Anda di halaman 1dari 16

Pengertian Promosi Kesehatan :

1. Soekidjo Notoatmojo (2005):


Pertama : promosi kesehatan dalam konsep Level and Clark (4 tingkat pencegahan
penyakit) berarti peningkatan kesehatan.
Kedua: upaya memasarkan, menyebarluaskan, memperkenalkan pesan-pesan
kesehatan, atau upaya-upaya kesehatan sehingga masyarakat menerima pesan-pesan
tersebut.
2. WHO (1984), merevitalisasi pendidikan kesehatan dengan istilah promosi kesehatan,
kalau pendidikan kesehatan diartikan sebagai upaya perubahan perilaku maka promosi
kesehatan tidak hanya untuk perubahan perilaku tetapi juga perubahan lingkungan
yang memfasilitasi perubahan perilaku tersebut.Ottawa Charter (1986),… “the
process of enabling people to control over and improve their health”. (Proses
pemberdayaan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi
kesehatannya).

Promosi Kesehatan bukanlah kegiatan yang berdiri sendiri, melainkan kegiatan terdepan yang
harus terpadu dengan program-program kesehatan lainnya. Pentingnya pendekatan Promosi
Kesehatan untuk setiap upaya kesehatan yang akan menjaga keberlangsungan proses
pemberdayaan sehingga masyarkat dapat menerima dan meneruskan kegiatan dengan
sumberdaya yang dimiliki".
Promosi kesehatan telah meningkat modern sejak tahun 1980. Konsepnya pertama kali
digunakan pada tahun 1970 oleh Mentri Kesehataan Nasional dan Kesejahteraan, Marc
Lalonde. Perspektif dari promosi kesehatan dipengaruhi oleh faktor kesehatan lingkungan
dan perubahan perilaku dan gaya hidup, bukan oleh karakter biomedis. Hal ini dipengaruhi
oleh gagasan lebih lanjut mengenai definisi dari promosi kesehatan. Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) di masa yang akan datang merubah promosi kesehatan dari pelayanan medis
menjadi pelayanan kesehatan yang utama, yang direfleksikan dalam kebijakan dunia. Pada
tahun1977 Majelis Kesehatan Dunia (World Health Assembly) di Alma Ata menyerahkan
semua anggota dari seluruh negara untuk meningkatkan standar pelayanan kesehatan dan
mengurangi ketidaksamaan ke pelayanan kesehatan yang terjamin bagi seluruh masyarakat
produktif (WHO 1986). Sekarang promosi kesehatan ditafsirkan dan digunakan dalam
berbagai macam cara. Bisa saja didiskripsikan sebagai proses bagi individual maupun
kelompok yang terdorong untuk menggunakan gaya hidup sehat, yang sasaran utamanya
adalah perubahan perilaku. Gagasan lain termasuk: pencegahan penyakit, perilaku hidup
bersih sehat, meningkatkan kesadaran dalam isu kesehatan, perlindungan umum terhadap
kerusakan, pendidikan masyarakat mengenai gaya hidup sehat dan persamaan dalam
kesehatan dan penyediaan pelayanan kesahatan.

2.1.Pengertian Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah proses membuat orang mampu meningkatkan kontrol dam

memperbaiki kesehatan individu. Kesempatan yang direncanakan untuk individu, kelompok

atau masyarakat agar belajar tentang kesehatan dan melakukan perubahan-perubahan secara

suka rela dalam tingkah laku individu (Entjang, 1991)

Wood dikutip dari Effendi (1997), memberikan pengertian pendidikan kesehatan

merupakan sejumlah pengalaman yang berpengaruh menguntungkan secara kebiasaan, sikap

dan pengetahuan ada hubungannya dengan kesehatan perseorangan, masyarakat, dan bangsa.

Kesemuanya ini, dipersiapkan dalam rangka mempermudah diterimanya secara suka rela

perilaku yang akan meninhkatkan dna memelihara kesehatan.

Menurut Stewart dikutip dari Effendi (1997), unsur program ksehatan dan kedoktern yang

didalamnya terkandung rencana untuk merubah perilaku perseorangan dan masyarakat

dengan tujuan untuk membantu tercapainya program pengobatan, rehabilitasi, pencegahan

penyakit dan peningkatan kesehatan.

Menurut Ottawwa Charter (1986) yang dikutip dari Notoatmodjo S, memberikan

pengertian pendidikan kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat

dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat

kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental dan sosial, maka masyarakat harus mampu

mengenal dan mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan lingkungannya (lingkungan fisik,

sosial, budaya, dan sebagainya).


