Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Lansia merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota
masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan
usia harapan hidup. Jumlah lansia meningkat di seluruh Indonesia menjadi
15,1 juta jiwa pada tahun 2000 atau 7,2% dari seluruh penduduk dengan usia
harapan hidup 64,05 tahun. Tahun 2006 usia harapan hidup meningkat
menjadi 66,2 tahun dan jumlah lansia menjadi 19 juta orang, dan
diperkirakan pada tahun 2020 akan menjadi 29 juta orang atau 11,4%. Hal ini
menunjukkan bahwa jumlah lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke
waktu.
Pembangunan kesehatan di Indonesia telah berhasil menurunkan angka
kematian ibu, bayi, dan angka fertilitas serta menghasilkan perbaikan gizi
masyarakat. Dampak positif dari pembangunan kesehatan adalah
meningkatnya angka harapan hidup yang terlihat dari meningkatnya jumlah
populasi penduduk usia lanjut atau lansia. Umur harapan hidup Indonesia
pada tahun 2000-2005 yaitu 67, 8 tahun dan meningkat menjadi 73,6 tahun
pada periode tahun 2020–2025 (Statistik Indonesia, 2007). Proyeksi Biro
Pusat Statistik di tahun 2010, jumlah usia lanjut mencapai 19 juta (8,5%) dari
jumlah seluruh penduduk sedangkan tahun 2025 mencapai 14,4% (Depkes
RI, 2010). Jumlah yang demikian besar ini sebenarnya tidak menjadi
permasalahan jika diikuti dengan kondisi lansia yang sehat. Sedangkan
kebanyakan lansia mengalami berbagai macam penyakit degeneratif seperti
penyakit diabetes mellitus, hipertensi, stroke, jantung.(Depkes RI, 2010)

1.2. Rumusan Masalah


1) Bagaimana konsep promosi kesehatan?
2) Bagaimana model promosi kesehatan dengan demonstrasi pada lansia?
3) Bagaimana menyusun perencanaan promosi kesehatan?

1
1.3. Tujuan Umum
Untuk menjelaskan dan mengetahui promosi kesehatan dengan metode
demonstrasi pada lansia.

1.4. Tujuan Khusus


1) Mahasiswa mengetahui dan memahami konsep promosi kesehatan.
2) Mahasiswa mengetahui dan memahami promosi kesehatan pada lansia
dengan metode demonstrasi.
3) Mahasiswa mengetahui dan memahami dalam menyusun perencanaan
promosi kesehatan.

1.4 Manfaat
Dengan adanya makalah ini, diharapkan mahasiswa dapat menambah
wawasan dan informasi tentang promosi kesehatan dengan metode
demonstrasi secara tepat dan benar, serta mampu mengimplementasikan
kepada praktik keperawatan komunitas.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Promosi Kesehatan
1.1 Definisi Promosi kesehatan
Promosi kesehatan sebagai bagian atau cabang dari ilmu kesehatan,
juga mempunyai dua sisi, yakni sisi ilmu dan seni. Dari sisi seni, yakni
praktisi atau aplikasi promosi kesehatan, merupakan penunjang bagi
program-program kesehatan lain. Artinya setiap program kesehatan,
misalnya pemberantasan penyakit, perbaikan gizi masyarakat, sanitasi
lingkungan, kesehatan ibu dan anak, program pelayanan kesehatan, dan
sebagainya .Jadi dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan merupakan
revitalisasi pendidikan kesehatan pada masa lalu. Promosi kesehatan
bukan hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan
peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan saja, tetapi juga
disertai upaya-upaya memfasilitasi perubahan perilaku.
Promosi kesehatan adalah upaya memberdayakan perorangan,
kelompok, dan masyarakat agar memelihara, meningkatkan dan
melindungi kesehatannya melalui peningkatan pengetahuan, kemauan, dan
kemampuan serta mengembangkan iklim yang mendukung, dilakukan
dari, oleh, dan untuk masyarakat sesuai dengan faktor budaya setempat.
Yang ingin dicapai melalui pendekatan ini adalah meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan keterampilan untuk berperilaku hidup bersih dan
sehat.( Depkes RI, 2006).

