. PENGERTIAN REKRUITMEN KEPEGAWAIAN Menurut beberapa ahli adalah : a. Andrew E. Sikula (1981:183) mengemukakan bahwa : Recruitment is the act or process of an organization to obtain additional manpower for operational purpose. Recruiting involves acquiring further human resources to serve as institusional input Rekruitmen kepegawaian adalah tindakan atau proses dari suatu usaha organisasi untuk mendapatkan tambahan pegawai untuk tujuan operasional.Rekruitmen kepegawaian melibatkan sumber daya manusia yang mampu berfungsi sebagai input lembaga. b. Arum Monappa dan Mirza S. Saiyadain (1979:104) berpendapat bahwa : Recruitment is the generating of apllications or applicants for specific positions. Rekruitmen kepegawaian adalah memproses lamaran atau memproses calon-calon pegawai untuk posisi pekerjaan tertentu. c. Dale Yoder (1981:261) menjelaskan bahwa : Recruitment, including the identification and evaluation of source, is a major step in the total staffing process. That process begins with the determination of manpower needs for the organization. It continues with inventories of capabilities, recruitment, selection, placement, and orientation. Rekruitmen kepegawaian adalah mencakup identifikasi dan evaluasi sumber-sumbernya, tahapan dalam proses keseluruhan menjadi untuk organisasi, kemudian dilanjutkan dengan mendaftar kemempuan penarikan, seleksi, penempatan, dan orientasi.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa rekruitmen kepegawaian adalah suatu proses yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendapatkan tambahan pegawai yang melalui tahapan yang mencakup identifikasi dan evaluasi sumber- sumber penarikan pegawai, menentukan kebutuhan pegawai yang diperlukan perusahaan, proses seeksi, penempatan, dan orientasi pegawai.
2. SUMBER-SUMBER PENARIKAN PEGAWAI Sumber penarikan pegawai ada 2 macam yaitu : 1. Bersumber dari dalam perusahaan dengan melalui mutasi meliputi : promosi jabatan, transfer dan demosi jabatan. 2. Bersumber dari luar perusahaan dengan melalui iklan media masa, lembaga pendidikan dan depnaker.
a. Sumber dari dalam perusahaan Adalah proses memutasi pegawai berdasarkan hasil evaluasi penilaian prestasi kerja dan kondisi pegawai dalam perusahaan. Ada 3 macam bentuk mutasi pegawai yaitu : 1) Promosi jabatan Pemindahan pegawai dari satu jabatan ke jabatan lain yang setingkat lebih tinggi dari sebelumnya. 2) Transfer atau rotasi pekerjaan Pemindahan bidang pekerjaan pegawai ke bidang pekerjaan lain tanpa mengubah tingkat jabatannya. 3) Demosi jabatan Penurunan jabatan pegawai setingkat lebih redah atas dasar kondisi dan prestasi kerja atau akibat penyederhanaan struktur organisasi.
b. Sumber dari luar perusahaan Adalah proses penarikan pegawai melalui iklan media masa, lembaga pendidikan, depnaker dan lamaran kerja yang sudah masuk di perusahaan. 1. Iklan media masa Media masa dimanfaatkan perusahaan untuk sumber penawaran formasi kerja kepada masyarakat. Dengan media masa diharapkan banyak lamaran kerja yang masuk ke perusahaan. Dengan demikian perusahaan dapat menyeleksi calon pegawai sesuai dengan persyaratan kualifikasi dan formasi yang dibutuhkan. 2. Lembaga pendidikan Melaui lembaga pendidikan perusahaan dapat memanfaatkan referensi atau rekomendasi dari pimpinan lembaga pendidikan mengenai calon yang memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan. Calon pegawai yang direkomendasikan oleh pemimpin lembaga pendidikan adalah calon pegawai yang mempunyai prestasi akademik yang tinggi dan memiliki kepribadian yang baik 3 Depnaker Perusahaan memanfaatkan calon pegawai yang mendapat rekomendasi dari Departemen Tenaga Kerja. Hal ini merupakan kewajiban perusahaan dalam rangka membantu program pemerintah dalam menyalurkan penduduk pencari kerja dan pengangguran. 4. Lamaran kerja yang sudah masuk di perusahaan Lamaran pekerjaan yang sudah masuk di perusahaan dapat dipertimbangkan sebagai sumber penarikan pegawai. Dengan lamaran kerja tersebut perusahaan dapat langsung menyeleksi lamaran yang memenuhi kebutuhan untuk mengisi formasi yang kosong
3. SELEKSI CALON PEGAWAI Pengertian Seleksi Calon Pegawai Andrew E.Sikulda (1981:185) mengemukakan bahwa : Selecting is choosing. Any selection is a collection of things chosen. The selection pproses involves picking out by preference some objects or things from among others. In reference to staffing and employment, selections refers specifically to the decision to hire a limited number of wokers from a group of potential employees.