Dapat dirumuskan bahwa pengertian pendidikan kesehatan adalah upaya untuk

memengaruhi, dan atau memengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat,

agar melaksanakan perilaku hidup sehat. Sedangkan secara operasional, pendidikan

kesehatan merupakan suatu kegiatan untuk memberikan dn atau meningkatkan pengetahuan,

sikap, an praktik masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri

(Notoatmodjo, 2003)

E. TUJUAN PROMOSI KESEHATAN.


Green,1991 dalam Maulana,2009,tujuan promosi kesehatan terdiri dari tiga tingkatan yaitu:
a. Tujuan Program
Refleksi dari fase social dan epidemiologi berupa pernyataan tentang apa yang akan dicapai
dalam periode tertentu yang berhubungan dengan status kesehatan. Tujuan program ini juga
disebut tujuan jangka panjang, contohnya mortalitas akibat kecelakaan kerja pada pekerja
menurun 50 % setelah promosi kesehatan berjalan lima tahun.

b. Tujuan Pendidikan
Pembelajaran yang harus dicapai agar tercapai perilaku yang diinginkan. Tujuan ini
merupakan tujuan jangka menengah, contohnya : cakupan angka kunjungan ke klinik
perusahaan meningkat 75% setelah promosi kesehatan berjalan tiga tahun.

c. Tujuan Perilaku
Gambaran perilaku yang akan dicapai dalam mengatasi masalah kesehatan. Tujuan ini
bersifat jangka pendek, berhubungan dengan pengetahuan, sikap, tindakan, contohnya:
pengetahuan pekerja tentang tanda-tanda bahaya di tempat kerja meningkat 60% setelah
promosi kesehatan berjalan 6 bulan
2.2 TUJUAN PENDIDIKAN KESEHATAN

Tujuan utama pendidikan kesehatan adalah agar orang mampu menerapkan masalah dan
kebutuhan mereka sendiri, mampu memahami apa yg dapat mereka lakukan terhadap
masalahnya, dengan sumber daya yg ada pada mereka ditambah dengan dukungan dari luar,
dan mampu memutuskan kegiatan yg tepat guna untuk meningkatkan taraf hidup sehat dan
kesejahteraan masyarakat (Mubarak, 2009).

Menurut Undang-undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 dan WHO, tujuan pendidikan
kesehatan adalah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan; baik secara fisik, mental dan sosialnya, sehingga produktif
secara ekonomi maupun social, pendidikan kesehatan disemua program kesehatan; baik
pemberantasan penyakit menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan,
maupun program kesehatan lainnya (Mubarak, 2009).

2.3 Dimensi PROMKES

Ruang Lingkup Promkes didasarkan pada 2 Dimensi, yaitu :

1. Dimensi Aspek Sasaran Pelayanan Kesehatan


2. Dimensi Tempat Pelaksanaan Promosi Kesehatan atau Tatanan ( Setting )

Dimensi Aspek Sasaran Pelayanan Kesehatan, yaitu :

1. Promkes pd Tingkat Promotif


2. Promkes pd Tingkat Preventif
3. Promkes pd Tingkat Kuratif
4. Promkes pd Tingkat Rehabilitatif

Ad.1. Promkes pd Tk.Promotif


• Sasaran : Kelompok orang sehat
• Tujuan : Mampu meningkatkan kesehatannya
• Dalam suatu populasi 80% - 85% orang yg benar-benar sehat (Survei di negara
berkembang)  memelihara kesehatannya shg jlhnya dpt dipertahankan
Ad.2. Promkes pd Tk.Preventif
• Sasaran : Kelompok orang sehat & kelompok high risk (bumil, bayi, obesitas, PSK
dll)
• Tujuan : Mencegah kelompok tsb agar tdk jatuh sakit
• Primary Prevention
Ad.3. Promkes pd Tk.Kuratif
• Sasaran : Para penderita penyakit, utamanya penyakit kronis (DM, TBC, Hipertensi)
• Tujuan : Mencegah penyakit tersebut tidak menjadi lebih parah
• Secondary Prevention
Ad.4. Promkes pd Tk.Rehabilitatif
• Sasaran : Para penderita penyakit yg baru sembuh (recovery) dari suatu penyakit
• Tujuan : Segera pulih kembali kesehatannya & mengurangi kecatatan seminimal
mungkin
• Tertiary Prevention
Dimensi Tempat Pelaksanaan Promosi Kesehatan atau Tatanan ( Setting ), yaitu :

1. Tatanan RT
2. Tatanan Sekolah
3. Tatanan Tempat Kerja
4. Tatanan Tempat-Tempat Umum
5. Tatanan Institusi Yankes

DIMENSI PENKES

B. Ruang lingkup pendidikan kesehatan masyarakat

Ruang lingkup pendidikan kesehatan masyarakat dapat dilihat dari 3 dimensi :

1. Dimensi sasaran

a. Pendidikan kesehatan individu dengan sasaran individu

b. Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok masyarakat tertentu.

c. Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat luas.