3
Secara definisi istilah promosi kesehatan dalam ilmu kesehatan
masyarakat (health promotion ) mempunyai dua pengertian. Pengertian
promosi kesehatan yang pertama adalah sebagai bagian dari tingkat
pencegahan penyakit. Level and Clark, mengatakan ada empat tingkat
pencegahan penyakit dalam perspektif kesehatan masyarakat, yakni :
a. Health promotion (peningkatan/promosi kesehatan)
b. Specific protection (perlindungan khusus melalui imunisasi)
c. Early diagnosis and prompt treatment (diagnosis dini dan pengobatan
segera)
d. Disability limitation (membatasi atau mengurangi terjadinya kecacatan)
e. Rehabilitation (pemulihan)
Oleh sebab itu pengertian promosi kesehatan dalam konteks ini
adalah peningkatan kesehatan. Sedangkan pengertian yang kedua,
promosi kesehatan diartikan upaya memasarkan, menyebarluaskan,
mengenalkan atau menjual kesehatan.

1.2 Tujuan Promosi Kesehatan


Promosi Kesehatan harus mempunyai tujuan yang jelas. Yang
dimaksud tujuan dalam konteks ini adalah apa yang diinginkan oleh
promosi kesehatan sebagai penunjang program-program kesehatan yang
lain. Tujuan umum promosi kesehatan tidak terlepas dari Undang-Undang
Kesehatan No.23/1992, maupun WHO, yakni meningkatnya kemampuan
masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, baik
fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif secara ekonomi maupun
social. Promosi kesehatan di semua program kesehatan, baik
pemberantasan penyakit menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat,
pelayanan kesehatan, maupun program kesehatan lainnya bermuara pada
kemampuan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, baik kesehatan
individu, kelompok maupun masyarakat.

4
1.3 Sasaran Promosi Kesehatan
Sasaran promosi kesehatan yang dilaksanakan oleh perawat adalah
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Agar promosi kesehatan
dapat lebih tepat sasaran, maka sasaran tersebut perlu dikenali secara
lebih khusus, rinci, dan jelas melalui pengelompokan sasaran promosi
kesehatan meliputi sasaran utama (primer), sasaran antara (sekunder), dan
sasaran penunjang (tersier).
Sasaran primer adalah mereka yang diharapkan akan menerapkan
perilaku baru. Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung
segala upaya pendidikan atau promosi kesehatan. Sesuai dengan
permasalahan kesehatan,maka sasaran ini dapat dikelompokkan menjadi:
kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui
untuk masalah KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), anak sekolah untuk
kesehatan remaja, dan sebagainya. Upaya promosi yang dilakukan
terhadap sasaran primer ini sejalan dengan strategi pemberdayaan
masyarakat (empowerment).

1.4 Strategi Promosi Kesehatan


Untuk mencapai tujuan promosi kesehatan, maka perlu dilakukan
strategi dalam pelaksanaan promosi kesehatan yang bekerja sama dengan
tenaga kesehatan dan sektor terkait. Strategi tersebut adalah sebagai
berikut (Depkes RI, 2006)
1. Advokasi
Yaitu pendekatan pimpinan dengan tujuan untuk mengembangkan
kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Hasil yang diharapkan
adalah kebijakan dan peraturan peraturan yang mendukung untuk
memengaruhi terciptanya perilaku hidup bersih dan sehat serta adanya
dukungan dana atau sumber daya lainnya.
2. Bina suasana
Yaitu penciptaan situasi yang kondusif untuk memberdayakan
perilaku hidup bersih dan sehat.

5
1.5 Jenis Metode Promosi Kesehatan
Metode Promosi Kesehatan dapat digolongkan berdasarkan
Teknik Komunikasi, Sasaran yang dicapai dan Indera penerima dari
sasaran promosi.
1. Berdasarkan Teknik Komunikasi
a. Metode penyuluhan langsung.
Dalam hal ini para penyuluh langsung berhadapan atau bertatap
muka dengan sasaran..
b. Metode yang tidak langsung. Dalam hal ini para penyuluh tidak
langsung berhadapan secara tatap muka dengan sasarans
2. Berdasarkan Jumlah Sasaran Yang Dicapai
a. Pendekatan perorangan
Dalam hal ini para penyuluh berhubungan secara langsung maupun
tidak langsung dengan sasaran secara perorangan
b. Pendekatan kelompok
Dalam pendekatan ini petugas promosi berhubungan dengan
sekolompok sasaran.
c. Pendekatan masal
Petugas Promosi Kesehatan menyampaikan pesannya secara
sekaligus kepadasasaran yang jumlahnya banyak.

