Anda di halaman 1dari 20

Laporan Home Visit

Desa Lalimbue Kecamatan Kapoiala


1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan
yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam
kegiatankegiatan kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatankegiatan
kesehatan di masyarakat.
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota
rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih
dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat.
Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 (sepuluh)
indikator PHBS di Rumah Tangga.
Kegiatan PHBS yang akan saya lakukan akan lebih mengkhususkan pada
pembinaan keluarga dalam skala kecil, dimana rumah tangga yang akan
dijadikan keluarga binaan adalah sebanyak 2 keluarga yang akan dijadikan
sampel dan diharapkan dapat menjadi contoh bagi keluarga lain yang ada di
Desa Lalimbue.
Selain itu, saya memilih rumah yang akan saya jadikan objek kegiatan
PHBS dikarenakan kondisi keluarga yang kondusif dan menerima masukan
yang akan diberikan untuk memenuhi indikator PHBS, dan melihat dari
kondisi rumah yang memungkinkan pada perubahan sanitasi lingkungan.

Laporan Home Visit
Desa Lalimbue Kecamatan Kapoiala
2

B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi permasalahan dalam kegiatan ini adalah:
1. Seberapa besar Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dari keluarga yang akan
menjadi binaan?
2. Bagaimana memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau dan
mampu melakukan PHBS untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatannya, mencegah resiko terjadinya penyakit dan melindungi diri
dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan
masyarakat?
C. Tujuan Kegiatan
Adapun tujuan dari kegiatan home visit (rumah binaan) dengan indikator
PHBS yang saya lakukan adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui seberapa besar Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dari
keluarga yang akan menjadi binaan dalam kegiatan home visit yang ada di
Desa Lalimbue Kecamatan Kapoiala Kabupaten Konawe.
2. Untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi
bagi keluarga binaan dengan membuka jalur komunikasi,memberikan
informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap
dan perilaku melalui pemberdayaan masyarakat.
3. Untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau dan mampu
melakukan PHBS untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya,
mencegah resiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman
penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.

Laporan Home Visit
Desa Lalimbue Kecamatan Kapoiala
3

4. Untuk mengetahui perubahan pengetahuan dan tindakan mengenai PHBS
setelah dilakukan home visit pada keluarga yang menjadi target.

Laporan Home Visit
Desa Lalimbue Kecamatan Kapoiala
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian PHBS
Green (1980) menjelaskan secara umum bahwa kualitas hidup dipengaruhi
oleh kesehatan, sedangkan kesehatan dipengaruhi oleh perilaku dan gaya
hidup serta lingkungan. Perilaku dan gaya hidup dipengaruhi oleh tiga faktor
yaitu predisposing factors, reinforcing factors, dan enabling factors. Ketiga
faktor tersebut dipengaruhi oleh pendidikan kesehatan dan kebijaksanaan,
peraturan dan organisasi. Semua faktor-faktor tersebut merupakan ruang
lingkup dalam pelaksanaan suatu promosi kesehatan.
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota
rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih
dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.PHBS
di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat.Rumah
tangga sehat berarti mampu menjaga, meningkatkan, dan melindungi
kesehatan setiap anggota rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan
lingkungan yang kurang kondusif untuk hidup sehat (Depkes RI, 2007).
PHBS merupakan salah satu strategi yang dapat ditempuh untuk
menghasilkan kemandirian di bidang kesehatan baik pada masyarakat maupun
pada keluarga, artinya harus ada komunikasi antara kader dengan
keluarga/masyarakat untuk memberikan informasi dan melakukan pendidikan
kesehatan (Depkes RI, 2007).


Laporan Home Visit
Desa Lalimbue Kecamatan Kapoiala
5

B. Manfaat PHBS
Manfaat PHBS bagi rumah tangga antara lain adalah sebagai berikut.
1. Setiap rumah tangga meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit.
2. Anak tumbuh sehat dan cerdas.
3. Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat dengan meningkatnya
kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang dialokasikan untuk
kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya pendidikan,
pemenuhan gizi keluarga dan modal usaha untuk peningkatan pendapatan
keluarga.
C. Sasaran Intervensi PHBS
Sasaran PHBS tatanan rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga
yaitu: Pasangan Usia Subur (PUS), ibu hamil dan atau ibu menyusui, anak-
anak dan remaja, usia lanjut, dan pengasuh anak (Puspromkes Depkes RI,
2006).
D. Indikator PHBS di Rumah Tangga
Pembinaan PHBS di rumah tangga dilakukan untuk mewujudkan Rumah
Tangga Sehat. Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang memenuhi 10
indikator PHBS adalah sebagai berikut:
1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
Adalah pertolongan persalinan dalam rumah tangga yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga para medis lainnya).
Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu
persalinan, sehingga keselamatan Ibu dan bayi lebih terjamin. Apabila

Laporan Home Visit
Desa Lalimbue Kecamatan Kapoiala
6

terdapat kelainan dapat diketahui dan segera ditolong atau dirujuk ke
Puskesmas atau rumah sakit. Persalinan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan menggunakan peralatan yang aman, bersih, dan steril sehingga
mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.
2. Bayi diberi ASI eksklusif
Adalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja sejak lahir sampai
usia 6 bulan. ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan
kandungan gizi yar cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi
tumbuh dan berkembang dengan baik. Air Susu Ibu pertama berupa cairan
bening berwarna kekuningan (kolostrum), sangat baik untuk bayi karena
mengandung zat kekebalan terhadap penyakit.
3. Penimbangan bayi dan balita
Penimbangan bayi dan balita dimaksudkan untuk memantau
pertumbuhan setiap bulan dan mengetahui apakah bayi dan balita berada
pada kondisi gizi kurang atau gizi buruk. Penimbangan bayi dan balita
dilakukan setiap bulan mulai umur 1 bulan sampai 5 tahun di Posyandu.
4. Mencuci tangan dengan air dan sabun
Mengapa harus mencuci tangan dengan menggunakan air bersih dan
sabun:
1) Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri
penyebab penyakit Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada
saat makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh, yang bisa
menimbulkan penyakit.

