Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat besar peranannya dalam
mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Keberhasilan pembangunan
kesehatan harus dari semua sektor, baik swasta maupun rakyat. Pembangunan
kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran hidup sehat, kemauan hidup
sehat, agar tercipta derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Maka dari itu
diperlukan sebuah pendekatan pemeliharaan, promosi kesehatan, pencegahan
penyakit, penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan yang diselenggarakan
secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Salah satu penyakit yang dapat mengancam kesehatan setiap sumber daya
manusia adalah penyakit kronis. Penyakit kronis merupakan penyakit menahun yang
angka kejadiannya masih terus menerus meningkat setiap tahunnya. Salah satu
contoh dari penyakit kronis yang sering terjadi pada masyarakat adalah Diabetes
Melitus. Penderita diabetes mellitus dari tahun ke tahun mengalami peningkatan
menurut Federasi Diabetes Internasional (IDF), penduduk dunia yang menderita
diabetes mellitus sudah mencakupi sekitar 197 juta jiwa, dan dengan angka
kematian sekitar 3,2 juta orang.
WHO memprediksikan penderita diabetes mellitus akan menjadi sekitar 366
juta orang pada tahun 2030. Penyumbang peningkatan angka tadi merupakan
negara-negara berkembang, yang mengalami kenaikan penderita diabetes mellitus
150 % yaitu negara penderita diabetes mellitus terbanyak adalah India (35,5 juta
orang), Cina (23,8 juta orang), Amerika Serikat (16 juta orang), Rusia (9,7 juta
orang), dan Jepang (6,7 juta orang).
WHO menyatakan, penderita diabetes mellitus di Indonesia diperkirakan
akan mengalami kenaikan 8,4 juta jiwa pada tahun 2000,menjadi 21,3 juta jiwa pada
tahun 2030. Tingginya angka kematian tersebut menjadikan Indonesia menduduki
ranking ke-4 dunia setelah Amerika Serikat, India dan Cina (Depkes RI, 2004).
Berdasarkan hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), terjadi
pengukuran prevalensi Diabetes mellitus (DM) dari tahun 2001 sebesar 7,5 %

menjadi 10,4 % pada tahun 2004, sementara hasil survey BPS tahun 2003
menyatakan bahwa prevalensi diabetes mellitus mencapai 14,7 % di perkotaan dan
7,2 % di pedesaan.
Dalam rangka memajukan derajat kesehatan masyarakat maka diperlukan
sebuah strategi promosi kesehatan, khususnya ditujukan kepada masyarakat guna
dapat mengurangi prevalensi dari penyakit kronis Diabetes Melitus ini agar
terciptanya Sumber daya manusia yang berkualitas dan dapat meningkatkan status
kesehatan untuk setiap masyarakat. Maka dari itu penulis tertarik untuk memberikan
Promosi Kesehatan melalui strategi-strategi tepat sasaran kepada masyarakat luas
maupun pembuat kebijakan guna meningkatkan derajat kesehatan yang setinggitingginya.
1.2 Rumusan masalah
Bedasarkan hal di atas maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah
memberikan pengertian tentang promosi kesehatan dan melakukan promosi
kesehatan sesuai dengan sasaran promosi kesehatan primer, skunder maupun tersier
tentang penyakit kronis diabetes melitus.
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana konsep promosi kesehatan yang ada dalam
masyarakat serta hal hal yang berkaitan dengan promosi kesehatan dan
memberikan promosi kesehatan tentang Diabetes Melitus berasarkan strategistrategi promosi kesehatan.
1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan ini adalah:
1.

Agar masyarakat mengetahui cara Pencegahan, dan Perawatan pada penyakit

2.

Diabetes Melitus
Memberikan penjelasan yang tepat dan benar guna meningkatkan kesehatan
masyarakat luas dan para pembuat kebijakan tentang penyakit kronis Diabetes
Melitus.

