Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PENYAKIT DIARE BERDASARKAN KONSEP

KESEHATAN TEORI H. L. BLUM, JOHN GORDON, DAN


LAWRENCE GREEN

Mata Kuliah : Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat


Dosen Pengampu : Arum Siwiendrayanti, S.K.M., M. Kes.

Oleh:
Rombel 3 Kesehatan Masyarakat
Kelompok 6
1. Nurul Mushthafiyah 6411418088
2. Eunike Deva Amalia 6411418098
3. Widya larasati 6411418103
4. Putri Fitasari 6411418106
5. Dyah Ayu Kharismawati NI 6411418109

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2018
PENDAHULUAN

Penyakit diare merupakan masalah kesehatan di negara berkembang salah


satunya di Indonesia, karena masih sering terjadi dalam bentuk Kejadian Luar Biasa
(KLB) dan disertai dengan jumlah angka kematian yang tinggi, terutama di Indonesia
Bagian Timur. Disamping itu menurut hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun
2007 menunjukkan bahwa penyakit diare merupakan penyebab utama kematian pada
balita. Diare adalah suatu kondisi ketika gerak peristaltik usus lebih cepat dari
biasanya sehingga pengeluaran sisa pencernaan atau tinja berbentuk lebih cair dan
frekuensinya lebih banyak. Terkadang, diare bukanlah suatu penyakit yang
berbahaya. Namun, diare adalah kondisi yang menimbulkan dampak serius jika
mengakibatkan dehidrasi yang pada akhirnya menyebabkan shock hipovolemik
(melemahnya tubuh akibat kekurangan cairan).

Ada beberapa jenis diare, yaitu :

 Diare akut bila berlangsung kurang dari 1 minggu.


 Diare persisten adalah diare yang berlangsung lebih dari 14 hari dan
disebabkan oleh infeksi, misalnya disentri yang tidak mendapat obat sehingga
berlangsung lebih dari 14 hari, atau diare akibat bakteri yang telah resisten
terhadap sejumlah antibiotika sehingga berlangsung lebih dari 14 hari.
 Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari 14 hari dan bukan
disebabkan oleh virus, misalnya akibat gangguan fungsi usus dalam mencerna
makanan, adanya suatu zat makanan yang tidak dapat diserap tubuh, dan
sebagainya.
 Disentri adalah diare yang disertai lendir dan darah. Disentri disebabkan oleh
bakteri Shigella atau parasit Entamoeba histolotica.
 Kolera adalah diare cair yang hampir tidak dapat ditemukan ampas tinja sama
sekali (watery diarrhea). Kolera sering kali menimbulkan wabah dan sangat
cepat menimbulkan dehidrasi sehingga menyebabkan penderitanya
meninggal. Kolera disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae.
ANALISIS PENYAKIT

1. Teori H.L.Blum
 Keturunan
Penyakit diare tidak ada hubungannya dengan faktor genetik sebab
diare merupakan penyakit yang diakibatkan oleh infeksi virus, bakteri dan
parasit, perilaku hidup yang tidak sehat, intoleransi terhadap makanan seperti
laktosa (pada bayi dan anak-anak), alergi makanan, efek samping dari obat-
obatan tertentu, dan penyakit usus.
 Layanan kesehatan
Peralatan kesehatan yang kurang memadai dapat menjadi salah satu
penyebab ketidakmampuan layanan kesehatan dalam mengobati diare,
peralatan kesehatan yang kurang steril juga memungkinkan penyebaran diare
dapat terjadi, penangan diare yang kurang tepat dapat menjadi masalah pada
penderita diare meskipun si penderita menderita diare tingkat ringan namun
jika penangannya tidak tepat maka penyakit diare akan semakin parah (diare
akut). Kurangnya tenaga kesehatan dapat menyebabkan penanganan pada
diare kurang optimal terlebih lagi apabila didaerah yang sulit dijangkau oleh
tenaga kesehatan yang biasanya daerah tersebut mempunyai sanitasi yang
buruk.
 Lingkungan
Faktor lingkungan yang berpotensi menyebabkan diare yaitu air yang
terkontaminasi tinja, fasilitas kebersihan yang kurang, kebersihan rumah
buruk, metode penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak higienis,
pasokan air yang tidak memadai, kebersihan pribadi buruk, lantai rumah yang
tidak kedap air
 Perilaku
Perilaku seseorang memiliki peran penting dalam menjagaa status
kesehatan,karena kesadaran dalam pribadi seseorang harus dimunculkan
dalam mencapai kehidupan yang bersih dan sehat. Pengolahan air minum
yang salah, tidak mencuci tangan sebelum makan, penyimpanan dan persiapan
makanan yang kurang bersih, jarang membersihkan dapur dan toilet,
merupakan beberapa perilaku yang dapat menyebabkan diare.