2. Dimensi tempat pelaksanaan

a. Pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan sasaran pasien dan keluarga

b. Pendidikan kesehatan di sekolah dengan sasaran pelajar.

c. Pendidikan kesehatan di masyarakat atau tempat kerja dengan sasaran masyarakat


atau pekerja.

3. Dimensi tingkat pelayanan kesehatan

a. Pendidikan kesehatan promosi kesehatan (Health Promotion), misal : peningkatan


gizi, perbaikan sanitasi lingkungan, gaya hidup dan sebagainya.

b. Pendidikan kesehatan untuk perlindungan khusus (Specific Protection) misal :


imunisasi
c. Pendidikan kesehatan untuk diagnosis dini dan pengobatan tepat (Early diagnostic
and prompt treatment) misal : dengan pengobatan layak dan sempurna dapat
menghindari dari resiko kecacatan.

d. Pendidikan kesehatan untuk rehabilitasi (Rehabilitation) misal : dengan


memulihkan kondisi cacat melalui latihan-latihan tertentu.

B. JENIS METODE PROMOSI KESEHATAN


Beberapa metode promosi kesehatan adalah metode individual, metode kelompok dan
metode massa(publik).
1. Metode Individual (Perorangan)
Metode individual dalam pendidikan kesehatan digunakan untuk membantu perilaku baru
atau membina seseorang yang telah mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau
inovasi. Contohnya seorang ibu hamil yang tertarik terhadap imunisasi tetanus toksoid (TT)
setelah mendapat/mendengarkan penyuluhan kesehatan. Pendekatan agar ibu hamil segera
minta imunisasi adalah ibu hamil tersebut didekati secara perorangan. Pendekatan pada
perongan diartikan tidak hanya ibu saja yang didekati tetapi juga suami atau keluarga dari ibu
hamil tersebut.
Bentuk pendekatan pada metode individual antara lain:
a. Interview (wawancara)
Interview atau wawancara sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan.
Wawancara petugas kesehtan dengan klien ditujukan untuk menggali informasi mengapa
individu tidak atau belum menerima perubahan, individu tertarik atau belum mnerima
perubahan, untuk mempengaruhi apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu
mem[punyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat. Apabila belum maka perlu
penyuluhan yang lebih mendalam.
b. Bimbingan dan penyuluhan
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas kesehatan lebih intensif .Setiap masalah
yang dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien akan
dengan sukarela, berdasarkan kesadaran dan penuh pengertian akan menerima perilaku
tersebut.

