Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MATA KULIAH EKONOMI KESEHATAN

BAB 3 : Model Permintaan Sederhana

Nama : Suratmi

NIM : 6411420028

Rombel : 3A Kesehatan Masyarakat

1. Berpikir Kritis

Jawablah pertanyaan secara rinci disertai argumentasi yang relevan.

a. Jelaskan perbedaan antara kebutuhan dan keinginan berdasarkan


empat kriteria Korolev (2015)!
b. Jelaskan determinan-determinan apa saja yang memengaruhi
permintaan?
c. Jelaskan perbedaan antara pergerakan dan pergeseran pada kurva
permintaan!
d. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Kurva Indiferen?
e. Jelaskan perbedaan antara barang normal dan barang inferior

Jawaban :

1. Secara teoritis, Korelev (2015) membedakan kebutuhan dan


keinginan berdasarkan empat kriteria, yaitu sebagai berikut.
1) Observabilitas, yaitu level ketampakan sesuatu. Kebutuhan
merupakan sesuatu yang tidak terlalu tampak, kecuali pada
situasi benar-benar membutuhkan. Sementara itu, keinginan
adalah sesuatu yang mudah untuk dilihat
2) Variabilitas atau perubahan, yaitu tingkat perubahan sesuatu.
Kebutuhan adalah sesuatu yang berubah dengan sangat lambat.
Misalnya, Orang zaman dulu sampai sekarang memiliki
kebutuhan untuk kesehatan. Sebaliknya, keinginan adalah
sesuatu yang berubah dengan cepat. Contohnya, Hari ini
seseorang mungkin menginginkan makanan tertentu, sedangkan
keesokan harinya, ia tidak lagi menginginkannya, walaupun
keinginan tersebut belum terpenuhi.
3) Kelembaman, yaitu sensitivitas sesuatu atas pengaruh luar.
Kebutuhan adalah sesuatu yang tidak lembam. Pengaruh dari
luar, misalnya nasihat dari teman, tidak akan menghilangkan
kebutuhan akan obat-obatan. Sebaliknya, keinginan adalah
sesuatu yang sangat lembam. Pengaruh dari luar seperti nasihat
teman dapat mengubah keinginan seseorang dari awalnya ingin
membeli kosmetik menjadi tidak ingin membelinya.
4) Kepuasan, yaitu emosi positif yang dihasilkan setelah
mendapatkan sesuatu. Kebutuhan memberikan kepuasan konkret,
yaitu kepuasan yang muncul karena kebutuhan tersebut benar-
benar diperoleh. Keinginan selain memberikan kepuasan
konkret, juga memberikan kepuasan simbolik. Hanya dengan
diberi tahu bahwa keinginan atas sesuatu akan terpenuhi suatu
saat di masa depan, orang tersebut sudah merasakan kepuasan.
2. Menurut Deluna dan Maneja (2016), determinan-determinan yang
mempengaruhi permintaan antara lain :
a. Harga barang. Pada umumnya, semakin tinggi harga barang
maka semakin rendah permintaan. Dan sebaliknya, semakin
murah harga barang, semakin banyak permintaan.
b. Pendapatan dan distribusinya. Semakin meningkatnya
pendapatan konsumen, semakin mampu konsumen membeli
barang. Berdasarkan pengaruhnya terhadap pendapatan, ada 2
jenis barang yaitu:
1) Barang normal, yaitu barang yang permintaannya semakin
meningkat seiring meningkatnya pendapatan konsumen.
Contohnya daging.
2) Barang inferior, yaitu barang yang permintaannya justru
semakin menurun seiring meningkatnya pendapatan
konsumen. Contohnya rokok daun
Barang normal dapat berubah menjadi barang inferior ketika
pendapatan mencapai titik tertentu. Contohnya biaya berobat ke
dukun. Dimana ketika pendapatan naik biaya berobat ke dukun
juga naik, mencerminkan biaya tersebut adalah barang normal.
Namun pada satu titik ketika orang sudah mampu berobat ke
dokter, jumlah pembayaran tidak lagi meningkat dan berobat ke
dukun menjadi barang inferior. Selanjutnya berobat ke dokter
menjadi barang normal.
c. Harga barang terkait. Ada 2 jenis barang terkait dalam relasinya
dengan harga dan permintaan suatu barang yaitu :
1) Barang pengganti, yaitu barang yang jika dibeli, maka barang
utama tidak perlu dibeli. Contohnya rokok elektronik yang
menggantikan rokok biasa.
2) Barang pelengkap, yaitu barang yang dibeli untuk menambah
manfaat dari batang utama. Semakin tinggi harga barang
pelengkap maka semakin rendah permintaan barang
pelengkap dan juga barang utama.
d. Cita rasa dan perubahan pilihan. Cita rasa dan perubahan juga
dipengaruhi oleh iklan, pertimbangan kesehatan, dan tren.
Contoh, ketika seseorang mendadak alergi dengan suatu obat
maka permintaan akan obat tersebut akan menurun
Faktor lain yang mempengaruhi permintaan yaitu ekspektasi harga
masa depan serta ukuran dan penyusunan populasi.
3. Pergerakan adalah perubahan satu nilai (harga atau kuantitas) ketika
nilai lain berubah. Contohnya ketika gaji asisten dokter berubah
maka terjadi pergerakan kuantitas rekrutmen asisten dokter dari
hanya satu orang menjadi 3 orang. Sedangkan pergeseran pada kurva
adalah terjadi ketika ada perubahan pada faktor-faktor determinan
permin. Sebagai contoh, perubahan ekspektasi masa depan dapat
mengakibatkan pergeseran pada kurva permintaan dari awalnya gaji
Rp15 juta per bulan rumah sakit merekrut satu orang, namun saat
mereka menduga bahwa gaji dokter tahun depan akan lebih mahal
maka mereka akhirnya merekrut 2 orang.
4. Kurva Indiferen adalah kurva kombinasi 2 barang ketika seseorang
tidak memahami perubahan utilitas karena kombinasi dari 2 barang
tersebut.
5. Barang normal, yaitu barang yang permintaannya semakin
meningkat seiring meningkatnya pendapatan konsumen. Contohnya
daging. Sedangkan, Barang inferior, yaitu barang yang
permintaannya justru semakin menurun seiring meningkatnya
pendapatan konsumen. Contohnya rokok daun.

