PENYELESAIAN SENGKETA
12.1 Pendahuluan
Dalam hal ini, negosiasi merupakan komunikasi dua arah yang dirancang untuk
mencapai kesepakatan pada saat kedua belah pihak memiliki berbagai kepentingan yang
sama maupun yang berbeda.
12.2.2 Mediasi
Dengan demikian, putusan yang diambil atau yang dicapai oleh mediasi
merupakan putusan yang disepakati bersama oleh para pihak yang dapat berbentuk nilai-
nilai atau norma-norma yang menjadi tatanan dalam masyarakat. Jika dengan cara
mediasi tidak menghasilkan suatu putusan diantara para pihak maka masing-masing
pihak boleh menempuh cara penyelesaian lain, seperti melalui pengadilan , abitrase atau
lain-lain.
12.2.3 Konsiliasi
Arbitrase adalah usaha perantara dalam meleraikan sengketa. Dalam pada itu ,
penyelesaian sengketa melalui lembaga abitrase lebih disukai oleh pelaku ekonomi
dalam kontrak bisnis yang bersifat nasional maupun internasional dikarenakan sifat
kerahasiaannya, prosedur sederhana, purusan abitrase mengikat para pihak, dan
disebabkan putusan yang diberikan bersifat final.
Arbitrase adalah sebagai upaya hukum dalam perkembangan dunia usaha, baik
nasional maupun internasional. Berdasarkan Undang – Undang Nomor 30 Tahun 1999,
arbitrase merupakan cara penyelesaian suatu sengketa perdata di luar pengadilan umum
yang didasarkan perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang
bersengketa. Perjanjian abitrase merupakan kesepakatan berupa klausula abitrase yang
tercantum dalam suatu perjanjian tertulis yang dibuat para pihak sebelum timbul
sengketa atau suatu perjanjian arbitrase tersendiri yang dibuat para pihak setelah timbul
sengketa.
12.2.5 Peradilan
Dalam Undang _undang Nomor 8 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum, yang dimaksud dengan
peradilan umum adalah salah satu kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan
yang pada umumnya mengenai perkara perdata dan pidana.
Dengan demikian, kekuasaan kehakiman dilingkungan peradilan umum
dilaksanakan oleh pengadilan negeri, pengadilan tinggi, dan Mahkamah Agung.
1. Pengadilan Negeri
Pengadilan Negeri adalah pengadilan tingkat pertama yang berkedudukan di
kotamadya atau ibukota kabupaten dan daerah hukumnya meliputi wilayah
kotamadya atau kabupaten, yang dibentuk dengan keputusan presiden.
2. Pengadilan Tinggi
Pengadilan tinggi adalah pengadilan tingkat banding yang berkedudukan di
ibukota propinsi dan daerah hukumnya meliputi wilayah propinsi yang dibentuk
dengan undang-undang.
3. Mahkamah Agung
Ketentuan mengenai Mahkamah Agung diatur dalam Undang-Undang No.14
tahun 1985, merupakan pengadilan Negara tertinggi dari semua lingkungan
peradilan yang dalam melaksanakan tugasnya terlepas dari pengaruh pemerintah
dan pengaruh-pengaruh lain yang berkedudukan di ibukota Negara Republik
Indonesia.
Perbandingan antara Perundingan , Arbitrase, dan Litigasi