Promosi Kesehatan
1. Pengertian
Promosi kesehatan adalah ilmu dan seni membantu masyarakat menjadikan
gaya hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai
keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual, dan intelektual. Ini bukan
sekedar pengubahan gaya hidup saja, namun berkaitan dengan pengubahan lingkungan
yang diharapkan dapat lebih mendukung dalam membuat keputusan yang sehat.
Pengubahan gaya hidup dapat difasilitasi melalui penggabunngan:
a. menciptakan lingkungan yang mendukung,
b. mengubah perilaku, dan
c. meningkatkan kesadaran.
Promosi Kesehatan yang memiliki dua sisi, yakni sisi ilmu dan seni. Maksudnya
adalah dari sisi Seni, yakni praktisi atau aplikasi promosi kesehatan, merupakan
penunjang bagi program-program kesehatan lain. Artinya setiap program kesehatan,
misalnya pemberantasan penyakit, perbaikan gizi masyarakat, sanitasi lingkungan,
kesehatan ibu dan anak, program pelayanan kesehatan, dan sebagainya, perlu ditunjang
atau dibantu oleh promosi kesehatan (di Indonesia sering disebut Penyuluhan
Kesehatan). Hal ini esensial, karena masing-masing program tersebut mempunyai aspek
perilaku masyarakat yang perlu dikondisikan dengan promosi kesehatan.
Dari penelitian-penelitian yang ada terungkap, meskipun kesadaran dan
pengetahuan masyarakat sudah tinggi tentang kesehatan, namun praktik(practice)
tentang kesehatan atau perilaku hidup sehat masyarakat masih rendah. Setelah
dilakukan pengkajian oleh Organisasi Kesehatan Dunia(WHO), terutama di negara-
negara berkembang, ternyata faktor pendukung atau sarana dan prasarana tidak
mendukung masyarakat untuk berperilaku hidup sehat. Misalnya meskipun kesadaran
dan pengetahuan orang atau masyarakat tentang kesehatan (misalnya: sanitasi
lingkungan, gizi, imunisasi, pelayanan kesehatan, dan sebagainya) sudah tinggi, tetapi
apabila tidak didukung oleh fasilitas, yaitu tersedianya jamban sehat, air bersih,
makanan yang bergizi, fasilitas imunisasi, yankes, dan sebagainya maka mereka sulit
untuk mewujudkan perilaku tersebut.
Oleh sebab itu WHO pada awal tahun 1980 menyimpulkan bahwa pendidikan
kesehatan tidak mampu mencapi tujuannya apabila hanya memfokuskan pada upaya-
upaya perubahan perilaku saja. Promosi Kesehatan harus mencakup pula upaya
perubahan lingkungan (fisik, sosial budaya, politik, ekonomi, dan sebagainya) sebagai
penunjang atau pendukung perubahan perilaku tersebut. Sebagai perwujudan dari
perubahan konsep promosi kesehatan ini secara organisasi struktural, maka pada tahun
1984, Divisi Pendidikan Kesehatan (Health Education) dalam WHO diubah menjadi
Divisi Promosi dan Pendidikan Kesehatan (Division on Health Promotion and
Education). Jadi dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan merupakan revitalisasi
pendidikan kesehatan pada masa lalu, Promosi Kesehatan bukan hanya proses
Penyadaran masyarakat atau pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat
tentang kesehatan saja tetapi juga disertai upaya-upaya memfasilitasi perubahan
perilaku. WHO telah merumuskan :
“Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and
improve, their health. To reach a state of complete physical, mental, and social, well-
being, an individual or group must be able to identify and realize aspirations, to satisfy
needs, and to change or cope with the environment”. (Ottawa Charter, 1986).
Dari kutipan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa promosi kesehatan adalah
proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya. Bertolak dari pengertian yang dirumuskan WHO tersebut,
di Indonesia pengertian Promosi Kesehatan dirumuskan sebagai berikut: “Upaya untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh dan bersama
masyarakat agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan
kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung
oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan”.
Batasan lain, promosi kesehatan adalah yang dirumuskan oleh Australian Health
Foundation sebagai berikut:
“Health Promotion is Programs are designed to bring about “change” within people,
organization, communities, and their environment”.
Hal ini berarti bahwa promosi kesehatan adalah program kesehatan yang
dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan), baik di dalam masyarakat sendiri,
maupun dalam organisasi dan lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya, politik,
dan sebagainya). Dari dua kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan, sikap,
dan praktik kesehatan saja, tetapi juga meningkatkan atau memperbaiki lingkungan
(baik fisik maupun nonfisik) dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan
mereka.