BAB II
KONSEP DASAR PROMOSI KESEHATAN
2.1

Pendidikan dan Promosi Kesehatan


Promosi kesehatan mempunyai dua pengertian, yaitu

Pertama, Sebagai

bagian dari tingkat pencegahan penyakit. Kedua, Sebagai upaya memasarkan,


menyebarluaskan, mengenalkan kesehatan.
Tingkat pencegahan penyakit dalam perspektif kesehatan masyarakat
menurut Level and Clark :
a.

Health promotion (promosi kesehatan)

b.

Specific protection (perlindungan khusus)

c.

Early Diagnosis and prompt treatment (diagnosis dini dan pengobatan segera)

d.

Disability limitation (membatasi atau mengurangi terjadinya kecacatan)

e.

Rehabilitation (pemulihan)
Dari pengertian promosi kesehatan yang kedua ini, maka sebenarnya sama

dengan pendidikan kesehatan (health education), karena pendidikan ksehatan pada


prinsipnya bertujuan agar masyarakat berperilaku sesuai dengan nilai - nilai
kesehatan.
2.2

Promosi Kesehatan dan Perilaku


Promosi kesehatan sebagai pendekatan terhadap faktor perilaku kesehatan.
Masalah kesehatan masyarakat ditentukan oleh dua faktor utama, yaitu : factor
perilaku dan non perilaku.
Upaya penanggulangan masalah kesehatan masyarakat ada dua faktor :
1. Upaya penyebaran penyakit menular

Penyediaan air bersih


Penyediaan pelayanan kesehatan
Tempat pembuangan tinja

2. Upaya intervensi

Pendidikan (Education), upaya persuasi atau pembelajaran pada masyarakat


agar masyarakat mau melakukan tindakan - tindakan untuk memelihara, dan

meningkatkan
Paksaan atau tekanan (Coercion), dilakukan kepada masyarakat agar mereka
melakukan tindakan - tindakan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan mereka sendiri.

Menurut Lawrence Green (1980), perilaku kesehatan ditentukan oleh 3 faktor


utama, yakni :
a. Faktor predisposisi (Predisposing factors)
Adalah faktor yang dapat mempermudah terjadinya perilaku pada diri
seseorang atau masyarakat, dengan adanya pengetahuan dan sikap
seseorang atau masyarakat terhadap apa yang dilakukan.
Kegiatan promosi kesehatan dalam faktor ini dapat ditujukan dalam
bentuk pemberian informasi atau pesan kesehatan dan penyuluhan
kesehatan.
b. Faktor pemungkin (Enabling factors)
Faktor pemungkin atau pendukng terjadinya perilaku adalah dengan
adanya fasilitas, sarana atau prasarana yang mendukung atau yang
menfasilitasi terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat.
Kegiatan promosi kesehatan yang ditujukan adalah memberdayakan
masyarakat melalui pengorganisasian atau pengembangan masyarakat.
c. Faktor penguat (Reinforcing factors)
Faktor penguat terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat dapat
terwujud dengan adanya tokoh masyarakat, peraturan, undang - undang,
surat - surat keputusan dari para penjabat pemerintah pusat atau daerah.
Kegiatan promosi kesehatan yang dapat ditujukan adalah berupa
pelatihan - pelatihan kepada para tokoh masyarakat, baik formal maupun
informal. Dan dapat juga dilakukan melalui advokasi terhadap para penjabat
formal.

2.3

Visi dan Misi Promosi kesehatan


Promosi kesehatan harus mempunyai misi yang jelas. Yang dimaksud visi
dalam hal ini adalah apa yang diinginkan oleh promosi kesehatan sebagai
penunjang program kesehatan yang lain. Visi promosi kesehatan tidak lepas dari
UU Kesehatan No.23/1992, maupun WHO, yakni meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan baik fisik,
mental, dan sosialnya sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial.
Untuk mencapai visi tersebut perlu upaya upaya yang harus dilakukan yang
dinamakan misi. Jadi misi pendidikan kesehatan adalah upaya yang harus dilakukan
untuk mencapai misi.
Misi promosi kesehatan secara umum ada 3:
1. Advokat (Advocate)
Melakukan advokasi berarti melakukan upaya-upaya agar para pembuat keputusan
atau penentu kebijakan mempercayai dan meyakini bahwa program kesehatan perlu
didukung melalui kebijakan atau keputusan politik.
2.