2. Metode Kelompok
Memilih metode kelompok harus mengingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat
pendidikan formal dari sasaran.
a. Kelompok Besar
Kelompok besar adalah apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang. Metode yang baik
untuk kelompok besar antara lain ceramah dan seminar.
1. Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.
2. Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan menengah ke
atas.Seminar adalah suatu penyajian dari seorang ahli atau beberapa orang ahli tentang suatu
topik yang dianggap penting dan dianggap hangat di masyarakat.
b. Kelompok Kecil
Bila peserta kegiatan kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok kecil.Metode
metode yang cocok untuk kelompok kecil adalah:
1. Diskusi Kelompok
Semua anggota kelompok dalam diskusi kelompok dapat bebas berpartisipasi dalam diskusi,
maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapat berhadap-
hadapan atau saling memandang satu sama lain. Misal dalam bentuk lingkaran atau segi
empat. Pimpinan diskusi juga duduk diantara peserta sehingga tidak menimbulkan kesan ada
yang lebih tinggi.
Ketika memulai diskusi pemimpin diskusi harus memberikan pancingan-pancingan yang
dapat berupa pertanyaan-pertanyaan atau kasus sehubungan dengan topik yang dibahas. Agar
terjadi diskusi yang hidup maka pemimpin kelompok harus mengarahkandan mengatur
sedemikian rupa sehingga semua orang dapat kesempatan berbicara dan tidak menimbulkan
dominasi peserta diskusi.
2. Curah Pendapat (brain storming)
Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok. Prinsipnya sama dengan metode
diskusi kelompok. Bedanya pada permulaan pemimpin kelompok memancing dengan satu
masalah dan kemudian tiap peserta memberikan jawaban atau tanggapan (curah pendapat).
Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart atau papan
tulis. Sebelumsemua peserta mencurahkan pendapatnya tidak boleh dikomentari oleh
siapapun. Baru setelah semua anggota mengeluarkan pendapatnya tiap anggota dapat
mengomentari dan akhirnya terjadi diskusi.
3. Bola salju (snow Bolling)
Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang) dan kemudian dilontarkan
suatu pertanyaan atau masalah. Setelah lebih kurang 5 menit maka tiap 2 pasang bergabung
menjadi satu. Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut dan mencarai
kesimpulannya.Kemudian tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan 4 orang bergabung lagi
dengan pasangan lainnya dan demikian seterusnya sehingga akhirnya akan terjadi diskusi
seluruh anggota kelompok
4. Kelompok-kelompok kecil (Buzz Group)
Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (buzz group) yang kemudian
diberi suatu permasalahan yang sama atau tidak sama dengan kelompok lain. Masing-masing
kelompok mendiskusikan masalah tersebut. Selanjutnya hasil dari tiap kelompok
didiskusikan kembali dan dicari kesimpulannya.
5. Bermain peran (Role Play)
Metode ini terdiri beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran tertentu
untuk memainkan peranan, misalnya sebagai perawat atau bidan sedangkan anggota lainnya
sebagai pasien atau anggota m atau anggota masyarakat. Mereka memperagakan misalnya
bagaimana interaksi atau berkomunikasi sehari-hari dalam melaksanakan tugas.
6. Permainan simulasi (Simulation Game)
Metode ini merupakan gabungan antara role play dengan diskusi kelompok.pesan-pesan akan
kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk permainan seperti permainan monopoli. Cara
permainan persis seperti main monopoli dengan mengunakan dadu, gaco(petunjuk arah)
selain beberan atau papan main. Beberapa orang menjadi pemain dan sebagian lagi berperan
sebagai nara sumber

3. Metode Massa (publik)


Metode pendidikan kesehatan massa dipakai untuk mengkomunikasikan pesan-pesan
kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau publik. Dengan
demikian, cara yang paling tepat adalah pendekatan massa.Promosi kesehatan tidak
membedakan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan dan
sebagainya maka pesan-pesan kesehatan yang akan disampaikan harus dirancang sedemikian
ruapa sehingga dapat ditangkap oleh massa tersebut.

Metode Promosi Kesehatan dapat digolongkan berdasarkan Teknik Komunikasi, Sasaran


yang dicapai dan Indera penerima dari sasaran promosi.
1. Berdasarkan Teknik Komunikasi
a. Metode penyuluhan langsung.
Dalam hal ini para penyuluh langsung berhadapan atau bertatap muka dengan
sasaran. Termasuk di sini antara lain : kunjungan rumah, pertemuan diskusi (FGD),
pertemuan di balai desa, pertemuan di Posyandu, dll.
b. Metode yang tidak langsung.
Dalam hal ini para penyuluh tidak langsung berhadapan secara tatap muka
dengan sasaran, tetapi ia menyampaikan pesannya dengan perantara (media).
Umpamanya publikasi dalam bentuk media cetak, melalui pertunjukan film, dsb

2. Berdasarkan Jumlah Sasaran Yang Dicapai


a. Pendekatan Perorangan
Dalam hal ini para penyuluh berhubungan secara langsung maupun tidak
langsung dengan sasaran secara perorangan, antara lain : kunjungan rumah
hubungan telepon, dan lain-lain

b. Pendekatan Kelompok
Dalam pendekatan ini petugas promosi berhubungan dengan sekolompok
sasaran. Beberapa metode penyuluhan yang masuk dalam ketegori ini antara
lain : Pertemuan, Demostrasi, Diskusi kelompok, Pertemuan FGD, dan lain-lain

c. Pendekatan Masal
Petugas promosi kesehatan menyampaikan pesannya secara sekaligus
Kepada sasara yang jumlahnya banyak. Beberapa metode yang masuk dalam
golongan iniadalah : Pertemuan umum, pertunjukan kesenian, Penyebaran
tulisan/poster/media cetak lainnya, Pemutaran film,dll