MODEL PERMINTAAN EKONOMI DAN EKONOMI


KESEHATAN

Ekonomi merupakan adalah ilmu sosial yang mempelajari perilaku


manusia dalam mengelola sumber daya yang terbatas dan
menyalurkannya kedalam berbagai individu atau kelompok yang ada
dalam suatu masyarakat. Tujuan ekonomi adalah terpenuhinya
kebutuhan individu dan masyarakat. Beberapa permasalahan utama
dalam perekonomian diantaranya mengenai bagaimana
memanfaatkan sumberdaya yang ada menjadi barang atau jasa,
berapa banyak barang atau jasa yang dikonsumsi suatu individu atau
masyarakat, bagaimana memproduksi barang tersebut dan
bagaimana proses distribusinya. Selain itu dengan ilmu ekonomi
dapat diketahui mengapa bisa terjadi kenaikan harga atas barang
atau jasa yang mungkin menjadikan pertumbuhan ekonomi di
masyarakat menjadi tidak stabil. Ilmu ekonomi dapat diterapkan
dalam berbagai bidang dalam kehidupan, contohnya bidang
kesehatan.

Ekonomi kesehatan adalah penerapan ilmu ekonomi dalam upaya


kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal. Ekonomi kesehatan perlu
dipelajari karena terdapat hubungan antara kesehatan dan ekonomi.
Kesehatan mempengaruhi ekonomi, dan sebaliknya ekonomi
mempengaruhi kesehatan. Dalam dunia kesehatan, ilmu ekonomi
dapat dipergunakan untuk mengetahui perilaku pemberi pelayanan
kesehatan yang kemudian dicocokkan dengan perilaku masyarakat
sebagai pembeli atau penerima subsidi pelayanan kesehatan.
Adapun permasalahan utama ekonomi kesehatan khususnya dalam

pelayanan kesehatan seperti berapa besar biaya kesehatan,


bagaimana mobilitas dana kesehatan, bagaimana utilitasi pelayanan
kesehatan dan berapa besar manfaat investasi pelayanan kesehatan
tersebut.

Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di sebuah negara akan


sangat mempengaruhi derajat kesehatan penduduknya dan
berkaitan erat pula dengan kemampuan negara tersebut untuk
mengembangkan pelayanan kesehatan maupun kegiatan lain di
sektor kesehatan. Perawatan kesehatan sangat menyerap biaya
pemerintah maupun anggaran negara. Selain itu banyak juga
peralatan kesehatan yang harus dibeli dengan menggunakan valuta
asing sehingga akan menghabiskan banyak devisa, hal tersebut
merupakan keterbatasan bagi negara miskin. Untuk dapat lebih
menghemat, dan meningkatkan efisiensi, banyak negara berusaha
untuk mencari sumber daya tambahan. Dalam hal ini ekonomi
kesehatan akan sangat bermanfaat karena dapat membantu
pengalokasian dana secara lebih baik, meningkatkan efisiensi,
memilih teknologi yang lebih murah tapi tetap efektif dan
mengevaluasi sumber dana lainnya.