1.6 Pemilihan Metode Promosi Kesehatan


Notoatmodjo (1989) menyatakan bahwa agar tercapai hasil belajar
(perubahan perilaku) dengan efektif dan efisien, maka pemilihan metode
pendidikan perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Pemilihan metode hendaknya disesuaikan dengan tujuan pendidikan.
2. Pemilihan metode tergantung kepada kemampuan guru atau
pendidiknya.
3. Pemilihan metode harus mempertimbangkan kemampuan dari sasaran
belajar (pihak yang belajar).
4. Pemilihan metode tergantung pada besarnya kelompok sasaran.

6
5. Pemilihan metode harus disesuaikan dengan waktu pemberian atau
penyampaian pesan. Pemilihan metode hendaknya mempertimbangkan
fasilitas-fasilitas yang tersedia

1.7 Pendekatan Promosi Kesehatan


Beberapa model promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan
adalah alat analisis yang berguna, yang dapat membantu memperjelas
tujuan dan nilai-nilai yang diantu. Menurut Ewles dan Simnett (1994),
terdapat kerangka lima pendekatan yang menunjukkan nilai-nilai yang
melekat pada masing-masing pendekatan tersebut. Pendekatan tersebut
meliputi :
1) Pendekatan medic
Tujuan pendekatan medik adalah membebaskan dari penyakit dan
kecacatan yang didefinisikan secara medik, seperti penyakit infeksi,
kanker, dan penyakit jantung.
2) Pendekatan perubahan perilaku
Perilaku merupakan hasil pengalaman dan proses interaksi dengan
lingkungannya, yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan
tindakan sehingga diperoleh keadaan seimbang antara kekuatan
pendorong dan kekuatan penahan..
3) Pendekatan Pendidikan
Pendekatan pendidikan lebih dikenal sebagai pendidikan kesehatan
yang bertujuan memberikan informasi dan memastikan pengetahuan
dan pemahaman tentang perilaku kesehatan, dan membuat keputusan
yang ditetapkan atas dasar informasi yang ada.
4) Pendekatan berpusat pada klien
Tujuan pendekatan ini adalah bekerja dengan klien agar dapat
membantu mereka mengidentifikasi apa yang ingin mereka ketahui
dan lakukan, dan membuat keputusan dan pilihan mereka sendiri
sesuai kepentingan dan nilai mereka.

7
5) Perubahan sosial
Ruang lingkup perubahan sosial menurut William F. Ogburn (1922),
meliputi pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap
unsur-unsur imaterial. Kecenderungan terjadi perubahan-perubahan
sosial merupakan gejala wajar yang timbul dari pergaulan hidup
manusia.

1.8 Media dan Alat Peraga Promosi Kesehatan


Promosi kesehatan masyarakat dapat diberikan kepada sasaran baik
secara langsung maupun melalui media tertentu. Media yang dapata
dipergunakan adalah sebagai berikut (Efendi & Makhfudli, 2009) :
- Media elektronik : radio, televisi, internet, telepon, handphone,
teleconference
- Media cetak : majalah koran, selebaran (leaflet dan flyer), booklet,
papan besar (billboard), spanduk, poster, flannelgraph, bulletin board
- Media lain : surat
Pemilihan media promosi kesehatan ditentukan oleh banyaknya
sasaran, keadaan geografis, karakteristik partisipan, dan sumber daya
pendukung.
Berikut adalah media dan alat peraga yang dapat dipergunakan
dalam promosi kesehatan :
1. Leaflet dan pamflet
Merupakan selembar kertas yang berisi tulisan cetak tentang suatu
maslaah khsusu untuk sasaran yang dapat membaca.
2. Booklet
Media ini berbentuk buku kecil yang berisi tulisan atau gambar atau
keduanya. Sasaran booklet adalah masayarakat yang dapat membaca
3. Flyer
Selebaran berbentuk seperti leaflet, tetapi tidak terlipat. Biasanya
disebarkan melalui udara (pesawat udara).

