Promosi Kesehatan bukanlah kegiatan yang berdiri sendiri, melainkan kegiatan terdepan yang
harus terpadu dengan program-program kesehatan lainnya. Pentingnya pendekatan Promosi
Kesehatan untuk setiap upaya kesehatan yang akan menjaga keberlangsungan proses
pemberdayaan sehingga masyarkat dapat menerima dan meneruskan kegiatan dengan
sumberdaya yang dimiliki".
Promosi kesehatan telah meningkat modern sejak tahun 1980. Konsepnya pertama kali
digunakan pada tahun 1970 oleh Mentri Kesehataan Nasional dan Kesejahteraan, Marc
Lalonde. Perspektif dari promosi kesehatan dipengaruhi oleh faktor kesehatan lingkungan
dan perubahan perilaku dan gaya hidup, bukan oleh karakter biomedis. Hal ini dipengaruhi
oleh gagasan lebih lanjut mengenai definisi dari promosi kesehatan. Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) di masa yang akan datang merubah promosi kesehatan dari pelayanan medis
menjadi pelayanan kesehatan yang utama, yang direfleksikan dalam kebijakan dunia. Pada
tahun1977 Majelis Kesehatan Dunia (World Health Assembly) di Alma Ata menyerahkan
semua anggota dari seluruh negara untuk meningkatkan standar pelayanan kesehatan dan
mengurangi ketidaksamaan ke pelayanan kesehatan yang terjamin bagi seluruh masyarakat
produktif (WHO 1986). Sekarang promosi kesehatan ditafsirkan dan digunakan dalam
berbagai macam cara. Bisa saja didiskripsikan sebagai proses bagi individual maupun
kelompok yang terdorong untuk menggunakan gaya hidup sehat, yang sasaran utamanya
adalah perubahan perilaku. Gagasan lain termasuk: pencegahan penyakit, perilaku hidup
bersih sehat, meningkatkan kesadaran dalam isu kesehatan, perlindungan umum terhadap
kerusakan, pendidikan masyarakat mengenai gaya hidup sehat dan persamaan dalam
kesehatan dan penyediaan pelayanan kesahatan.
Pendidikan kesehatan adalah proses membuat orang mampu meningkatkan kontrol dam
atau masyarakat agar belajar tentang kesehatan dan melakukan perubahan-perubahan secara
dan pengetahuan ada hubungannya dengan kesehatan perseorangan, masyarakat, dan bangsa.
Kesemuanya ini, dipersiapkan dalam rangka mempermudah diterimanya secara suka rela
Menurut Stewart dikutip dari Effendi (1997), unsur program ksehatan dan kedoktern yang
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat
kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental dan sosial, maka masyarakat harus mampu
memengaruhi, dan atau memengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat,
sikap, an praktik masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri
(Notoatmodjo, 2003)
b. Tujuan Pendidikan
Pembelajaran yang harus dicapai agar tercapai perilaku yang diinginkan. Tujuan ini
merupakan tujuan jangka menengah, contohnya : cakupan angka kunjungan ke klinik
perusahaan meningkat 75% setelah promosi kesehatan berjalan tiga tahun.
c. Tujuan Perilaku
Gambaran perilaku yang akan dicapai dalam mengatasi masalah kesehatan. Tujuan ini
bersifat jangka pendek, berhubungan dengan pengetahuan, sikap, tindakan, contohnya:
pengetahuan pekerja tentang tanda-tanda bahaya di tempat kerja meningkat 60% setelah
promosi kesehatan berjalan 6 bulan
2.2 TUJUAN PENDIDIKAN KESEHATAN
Tujuan utama pendidikan kesehatan adalah agar orang mampu menerapkan masalah dan
kebutuhan mereka sendiri, mampu memahami apa yg dapat mereka lakukan terhadap
masalahnya, dengan sumber daya yg ada pada mereka ditambah dengan dukungan dari luar,
dan mampu memutuskan kegiatan yg tepat guna untuk meningkatkan taraf hidup sehat dan
kesejahteraan masyarakat (Mubarak, 2009).
Menurut Undang-undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 dan WHO, tujuan pendidikan
kesehatan adalah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan; baik secara fisik, mental dan sosialnya, sehingga produktif
secara ekonomi maupun social, pendidikan kesehatan disemua program kesehatan; baik
pemberantasan penyakit menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan,
maupun program kesehatan lainnya (Mubarak, 2009).
1. Tatanan RT
2. Tatanan Sekolah
3. Tatanan Tempat Kerja
4. Tatanan Tempat-Tempat Umum
5. Tatanan Institusi Yankes
DIMENSI PENKES
1. Dimensi sasaran
2. Metode Kelompok
Memilih metode kelompok harus mengingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat
pendidikan formal dari sasaran.
a. Kelompok Besar
Kelompok besar adalah apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang. Metode yang baik
untuk kelompok besar antara lain ceramah dan seminar.
1. Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.
2. Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan menengah ke
atas.Seminar adalah suatu penyajian dari seorang ahli atau beberapa orang ahli tentang suatu
topik yang dianggap penting dan dianggap hangat di masyarakat.
b. Kelompok Kecil
Bila peserta kegiatan kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok kecil.Metode
metode yang cocok untuk kelompok kecil adalah:
1. Diskusi Kelompok
Semua anggota kelompok dalam diskusi kelompok dapat bebas berpartisipasi dalam diskusi,
maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapat berhadap-
hadapan atau saling memandang satu sama lain. Misal dalam bentuk lingkaran atau segi
empat. Pimpinan diskusi juga duduk diantara peserta sehingga tidak menimbulkan kesan ada
yang lebih tinggi.
Ketika memulai diskusi pemimpin diskusi harus memberikan pancingan-pancingan yang
dapat berupa pertanyaan-pertanyaan atau kasus sehubungan dengan topik yang dibahas. Agar
terjadi diskusi yang hidup maka pemimpin kelompok harus mengarahkandan mengatur
sedemikian rupa sehingga semua orang dapat kesempatan berbicara dan tidak menimbulkan
dominasi peserta diskusi.
2. Curah Pendapat (brain storming)
Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok. Prinsipnya sama dengan metode
diskusi kelompok. Bedanya pada permulaan pemimpin kelompok memancing dengan satu
masalah dan kemudian tiap peserta memberikan jawaban atau tanggapan (curah pendapat).
Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart atau papan
tulis. Sebelumsemua peserta mencurahkan pendapatnya tidak boleh dikomentari oleh
siapapun. Baru setelah semua anggota mengeluarkan pendapatnya tiap anggota dapat
mengomentari dan akhirnya terjadi diskusi.
3. Bola salju (snow Bolling)
Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang) dan kemudian dilontarkan
suatu pertanyaan atau masalah. Setelah lebih kurang 5 menit maka tiap 2 pasang bergabung
menjadi satu. Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut dan mencarai
kesimpulannya.Kemudian tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan 4 orang bergabung lagi
dengan pasangan lainnya dan demikian seterusnya sehingga akhirnya akan terjadi diskusi
seluruh anggota kelompok
4. Kelompok-kelompok kecil (Buzz Group)
Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (buzz group) yang kemudian
diberi suatu permasalahan yang sama atau tidak sama dengan kelompok lain. Masing-masing
kelompok mendiskusikan masalah tersebut. Selanjutnya hasil dari tiap kelompok
didiskusikan kembali dan dicari kesimpulannya.
5. Bermain peran (Role Play)
Metode ini terdiri beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran tertentu
untuk memainkan peranan, misalnya sebagai perawat atau bidan sedangkan anggota lainnya
sebagai pasien atau anggota m atau anggota masyarakat. Mereka memperagakan misalnya
bagaimana interaksi atau berkomunikasi sehari-hari dalam melaksanakan tugas.
6. Permainan simulasi (Simulation Game)
Metode ini merupakan gabungan antara role play dengan diskusi kelompok.pesan-pesan akan
kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk permainan seperti permainan monopoli. Cara
permainan persis seperti main monopoli dengan mengunakan dadu, gaco(petunjuk arah)
selain beberan atau papan main. Beberapa orang menjadi pemain dan sebagian lagi berperan
sebagai nara sumber
b. Pendekatan Kelompok
Dalam pendekatan ini petugas promosi berhubungan dengan sekolompok
sasaran. Beberapa metode penyuluhan yang masuk dalam ketegori ini antara
lain : Pertemuan, Demostrasi, Diskusi kelompok, Pertemuan FGD, dan lain-lain
c. Pendekatan Masal
Petugas promosi kesehatan menyampaikan pesannya secara sekaligus
Kepada sasara yang jumlahnya banyak. Beberapa metode yang masuk dalam
golongan iniadalah : Pertemuan umum, pertunjukan kesenian, Penyebaran
tulisan/poster/media cetak lainnya, Pemutaran film,dll
b. Metode Pendengaran. Dalam hal ini pesan diterima oleh sasaran melalui indera
pendengar,umpamanya : Penyuluhan lewat radio, Pidato, Ceramah, dll
c. Metode “Kombinasi”. Dalam hal ini termasuk : Demonstrasi cara (dilihat, didengar,
dicium,diraba dan dicoba)
Media cetak, yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Media
cetak pada umumnya terdiri dari gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam
tata warna. Fungsi utama media cetak ini adalah memberi informasi dan menghibur.
Adapun macam-macamnya adalah poster, leaflet, brosur, majalah, surat kabar, lembar
balik, sticker, dan pamflet.
Kelebihan media cetak diantaranya: Tahan lama, Mencakup banyak orang, Biaya
tidak tinggi, Tidak perlu listrik, Dapat dibawa ke mana-mana, Dapat mengungkit rasa
keindahan, Meningkatkan gairah belajar,
Kelemahan media cetak yaitu: Media ini tidak dapat menstimulir efek suara dan efek
gerak, dan Mudah terlipat (Notoatmodjo, 2005)
Media elektronika yaitu suatu media bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan didengar
dalam menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronika.