Dalam kepegawaian , seleksi lebih secara khusus mengambil keputusan dengan membatasi jumlah pegawai yang dapat dikontrakkerjakan dari pilihan sekelompok calon-calon pegawai yang berpotensi.
Teknik-teknik seleksi Teknik seleksi pegawai yaitu dengan menggunakan tes pengetahuan akademik, tes psikologis, wawancara dan tes kesehatan. a) Tes pengetahuan akademik Bertujuan mengetahui tingkat penguasaan materi pengetahuan akademik calon pegawai. Materi tes disesuaikan dengan bidang pendidikan dan tingkat pendidikan calon pegawai. Selain itu juga diberikan tes mengenai materi yang berhubungan dengan bidang pekerjaan yang ditawarkan. b) Tes psikologis Tes ini diberikan oleh ahli psikologis (psikolog). Tes psikologis mengungkap kemampuan potensial dan kemampuan nyata calon pegawai. Beberapa tes yang berhubungan dengan psikologis diantaranya : 1) Tes bakat Tes bakat mengukur kemampuan potensi (IQ), bakat khusus seperti bakat ketangkasan mekanik, kemampuan juru tulis, kemampuan daya abstraksi, dan kemampuan berhitung, kemampuan daya analisis, kemampuan perencanaan, kemapuan sintesa dan kemampuan persepsi calon pegawai. 2) Tes kecenderungan untuk berprestasi Tes ini mengukur ketrampilan dan pengetahuan calon pagawai. Selain itu untuk mengukur kemampuan kerja baik bersifat oral maupun tertulis. 3) Tes minat bidang akademik Tes ini mengukur calon pegawai terhadap suatu jabatan atau bidang pekerjaan. Melalui tes ini dapat diketahui apakah pilihan pekerjaan calon pegawai sesuai dengan minatnya. Minat bidang pekerjaan yang dimaksud adalah outdoor ( peneliti lingkungan, bertani, memelihara ternak, pengawas hutan), mechanical (ahli teknik, montir, operator), computational (akuntan, kasir bank, pemegang buku), scientific (dokter. Insinyur, ahli kimia, pilot, perawat, ahli ilmu pengetahuan), persuasive (aktor dan artis, penyiar radio, pelayan toko, pengarang, ahli hukum), artistik (penulis novel, sejarawan, pengajar, aktor, wartawan, editor, ahli perpustakaan, kritikus drama), misical (penyanyi, pemain alat musik, pagelaran konser), sosial service (perawat, pemimpin pramuka, penyuluh, pekerja sosial), clerical (akuntan, juru arsip, sekretaris, ahli statistika, pengelola lalu lintas) 4) Tes keprbadian Tes ini mengukur kedwasaan emosi, kesukaan bergaul, tanggung jawab, penyesuaian diri, objektivitas diri, simptom ketakutan. c) Wawancara Adlah pertemuan antara dua orang atau lebih secara berhadapan (face to face) dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Wawancara merupakan salah satu teknik seleksi pegawai yang dilakukan dengan cara tanya jawab langsung untuk mengetahui data pribadi calon pegawai.
