Rumah Sakit[4] (UU Rumah Sakit) dalam pasal 20 dianggap mangkir oleh perusahaan atau rumah sakit
dan 21 juga menjelaskan tentang pengelolaan rumah tempat dokter tersebut berkerja. Jika selanjutnya
sakit, bahwa rumah sakit terbagi ke dalam dua bagian, tindakan materiil berupa penelataran pasien dianggap
yakni Rumah Sakit publik yang dapat dikelola oleh melanggar kode etik kedokteran yang berlaku, maka
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan badan hukum hal itu menjadi kewenangan Majelis Kehormatan
nirlaba (non-profit). Kemudian dalam UU Rumah Sakit Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) untuk
mendefiniskan Rumah Sakit privat yang dikelola oleh memberikan rekomendasi untuk mencabut Surat Izin
badan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk Praktik (SIP) dokter kepada Kepala Dinas Kesehatan
Perseroan Terbatas atau Perseroan. Kabupaten/Kota yang bersangkutan[6].
Dalam melaksanakan profesinya dokter [4] Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
mendapatkan upah dari rumah sakit, sehingga dokter Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia
juga merupakan pekerja/buruh sebagaimana yang Tahun 2009 Nomor 153)
dimaksud dalam UU Ketenagakerjaan dan rumah sakit
juga merupakan pihak yang memberikan upah kepada [5] Penjelasan atas Undang-Undang Republik
dokter, sehingga rumah sakit juga merupakan Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang
perusahaan sebagaimana yang dimaksud dalam UU Ketenagakerjaan (Tambahan Lembaran Negara
Ketenagakerjaan. Dengan begitu, aksi mogok yang Republik Indonesia Nomor 4279)
dilakukan oleh dokter juga harus tetap mengacu pada
UU Ketenagakerjaan. Mengingat dikarenakan tidak [6] Pasal 32 Peraturan Menteri Kesehatan Republik
adanya undang-undang khusus yang mengatur profesi Indonesia Nomor 2052/MENKES/PER/X/2011 tentang
dokter secara khusus. Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor
671)
Sebagaimana dalam pasal 139 UU Ketenagakerjaan Adakah peraturan dari Pemerintah yang mengatur
menjelaskan bahwa Pelaksanaan mogok kerja tentang mogok kerja?
bagi pekerja atau buruh yang bekerja pada Ada. Permasalahan mogok kerja memang sangat
perusahaan yang melayani kepentingan umum kompleks, untuk masalah mogok kerja ini diatur khusus
pada pasal 137 sampai pasal 145 dalam Undang-
dan/atau perusahaan yang jenis kegiatan-nya Undang no. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan. Lebih
lanjut mengenai peraturan pelaksanaan mogok kerja
membahayakan keselamatan jiwa manusia diatur diatur oleh Kepmenakertrans No. 232/MEN/2003
sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu tentang Akibat Hukum Mogok Kerja Yang Tidak Sah.
kepentingan umum dan/atau membahayakan Apa saja yang menjadi syarat sah mogok kerja?
keselamatan orang lain. Rumah sakit merupakan
Dalam pasal 137 UU No. 13/2003 disebutkan bahwa
perusahaan yang tergolong melayani “mogok kerja harus dilakukan secara sah, tertib dan
kepentingan umum, serta penghentian pelayanan damai sebagai akibat dari gagalnya perundingan”.
dokter secara total di rumah sakit dapat “Sah” disini artinya adalah mengikuti procedural yang
membahayakan keselamatan jiwa. Sehingga diatur oleh Undang-Undang. “Tertib dan damai“ disini
artinya adalah tidak mengganggu keamanan dan
pelayanan dokter di rumah sakit tidak boleh ketertiban umum dan tidak mengancam keselamatan
jiwa dan harta benda milik perusahaan, pengusaha
berhenti total. atau milik masyarakat.
Bagaimanapun juga, dokter juga memiliki hak “Akibat gagal perundingan” disini artinya adalah :
yang sama dengan pekerja/buruh sebagaimana yang Upaya perundingan yang dilakukan menemui jalan
dimaksud dalam UU Ketenagakerjaan. Untuk buntu dan gagal mencapai kesepakatan atau
mengatasi hal tersebut, dalam penjelasan pasal 139 Perusahaan menolak untuk melakukan perundingan
UU Ketenagakerjaan[5] menjelaskan, bahwa walaupun serikat pekerja atau pekerja telah meminta
rumas sakit termasuk dalam perusahaan yang secara tertulis kepada pengusaha 2 kali dalam
dimaksud dalam pasal 139, serta maksud dari tenggang waktu 14 hari.
'pemogokan yang diatur sedemikian rupa'
yaitu pemogokan yang dilakukan oleh para Syarat administratif yang harus dipenuhi agar mogok
pekerja/buruh yang tidak sedang menjalankan kerja dikatakan sah adalah :
tugas. Sehingga dokter yang sedang bertugas
sebagai dokter jaga serta dokter yang sedang 1. Pekerja atau Serikat Pekerja wajib memberitahukan
melakukan tindakan medis darurat tidak boleh secara tertulis kepada perusahaan/pengusaha dan
melakukan aksi mogok. Disnaker, 7 hari kerja sebelum mogok kerja dijalankan.
Dengan demikian, aksi mogok yang Dalam surat pemberitahuan tersebut, harus memuat :
dilaksanakan tidak sesuai dengan ketentuan dalam
pasal 139 tersebut, maka aksi mogok tersebut menjadi Waktu (hari, tanggal dan jam) dimulai dan diakhiri
tidak sah. Sehingga perlindungan hukum sebagaimana mogok kerja
yang disebutkan dalam pasal 142 tidak dapat
diterapkan pada aksi mogok yang tidak sah. Selain itu
Tempat mogok kerja Pekerja yang melakukan mogok secara sah tetap
berhak mendapat upah. Lain halnya dengan pekerja
Alasan dan sebab mengapa harus melakukan yang melakukan mogok secara tidak sah, mereka tidak
mogok kerja berhak mendapat upah.