2. Teori John Gardon ( Segitiga Epidemiologi)


a) Host
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan penyakit pada pejamu (yang menjadi
sasaran penyakit / manusia), adalah :
 Daya tahan tubuh terhadap penyakit
Apabila daya tubuh host baik maka bakteri tidak mudah bahkan tidak
dapat masuk ke dalam tubuh, apabila daya tahan tubuh host buruk dan host
tidak memelihara personal hygiene (kebersihan diri) dengan baik maka
bakteri akan mudah masuk dan menimbulkan penyakit dalam tubuh host.
 Umur
Kebanyakan host yang terkena diare lebih sering pada kelompok usia
21-40 tahun (51,2%) dan pada anak-anak (75%) jadi diare lebih sering
menyerang pada anak-anak.
 Jenis kelamin
Jenis kelamin laki-laki mendominasi angka kejadian diare sekitar
86,8% dan jumlahnya lebih banyak dari pada perempuan sekitar 21% di
karenakan laki-laki kurang bisa memelihara personal hygiene (kebersiahan
diri) yang baik.
 Adat kebiasaan
Bila host kurang bisa memelihara personal hygiene (kebersihan diri) maka
sangat mudah bakteri penyebab diare masuk dalam tubuh.
b) Agent
 Golongan biologi
Bakteri dan virus : retovirus, E.coli, Shigella dan salmonella, virus colerae
 Golongan fisik
Diare yang di sebabkan karena infeksi pada usus
c) Lingkungan
 Lingkungan fisik
Keadaan lingkungan yang stuktur cuaca kering lebih sering terkena
diare .daerah dengan stuktur keadaan geografis kurang baik lebih sering
terkena diare di karenakan kurang pengetahuan.

 Lingkungan non fisik


Lingkungan dengan sosial ekonomi yang rendah serta adaptasi
kebiasaan yang kurang baik atau perilaku yang kurang baik dalam
memelihara personal hygiene sangat berpontensial terjadinya diare.

 Lingkungan biologis
Lingkungan yang dekat dengan hewan-hewan peliharaan yang kurang
terjaga kebersihannya seperti kotoran binatang maka dapat dengan mudah
virus masuk dalam tubuh apabila host tidak menjaga kebersihan. Bakteri dari
diare dapat dibawa oleh human reservoir.
Interaksi faktor host, agent, dan environment pada penyakit diare
merupakan interaksi antara ketiga variabel tersebut. Lingkungan yang tidak
bersih dapat menyebabkan kuman penyebab diare berkembang dengan pesat.
Perilaku host juga dapat menjadi penyebab kuman penyebab diare masuk ke
dalam tubuh host sendiri melalui jalur fecal oral.

d) Vektor
Terdapat beberapa organisme pembawa penyakit diare, seperti lalat, kecoa,
tangan yang kotor. Hal-hal tersebut dapat menjadi perantara sebab serangga
serta tangan yang kotor dapat membawa bakteri penyebab diare bila menyentuh
makanan.
Hubungan Antara Host, Agent dan Lingkungan pada segitiga epidemiologi.

I. Host, agent, dan lingkungan normal.


Bila antara host, agent dan lingkungan normal maka akan terjadi
keadaan kehidupan yang seimbang sehingga tidak terjadi suatu penyakit.
II. Kedudukan host lebih lebih tinggi
Bila kedudukan host semakin tinggi maka tingkat resistensi terhadap
agent penyakit akan semakin berkurang, maka akan menyebabkan host mudah
terserang penyakit sebab daya tahan host melemah.
III. Kedudukan agent lebih tinggi
Bila kedudukan agent semakin tinggi maka kemampuan agent
penyakit untuk menginfeksi host-pun akan semakin meningkat, sehingga akan
mengakibatkan penyakit mudah menyerang manusia.
IV. Lingkungan berubah
Bila keadaan lingkungan berubah maka akan menyebabkan
peningkatan pada agent penyakit sehingga agent penyakit lebih mudah
menginfeksi host.

3. Teori Lawerence Green


 Faktor presdiposisi :
Mencakup pengetahuan, sikap, dan sosial ekonomi.
- Pengetahuan yaitu, memiliki pengetahuan mengenai penyebab, tingkatan,
pencegahan serta pengobatan penyakit diare.
1) Penyebab diare
Diare umumnya menyebar melalui kontaminasi air dan makanan
oleh tangan yang kotor. Banyak bakteri dan virus penyebab
gastroenteritis dan diare. Antara lain:

 Bakteri. Salmonella atau Escherichia (E. coli)


 Virus. Norovirus atau rotavirus
 Parasit. Giardia intestinalis
Selain disebabkan karena penyebaran bakteri atau virus, diare
juga dapat terjadi karena keracunan makanan, infeksi pada organ
pencernaan, stress dan lain sebagainya.