Adapun macam-macam media tersebut adalah TV, radio, film, video film, cassete,
CD, VCD.
Kelebihan media elektronika diantaranya: Sudah dikenal masyarakat,
Mengikutsertakan semua panca indra, Lebih mudah dipahami, Lebih menarik karena
ada suara dan gambar bergerak, Bertatap muka, Penyajian dapat dikendalikan,
Jangkauan relatif lebih besar, Sebagai alat diskusi dan dapat diulang-ulang.
Kelemahan media elektronika diantaranya: Biaya lebih tinggi, Sedikit rumit, Perlu
listrik, Perlu alat canggih untuk produksinya, Perlu persiapan matang, Peralatan selalu
berkembang dan berubah. Perlu keterampilan penyimpanan, Perlu terampil dalam
pengoperasian (Notoatmodjo, 2005).
Media luar ruang yaitu media yang menyampaikan pesannya di luar ruang secara
umum melalui media cetak dan elektronika secara statis, misalnya: Papan reklame
yaitu poster dalam ukuran besar yang dapat dilihat secara umum di perjalanan,
spanduk yaitu suatu pesan dalam bentuk tulisan dan disertai gambar yang dibuat di
atas secarik kain dengan ukuran tergantung kebutuhan dan dipasang di suatu tempat
yang strategi agar dapat dilihat oleh semua orang, pameran, banner dan TV layar lebar
(DEPK
C. Metode pendidikan kesehatan
2) Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu
penyelesaiannya.
b. Interview (wawancara)
Metode pendidikan Kelompok harus memperhatikan apakah kelompok itu besar atau
kecil, karena metodenya akan lain. Efektifitas metodenya pun akan tergantung pada
besarnya sasaran pendidikan.
a. Kelompok besar
b. Kelompok kecil
1) Diskusi kelompok ;
Pada umumnya bentuk pendekatan (cara) ini adalah tidak langsung. Biasanya
menggunakan atau melalui media massa. Contoh :
Dilakukan pada acara tertentu, misalnya Hari Kesehatan Nasional, misalnya oleh
menteri atau pejabat kesehatan lain.
c. Simulasi, dialog antar pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya tentang
suatu penyakit atau masalah kesehatan melalui TV atau radio adalah juga
merupakan pendidikan kesehatan massa. Contoh : ”Praktek Dokter Herman
Susilo” di Televisi.
f. Bill Board, yang dipasang di pinggir jalan, spanduk poster dan sebagainya adalah
juga bentuk pendidikan kesehatan massa. Contoh : Billboard ”Ayo ke Posyandu”.
Andalah yang dapat mencegahnya (Pemberantasan Sarang Nyamuk).
Bahan bacaan: Modul, buku rujukan/bacaan, folder, leaflet, majalah, buletin, dan
sebagainya.
Bahan peragaan: Poster tunggal, poster seri, plipchart, tranparan, slide, film, dan
seterusnya.
Media cetak, yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Media
cetak pada umumnya terdiri dari gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam
tata warna. Fungsi utama media cetak ini adalah memberi informasi dan menghibur.
Adapun macam-macamnya adalah poster, leaflet, brosur, majalah, surat kabar, lembar
balik, sticker, dan pamflet.
Kelebihan media cetak diantaranya: Tahan lama, Mencakup banyak orang, Biaya
tidak tinggi, Tidak perlu listrik, Dapat dibawa ke mana-mana, Dapat mengungkit rasa
keindahan, Meningkatkan gairah belajar,
Kelemahan media cetak yaitu: Media ini tidak dapat menstimulir efek suara dan efek
gerak, dan Mudah terlipat (Notoatmodjo, 2005)
Media elektronika yaitu suatu media bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan didengar
dalam menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronika.
Adapun macam-macam media tersebut adalah TV, radio, film, video film, cassete,
CD, VCD.
Kelebihan media elektronika diantaranya: Sudah dikenal masyarakat,
Mengikutsertakan semua panca indra, Lebih mudah dipahami, Lebih menarik karena
ada suara dan gambar bergerak, Bertatap muka, Penyajian dapat dikendalikan,
Jangkauan relatif lebih besar, Sebagai alat diskusi dan dapat diulang-ulang.
Kelemahan media elektronika diantaranya: Biaya lebih tinggi, Sedikit rumit, Perlu
listrik, Perlu alat canggih untuk produksinya, Perlu persiapan matang, Peralatan selalu
berkembang dan berubah. Perlu keterampilan penyimpanan, Perlu terampil dalam
pengoperasian (Notoatmodjo, 2005).
Media luar ruang yaitu media yang menyampaikan pesannya di luar ruang secara
umum melalui media cetak dan elektronika secara statis, misalnya: Papan reklame
yaitu poster dalam ukuran besar yang dapat dilihat secara umum di perjalanan,
spanduk yaitu suatu pesan dalam bentuk tulisan dan disertai gambar yang dibuat di
atas secarik kain dengan ukuran tergantung kebutuhan dan dipasang di suatu tempat
yang strategi agar dapat dilihat oleh semua orang, pameran, banner dan TV layar lebar
(DEPK