8
4. Billboard
Berbentuk papan besar berukuran 2 x 2 m yang berisi tulisan dan/atau
gambar yang ditempatkan di pinggir jalan besar yang dapat dibaca atau
dilihat oleh pemakai jalan.
5. Poster
Merupakan pesan singkat dalam bentuk gambar. Ukuran poster
biasanya sekitar 50 x 60 cm. Karena ukurannya yang terbatas, maka
tema dalam poster tidak terlalu banyak, sedapat-dapatnya hanya ada
satu tema dalam satu poster.
6. Flannelgraph
Merupakan guntingan-guntingan gambar atau tulisan yang di
belakangnya diberi kertas amril (ampelas). Guntingan gambar tersebut
kemudian ditempekan pada papan berlapis kain flanel atau kain
berbulu yang lain.
7. Bulletin board
Berupa papan berukuran 90 x 120 cm yang biasanya dipasang di
dinding fasilitas umum (puskesmas, rumah sakit, balai desa, dan kantor
kecamatan). Pada papan ini ditempelkan gambar-gambar, leaflet,
poster, atau media massa lain yang mengandung informasi penting
yang secara berkala diganti dengan topik-topik lain.
Metode promosi kesehatan pada tiap tahap perkembangan (Efendi &
Makhfudli, 2009) :
Pra sekolah Bahasa sederhana, permainan, musik dan demonstrasi
Usia sekolah Bahasa beragam dengan tingkat kemampuan dan
kemampuan kognitif, menggunakan permainan
interaktif, teka teki, mencocokkan, dan role play
Remaja Pembelajaran kooperatif, problem based learning,
diskusi, demonstrasi, dan role play
Dewasa Kuliah klasikal, diskusi, demonstrasi dan role play
yang menekankan pada tingkat emosional

9
2. Metode Demonstrasi
2.1 Definisi Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan cara penyajian suatu pengertian atau
ide yang dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan bagaimana cara
menjalankan suatu tindakan, adegan, atau memperlihatkan bagaimana
menggunakan suatu prosedur. Metode demonstrasi adalah metode
mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan
melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun menggunakan
media yang relevan dengan pokok bahasan atau dengan materi yang
sedang disajikan. Metode demonstrasi memperlihatkan dan memperagakan
sesuatu secara nyata yang disertai dengan penjelasan verbal. Pemberian
pendidikan kesehatan melalui metode demonstrasi dapat meningkatkan
pengetahuan, memperbaiki sikap, dan kemampuan tindakan menjadi lebih
baik dan efektif. ( Magfiroh, 2012).
Metode demonstrasi sering digunakan untuk mengajarkan
keterampilan psikomotorik disertai dengan penjelasan dan diskusi oleh
demonstator. (Allender, et al., 2010).

3. Konsep Lansia
3.1 Pengertian Lansia
Lansia atau usia tua adalah suatu periode penutup dalam rentang hidup
seseorang, yaitu suatu periode dimana sseseorang telah beranjak jauh dari
periode terdahulu yang menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang
penuh manfaat (Hurllock, 1999).

3.2 Batasan Lansia


Negara – negara maju di Eropa dan Amerika menganggap batasan umur
lansia adalah 65 tahun dengan pertimbangan bahwa usia tersebut orang
aakan pensiun. Tapi akhir-akhir ini telah dicapai konsensus yang
ditetapkan oleh Badan Kesehatann Dunia (WHO) bahwa batasan umur
lansia adalah 60 tahun.