Dalam dunia ekonomi terdapat istilah demand (permintaan). Dalam


ekonomi kesehatan, secara umum demand terhadap pelayanan
kesehatan diartikan sebagai barang atau jasa yang benar-benar
dibeli (realisasi penggunaan) oleh pasien. Jika suatu barang atau
jasa tersedia secara bebas, permintaan permintaan tidak akan
menghasilkan harga karena permintaan sudah bisa dipenuhi. Namun
apabila barang atau jasa yang tersedia terbatas jumlahnya, maka
barang atau jasa tersebut dapat memiliki harga. Ketika harga barang
naik maka jumlah barang yang diminta akan menurun dan
sebaliknya.

Demand atau permintaan dapat muncul karena adanya need


(kebutuhan) dan want (keinginan). Need adalah sesuatu yang
bersifat objektif dan perlu dimiliki setiap orang. Dalam ekonomi
kesehatan need merupakan barang atau jasa yang dipandang
terbaik oleh pemberi jasa layanan kesehatan (dhi. dokter) untuk
digunakan dalam rangka memperbaiki kesehatan pasien. Want
adalah sesuatu yang bersifat subjektif dan tergantung pada orang
tertentu. Contohnya adalah barang atau jasa yang diinginkan
(diminta) oleh pasien, misalnya obat yang murah, obat yang bekerja
cepat, dsb. Pembedaan dimaksud dianggap penting khususnya
dalam ilmu ekonomi kesehatan dan kesehatan masyarakat dengan
tujuan untuk memperkecil gap (perbedaan) antara need dan want.

Terdapat determinan yang dapat mempengaruhi permintaan akan


suatu barang atau jasa. Menurut Deluna dan Maneja (2016),
terdapat 4 determinan-determinan yang mempengaruhi permintaan.
Pertama, barga barang dimana semakin tinggi harga barang maka
semakin rendah permintaan. Dan sebaliknya, semakin murah harga
barang, semakin banyak permintaan. Kedua, yaitu pendapatan dan
distribusinya dimana semakin meningkatnya pendapatan konsumen,
semakin mampu konsumen membeli barang. Berdasarkan
pengaruhnya terhadap pendapatan, ada 2 jenis barang yaitu Barang
normal (barang yang permintaannya semakin meningkat seiring
meningkatnya pendapatan konsumen) dan barang inferior (barang
yang permintaannya semakin menurun seiring meningkatnya
pendapatan konsumen). Ketiga, harga barang terkait. Ada 2 jenis
barang terkait dalam relasinya dengan harga dan permintaan suatu
barang yaitu barang pengganti dan barang pelengkap. Keempat, cita
rasa dan perubahan pilihan. Cita rasa dan perubahan juga
dipengaruhi oleh iklan, pertimbangan kesehatan, dan tren. Contoh,

ketika seseorang mendadak alergi dengan suatu obat maka


permintaan akan obat tersebut akan menurun. Faktor lain yang
mempengaruhi permintaan yaitu ekspektasi harga masa depan serta
ukuran dan penyusunan populasi.

Suatu kondisi permintaan dapat digambarkan dalam bentuk kurva


yang menempatkan harga barang di sisi vertikal da kuantitas barang
di sisi horizontal. Kurva permintaan merupakan suatu kurva yang
menggambarkan sifat hubungan antara harga sesuatu barang
tertentu dengan jumlah barang tersebut yang diminta para pembeli.
Kurva permintaan ini pada umumnya menurun dari kiri atas ke kanan
bawah. Bentuk kurva permintaan yang demikian dikarenakan sifat
hubungan antara harga dan jumlah yang diminta.sifat hubungan
keduanya merupakan hubungan yang terbalik, jika salah satu
variabel naik (misal harga), maka variabel yang lainnya (misal jumlah
yang diminta) akan turun. Karena permintaan barang akan
meningkat seiring meningkatnya harga maka kurva akan berbentuk
seperti seluncuran kebawah yang menandakan ketika harga tinggi
jumlah barang sedikit dan sebaliknya.