3. Berdasarkan Indera Penerima


a. Metode Melihat/Memperhatikan. Dalam hal ini pesan diterima sasaran melalui indera
penglihatan, seperti : Penempelan Poster, Pemasangan Gambar/Photo, Pemasangan Koran
dinding, Pemutaran Film

b. Metode Pendengaran. Dalam hal ini pesan diterima oleh sasaran melalui indera
pendengar,umpamanya : Penyuluhan lewat radio, Pidato, Ceramah, dll

c. Metode “Kombinasi”. Dalam hal ini termasuk : Demonstrasi cara (dilihat, didengar,
dicium,diraba dan dicoba)

8. B. Jenis Media Promosi Kesehatan

B.1 Berdasarkan bentuk umum penggunaan (Notoatmodjo, 2005)


 Bahan bacaan: Modul, buku rujukan/bacaan, folder, leaflet, majalah, buletin, dan
sebagainya.
 Bahan peragaan: Poster tunggal, poster seri, plipchart, tranparan, slide, film, dan
seterusnya.

B.2 Berdasarkan cara produksinya, media promosi kesehatan dikelompokkan menjadi:

 Media cetak, yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Media
cetak pada umumnya terdiri dari gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam
tata warna. Fungsi utama media cetak ini adalah memberi informasi dan menghibur.
Adapun macam-macamnya adalah poster, leaflet, brosur, majalah, surat kabar, lembar
balik, sticker, dan pamflet.
Kelebihan media cetak diantaranya: Tahan lama, Mencakup banyak orang, Biaya
tidak tinggi, Tidak perlu listrik, Dapat dibawa ke mana-mana, Dapat mengungkit rasa
keindahan, Meningkatkan gairah belajar,
Kelemahan media cetak yaitu: Media ini tidak dapat menstimulir efek suara dan efek
gerak, dan Mudah terlipat (Notoatmodjo, 2005)
 Media elektronika yaitu suatu media bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan didengar
dalam menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronika.
Adapun macam-macam media tersebut adalah TV, radio, film, video film, cassete,
CD, VCD.
Kelebihan media elektronika diantaranya: Sudah dikenal masyarakat,
Mengikutsertakan semua panca indra, Lebih mudah dipahami, Lebih menarik karena
ada suara dan gambar bergerak, Bertatap muka, Penyajian dapat dikendalikan,
Jangkauan relatif lebih besar, Sebagai alat diskusi dan dapat diulang-ulang.
Kelemahan media elektronika diantaranya: Biaya lebih tinggi, Sedikit rumit, Perlu
listrik, Perlu alat canggih untuk produksinya, Perlu persiapan matang, Peralatan selalu
berkembang dan berubah. Perlu keterampilan penyimpanan, Perlu terampil dalam
pengoperasian (Notoatmodjo, 2005).
 Media luar ruang yaitu media yang menyampaikan pesannya di luar ruang secara
umum melalui media cetak dan elektronika secara statis, misalnya: Papan reklame
yaitu poster dalam ukuran besar yang dapat dilihat secara umum di perjalanan,
spanduk yaitu suatu pesan dalam bentuk tulisan dan disertai gambar yang dibuat di
atas secarik kain dengan ukuran tergantung kebutuhan dan dipasang di suatu tempat
yang strategi agar dapat dilihat oleh semua orang, pameran, banner dan TV layar lebar
(DEPK
C. Metode pendidikan kesehatan

1. Metode pendidikan Individual (perorangan)

Bentuk dari metode individual ada 2 (dua) bentuk :

a. Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling), yaitu ;

1) Kontak antara klien dengan petugas lebih intensif

2) Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu
penyelesaiannya.

3) Akhirnya klien tersebut akan dengan sukarela dan berdasarkan kesadaran,


penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut (mengubah perilaku)

b. Interview (wawancara)

1) Merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan

2) Menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, untuk


mengetahui apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu
mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat, apabila belum maka
perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.

2. Metode pendidikan Kelompok

Metode pendidikan Kelompok harus memperhatikan apakah kelompok itu besar atau
kecil, karena metodenya akan lain. Efektifitas metodenya pun akan tergantung pada
besarnya sasaran pendidikan.

a. Kelompok besar

1) Ceramah ; metode yang cocok untuk sasaran yang berpendidikan tinggi


maupun rendah.
2) Seminar ; hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan
menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari satu ahli
atau beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan biasanya
dianggap hangat di masyarakat.

b. Kelompok kecil

1) Diskusi kelompok ;

Dibuat sedemikian rupa sehingga saling berhadapan, pimpinan


diskusi/penyuluh duduk diantara peserta agar tidak ada kesan lebih tinggi, tiap
kelompok punya kebebasan mengeluarkan pendapat, pimpinan diskusi
memberikan pancingan, mengarahkan, dan mengatur sehingga diskusi berjalan
hidup dan tak ada dominasi dari salah satu peserta.