10
4. Senam Lansia
4.1 Pengertian Senam Lansia
Senam adalah suatu bentuk latihan fisik yang teratur
yangmerupakan representasi dari ciri kehidupan. Senam merupakan
suatubentuk latihan fisik yang dikemas secara sistimatis yang
tersusundalam suatu program yang bertujuan untuk meningkatkan
kesegarantubuh. Memberikan pengaruh baik (positif ) terhadap
kemampuanfisik seseorang, apabila dilakukan secara baik dan benar.
Hasilsurvey pembuatan norma kesegaran jasmani pada usia lanjut yang
dilakukan oleh Departemen Kesehatan pada tahun 1992-1993menemukan
bahwa sekitar 90% usia lanjut memiliki tingkatkesegaran jasmani yang
rendah, terutama pada komponen daya tahankardio- respiratori dan
kekuatan otot. Hal tersebut dapat dicegahdengan melakukan latihan fisik
yang baik dan benar. Manfaat latihanfisik bagi kesehatan adalah sebagai
upaya promotif, preventif,kuratif, dan rehabilitatif. Manfaat tersebut
ditinjau secara fisiologis,psikologis dan sosial (Nugroho, 2008).

4.2 Fisiologi Senam Lansia


Selama melakukan senam lansia terjadi kontraksi otot skletal
(rangka) yang akan menyebakan respons mekanik dan kimiawi. Menurut
Ronny (2009), respons mekanik pada saat otot berkontraksi dan
berelaksasi menyebabkan kerja katup vena menjadi optimal sehingga
darah yang balik ke ventrikel kanan menjadi meningkat.
Tekanan darah yang meningkat akan meningkatkan stimulus impuls
pada pusat baroresptor di arteri karotis dan aorta. Impuls ini akan menuju
pusat pengendalian kardiovaskuler di medula oblongata melalui neuron
sensorik yang akan mempengaruhi kerja saraf simpatis dan melepaskan
NE (norepinephrin dan epinephrin), dan 31 saraf parasimpatis yang akan
melepaskan lebih banyak ACH yang mempengaruhi SA node yang akan
menurunkan tekanan darah (Guyton, 2001).

4.3 Manfaat Senam Lansia

11
Semua senam dan aktifitas olahraga ringan tersebut sangat
bermanfaat untuk menghambat proses degeneratif/penuaan. Senam ini
sangat dianjurkan untuk mereka yang memasuki usia pralansia (45 thn)
dan usia lansia (65 thn ke atas). Orang melakukan senam secara teratur
akan mendapatkan kesegaran jasmani yang baik yang terdiri dari unsur
kekuatan otot, kelentukan persendian, kelincahan gerak, keluwesan,
cardiovascular fitness dan neuromuscular fitness.
Apabila orang melakukan senam, peredarah darah akan lancar dan
meningkatkan jumlah volume darah. Selain itu 20% darah terdapat di otak,
sehingga akan terjadi proses indorfin hingga terbentuk hormon
norepinefrin yang dapat menimbulkan rasa gembira, rasa sakit hilang,
adiksi (kecanduan gerak) dan menghilangkan depresi. Dengan mengikuti
senam lansia efek minimalnya adalah lansia merasa berbahagia, senantiasa
bergembira, bisa tidur lebih nyenyak,pikiran tetap segar.
Senam lansia disamping memiliki dampak positif terhadap
peningkatan fungsi organ tubuh juga berpengaruh dalam meningkatkan
imunitas dalam tubuh manusia setelah latihan teratur. Tingkat kebugaran
dievaluasi dengan mengawasi kecepatan denyut jantung waktu istirahat
yaitu kecepatan denyut nadi sewaktu10istirahat. Jadi supaya lebih bugar,
kecepatan denyut jantung sewaktu istirahat harus menurun. Manfaat senam
lainnya yaitu terjadi keseimbangan antara osteoblast dan osteoclast.
Apabila senam terhenti maka pembentukan osteoblast berkurang sehingga
pembentukan tulang berkurang dan dapat berakibat pada pengeroposan
tulang.
Senam yang diiringi dengan latihan stretching dapat memberi efek
otot yang tetap kenyal karena ditengah-tengah serabut otot ada impuls
saraf yang dinamakan muscle spindle, bila otot diulur (recking) maka
muscle spindle akan bertahan atau mengatur sehingga terjadi tarik-
menarik, akibatnya otot menjadi kenyal. Orang yang melakukan stretching
akan menambah cairan sinovalsehingga persendian akan licin dan
mencegah cedera (Suroto, 2004).