Tujuan wawancara seleksi adlah untuk mengetahui apakah calon pegawai memenuhi persyaratan kualifikasi yang telah ditentukan perusahaan. Faktor-faktor yang eprlu diperhatikan dalam wawancara adalah : Sebelum wawancara Pewawancara harus sudah mempersiapkan kerangka apa yang akan ditanyakan kepada calon pegawai (kandidat). Ruangan untuk awawncara juga harus sudah dipersiapkan. Ruangan untuk wawancara harus disesuaikan dengan jumlah peserta yang akan diwawancarai. Selain itu ruanga untuk wawancara juga harus dilengkapi dengan ruang tunggu, toilet, jam dinding, majalah / koran. Sebelum wawancara dimulai pewancara seharusnya menyambut peserta wawancara dengan sikap yang hangat. Sehingga akan menimbulkan kesan yang baik dari peserta wawancara. Selama wawancara Wawncara dimulai oeh pewawancara dengan menanyakan kabardari peserta wawancara. Hal ini dilakukan untuk mengurangi rasa tegang dari peserta wawancara. Selama wawancara berlangsung pewawancara harus bisa mengambil garis besar dari jawaban peserta wawancara dan mengendalikan peserta untuk tidak menjawab dengan kalimat yang bertele-tele. Setelah wawancara Sebelum mengakhiri wawancara, pewawancara harus mengecek terlebih dahulu apakah pertanyaan yang diberikan sudah cukup. Pada akhir wawancara pewawancara harus bisa memberikan kesimpulan mengenai kemampuan peserta. Setelah wawancara selesai, pewawancara dapat mengantar peserta sampai didepan pintu dan mengucapkan salam. Penilaian wawancara Penilaian ini bisa dialakukan oleh panitia yang terlibat dalam proses wawancara. Penilaian dilakukan setelah semua proses wawancara selesai dan dibicarakan secara bersama-sama mengenai kesimpulan yang didapatkan oleh masing-masing panitia. Setelah hal tersebut dilakukan maka dapat diambil kesimpualan siapa yang layak diterima untuk bekerja di perusahaan dan sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan oleh perusahaan.
Prabu Mangkunegara,Anwar.(2001).Manajemen Sumber Daya Manusia.Bandung : PT.Remaja Rosdakarya
PENGEMBANGAN KARIR
1. Pengertian Karir Karir dalam terminologi organisasi seringkali dikaitkan dengan kemajuan (advanced). Ada beberapa definisi menurut para pakar, menurut Hastho Joko Nur Utomo dan Meilan Sugiarto, para pakar lebih senang mendefinisikan karir sebagai perjalanan pekerjaan seorang pegawai di dalam organisasi. Perjalanan ini dimulai sejak ia diterima sebagai pegawai baru dan berakhir pada saat ia tidak bekerja lagi dalam organisasi tersebut. Sementara Triton P.B. menyimpulkan definisi karir berdasarkan beberapa pendapat pakar sebagai kronologi kegiatan-kegiatan dan perilaku-perilaku yang terkait dengan kerja dan sikap, nilai dan aspirasi-aspirasi seseorang atas semua pekerjaan atau jabatan baik yang telah maupun yang sedang dikerjakannya. Berdasarkan pendapat Andrew J.Dubrin, pengembangan karier adalah aktivitas kepegawaian yang membantu pegawai-pegawai merencanakan karier masa depan mereka di perusahaan agar perusahaan dan pegawai yang bersangkutan dapat mengembangkan diri secara maksimum. Sedangkan pengertian pengembangan karir itu sendiri adalah proses pelaksanaan (implementasi) perencanaan karir. Pengembangan karir pegawai bisa dilakukan melalui dua jalur, yakni melalui pendidikan dan latihan (diklat) dan melalui non diklat. Contoh pengembangan karir melaui diklat misalnya menyekolahkan pegawai, memberi pelatihan. Sementara contoh pengembangan karir melalui non diklat seperti memberi penghargaan kepada pegawai berprestasi, mempromosikan ke jabatan yang lebih tinggi.