2) Tingkatan diare berdasarkan lama waktu


a. Diare akut, bila berlangsung selama beberapa hari hingga
seminggu.
b. Diare persistent, bila berlangsung selama lebih dari 2 minggu.
c. Diare kronik, bila berlangsung selama lebih dari 4 minggu.

3) Pencegahan diare
Penyakit diare dapat dicegah dengan melakukan beberapa upaya,
seperti pada balita dengan pemberian ASI dan makanan pendamping
ASI, pada anak-anak maupun orang dewasa dengan menjaga pola
makan makanan sehat, menjaga kebersihan diri maupun lingkungan,
mencuci tangan dengan sabun terutama setelah buang air kecil maupun
besar serta sebelum dan sesudah makan, dan lain sebagainya.
4) Pengobatan diare

Obat untuk diare ringan hanyalah mengonsumsi banyak air


minum atau minuman elektrolit untuk menggantikan cairan tubuh yang
hilang untuk mengembalikan energi. Untuk diare yang lebih serius,
obatnya mungkin dapat berupa infus. Jika diare disebabkan oleh
infeksi bakteri, dokter akan memberikan antibiotik.

Dokter atau apoteker dapat memberikan cairan rehidrasi oral


(sejenis penggantian cairan untuk mencegah atau mengatasi dehidrasi,
terutama yang disebabkan bakteri) untuk mencegah dehidrasi. Cairan
rehidrasi dapat memberikan tubuh glukosa, garam dan mineral penting
lainnya yang hilang selama dehidrasi.
- Sikap yaitu, bagaimana perilaku kita setelah mengetahui informasi terkait
penyakit diare, penyebab, tingkatan, pencegahan maupun pengobatannya.
Tentu kita akan mulai menjaga kebersihan dan pola hidup sehat agar
dapat terhindar dari penyakit diare.
- Sosial ekonomi yaitu, tinggi rendahnya kedudukan yang dipegangnya
dalam suatu masyarakat berdasarkan pada pekerjaan untuk memenuhi
kebutuhannya. Status sosial sangat berpengaruh terhadap munculnya
suatu penyakit dalam kasus ini adalah diare, faktor yang dapat diukur
terhadap status sosial yaitu pendapatan. Dengan pendapatan yang lebih
tinggi maka resiko penyakit diare semakin rendah karena dengan
pendapatan yang lebih tinggi maka seseorang akan lebih memilih
makanan yang lebih sehat walaupun dengan harga yang lebih tinggi.
Keluarga dengan status sosial ekonomi kurang berakibat pada
kemampuan daya beli keluarga tersebut menjadi rendah sehingga dapat
mempengaruhi status gizi, jika sampai jatuh pada status gizi kurang atau
bahkan gizi buruk, maka akan meningkatkan faktor terjadinya resiko
terhadap terjadinya penyakit diare.

 Faktor pemungkin (enabling factor) :


Mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan
bagi masyarakat, misalnya air bersih, tempat pembuangan sampah, toilet yang
memadai, pusat pelayanan kesehatan seperti posyandu bagi balita, puskesmas,
rumah sakit, dan sebagainya. Untuk perilaku sehat, masyarakat memerlukan
sarana dan prasarana pendukung, pada pemberian obat diare pada anak seperti
tablet zinc juga dipengaruhi oleh faktor pemungkin dimana ibu mungkin
enggan memberikan obat karena kurangnya informasi dan pengetahuan.
Konseling ataupun sosialisasi pada dasarnya mendukung atau memungkinkan
terwujudnya perilaku kesehatan.
 Faktor pendorong (re-enforcing factor) :
Meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama,
sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan dan peraturan
baik pusat maupun daerah terkait dengan kesehatan. Untuk berprilaku sehat,
masyarakat kadang bukan hanya perlu pengetahuan dan sikap positif serta
dukungan fasilitas saja melainkan perlu contoh perilaku yang benar dari para
tokoh masyarakat, agama, maupun petugas kesehatan. Dukungan dari
berbagai pihak khususnya orang-orang terdekat seperti keluarga menjadi poin
penting yang dibutuhkan sebagai faktor pendorong perilaku kesehatan.
Daftar Pustaka
http://www.ichrc.org/bab-5-diare

Kementerian Kesehatan RI, 2011. Situasi Diare di Indonesia. Buletin Jendela Data
dan Informasi Kesehatan. Triwulan-II.

W.L., Dyah Ragil & Yunita Dyah PS (2017). Journal of Health Education 2 :
“Hubungan Antara Pengetahuan dan Kebiasaan Mencuci Tangan Pengasuh
dengan Kejadian Diare pada Balita”.

Mufida, Amelia Azmy. Jurnal UNAIR : “Gambaran Faktor Yang Mempengaruhi


Kejadian Diare Pada Anak Usia Sekolah (6-12 Tahun) Di Sd Negeri Sukorejo
Kota Blitar”.

Anda mungkin juga menyukai