12
Olahraga yang bersifat aerobik seperti senam merupakan usaha-
usaha yang akan memberikan perbaikan pada fisik atau psikologis. Faktor
fisiologi dan metabolic yang di kalkulasi termasuk penambahan sel-sel
darah merah dan enzimfosforilase (proses masuknya gugus fosfat kedalam
senyawa organik), bertambahnya aliran darah sewaktu latihan,
bertambahnya sel-sel otot yang mengandung mioglobin dan mitokondria
serta meningkatnya enzim-enzim untukproses oksigenasi jaringan
(Kusmana, 2006).
Sedangkan menurut Depkes (2003) olahraga dapat memberi
beberapa manfaat, yaitu: meningkatkan peredaran darah, menambah
kekuatan otot, dan merangsang pernafasan dalam. Selain itu dengan
olahraga dapat membantu pencernaan, menolong ginjal, membantu
kelancaran pembuangan bahan sisa, meningkatkan fungsi jaringan,
menjernihkan dan melenturkan kulit, merangsang kesegaran mental,
membantu mempertahankan berat badan, memberikan tidur nyenyak,
memberikan kesegaran jasmani.
Manfaat senam lansia secara khusus :
1. Memperlancar proses degenerasi karena perubahan usia
2. Mempermudah untuk menyesuaikan kesehatan jasmani dalam
kehidupan (adaptasi)
3. Fungsi melindungi, yaitu memperbaiki tenaga cadangan dalam
fungsinya terhadap bertambahnya tuntutan, misalya sakit.
4. Sebagai Rehabilitas
Pada lanjut usia terjadi penurunan masa otot serta kekuatannya, laju
denyut jantung maksimal, tolerasnsi latihan, kapasitas aerobik dan
terjadinya peningkatan lemak tubuh. Dengan melakukan olahraga
seperti senam lansia dapat mencegah atau melambatkan kehilangan
fungsional tersebut. Bahkan dari berbagai penelitian menunjukan bahwa
latihan/olah raga seperti senam lansia dapatmengeliminasi berbagai
resiko penyakit seperti hipertensi, diabetes melitus, penyakit arteri
koroner dan kecelakaan.

13
5. Senam lansia disamping memiliki dampak positif terhadap peningkatan
fungsi organ tubuh juga berpengaruh dalam meningkatkan imunitas
dalam tubuh manusia setelah latihan teratur. Tingkat kebugaran
dievaluasi dengan mengawasi kecepatan denyup jantung waktu
istirahath yaitu kecepatan denyut nadi sewaktu istirahat. Jadi supaya
lebih bugar, kncepatan denyut jantung sewaktu istirahat harus menurun.
6. Dengan mengikuti senam lansia efek minimalya adalah lansia merasa
berbahagia, senantiasa bergembira, bisa tidur lebih nyenyak, pikiran
tetap segar.

4.4 Prinsip Senam Lansia


Program senam mempunyai prinsip antara lain :
a. Membantu tubuh agar tetap bergerak/ berfungsi.
b. Menaikkan kemampuan daya tahan tubuh.
c. Memberi kontak psikologis dengan sesama, sehingga tidak merasa
tersaing.
d. Mencegah terjadinya cedera.
e. Mengurangi / menghambat proses penuaan.
f. Gerakannya bersifat dinamis (berubah-ubah)
g. Bersifat progresif (bertahap meningkat)
h. Adanya pemanasan dan pendinginan pada setiap latihan
i. Lama latihan berlangsung 15-60 menit
j. Frekuensi latihan perminggu minimal 3 kali dan optimal 5kali

Ketentuan- ketentuan senam :


Dosis latihan senam adalah; Lama latihan minimum ; 30 - 40 menit
(termasuk pemanasan dan pendinginan).
1. Pada awal senam lakukan dahulu pemanasan, peregangan, kemudian
latihan inti dan pada akhir latihan lakukan pendinginan dan
peregangan lagi.
2. Sebelum senam boleh minum cairan terlebih dahulu untuk