2. Konsep Dasar Karir dan Perencanaan Karir Konsep karir adalah konsep yang netral (tidak berkonotasi positif atau negatif). Karena itu karir ada yang baik dan ada pula karir yang buruk. Perencanaan karir seseorang dapat berjalan baik atau buruk sebenarnya ditentukan juga oleh peran dan dukungan dari departemen sumber daya manusia dan manajemen personalia.
Menurut Handoko, beberapa tugas seorang manajer personalia adalah sebagai berikut: a. Mengembangkan para karyawan yang dapat dipromosikan. b. Menurunkan perputaran karyawan. c. Mengungkap potensi karyawan d. Mendorong pertumbuhan karyawan e. Mengurangi penimbunan karyawan walaupun mereka berpotensi tinggi. f. Memuaskan kebutuhan karyawan g. Membantu pelaksanaan rencana-rencana kegiatan yang telah disetujui. Perencanaan karir adalah perencanaan yang dilakukan baik oleh individu pegawai maupun oleh organisasi berkenaan dengan karir pegawai, terutama mengenai persiapan yang harus dipenuhi oleh seorang pegawai untuk mencapai tujuan karir tertentu. Sementara itu, beberapa konsep dasar perencanaan karir menurut Umar adalah sebagai berikut : a. Karir sebagai suatu urutan promosi atau transfer ke jabatan yang lebih besar tanggung jawabnya atau ke lokasi-lokasi yang lebih baik selama kehidupan kerja seseorang. b. Karir sebagai petunjuk pekerjaan yang membentuk suatu pola kemajuan yang sistematik dan jelas (membentuk satu jalur karir). c. Karir sebagai sejarah pekerjaan seseorang atau serangkaian posisi yang dipegangnya selama kehidupan kerja. Dalam perencanaan karir ada lima syarat utama yang harus dipenuhi agar proses perencanaan tersebut dapat berjalan dengan baik. Kelima syarat tersebut adalah : a. Dialog Dalam hal ini pegawai perlu diajak dialog untuk merencanakan karirnya. b. Bimbingan Organisasi harus memberikan bimbingan kepada pegawainya agar bisa meniti karir dengan baik, karena tidak semua pegawai memahami jalur karir. c. Keterlibatan Individual Dalam perencanaan larir harus melibatkan individu pegawai, mereka hendaknya diberi kesempatan untuk berbicara dan memberi masukan. Hal ini sama dengan syarat pertama yakni dialog. d. Umpan Balik Proses pemberian umpan balik akan terjadi jika ada dialog. e. Mekanisme perencanaan karir Yang dimaksud umpan balik di sini adalah tata cara atau prosedur yang ditetapkan agar proses perencanaan karir dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
3. Jalur dan Tujuan Karir Jalur karir adalah pola urutan pekerjaan (Pattern of work Sequence)yang harus dilalui pegawai untuk mencapai suatu tujuan karir. Jalur karir selalu bersifat ideal dan normatif. Artinya dengan asumsi setiap pegawai mempunyai kesempatan yang sama dengan pegawai lain, maka setiap pegawai mempunyai kesempatan yang sama untuk mencapai tujuan karir tertentu. Namun demikian, dalam kenyataannya, ada pegawai yang bagus karirnya ada pula pegawai yang kurang baik dalam karirnya. Dalam organisasi yang baik, jalur karir pegawai selalu jelas dan eksplisit, baik titik- titik karir yang dilalui maupun persyaratan yang harus dipenuhi untuk mencapai tujuan karir tertentu. Berkaitan dengan tujuan karir, pada dasarnya tujuan atau sasaran karir adalah posisi atau jabatan tertentu yang dapat dicapai oleh seorang pegawai bila yang bersangkutan memenuhi semua syarat dan kualifikasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan jabatan tersebut. Tujuan pengembangan karier dikemukakan oleh Andrew J.Dubrin (1982:198) adalah : a. Membantu dalam