Sisi juga permintaan dapat disajikan melalui tabel permintaan pasar,


yaitu suatu tabel untuk menunjukkan jumlah barang atau pelayanan
yang dibeli pada setiap level tarif. Sebagai contoh, dengan
penyederhanaan permintaan bangsal VIP di suatu kota digambarkan
pada Tabel 1. Menurut tabel ini setiap tahun 12.000 kamar per hari
akan dibeli oleh pasien apabila tarifnya Rp 500.000,00 per hari,
13.000 kamar per hari akan diminta bila tarifnya Rp 450.000,00 per
hari, dan seterusnya.

Tabel 1. Permintaan Bangsal VIP di kota X, tahun 2001

Tarif Kamar Rumah Sakit Jumlah Kamar yang diminta

Rp 500.000,00 12.000

Rp 450.000,00 13.000

Rp 400.000,00 14.000

Rp 350.000,00 15.000
Rp 300.000,00 16.000

Rp 250.000,00 17.000

Rp 200.000,00 18.000

Sumber:
https://kebijakankesehatanindonesia.net/images/buku/MRS1/MRS_B
AB%20V%20-%20PENGGUNAAN%20EKONOMI%20MIKRO.pdf

Cara lain menyajikan data tersebut adalah dengan kurva permintaan


pasar secara grafik. Sumbu vertikal menunjukkan tarif bangsal VIP
per kamar per hari, sedangkan sumbu horisontal menggambarkan
jumlah kamar per hari yang diminta. Gambar 1 menunjukkan kurva
permintaan pasar untuk bangsal VIP rumah sakit berdasarkan Tabel
1

Gambar 1. Kurva permintaan Bangsal VIP di kota X, tahun 2001

Sumber :
https://kebijakankesehatanindonesia.net/images/buku/MRS1/MRS_B
AB%20V%20-%20PENGGUNAAN%20EKONOMI%20MIKRO.pdf
Dua hal penting terdapat pada Gambar 1. Pertama, kurva
permintaan bangsal VIP menurun ke kanan. Kedua, kurva ini
menunjukkan data pada tahun 2001. Jangka waktu tersebut penting
karena data permintaan sangat mudah berubah.Banyak faktor yang
dapat merubah posisi dan derajat kecuraman kurva permintaan.
Sebagai contoh, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi permintaan
bangsal VIP (X) adalah: tarif bangsal VIP (Px), selera pasien (S),
tingkat pendapatan pasien (I), pengaruh dokter (D), dan harga
barang-barang lain (Py). Secara umum fungsi permintaan adalah
persamaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah permintaan
akan sesuatu barang dan semua faktor yang mempengaruhinya.

Selanjutnya terdapat istilah kurva Indiferen. Kurva Indiferen


(Indifference Curve) adalah kurva yang menggambarkan berbagai
kombinasi dari barang yang dikonsumsi oleh konsumen dengan
manfaat atau kepuasan yang sama (Prof.Dr.Soeharno,
2006:40.Misalkan saja konsumen ingin mengonsumsi dua jenis
produk yang berbeda kita bisa ambil contoh obat A dan obat B.
Ketika konsumen lebih menyukai obat B maka,konsumsi obat Alebih
rendah daripada obat B. Konsumen tetap mendapat kepuasan yang
sama dengan total utilitas kombinasi 2 produk tersebut yaitu sebagai
obat yang dapat menyehatkan tubuh. Jika konsumsi obat B
dikurangi,justru ada peningkatan konsumsi obat A. Bila digambarkan
bentuk kurva indiferen berslope negatif dalam artian kurva dibentuk
dari sisi kiri atas lalu melengkung ke sisi kanan bawah.
Menurut Prof.Dr.Soeharno (2006:43-44) sifat-sifat Kurva Indiferen
(Indifference Curve) dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Terdapat banyak kurva indiferen U1,U2,U3..Un.Susunan


kurva indiferen disebut peta indiferen.
2. Kurva indiferen yang letaknya lebih tinggi menunjukkan
kepuasan yang lebih tinggi.
3. Kurva indiferen mempunyai arah(slope) yang negatif.Apabila
konsumen berkeinginan untuk menambah konsumsi barang X
maka konsumsi barang Y harus dikurangi untuk mendapatkan
kepuasan yang sama.
4. Dua kurva indiferen tidak berpotongan.Kurva indiferen yang
tinggi menggambarkan kepuasan yang lebih tinggi.Kalau dua
kurva indiferen berpotongan misalnya di titik Z maka berarti
kombinasi barang X dan Y yang sama akan memberikan
kepuasan yang lebih tinggi.