14
menggantikan keringat yang hilang. Selalu diingat untuk minum air
sebelum , selama dan sesudah berlatih.
3. Makan sebagian telah selesai dua jam sebelum latihan, agar tidak
mengganggu pencernaan. Kalau latihan pada pagi hari tidak perlu
makan sebelumnya.
4. Senam diawasi oleh para pelatih, agar tidak terjadi cedera.
5. Senam dilakukan secara lambat, tidak boleh cepat dan dan gerakan
tidak boleh menyentak dan memilir ( memutar ) terutama untuk tulang
belakang.
6. Pakaian yang dikenakan terbuat dari bahan ringan dan tipis, jangan
memakai pakaian tebal dan sangat menutup badan, seperti training
spak lengkap dan tebal.
7. Jenis sepatu yang dianjurkan adalah sepatu lari atau sepatu untuk
berjalan kaki yang mempunyai sol/ bantalan yang tebal pada daerah
tumit.
8. Waktu senam sebaiknya pagi dan sore hari, bukan pada siang hari, bila
latihan diluar gedung.
9. Tempat senam sebaiknya berupa lapangan atau taman.
10. Landasan tempat senam sebaiknya tidak terlalu keras dan dianjurkan
berlatih diatas tanah atau rumput dan bukan diatas lantai ubin atau
semen yang keras, hal ini untuk mengurangi cedera kaki dan tungkai
(Menpora, 2008).

4.5 Hal – hal yang Harus Diperhatikan Demi Keselamatan Lansia


a. Komponen-komponen kesegaran jasmani yang dilatih selama senam
meliputi; Ketahanan kardio pulmonal, kelentukan, kekuatan otot,
komposisi tubuh, keseimbangan, kelincahan gerak.
b. Selalu memperhatikan keselamatan/menghindari cedera.
c. Senam dilakukan secara teratur dan tidak terlalu berat,sesuai dengan
kemampuan.
d. Senam dilakukan dengan dosis berjenjang atau dosis dinaikkan sedikit
demi sedikit.

15
e. Hindari kompetensi dalam bentuk apapun.
f. Perhatikan kontraindikasi senam dan sebaiknya dikonsultasikan ke
dokter terlatih dahulu. Pengukuran tingkat kesegaran jasmani
diperlukan untuk penjaringan kesehatan dan merupakan tahap persiapan
senam.

4.6 Gerakan Senam Lansia


Latihan senam yang dilakukan dalam tiga segmen
a. Pemanasan (warming up)
Gerakan umum (yang dilibatkan sebanyak-banyaknya otot dan sendi)
di lakukan secara lambat dan hati-hati. Dilakukan bersama dengan
peregangan (stretching). Lamanya kira-kira 8-10 menit. Pada 5 (lima)
menit terakhir pemanasan dilakukan lebih cepat. 34. Pemanasan
dimaksud untuk mengurangi cedera dan mempersiapkan sel-sel tubuh
agar dapat turut serta dalam proses metabolisme yang meningkat
(Menpora, 2008).
b. Latihan inti
Tergantung pada komponen/faktor yang dilatih maka bentuk latihan
tergantung pada faktor fisik yang paling buruk. Gerakan senam
dilakukan berurutan seperti contoh dalam buku ini dapat diiringi
dengan musik yang disesuaikan dengan gerakan. Untuk usia lanjut
biasanya dilatih :
1. Daya tahan (endurance)
2. Kardio–pulmonal dengan latihan latihan yang bersifat aerobik
3. Fleksibilitas dengan peregangan
4. Kekuatan otot dengan latihan beban
5. Komposisi tubuh dapat diatur dengan pengaturan pola makan,
latihan aerobik, kombinasi dengan latihan beban kekuatan.
c. Pendinginan (cooling down)
Dilakukan secara aktif artinya sehabis latihan shit-up perlu dilakukan
gerakan umum yang ringan sampai suhu tubuh kembali normal yang
ditandai dengan pulihnya denyut nadi dan terhentinya keringat.