Menjembatani (Mediate)

Dalam melaksanakn program program kesehatan perlu kerja sama dengan program
lain di lingkungan kesehatan. Oleh sebab itu dalam mewujudkan kerja sama, peran
promosi kesehatan di perlukan.
3.

Memampukan (Enable)

Memberikan keterampilan kepada masyarakat dengan tujuan agar mereka mampu


memelihara dan menigkatkan kesehatan. Example : adanya pendidikan dan
pelatihan serta apikasi penerapan teori dengan praktek dalam kehidupan sehari hari
seperti : cara bertani, cara bercocok tanam obat trdisional dll.
2.4

Strategi Promosi Kesehatan


Dalam kita mewujudkan visi dan misi kita membutuhkan yang namanya
strategi. Strategi itu sendiri cara untuk mrncapai atau mewujudkan visi dan misi
promosi kesehatan secara efektif dan efisien.
Adapun strategi promosi kesehatan itu dibedakan menjadi :
1. Strategi Global promosi kesehatan menurut WHO 1984
a. Advokasi (Advocacy)

Berkaitan dengan pendekatan, dan tujuanya adalah agar para pembuat


keputusan

mengeluarkan

kebikakan

antara

lain

dalam

bentuk

uu,peraturan,dll.
b. Dukungan Sosial (Social support)
Kegiatan iniditujukan kepada tokoh masyarakat,baik formal maupun
informal. Dan tujuan dari kegiatan di atas adalah agar memperoleh
dukungan dari tokoh masyarakt,dan tokoh agama.
c. Pemberdayaan masyarakat (Empowerment)
Kegiatan ini ditujukan kepada masyarakat langsung sebagai sasaran primer
atauutama promosi kesehatan.dan tujuanya adalah agar masyarakat
memiliki kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan
mereka sendiri. Dapat diwujudkan dengan berbagai macam kegiatan
misalnya penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan pembangunan
masyarakat dalam bentuk, misalnya : koperasi, dan pelatihan keterampilan
dalam rangka peningkatkan pendapatan keluaraga (menjahit, beternak dan
sebagainya).
2. Startegi Promosi Kesehatan berdasarkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter)
Adanya beberapa strategi yang dikelompokan menjadi 5 butir :
a. Kebijakan berwawasan kesehatan (Healty public policy)
Kegiatan ini ditunjukan kepada para pembuat keputusan sehingga
dikeluarkan kebijakan yang berwawasan kesehatan,berarti bahwa setiap
kebijakan pembangunan harus di pertimbangkan baik dan buruknya.
b. Lingkungan yang mendukung (Reorient health service)
Kegiatan yang berfungsi dalam jaringan kemitraan dan suasana yang
mendukung,dan

ditunjukan

kepada

pemimpin

organisasi

masyarakat.kegiatan ini pula diharapkan memperhatikan baik dan buruknya.


c. Reorientasi pelayanan kesehatan (Reorient health service)
Kesehatan masyarakat bukan hanya masalah pihak pemberi pelayanan,baik
pemerintah maupun swasta saja, adnya pembentukan pemberdayaan
masyarakat dalam pemeliharaan dan peningkatan kesehatan mulai dari
terbentuknya LSM yang peduli kesehatan,baik dalam bentuk pelayanan
maupun bantuan bantuan teknis(pelatihan)sampai dengan upaya sendiri

d. Keterampilan individu (Personal skill)