pencapaian tujuan individu dan perusahaan b. Menunjukkan hubungan kesejahteraan pegawai c. Membantu pegawai menyadari kemampuan potensi mereka d. Meperkuat hubungan antara pegawai dan perusahaan e. Membuktikan tanggung jawab sosial f. Membantu memperkuat pelaksanaan program-program perusahaan g. Mengurangi turnover dan biaya kepegawaian h. Mengurangi keusangan profesi dan manajerial i. Menggiatkan analisis dari keseluruhan pegawai j. Menggiatkan suatu pemikiran (pandangan) jarak waktu yang panjang 4. Fokus Karir Fokus utama dalam karir seorang pegawai dalam organisasi akan menentukan pengembangan karir individu tersebut di masa depannya. Menurut Gomes (1995)[1] ada dua fokus utama dalam pengembangan karir, yaitu : a. Fokus Internal Dalam fokus internal ini, seseorang perlu selalu dapat memandang karirnya secara positif. Pandangan yang positif terhadap karir memungkinkan seseorang dapat mengembangkan karirnya dengan sedikit stres dan perasaan negatif lainnya. b. Fokus Eksternal Fokus eksternal menyebabkan pengembangan karir seseorang perlu didukung oleh keadaan lingkungan eksternalnya. Dalam hal ini yang menjadi fokus perhatian bukan lagi pada cara seseorang memandang karirnya, tetapi pada kedudukan yang secara aktual diduduki oleh seorang pekerja. 5. Pengembangan Karir Pengertian pengembangan karir itu sendiri adalah proses pelaksanaan (implementasi) perencanaan karir. Pengembangan karir pegawai bisa dilakukan melalui dua jalur, yakni melalui pendidikan dan latihan (diklat) dan melalui non diklat. Contoh pengembangan karir melaui diklat misalnya menyekolahkan pegawai (di dalam atau di luar negeri), memberi pelatihan (di dalam atau di laur organisasi), memberi pelatihan sambil bekerja (on the job training). Sementara contoh pengembangan karir melalui non diklat seperti memberi penghargaan kepada pegawai berprestasi, mempromosikan ke jabatan yang lebih tinggi, menghukum pegawai, merotasi pegawai ke jabatan lain yang setara dengan jabatan semula. 6. Model Pengembangan Karir Menurut Byars dan Rue (2000), pengembangan karir merupakan aktivitas formal dan berkelanjutan yang merupakan suatu upaya organisasi untuk mengembangkan dan memperkaya sumberdaya manusianya dengan menyelaraskan kebutuhan mereka dengan kebutuhan organisasi. Dari perkembangan konsep ini, maka kita mengenal tiga model pengembangan karir, yaitu: 1. Model siklus hidup (life-cycle model), merupakan pengembangan karir yang sifatnya pasti. Seseorang akan berpindah pekerjaannya melalui perbedaan tahap karir. Dalam model ini peran organisasi sangat besar dalam menentukan karir seseorang. 2. Model berbasis organisasi, yaitu model pengembangan yang menjelaskan bahwa karir seseorang akan melalui tahap-tahap karir, tetapi di dalam model ini juga dijelaskan bahwa dalam proses pengembangan karir ada proses pembelajaran bagi karyawan untuk memiliki jalur karir yang pasti. 3. Model pola terarah Dalam model ini karyawan dibimbing atau diarahkan untuk membuat keputusan sendiri mengenai seberapa cepat mereka menginginkan kemajuan dalam karir mereka. Ketiga model tersebut berkaitan erat dengan tipe manajemen sebuah organisasi maupun perusahaan. Tiap organisasi memiliki bentuk/system pengembangan karir yang berbeda-beda tergantung kebijakan manajer maupun pimpinan organisasi. 