16
Pendinginan dilakukan seperti pada pemanasan yaitu selama 8-10
menit.

17
BAB III
PERENCANAAN DAN EVALUASI
3.1 Masalah
Menurut Maryam dkk (2008), gangguan fisik yang sering terjadi pada lansia diantaranya
adalah arthritis (46%), hipertensi (38%), gangguan pendengaran (28%) , kelainan Jantung
(28%), sinusitis kronis (18%), penurunan visus (14%), dan gangguan pada tulang (13%).
Prioritas Masalah
Menurut Jubaidi (2008) ada beberapa perubahan fisik pada lansia yang dapat menjadi suatu
kondisi lansia terserang penyakit, seperti perubahan kardiovaskuler yaitu menurunnya
elastisitas pembuluh darah, perubahan pada respirasi yaitu menurunnya kekuatan otot-otot
pernafasan, serta perubahan pada pendengaran dan perubahan pada penglihatan. Terdapat
beberapa macam penyakit yang biasa menimpa para lansia antara lain hipertensi, diabetes
mellitus, jatung koroner, stroke, katarak, dan lain sebagainya. Penelitian yang dilakukan oleh
Margiyati (2010) menunjukkan bahwa senam yang dilakukan oleh lansia dapat memberi
pengaruh pada penurunan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi. Penelitian oleh
Sukartini (2010) tentang manfaat senam terhadap kebugaran lansia juga menunjukkan
bahwa senam dapat mempengaruhi tidak hanya stabilitas nadi, namun juga stabilitas tekanan
darah sistolik dan diastolik, pernafasan dan kadar immunoglobulin. Diharapkan promosi
kesehatan senam lansia dengan metode demonstrasi ini dapat mencegah keberlanjutan atau
komplikasi penyakit pada lansia.

18
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Promosi kesehatan adalah upaya memberdayakan perorangan, kelompok dan
masyarakat agar memelihara, meningkatkan, dan melindungi kesehatannya melalui
peningkatan pengetahuan, kemauan, dan kemampuan serta mengembangkan iklim yang
mendukung, dilakukandari, oleh dan untuk masyarakat sesuai denagn faktor budaya
setempa. Tujuan dari promosi kesehatan ini adalah tujuan pendidikan, tujuan saran, dan
tujuan perilaku. Sasaran dari promosi kesehatan adalah sasaran primer, sekunder dan
tersier. Stretegi dalam promosi kesehatan adalah advokasi, bina usaha, dan gerakan
pemberdayaan masyarakat. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan medic,
pendekata perilaku, pendekatan edukasional, perubahan pada klien, pendekatan social.
Lansia atau usia tua adalah suatu periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu
suatu periode dimana sseseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang
menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh manfaat (Hurllock, 1999). Batasan
umur lansia adalah 60 tahun berdasarkan WHO. Promosi kesehatan pada lansia dengan
metode demonstrasi diberikan agar lansia mudah memahami apa yang disampaikan
penyuluh serhubungan dengan penurunan fungsi organnya.

4.2 Saran
Dengan pemaparan dalam makalah ini diharapkan mahasiswa dan tenaga kesehatan
ainnya mampu menerapkan promosi kesehatan pada lansia dengan metode demonstrasi.
Perawat dan tenaga kesehatan harus bekerja sama dengan keluarga dan masyarakat demi
terjadinya keberhasilan acara promosi kesehatan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Allender J.A, Cherie Rector, Kristine D. Warner. 2010. Community Health Nursing : Promoting

& Protecting the Public Health, 7th edition. Lippincott : Philadelphia

Darmojo, B. 2006. Buku Ajar Geriatri: Ilmu Kesehatan Lanjut Usia, Edisi 3, Jakarta: Bala

Penerbit FKUI

Latif, N, 2002. Sosialisasikan Senam Lansia, Available from : http://www.epsikologi.com ,

(Cited 2013 Mar 16)

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta

Sumartini, Yosephine. 2014. Pencapaian Prestasi Belajar Siswa Melalui Metode Demonstrasi.

Volume 7 Nomor 1.

Gerakan Senam Lansia

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/133/jtptunimus-gdl-mialidiawa-6616-3-babii.pdf

http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud91514203818final%20thesis%20isi%20bu

%20gong.pdf

20

Anda mungkin juga menyukai