2) Curah pendapat (Brain Storming) ;

Merupakan modifikasi diskusi kelompok, dimulai dengan memberikan satu


masalah, kemudian peserta memberikan jawaban/tanggapan,
tanggapan/jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart/papan tulis,
sebelum semuanya mencurahkan pendapat tidak boleh ada komentar dari siapa
pun, baru setelah semuanya mengemukaan pendapat, tiap anggota
mengomentari, dan akhirnya terjadi diskusi.

3) Bola salju (Snow Balling)

Tiap orang dibagi menjadi pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang). Kemudian


dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah, setelah lebih kurang 5 menit tiap 2
pasang bergabung menjadi satu. Mereka tetap mendiskusikan masalah
tersebut, dan mencari kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang yang sudah
beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan
demikian seterusnya akhirnya terjadi diskusi seluruh kelas.

4) Kelompok kecil-kecil (Buzz group)


Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok kecil-kecil, kemudian
dilontarkan suatu permasalahan sama/tidak sama dengan kelompok lain, dan
masing-masing kelompok mendiskusikan masalah tersebut. Selanjutnya
kesimpulan dari tiap kelompok tersebut dan dicari kesimpulannya.

5) Memainkan peranan (Role Play)

Beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peranan tertentu


untuk memainkan peranan tertentu, misalnya sebagai dokter puskesmas,
sebagai perawat atau bidan, dll, sedangkan anggota lainnya sebagai
pasien/anggota masyarakat. Mereka memperagakan bagaimana
interaksi/komunikasi sehari-hari dalam melaksanakan tugas.

6) Permainan simulasi (Simulation Game)

Merupakan gambaran role play dan diskusi kelompok. Pesan-pesan disajikan


dalam bentuk permainan seperti permainan monopoli. Cara memainkannya
persis seperti bermain monopoli dengan menggunakan dadu, gaco (penunjuk
arah), dan papan main. Beberapa orang menjadi pemain, dan sebagian lagi
berperan sebagai nara sumber.

3. Metode pendidikan Massa

Pada umumnya bentuk pendekatan (cara) ini adalah tidak langsung. Biasanya
menggunakan atau melalui media massa. Contoh :

a. Ceramah umum (public speaking)

Dilakukan pada acara tertentu, misalnya Hari Kesehatan Nasional, misalnya oleh
menteri atau pejabat kesehatan lain.

b. Pidato-pidato diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik baik TV maupun


radio, pada hakikatnya adalah merupakan bentuk pendidikan kesehatan massa.

c. Simulasi, dialog antar pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya tentang
suatu penyakit atau masalah kesehatan melalui TV atau radio adalah juga
merupakan pendidikan kesehatan massa. Contoh : ”Praktek Dokter Herman
Susilo” di Televisi.

d. Sinetron ”Dokter Sartika” di dalam acara TV juga merupakan bentuk pendekatan


kesehatan massa. Sinetron Jejak sang elang di Indosiar hari Sabtu siang (th 2006)

e. Tulisan-tulisan di majalah/koran, baik dalam bentuk artikel maupun tanya jawab


/konsultasi tentang kesehatan antara penyakit juga merupakan bentuk pendidikan
kesehatan massa.

f. Bill Board, yang dipasang di pinggir jalan, spanduk poster dan sebagainya adalah
juga bentuk pendidikan kesehatan massa. Contoh : Billboard ”Ayo ke Posyandu”.
Andalah yang dapat mencegahnya (Pemberantasan Sarang Nyamuk).

9. B. Jenis Media Promosi Kesehatan

B.1 Berdasarkan bentuk umum penggunaan (Notoatmodjo, 2005)

 Bahan bacaan: Modul, buku rujukan/bacaan, folder, leaflet, majalah, buletin, dan
sebagainya.
 Bahan peragaan: Poster tunggal, poster seri, plipchart, tranparan, slide, film, dan
seterusnya.