2. Tujuan
Sesuai dengan visi dan misinya, tujuan dari Promosi Kesehatan adalah
meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk hidup
sehat dan mengembangkan upaya kesehatan yang bersumber masyarakat serta
terciptanya lingkungan yang kondusif untuk mendorong terbentuknya kemampuan
tersebut.
Menurut Green, 1991 dalam Maulana (2009) tujuan promosi kesehatan terdiri
dari tiga tingkatan yaitu:
a. Tujuan Program
Refleksi dari fase sosial dan epidemiologi berupa pernyataan tentang apa yang
akan dicapai dalam periode tertentu yang berhubungan dengan status kesehatan. Tujuan
program ini juga disebut tujuan jangka panjang, contohnya mortalitas akibat kecelakaan
kerja pada pekerja menurun 50% setelah promosi kesehatan berjalan lima tahun.
b. Tujuan Pendidikan
Pembelajaran yang harus dicapai agar tercapai perilaku yang diinginkan. Tujuan
ini merupakan tujuan jangka menengah, contohnya : cakupan angka kunjungan ke
klinik perusahaan meningkat 75% setelah promosi kesehatan berjalan tiga tahun.
c. Tujuan Perilaku
Gambaran perilaku yang akan dicapai dalam mengatasi masalah kesehatan.
Tujuan ini bersifat jangka pendek, berhubungan dengan pengetahuan, sikap, tindakan,
contohnya: pengetahuan pekerja tentang tanda-tanda bahaya di tempat kerja meningkat
60% setelah promosi kesehatan berjalan 6 bulan.
3. Ruang Lingkup
Secara sederhana ruang lingkup promosi kesehatan diantaranya sebagai berikut :
a. Promosi kesehatan mencakup pendidikan kesehatan (health education) yang
penekanannya pada perubahan/perbaikan perilaku melalui peningkatan kesadaran,
kemauan dan kemampuan.
b. Promosi kesehatan mencakup pemasaran sosial (social marketing), yang penekanannya
pada pengenalan produk/jasa melalui kampanye.
c. Promosi kesehatan adalah upaya penyuluhan (upaya komunikasi dan informasi) yang
tekanannya pada penyebaran informasi.
d. Promosi kesehatan merupakan upaya peningkatan (promotif) yang penekanannya pada
upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.
e. Promosi kesehatan mencakup upaya advokasi di bidang kesehatan.
1) Promosi Kesehatan pada aspek promotif
Sasaran promosi kesehatan pada aspek promotif adalah kelompok orang sehat.
Selama ini kelompok orang sehat kurang memperoleh perhatian dalam upaya
kesehatan masyarakat. Padahal kelompok orang sehat di suatu komunitas sekitar 80-
85% dari populasi. Apabila jumlah ini tidak dibina kesehatannya, maka jumlah ini
akan meningkat. Oleh sebab itu pendidikan kesehatan pada kelompok ini perlu
ditingkatkan atau dibina agar tetap sehat, atau lebih meningkat lagi. Derajat kesehatan
adalah dinamis, oleh sebab itu meskipun seseorang sudah dalam kondisi sehat, tetap
perlu ditingkatkan dan dibina kesehatannya.
2) Promosi Kesehatan pada aspek Pencegahan dan Penyembuhan
Pada aspek ini upaya promosi kesehatan mencakup 3 (tiga) upaya atau kegiatan, yakni:
a) Pencegahan tingkat pertama (Primary prevention)
Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah kelompok masyarakat yang
berisiko tinggi (high risk), misanya kelompok ibu hamil dan menyusui, para
perokok, obesitas (orang-orang yang kegemukan), para pekerja seks (wanita atau
pria), dan sebagainya. Tujuan upaya promosi kesehatan pada kelompok ini adalah
agar mereka tidak jatuh sakit atau terkena penyakit.
b) Pencegahan tingkat kedua (Secondary prevention)
Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah para penderita penyakit kronis,
misalnya asma, diabetes melitus, tuberkulosis, rematik, tekanan darah tinggi, dan
sebagainya. Tujuan upaya promosi kesehatan pada kelompok ini adalah agar
penderita mampu mencegah penyakitnya menjadi lebih parah.
c) Pencegahan tingkat tiga (Tertiary prevention)
Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah kelompok pasien yang baru
sembuh (recovery) dari suatu penyakit. Tujuannya adalah agar mereka segera
pulih kembali kesehatannya. Dengan kata lain menolong para penderita yang baru
sembuh dari penyakitnya ini agar tidak menjadi cacat atau mengurangi kecacatan
seminimal mungkin (rehabilitasi).
b. Ruang Lingkup berdasarkan Dimensi tatanan (setting) atau tempat pelaksanaan
promosi kesehatan.