7. Peran Pengembangan Karir Dalam proses pengembangan karir individu (karyawan) dalam organisasi, ada 3 hubungan saling terkait antara individu, manajer, maupun organisasi. Ketiga-tiganya memiliki peran masing-masing. Gary Dessler menjelaskan peran ketiganya dalam pengembangan karir sebagai berikut: a. Peran Individu - Terimalah tanggung jawab untuk karir Anda sendiri. - Taksirlah minat, keterampilan, dan nilai anda. - Carilah informasi dan rencana karir. - Bangunlah tujuan dan rencana karir. - Manfaatkanlah peluang pengembangan. - Berbicaralah dengan manajer Anda tentang karir Anda. - Ikutilah seluruh rencana karir yang realistic. b. Peran Manajer - Berikanlah umpan balik kinerja yang tepat waktu. - Berikan dukungan dan penilaian pengembangan. - Berpartisipasilah dalam diskusi pengembangan karir. - Dukunglah rencana pengembangan karir. c. Peran Organisasi - Komunikasi misi, kebijakan, dan prosedur. - Berikan peluang pelatihan dan pengembangan. - Berikan informasi karir dan program karir. - Tawarkan satu keanekaragaman pilihan karir. Jadi, pengembangan karir seorang individu sangat terpengaruh dari 3 peran tersebut. Ketiga-tiga harus saling mendukung dalam pengembangan karir. Dalam peran seorang manajer, Gary Dessler menjelaskan lebih lanjut, bahwa ada 4 peran bagi manajer dalam pengembangan karir karyawan[2], yaitu:
Pelatih Penilai Penasehat Agen Rujukan Mendengar Menjelaskan Menyelidiki Menyatakan keprihatinan Memberikan umpan balik Menjelaskan standar Menjelaskan tanggung jawab jabatan Menghasilkan pilihan Membantu menetapkan tujuan Merekomendasi/ memberi nasehat Menautkan karyawan dengan sumber daya Mengkonsultasi-kan rencana tindakan
Dari peran tersebut, nampak bahwa seorang manajer sangat berperan dalam pengembangan karir individu di sebuah organisasi. Manajer yang baik seharusnya mendukung penuh kinerja karyawan dan proaktif untuk membantu karyawan dalam mengembangkan karir.
8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Karir Di samping peran individu, manajer, dan organisasi dalam pengembangan karir, ada pelbagai faktor yang lebih spesifik yang mempengaruhi pengembangan karir. Hasto Joko Nur Utomo dan Meilan Sugiarto memberikan contoh 9 faktor yang berpengaruh terhadap pengembangan karir individu di suatu organisasi, yaitu : a. Hubungan pegawai dan organisasi Secara ideal, hubungan pegawai dan organisasi berada dalam hubungan yang saling menguntungkan, sehingga pada saat yang demikian organisasi dapat mencapai produktifitas kerja yang lebih tinggi. Namun kadang kala ada berbagai macam kendala yang dihadapi di lapangan. b. Personalia Pegawai Terkadang, dalam mmanajemen karir pegawai terganggu dengan adanya pegawai yang mempunyai personalitas yang menyimpang, seperti terlau apatis, emosional, ambisius, curang, dan lain-lain. Seorang pegawai yang apatis akan sulit dibina karirnya sebab dirinya sendiri tidak perduli dengan karirnya sendiri. c. Faktor Eksternal Acapkali terjadi semua aturan dalam manajemen karir sebuah organisasi menjadi kacau lantaran ada intervensi dari pihak luar. d. Politicking dalam organisasi Perencanaan karir akan menjadi sekedar basa- basi ketika ada viruspoliticking seperti hubungan antar teman, nepotisme, feodalisme, dan lain sebagainya. e. Sistem Penghargaan Organisasi yang tidak mempunyai sistem penghargaan yang jelas (selain gaji dan insentif) akan cenderung memperlakukan pegawainya secara subyektif. Pegawai yang berprestasi baik dianggap sama dengan pegawai yang malas. f. Jumlah Pegawai Semakin banyak jumlah pegawai maka semakin ketat persaingan untuk menduduki jabatan, demikian pula sebaliknya. Jumlah pegawai yang dimilki sebuah