Kesehatan masyarakat adalah kesehatan agregat yang terdiri dari kelompok,
keluarga, individu. Oleh sebab itu kesehatan masyarakat terwujud apabila
kesehatan kelompok mampu meningkatkan keterampilan dalam setiap
anggota agar mampu mencegah penyakit.
e. Gerakan masyarakat (Community actiontan)
Telah disebutkan diatas bahwa kesehatan masyarakat adalah perwujudan
kesehatan kelompok,keluarga dan individu. Dengan kata lain meningkatkan
kegiatan-kegiatan masyarakat dalam mengupayakanpeningkatan kesehatan
mereka sendiri adalah wujud dari gerakan masyarakat (Community action).
2.5

Sasaran Promosi Kesehatan


Tujuan akhir atau visi promosi kesehatan adalah kemampuan masyarakat
untuk memelihara dan meningkatan kesehatan mereka sendiri. Sasaran utama
promosi kesehatan ini adalah masyarakat.
Berdasarkan pentahapan upayapromosi kesehatan ini,makasasaran dibagi
menjadi 3:
1. Sasaran primer (Primary target)
Masyarakat umumnya menjadi sasaran langsung segala upaya pendidikan atau
promosi kesehatan, sasaran ini dapat dikelompokkan menjadi: kepala keluarga
untuk masalah umum,ibu hamil dan menyusui untuk masalah KIA (kesehatan
ibu dan anak),dll.upaya promosi ini sejalan dengan strategi pemberdayaan
masyrakat (empowerment).
2. Sasaran sekunder (Secondary target)
Sasaran sekunder ini adalah tokoh masyarakat,tokoh agama,dll.tokoh-tokoh
tersebut diharapkan mampu mampu memberikan pendidikan kesehatan kepada
masyarakat disekitarnya.para tokoh masyarakat ini akan memberikan contoh
perilaku sehat bagi masyarakat sekitarnya. Upaya promosi ini sejalan dengan
dukungan sosial (sosial support).
3. Sasaran tersier (Tertiary target)
Sasaran tersier promosi kesehatan adalah para pembuat keputusan atau penentu
kebijakan di tingkat pusat maupun daerah. Kebijakan atau keputusan yang

dikeluarkan oleh kelompok ini akan mempunyai dampak terhadap perilaku


tokoh masyarakat (sasaran sekunder), dan juga kepada masyarakat

umum

(sasaran primer). Upaya promosi ini sejalan dengan strategi advokasi


(advocacy).
2.6

Ruang Lingkup Promosi kesehatan


Cakupan Promosi kesehatan ada dua dimensi, yakni :
a) Dimensi aspek pelayanan kesehatan
b) Dimensi tatanan (setting) atau tempat pelaksanaan promosi kesehatan
1. Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek Kesehatan
a.

Promotif

b.

Preventif

c.

Kuratif

d.

Rehabilitatif
Ruang lingkup pendidikan /promosi kesehatan juga dikelompokkan jadi dua,

yaitu :
a. Promosi kesehatan pada aspek promotif
Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah kelompok orang sehat.
Selama ini kelompok orang sehat kurang mendapat perhatian dalam upaya
kesehatan masyarakat. Orang sehat di suatu komunitas sekitar 80-85% dari
populasi. Dalam hal ini pendidikan kesehatan perlu ditingkatkan. Oleh
sebab itu, meskipun sudah dalam kondisi sehat perlu peningkatan kesehatan.
b. Promosi kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan
1) Pencegahan tingkat pertama (Primary prevention)
Sasaran promosi kesehatan ini adalah kelompok masyarakat berisiko
tinggi

(high

risk).

