11.1 Pendahuluan
Salah satu sarana hukum untuk menyelesaikan utang piutang sebelum tahun
1998 kepailitan dalam Fasillissment Verordning tb. Sementara itu , Undang –undang
tentang kepailitan dan penundaan kewajiban ini didasarkan pada asas-asas, antara lain :
1. Asas Keseimbangan
3. Asas Keadilan
4. Asas Integrasi
Asas integrasi adalah system hukum formil dan hukum materiilnya merupakan
satu kesatuan yang utuh dari system hukum perdata dan hokum acara perdata
nasional.
Pengertian pailit atau bankrut menurut Black’s Law Distionary adalah seorang
pedagang yang bersembunyi atau melakukan tindakan tertentu yang cenderung
mengelabui pihak kreditornya.
Sementara itu , dalam Pasal 1 butir 1, kepailitan adalah sita umum atas semua
kekayaan debitor pailit yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh kurator di
bawah pengawasan hakim pengawas sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.
Dalam Pasal 1 butir 7 yang dimaksud dengan utang adalah kewajiban yang
dinyatakan atau dapat dinyatakan dalam jumlah uang, baik dalam mata uang Indonesia
maupun mata uang asing, baik secara langsung maupun yang akan timbul di kemudian
hari, yang timbul karena perjanjian atau undang-undang yang wajib dipenuhi oleh
debitor dan bila tidak dipenuhi memberi hak kepada kreditor untuk mendapat
pemenuhannya dari harta kekayaan debitor.
1. Debitor yang mempunyai dua atau lebih kreditor dan tidak membayar lunas
3. Debitor adalah bank umum permohonan pernyataan pailit bagi bank sepenuhnya
merupakan kewenangan Bank Indonesia
1. Benda, termasuk hewan yang benar – benar dibutuhkan oleh debitor sehubungan
dengan pekerjaannya, perlengkapannya, alat-alat medis yang dipergunakan untuk
kesehatan, tempat tidur, dan perlengkapan yang digunakan oleh debitor dan
keluarganya
Dalam penguasaaan dan pengurusan harta pailit yang terlibat tidak hanya
kurator, tetapi masih terdapat pihak-pihak lain yang telibat adalah sebagai berkikut :
Dalam hal debitor adalah bank, perusahaan efek, bunga efek, lembaga kliring
dan penjamin, lembaga penyimpanan dan penyelesaian, perusahaan asuransi, perusahaan
reasuransi, dana pensiun, dan BUMN yang bergerak di bidang kepentingan publik maka
yang dapat mengajukan permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang adalah
lembaga sebagaimana dimaksud diatas.
Dalam Pasal 244 tidak berlaku penundaan kewajiban pembayaran utang, antara lain :
Pencocokan piutang merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam proses
kepailitan, karena dengan pencocokan piutang inilah nantinya ditentukan perimbangan
dan urutan hak dari masing-masing kreditor, yang dilakukan paling lambat 14 hari sejak
putusan pernyataan pailit mempunyai kekuatan hukum tetap.
Suatu piutang yang telah diakui dalam rapat mempunyai kekuatan mutlak dalam
kepailitan, sedangkan dalam piutang yang dibantah/tidak diakui, sementara hakim
pengawas tidak dapat mendamaikannnya maka hakim pengawas akan menunjuk para
pihak untuk menyelesaikannya dalam suatu siding pengadilan yang ditentukan olehnya.
Dengan demikian, debitur wajib hadir sendiri dalam rapat pencocokan piutang
agar dalam memberikan keterangan yang diminta oleh hakim pengawas mengenai
sebab-musabab kepailitan dan keadaan harta pailit.
Perdamaian ( Accord )
Dalam hal kepailitan dibuka kembali,harta pailit dibagi diantara para kreditur
(insolvensi) dengan cara
c) Kreditur lama dan kreditur baru berhak memperoleh pembayaran secara pukul
rata atas sisa harta pailit setelah dikurangi pembayaran sebagai mana dimaksud
pada huruf b sampai dipenuhinya seluruh piutang yang diakui.
Terhadap keputusan hakim yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, dapat
diajukan permohonan peninjauan kembali kepada Mahkamah Agung, permohonan
peninjauan kembali dapat diajukan apabila
a) Setelah perkara diputus ditemukan bukti baru yang bersifat menentukan yang
pada waktu perkara diperiksa dipengadilan sudah ada, tetapi belum ditemukan