organisasi sangat mempengaruhi manajemen karir yang ada. g. Ukuran Organisasi Ukuran organisasi dalam konteks ini berhubungan dengan jumlah jabatan yang ada dalam organisasi tersebut, semakin besar organisasi, semakin kompleks urusan manajemen karir pegawai. Namun, kesempatan untuk promosi dan rotasi pegawai juga lebih banyak. h. Kultur Organisasi Sebagaimana masyarakat pada umumnya, organisasi juga mempunyai kultur. Ada organisasi yang berkultur profesional, obyektif, rasional dan demokratik. Namun ada juga organisasi yang cenderung feodalistik, rasional dan demokratis. Dan kultur ini sedikit banyak akan mempengaruhi pengembangan karir yang ada dalam organisasi tersebut. i. Tipe Manajemen Ada pelbagai tipe manajemen di sebuah organisasi. Ada manajemen yang lebih cenderung kaku, otoriter, tersentralisir, tertutup, tidak demokratis. Ada juga manajemen yang cenderung fleksibel, paritsipatif, terbuka, dan demokratis. Jika manajemen kaku dan tertutup, maka keterlibatan pegawai dalam pembinaan karirnya sendiri cenderung minimal. Sebaliknya, jika manajemen cenderung terbuka, partisipatif, dan demokratis, maka keterlibatan pegawai dalam pembinaan karir mereka juga cenderung besar.[3]
9. Cara Membangun Sistem Pengembangan Karir Dalam mengembangkan sebuah karir, pihak manajemen organisasi harus memiliki sebuah sistem pengembangan karir. Ini bertujuan untuk mengelola pengembangan karir karyawan yang obyektif dan efektif. 9 faktor yang mempengaruhi pengembangan karir di atas, merupakan contoh konkrit di mana ada faktor internal dan eksternal yang menghambat pengembangan karir individu. Karena itu, organisasi harus memiliki sistem pengembangan karir yang baik. Irwan Rei, seorang Managing Director Multi Talent Indonesiamenjelaskan bagaimana membangun sistem pengembangan karir di dalam organisasi: a. Tentukan dulu filosofi perusahaan mengenai bagaimana seorang karyawan dapat mengembangkan karirnya di perusahaan, misalnya: 1). Apakah dasar atau kriteria bagi karyawan untuk naik jabatan (pergerakan vertikal) maupun pindah bagian (pergerakan horisontal) di dalam perusahaan? Kriteria ini bisa beragam, misalnya prestasi kerja karyawan selama beberapa tahun terakhir, seberapa jauh karyawan memenuhi kebutuhan kompetensi dan kualifikasi (sertifikasi, tingkat pendidikan, pengalaman kerja) dari posisi tujuan, tersedianya (kosongnya) posisi tujuan, kesamaan jenis usaha dan lain-lain. 2). Tentukan apakah perpindahan bagian dapat dilakukan pada setiap tingkatan jabatan atau dibatasi, misalnya, hanya pada tingkat karyawan pemula/junior dan tingkat manajemen saja? Berapa kali seorang pegawai dapat pindah bagian? Beberapa organisasi membatasi pergerakan antar bagian hanya terjadi pada tingkat awal dan senior, sementara yang lain tidak membatasi. Dalam konteks perusahaan yang banyak ragam kegiatan usahanya seperti di atas, tentukan dulu sejauh mana perusahaan ingin memberikan ruang-gerak bagi karyawan dalam membangun karirnya di dalam organisasi. Bila sangat bebas terbuka, berarti perusahaan perlu membangun karyawan 'generalists', yang memiliki kompetensi untuk bekerja pada berbagai ragam kegiatan usaha. Sementara bila dibatasi, berarti perusahaan cenderung akan fokus membangun karyawan yang fokus pada bidang usahanya. Atau kombinasi di antara keduanya? Pilihan model yang ada akan memberikan implikasi pada fleksibilitas karyawan dalam membangun karirnya, perencanaan tenaga-kerja maupun investasi perusahaan di dalam