Misalnya,

kelompok

ibu

hamil

dan

menyusui,kelompok perokok, dll. Tujuannya agar mereka tidak jatuh


sakit atau terkena penyakit.
2) Pencegahan tingkat kedua (Secondary prevention)
Sasaran promosi ini adalah para penderita penyakit kronis, misalnya
asma, diabetes melitus, dll. Tujuannya adalah agar penderita mampu
mencegah penyakitnya menjadi lebih parah.
3) Pencegahan tingkat tiga (Tertiary prevention)

Sasaran promosi ini adalah kelompok pasien yang baru sembuh


(recovery) dari suatu penyakit. Tujuannya adalah agar mereka segera
pulih kesehatannya. Selain itu juga mengurangi kecacatan seminimal
mungkin (rehabilitasi).
2.7

Metode Dan Teknik Promosi Kesehatan


Metode dan teknik promosi keshatan adalah kombimasi antara cara-cara
atau mtode serta alat bantu atau media yang di gunakan dalam setiap pelaksanaan
peromosi kesehatan.
Berdasarkan sasaran nya,metode dan teknik peromosi kesehatan di bagi
menjadi 3 (tiga) yaitu:
1. Metode promosi keshatan individual
Metode ini digunakan apabila antara promotor kesehatan dan sasaran atau
kliennya dapat berkomunikasi langsung, baik bertatap muka maupun melalui
sarana komunikasi, misalnya telepon. Dengan metode ini antara petugas
kesehatan dengan klien dapat berdialog dan saling merespon. Dalam metode
ini yang terkenal adalah councelling.
2. Metode promosi kesehatan kelompok
Metode ini digunakan untuk sasaran kelompok. Metode promosi kesehatan
kelompok dibedakan menjadi dua, yaitu :
-

Kelompok kecil, misalnya : diskusi kelompok, metode curah pendapat,

bola salju, bermain peran, metode permainan simulasi.


Kelompok besar, misalnya : Metode ceramah dengan atau tanpa Tanya

jawab, seminar, loka karya.


3. Metode promosi kesehatan massa
Metode ini digunakan apabila sasran promosi kesehatan adalah massal atau
publik. Metode dan teknik promosi kesehatan untuk masa yang sering
digunakan adalah :
-

Ceramah umun, misalnya dilapangan terbuka atau tempat - tempat

umum.
Penggunaan media massa elektronik, seperti radio dan telefisi dalam

bentuk sandiwara, talk show, dialog interaktif, simulasi, spot.


Penggunaan media cetak, seperti Koran, majalah,buku, leaflet, selebaran,
poster dalam bentuk artikel, tanya jawab, komik.

Penggunaan media di luar ruang, misalnya : billboard, spanduk, umbul umbul.

BAB III
PERENCANAAN PROMOSI KESEHATAN DIABETES MELITUS PADA
KECAMATAN TELANAIPURA JAMBI
3.1 Sasaran Tersier
Perencanaan terhadap promosi kesehatan yang dilakukan berdasarkan
sasaran tersier terhadap penyuluhan kesehatan Diabetes Melitus di Kecamatan
Telanaipura dilakukan dengan melakukan pendekatan secara advokasi kepada
Camat Telanaipura selaku Pimpinan di Kecamatan Telanaipura dan sebagai pemberi
kebijakan serta pembuat keputusan agar bersedia memberikan izin terhadap
tindakan yang akan dilakukan kepada masyarakat mengenai penyuluhan tentang
Diabetes Melitus.
Adapun Kegiatan yang dilakukan yaitu :
Lobby
Negosiasi
Hasil yang diharapkan :
-

Pemberian izin untuk melakukan penyuluhan kesehatan terhadap masyarakat


mengenai Diabetes Melitus

3.2 Sasaran Sekunder


Sasaran sekunder yang akan dilakukan yaitu :
-

Seluruh Instansi Kecamatan Telanaipura


Kepada Kader PKK Kecamatan Telanaipura
Kelompok Kelompok Persatuan Darma Wanita

Kegiatan yang dilakukan :