B.2 Berdasarkan cara produksinya, media promosi kesehatan dikelompokkan menjadi:

 Media cetak, yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Media
cetak pada umumnya terdiri dari gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam
tata warna. Fungsi utama media cetak ini adalah memberi informasi dan menghibur.
Adapun macam-macamnya adalah poster, leaflet, brosur, majalah, surat kabar, lembar
balik, sticker, dan pamflet.
Kelebihan media cetak diantaranya: Tahan lama, Mencakup banyak orang, Biaya
tidak tinggi, Tidak perlu listrik, Dapat dibawa ke mana-mana, Dapat mengungkit rasa
keindahan, Meningkatkan gairah belajar,
Kelemahan media cetak yaitu: Media ini tidak dapat menstimulir efek suara dan efek
gerak, dan Mudah terlipat (Notoatmodjo, 2005)
 Media elektronika yaitu suatu media bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan didengar
dalam menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronika.
Adapun macam-macam media tersebut adalah TV, radio, film, video film, cassete,
CD, VCD.
Kelebihan media elektronika diantaranya: Sudah dikenal masyarakat,
Mengikutsertakan semua panca indra, Lebih mudah dipahami, Lebih menarik karena
ada suara dan gambar bergerak, Bertatap muka, Penyajian dapat dikendalikan,
Jangkauan relatif lebih besar, Sebagai alat diskusi dan dapat diulang-ulang.
Kelemahan media elektronika diantaranya: Biaya lebih tinggi, Sedikit rumit, Perlu
listrik, Perlu alat canggih untuk produksinya, Perlu persiapan matang, Peralatan selalu
berkembang dan berubah. Perlu keterampilan penyimpanan, Perlu terampil dalam
pengoperasian (Notoatmodjo, 2005).
 Media luar ruang yaitu media yang menyampaikan pesannya di luar ruang secara
umum melalui media cetak dan elektronika secara statis, misalnya: Papan reklame
yaitu poster dalam ukuran besar yang dapat dilihat secara umum di perjalanan,
spanduk yaitu suatu pesan dalam bentuk tulisan dan disertai gambar yang dibuat di
atas secarik kain dengan ukuran tergantung kebutuhan dan dipasang di suatu tempat
yang strategi agar dapat dilihat oleh semua orang, pameran, banner dan TV layar lebar
(DEPK

C. BENTUK MEDIA PENDIDIKAN KESEHATAN


Ada beberapa bentuk media pendidikan kesehatan antara lain (Notoadmojo, 2012) :
1. Berdasarkan stimulasi indra
a. Alat bantu lihat (visual aid) yang berguna dalam membantu menstimulasi indra penglihatan
pada saat proses pendidikan. Terdapat dua alat bantu visual, yaitu:
1) Alat bantu yang diproyeksikan seperti slide, OHP, dan film strip
2) Alat bantu yang tidak diproyeksikan misalnya dua dimensi seperti gambar, peta, dan bagan.
Termasuk alat bantu cetak dan tulis misalnya leaflet, poster, lembar balik, dan buklet.
Termasuk tiga dimensi seperti bola dunia dan boneka.
b. Alat bantu dengar (audio aids) yaitu alat yang dapat membantu untuk menstimulasi indra
pendengar pada waktu penyampaian bahan pendidikan/pengajaran. Alat ini digunakan untuk
menstimulasi indera pendengar misalnya piringan hitam, radio, tape, CD. Alat bantu lihat-
dengar (audio visual aids).
c. Alat bantu ini digunakan untuk menstimulasi indera penglihatan dan pendengaran seperti
televisi, film dan video.

2. Berdasarkan pembuatannya dan penggunaannya


a. Alat peraga yang rumit (complicated) seperti film, film strip, dan slide. Dalam
penggunaannya alat peraga ini memerlukan listrik dan proyektor.
b. Alat peraga sederhana, yang mudah dibuat sendiri dengan bahan – bahan setempat yang
mudah diperoleh seperti bamboo, karton, kaleng bekas, dan kertas Koran. Ciri-ciri alat peraga
sederhana adalah mudah dibuat, bahan-bahannya dapat diperoleh dari bahan-bahan lokal,
mencerminkan kebiasaan, kehidupan dan kepercayaan setempat, ditulis (gambar) dengan
sederhana, bahasa setempat dan mudah dimengerti oleh masyarakat dan memenuhi
kebutuhan petugas kesehatan dan masyarakat.