mengembangkan kemampuan karyawannya. b. Bangun peta pergerakan atau pengembangan karir jabatan-jabatan yang ada (career map) berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan pada langkah 1 tadi. Untuk memberikan ruang lebih besar bagi karyawan dalam membangun karirnya di dalam organisasi, beberapa organisasi membangun apa yang disebut dengan dual-career atau multiple-career track(s), yaitu jalur karir manajerial (struktural) dan jalur karir non-manajerial (spesialis). Jalur karir non-manajerial/spesialis dibangun untuk memfasilitasi pengembangan karir bagi karyawan yang tidak tertarik menduduki jabatan manajerial -- tidak semua orang ingin menjadi manajer, ada yang bahagia menjadi spesialis di dalam disiplin ilmu tertentu. Karena membangun peta karir relatif membutuhkan waktu yang tidak sedikit, fokuskan pembuatan career map pada posisi-posisi yang relatif penting (kritikal) di dalam organisasi. c. Bangun SOP (standard operating procedure) termasuk alat-alat tes yang diperlukan untuk membantu karyawan mengetahui bagaimana mereka dapat mengembangkan karirnya di dalam organisasi. Langkah-langkah atau proses apa yang harus dilalui? Misalnya, bagaimana seorang yang baru bekerja dapat menjadi pemimpin divisi/departemen dalam beberapa tahun ke depan? Persyaratan maupun tes-tes apakah yang harus dipenuhi dll. Bagaimana jika seorang pegawai mendapatkan hasil penilaian kinerja yang memuaskan selama 3 tahun berturut-turut? Kemana, kapan, bagaimana dan oleh siapa ia dapat dipromosikan? 4. Perbaiki terus-menerus model yang telah dibangun berdasarkan hasil implementasinya di lapangan dan kebutuhan organisasi, termasuk bila ada perubahan struktur dan strategi perusahaan. Karena administrasi sistem pengembangan karir itu membutuhkan waktu yang tidak sedikit, persiapkan infrastruktur/teknologi pendukung agar sistem dapat diimplementasikan dengan efisien dan efektif.[4]
Organisasi yang memiliki sistem pengembangan karir yang bagus, akan memotivasi para karyawan dalam membangun kinerja di organisasi atau perusahaan. Akan tetapi sebaliknya, organisasi atau perusahaan yang tidak memiliki sistem pengembangan karir yang bagus akan mempengaruhi pengembangan karir individu. Sebagaimana yang dikatakan Gary Dessler, peran individu, manajer, dan organisasi sangat berpengaruh dalam pengembangan karir. Ketika individu yang berprestasi tidak didukung sistem organisasi yang baik dan manajer yang tidak mendukung, maka karir individu tersebut tidak akan berubah lebih baik.
C. Kesimpulan Dalam sebuah organisasi, seorang karyawan bisa merencanakan pengembangan karirnya. Dalam merencanakan pengembangan karir individu, tak bisa dilepaskan antara peran individu (karyawan), manajer, dan organisasi tersebut. Ketiga-tiganya harus berperan saling mendukung dan mendorong pengembangan karir karyawan. Ada beberapa hal/faktor yang mempengaruhi pengembangan karir individu, tapi bisa disimpulkan jadi dua factor, yakni factor internal (professionalisme karyawan) dan factor internal (lingkungan organisasi, seperti tipe manajemen, manajer, system pengembangan karir di organisasi, dan lain-lain). Pengembangan karir merupakan salah satu tugas manajemen Sumber Daya Manusia (SDM). Setiap manajer harus memiliki sistem manajerial dalam mengelola karyawan, salah satunya ssstem pengembangan karir karyawan . Semakin bagus sistem pengembangan karir karyawan di dalam organisasi, semakin mudah bagi karyawan untuk merencanakan pengembangan karirnya.