-

Pemberian pendidikan kesehatan mengenai Diabetes Melitus


Workshop terhadap perawatan penyakit Diabetes Melitus
Roll Play

Metode :
-

Media Elektronik
Spanduk
Banner
Peralatan rollplay dan workshop

Hasil yang diharapkan :

Anggota kelompok mengetahui tentang penyakit Diabetes Melitus, melakukan


pencegahan serta melakukan perawatan terhadap keluarga yang mengalami
Diabetes Melitus
Peningkatan Status Kesehatan anggota kelompok

3.3 Sasaran Primer


Pemberdayaan masyarakat merupakan proses pemberian informasi secara
terus menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan masyarakat agar
berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu
menjadi mau (aspek attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku
yang diperkenalkan (aspek practice).
Dalam program promosi kesehatan pada Diabetes Mellitus upaya yang
direncanakan meliputi : Memberikan informasi yang jelas dengan berbagai metode
komunikasi (Pengawasan dan penyuluhan, leaflet, brosur, media elektronik) kepada
masyarakat tentang:
1

Pencegahan DM adalah upaya yang ditujukan kepada orang-orang yang


termasuk ke dalam kategori beresiko tinggi, yaitu orang-orang yang belum
terkena penyakit ini tapi berpotensi untuk mendapatkannya.
a Pencegahan Primer
Cara ini adalah cara yang paling sulit karena sasarannya orang sehat. Hal ini
dilakukan dengan tujuan untuk mencegah agar DM tidak terjadi pada orang
atau populasi yang rentan (risiko tinggi), yang dilakukan sebelum timbul
tanda-tanda klinis dengan cara :
- Makan seimbang artinya yang dimakan dan yang dikeluarkan seimbang
disesuiakan dengan aktifitas fisik dan kondisi tubuh, dengan
menghindari makanan yang mengandung tinggi lemak karena bisa
menyebabkan penyusutan konsumsi energi. Mengkonsusmsi makanan
-

dengan kandungan karbohidrat yang berserat tinggi dan bukan olahan.


Meningkatkan kegiatan olah raga yang berpengaruh pada sensitifitas

insulin dan menjaga berat badan agar tetap ideal.


Kerjasama dan tanggung jawab antara instansi kesehatan, masyarakat,
swasta

dan

pemerintah,

untuk

melakukan

penyuluhan

kepada

masyarakat
Pencegahan Sekunder
- Ditujukan pada pendeteksian dini DM serta penanganan segera dan
efektif, sehingga komplikasi dapat dicegah.

Hal ini dapat dilakukan dengan skrining, untuk menemukan penderita

sedini mungkin terutama individu/populasi.


Kalaupun ada komplikasi masih reversible / kembali seperti semula.
Penyuluhan kesehatan secara profesional dengan memberikan materi
penyuluhan seperti : apakah itu DM, bagaimana penatalaksanaan DM,
obat-obatan untuk mengontrol glukosa darah, perencanaan makan, dan

olah raga.
Pencegahan Tersier
- Upaya dilakukan untuk semua penderita DM untuk mencegah
-

komplikasi.
Mencegah progresi dari komplikasi supaya tidak terjadi kegagalan

organ.
Mencegah kecacatan akibat komplikasi yang ditimbulkan.

Perencanaan bagi penyandang cacat dilakukan dengan pengorganisasian


masyarakat untuk melakukan olahraga. Prinsip olah raga pada DM sama
saja dengan prinsip olahraga secara umum, yaitu memenuhi hal berikut ini
(F.I.T.T) :
Frekuensi : jumlah olah raga perminggu sebaiknya dilakukan secara teratur
Intensitas : ringan dan sedang yaitu 60 % - 70% MHR
Time (durasi)
: 30 60 menit
Tipe (jenis) : olahraga endurance (aerobic) unuk meningkatkan
kemampuan

kardiorespirasi seperti jalan, jogging, berenang, dan

bersepeda. (Ilyas(2009), dalam Soegondo, hal 76)

Jenis olahraga
Jenis olah raga yang baik untuk pengidap DM adalah olah raga yang
memperbaiki kesegaran jasmani. Oleh karena itu harus dipilih jenis olah
raga yang memperbaiki semua komponen kesegaran jasmani yaitu yang
memenuhi

ketahanan,

kekuatan,

kelenturan

tubuh,

keseimbangan,

ketangkasan, tenaga dan kecepatan.