5. Sesuai dengan sifat (3),kurva indiferen mencekung terhadap


titik O.
6. Kemiringan (slope) kurva indiferensi menunjukkan Laju
Substitusi Marginal(Marginal Rate of Substitution=MRS).
Gambar di bawah ini menunjukkan (a) kurva indiferen konsumen
dalam mengkonsumsi barang X dan Y, dan (b) sekumpulan kurva
indiferen atau sering dinamakan peta indiferen (indifference map).
Sumbu vertikal menunjukkan jumlah barang Y, sumbu horizontal
menunjukkan jumlah barang X, sedang I1, I2 dan I3 menunjukkan
kurva indiferen kesatu, kedua, dan ketiga. Penggunaan diagram dua
dimensi ini adalah untuk memudahkan analisis, sedangkan untuk
lebih dari dua jenis barang dapat digunakan metode lain , seperti
metode matematis atau ekonometrika.

Gambar 2. Kurva Indiferen

Sumber : http://web-
suplemen.ut.ac.id/espa4111/espa4111a/MENU2/Kurva

%20indiferens.htm

Dengan pendekatan kurva indiferen, konsumen ingin memperoleh


kepuasan maksimum, yaitu mencapai kurva indiferen tertinggi
dengan kendala pendapatan yang tersedia. Jadi dalam satu kurva
indiferen, tingkat kepuasan yang diperoleh adalah sama. Perhatikan
gambar (a), konsumsi dititik A, B, C dan D adalah terletak pada kurva
indiferen yang sama, berarti kepuasan yang diperoleh juga sama.
Pergerakan dari titik A ke titik B, dari titik B ke titik C, dari titik A ke
titik C dan sebagainya (perpindahan dari satu ke titik lainnya), berarti
konsumen ingin mendapatkan lebih banyak barang X untuk
mendapatkan barang Y di mana tingkat kepuasan konsumen tetap
sama, atau sebaliknya perpindahan dari titik D ke titik C,
perpindahan dari C ke titik B dan sebagainya , berarti harus ada
barang X yang dikorbankan untuk mendapatkan tambahan barang
Y . Tingkat penggantian barang Y dengan barang X atau tingkat
penggantian barang X dengan barang Y dinamakan tingkat
penggantian subsitusi marginal (Marginal rate of subsitustion), yaitu
berapa suatu barang yang dikorbankan untuk mendapatkan
tambahan barang lain.

Gambar (b) adalah sekumpulan kurva indiferen atau dinamakan


indiference map, makin jauh dari titik origin berarti makin tinggi
tingkat kepuasan yang diterima konsumen. Kurva indiferen I3 > I2 >
I1, ini berarti kepuasan pada kurva I3 lebih besar dari I2 dan I1, dan
kepuasan yang diterima konsumen di I2 lebih besar dari kepuasan
yang diterima konsumen pada kurva indiferen I1. Berdasarkan dua
gambar di atas dapat ditentukan ciri-ciri kurva.

DAFTAR PUSTAKA

Bab V Penggunaan Ekonomi Mikro di Sektor Kesehatan. Diakses


tanggal 12 September 2021 pada
https://kebijakankesehatanindonesia.net/images/buku/
MRS1/MRS_BAB%20V%20-%20PENGGUNAAN
%20EKONOMI%20MIKRO.pdf.

Ekonomi-holic.com. (2015). KURVA INDIFERENSI (Indifference


Curve). Diakses tanggal 13 September 2021 pada
https://www.ekonomi-holic.com/2015/08/kurva-
indiferensi-indifference-curve.html?m=1

Iswanto Heri A. (2021). Ekonomi Kesehatan : Konsep, Teori, dan


Aplikasi. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada

Kurva Indiferens. Diakses tanggal 12 September 2021 pada


http://websuplemen.ut.ac.id/espa4111/espa4111a/ME
NU2/kurva_indiferens1.htm

Lubis, Ade Fatma. (2009). Ekonomi Kesehatan. Medan : USUPress

Putra AW. (2010). ANALISIS PERMINTAAN PENGGUNAAN


LAYANAN KESEHATAN PADA RUMAH SAKIT
UMUM MILIK PEMERINTAH DI KABUPATEN
SEMARANG. Skripsi. Universitas Diponegoro

Rafly Muhammad. (2019). Ekonomi Kesehatan : Pengantar dan


Aplikasi. Kendari : Percetakan AA-DZ Grafika

10

Anda mungkin juga menyukai