Anda di halaman 1dari 14

SERIKAT

PEKERJA DAN
MOGOK KERJA
Debby – Ibnu – Novita – Ria – Yuniarti - Hartanto
DEFINISI SERIKAT PEKERJA
Berdasarkan ketentuan umum pasal 1 Undang-undang Tenaga Kerja tahun 2003
no 17, serikat buruh/serikat pekerja merupakan organisasi yang dibentuk dari,
oleh, dan untuk pekerja baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang
bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna
memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja serta
meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya.
TUJUAN SERIKAT PEKERJA
▹ Menjamin dan meningkatkan standar hidup dan status
ekonomi dari para anggotanya.
▹ Meningkatkan dan menjamin keamanan individual dari
ancaman-ancaman
▹ Mempengaruhi hubungan kekuasaan dalam sistem sosial 3
dalam cara-cara yang mendukung dan tidak merugikan
perkembangan dan tujuan serikat pekerja.
▹ Memajukan kesejahteraan semua pihak yang bekerja
untuk kehidupan
▹ Menciptakan mekanisme untuk menangkal penggunaan
kebijakan-kebijakan dan praktik-praktik yang subyektif

Mondy, 2009
Mengapa Karyawan
Bergabung dengan
Serikat Pekerja?
 Tidak puas pada manajemen
dalam hal:
 Kompensasi.
 Keamanan Jabatan 4
 Sikap manajemen
 Mencari saluran sosial
 Peluang untuk menjadi
pemimpinan
 Dipaksa rekan kerja
Tahap-Tahap Dalam
Hubungan Industrial
▹ Hubungan industrial dalam suatu
organisasi pada umumnya dapat
digolongkan kepada lima tahap 5
pertumbuhan, yaitu:
▹ Tahap Konflik
▹ Tahap Pengakuan Eksistensi
▹ Tahap Negosiasi
▹ Tahap Akomodatif
▹ Tahap Kerja Sama
Fungsi dalam Serikat
Kerja
▹ Fungsi Pemerintah
▹ Fungsi Serikat Buruh 6

▹ Fungsi Organisasi Pengusaha


Perjanjian Kerja Bersama
▹ Perjanjian yang merupakan hasil
perundingan antara serikat
pekerja/serikat buruh atau 7

beberapa serikat pekerja/serikat


buruh yang tercatat pada instansi
yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan dengan
pengusaha, atau beberapa
pengusaha atau perkumpulan
pengusaha yang memuat syarat-
syarat kerja, hak dan kewajiban
MOGOK KERJA
• Adalah tindakan pekerja/buruh yang
direncanakan dan dilaksanakan
secara bersama-sama dan/atau oleh
serikat pekerja/serikat buruh untuk
menghentikan atau memperlambat
pekerjaan.

• Mogok kerja sebagai hak dasar


pekerja/buruh dan serikat
pekerja/serikat buruh dilakukan
secara sah, tertib, dan damai
sebagai akibat gagalnya
perundingan.


Sebelum mogok kerja, sekurang-
kurangnya 7 (tujuh) hari kerja,
pekerja/buruh dan serikat
pekerja/serikat buruh wajib
memberitahukan secara tertulis
kepada pengusaha dan instansi yang
bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan setempat.
▹ Pemberitahuan ini sekurang-kurangnya
memuat:
▹ Waktu (hari, tanggal, dan jam) dimuai
dan diakhiri mogok kerja;
▹ Tempat mogok kerja;
▹ Alasan dan sebab-sebab mengapa
melakukan mogok kerja;
▹ Tanda tangan ketua dan sekretaris
dan/atau masing-masing ketua dan
sekretaris buruh sebagai penanggung
jawab kelompok.

9
Mengapa Buruh Melakukan Unjuk
Rasa dan Mogok Kerja?

▹ Adanya tuntutan yang diajukan


pekerja, yang tidak ditanggapi atau
tidak dapat dipenuhi oleh pengusaha, 1
seringkali menimbulkan gejolak dan 0

konflik yang diikuti unjuk rasa dan


pemogokan. Menurut Indra Ibrahim
(2001) tuntutan para pengunjuk rasa
dapat dibagi menjadi dua kategori,
yaitu
▹ Tuntutan normatif dan
▹ Tuntutan non normatif
Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi motivasi dan
produktivitas pekerja
▹ Physiological (kebutuhan fisik
▹ Safety (kebutuhan akan rasa aman
▹ Sosial (kebutuhan akan hubungan
1
sosial / kasih sayang) 1

▹ Esteem (kebutuhan akan pengakuan /


dihargai)
▹ Self-actualization (kebutuhan
aktualisasi diri
Peranan Pemerintah Dalam
Penyelesaian Perselisihan Atau
Pertikaian Perburuhan
▹ Menurut Sondang P. Siagian (2008), peranan pemerintah
dalam penyelesaian perselisihan atau pertikaian
perburuhan pada hakikatnya berkisar pada:
1. Menetapkan berbagai peraturan perundang-undangan
tentang hubungan industrial dalam negara yang 1
bersangkutan dan cara-cara penyelesaiannya dalam hal 2
hubungan industrial litu terganggu.
2. Mengawasi pelaksanaan berbagai peraturan
perundang- undangan tersebut.
3. Mencegah timbulnya perselisihan atau pertikaian
perburuhan.
4. Bertindak selaku mediator apabila perselisihan atau
pertikaian perburuhan terjadi sehingga diperoleh
penyelesaian yang serasi antara lain dengan mempermudah
prosedur yang ditempuh dalam proses arbitrasi.
Kesimpulan
▹ Dalam hubungan industrial dikenal unsur tripartit
yaitu Pengusaha, Serikat Pekerja/Buruh (yang
mewakili tenaga kerja) serta Pemerintah (dalam
hal ini Depnakertrans). Unsur Pemerintah 1
diharapkan bertindak sebagai fasilitator yang 3
tidak memihak diantara dua unsur pertama.
Namun dalam kenyataannya pemerintah ternyata
tidak dapat menjalankan peran tersebut dengan
baik. Hal ini terbukti dari lahirnya peraturan-
peraturan atau kebijakan-kebijakan yang
cenderung kontroversial, seperti UU no. 21/2000
dan Kepmen No. 150/2000. Selain itu perangkat
peraturan perundangan ketenagakerjaan yang
ada seringkali berubah-ubah dan banyak yang
sudah ketinggalan jaman (out of date).
TERIMA
KASIH
1
4

Anda mungkin juga menyukai