Contoh jenis-jenis olah raga yang di anjurkan utuk penderita DM, adalah:
1
2
3
4
5
6

Jogging
Senam aerobic
Bersepeda
Berenang
Jalan santai
Senam kesehatan jasmani (SKJ)

Hasil yang diharapkan dari kegiatan yang dilakukan adalah :


-

Masyarakat memahami apa itu DM


Masyarakat memahami pencegahan DM
Masyarakat melakukan hasil promosi kesehatan

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Promosi kesehatan mempunyai dua pengertian, yaitu

Pertama, Sebagai

bagian dari tingkat pencegahan penyakit. Kedua, Sebagai upaya memasarkan,


menyebarluaskan, mengenalkan kesehatan. Promosi kesehatan memiliki strategi
kesehatan yang antara lain adalah Advokasi, Dukungan Sosial, dan Pemberdayaan
masyarakat. Adapun di dalam meningkatan status kesehatan melalui promosi
kesehatan memiliki sasaran-sasaran sehingga terciptanya suatu peningkatan
kesehatan yang antara lain adalah sasaran tersier yang berpusat pada pendekatan
terhadap pembuat kebijakan dan memiliki kekuasaan penuh dalam suatu
pemerintahan untuk dapat memberikan izin terhadap tindakan yang akan dilakukan
dan pada kasus ini, kami melakukan pendekatan tersier kepada Camat Telanaipura
selaku pemberi kebijakan untuk memberikan izin terhadap program yang akan
dilakukan mengenai Penyuluhan Diabetes Melitus. Yang kedua adalah sasaran
sekunder dimana sasaran yang dilakukan kepada para tokoh, Kader PKK dan
anggota darma wanita anggota kelompok untuk dapat memberikan pendidikan
kesehatan terhadap Diabetes Melitus. Yang ketiga adalah sasaran primer dimana
sasaran pendidikan kesehatan diberikan kepada masayarakat luas, dan lebih
dikhususkan kepada beberapa anggota keluarga di Kecamatan Telanaipura. Adapun
kegiatan yang dilakukan yaitu memberikan pendidikan kesehatan tentang Diabetes
Melitus dan workshop yang dilakukan guna meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat Telanaipura terhadap Penyakit Diabetes Melitus.
4.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini tentunya masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu kritik dan saran dari para pembaca sangat kami harapkan demi terciptanya
promosi kesehatan yang lebih baik dan juga berguna bagi masyarakat luas.

DAFTAR PUSTAKA
Bahan ajar Ayubi Dian( 2010 ).Konsep Promosi Kesehatan. Departemen Promosi
Kesehatan dan Ilmu Perilaku FKM UI.
Efendi, F & Makhfudli.( 2009 ). Keperawataan kesehatan Komunitas teoti dan praktik
dalam keperawatan. Jakarta; Salemba Medika
Evans, dkk.( 2011 ). Health Promotion and Public Health for Nursing Students. Exeter
Great Britain; Learning Matters Ltd.
http://www.scribd.com/doc/40462631/Makalah-Strategi-Promosi-Kesehatan-Jadi
didownload pada tanggal 05 November 2015
Maulana, Herry.( 2007 ). Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC
Notoatmodjo, Soekidjo.( 2003 ). Pendidikan dan Prilaku Kesehatan.Jakarta : Rineka
Cipta.
http://kesmas-ode.blogspot.co.id/2012/10/makalah-diabetes-melitus.html
Di askes pada : 05 November 2015

Anda mungkin juga menyukai