3. Berdasarkan cara produksi media


a. Media Cetak
Media cetak yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Media cetak
pada umumnya terdiri dari gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna.
Fungsi utama media cetak ini adalah memberi informasi dan menghibur. Adapun macam-
macamnya adalah :
1) Media Koran (Surat Kabar)
Merupakan lembaran-lembaran kertas bertuliskan kabar berita
dan sebagainya yang terbagi ke dalam kolom-kolom. Koran
(dari bahasa Belanda: Krant, dari bahasa Perancis courant)
atau surat kabar adalah suatu penerbitan yang ringan dan
mudah dibuang, biasanya dicetak pada kertas berbiaya rendah
yang disebut kertas koran, yang berisi berita-berita terkini
dalam berbagai topik. Topiknya bisa berupa even politik,
kriminalitas, olahraga, tajuk rencana, cuaca.
Kelebihan :
a) Biasanya relatif tidak mahal.
b) Fleksibel (lebih luwes dalam menentukan jadwal publikasi iklan dan surat kabar yang
mempublikasikan (apakah lokal, regional ataukah nasional) berkaitan dengan khalayak yang
dijadikan sasaran iklan).
c) Dapat dinikmati lebih lama.
d) Market coverage ; surat kabar mampu menjangkau daerah-daerah perkotaan sesuai cakupan
wilayahnya.
e) Comparison shooping ; surat kabar sering digunakan sebagai bahan acuan atau referensi
konsumen dalam membeli barang atau jasa.
f) Positive consumer attitude ; aktualitas informasi yang sampaikan digunakan juga sebagai
acuan pembaca.
Kekurangan :
a) Mudah diabaikan.
b) Short life span ; meski jangkauannya luas dan massal serta dapat didokumentasikan, pembaca
surat kabar hanya butuh waktu kurang lebih 15 menit hingga 30 menit untuk membacanya
serta umumnya hanya sekali saja membacanya. Selain itu usia informasinya hanya 24 jam
setelah itu sudah dianggap basi.
c) Clutter ; jika isi dan tata letaknya kacau akan mempengaruhi pemaknaan dan pemahaman isi
pesan iklan oleh pembacanya.
d) Beberapa kelompok tertentu tidak bisa dijangkau oleh surat kabar, misal kelompok
masyarakat menengah ke bawah atau masyarakat usia di bawah 15 tahun.
e) Beberapa produk tidak dapat diiklankan dengan menggunakan surat kabar karena
memerlukan demonstrasi atau memerlukan pertimbangan tertentu. Contoh iklan peralatan
olahraga.
f) Jenis bahan yang digunakan biasanya mudah sobek, artinya gangguan mekanis tinggi,
sehingga informasi yang diterima tidak lengkap.
2) Media Leafleat
Leaflet adalah selembar kertas yang berisi tulisan cetak
tentang sesuatu masalah khusus untuk suatu sasaran
dengan tujuan tertentu. Leaflet juga diartikan sebagai salah
satu media yang menggunakan selembar kertas yang berisi
tulisan cetak tentang suatu masalah khusus untuk sasaran
yang dapat membaca dan biasanyan di sajikan dalam
bentuk lipatan yang dipergunakan untuk penyampaian
informasi atau penguat pesan yang disampaikan (Maulana,
2007).
Keuntungan Leaflet :
a) Leaflet menarik untuk dilihat.
b) Mudah untuk dimengerti.
c) Merangsang imajinasi dalam pemahaman isi leaflet.
d) Lebih ringkas dalam penyampaian isi informasi.
Kelemahan Leaflet
a) Salah dalam desain tidak akan menarik pembaca.
b) Leaflet hanya untu dibagikan, tidak bisa di pajang/ ditempel.
3) Media Poster
Poster merupakan gambar-gambar yang dirancang sedemikian rupa
sehingga menarik perhatian audience, sedikit menggunakan kata-kata,
dicetak pada sehelai kertas/bahan lain yang ditempelkan pada tempat
tertentu. Sebuah poster harus didesain menggugah/menarik perhatian
khalayak terhadap suatu isu, sehingga dapat menyampaikan secara
tepat.
Kelebihan Poster:
a) Bahasanya informatif, jelas.
b) Informasi yang disampaikan lebih jelas dan lengkap.
c) Biaya percetakan lebih murah.
d) Lebih mudah untuk mempromosikan.
Kekurangan Poster:
a) Mudah sobek.
b) Lebih lama untuk memahami poster.
c) Jika terkena air terkadang luntur, tergantung kertas dan tinta printer yang digunakan.

Anda mungkin juga menyukai