Laporan Home Visit
Desa Lalimbue Kecamatan Kapoiala
7

2) Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena
tanpa sabun kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan.
5. Menggunakan air bersih
Air yang kita pergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi,
berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci
pakaian, dan sebagainya haruslah bersih, agar kita tidak terkena penyakit
atau terhindar dari penyakit.
6. Menggunakan jamban sehat
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan
kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk
dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi
dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya.
Syarat jamban sehat :
1) Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air
minum dengan lubang penampungan minimal 10 meter)
2) Tidak berbau.
3) Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus.
4) Tidak mencemari tanah disekitarnya.
5) Mudah dibersihkan dan aman digunakan.
6) Dilengkapi dinding dan atap pelindung.
7) Penerangan dan ventilasi cukup.
8) Lantai kedap air dan luas ruangan memadai.
9) Tersedia air, sabun, dan alat pembersih.

Laporan Home Visit
Desa Lalimbue Kecamatan Kapoiala
8

7. Rumah bebas jentik
Rumah bebas Jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan
pemeriksaan Jentik secara berkala tidak terdapat Jentik nyamuk. Yang
perlu dilakukan agar Rumah Bebas Jentik adalah sebagai berikut.
1) Lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara3 M plus
(Menguras, Menutup, Mengubur, plus Menghindari gigitan nyamuk).
2) PSN merupakan kegiatan memberantas telur, jentik, dan kepompong
nyamuk penular berbagai penyakit seperti Denam Berdarah Dengue,
Chikungunya, Malaria, Filariasis (Kaki Gajah} di tempat-tempat
perkembangbiakannya.
3) 3 M Plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSN yaitu:
Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti
bak mandi, tatakan kulkas, tatakan pot kembang dan tempat air
minum burung.
Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang bak
kontrol, lubang pohon, lekukan-lekukan yang dapat menampung
air hujan.
Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat
menampung air seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik-plastik
yang dibuang sembarangan (bekas botol/gelas akua, plastik
kresek,dll).



Laporan Home Visit
Desa Lalimbue Kecamatan Kapoiala
9

8. Makan buah dan sayur setiap hari
Setiap anggota rumah tangga mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan
2 porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari. Makan sayur dan buah setiap
hari sangat penting, karena sayuran dan buah-buahan mengandung vitamin
dan mineral, yang mengatur pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh. Selain
itu sayuran dan buah-buahan juga mengandung serat yang tinggi yang baik
dalam proses pencernaan makanan di dalam tubuh.
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang
menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan
kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap
sehat dan bugar sepanjang hari. Aktivitas fisik dilakukan secara teratur
paling sedikit 30 menit dalam sehari, sehingga, dapat menyehatkan
jantung, paru-paru serta alat tubuh lainnya.
10. Tidak merokok dalam rumah
Setiap anggota keluarga tidak boleh merokok di dalam rumah.Rokok
ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang diisap akan
dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya, di antaranya yang paling
berbahaya adalah Nikotin, Tar, dan Carbon Monoksida (CO).





Laporan Home Visit
Desa Lalimbue Kecamatan Kapoiala
10

BAB III
METODE
A. Cara dan Alasan Pemilihan
Cara pemilihan untuk tugas pembinaan atau home visit PHBS rumah
tangga pada PBL III ini sama dengan pada saat pemilihan home visit PHBS
PBL II yaitu berdasarkan hasil kuisioner PHBS Rumah Tangga pada PBL I.
Dimana pada saat itu saat berdiskusi bersama kelompok, kami menyepakati
bahwa rumah yang akan di prioritaskan untuk dibina yakni rumah yang
memiliki klasifikasi berwarna merah dan kuning, yang memiliki indikator
PHBS yang buruk dan kurang. Kemudian masing-masing kami memilih
rumah yang akan kami jadikan rumah tangga binaan.
Saat PBL II saya memilih dua rumah yang saya jadikan rumah tangga
binaan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diantaranya, lokasi yang
mudah diakses, kondisi rumah tersebut yang tidak memenuhi kesepuluh
indikator PHBS rumah tangga dan hanya mencapai tingkatan indikator dengan
level warna kuning. Saya hanya memilih rumah dengan tingkatan indikator
PHBS warna kuning, karena lokasi rumah yang mencapai tingkatan indikator
dengan level warna merah sangat sulit diakses yaitu di Dusun III.
Rumah pertama yang saya pilih saat home visit PBL II adalah rumah Ibu
Santi, hal ini dikarenakan rumah Ibu Santi mendapat indicator warna kuning
untuk PHBS, lokasi rumah yang mudah diakses, kondisi jalan yang lumayan
bagus, dan jarak tempuh yang cukup dekat dengan posko PBL saya yaitu di
samping rumah Kepala Desa Lalimbue. Selain itu saya merasa lebih mudah

Laporan Home Visit
Desa Lalimbue Kecamatan Kapoiala
11

dan nyaman dengan rumah Ibu Santi untuk dijadikan rumah pembinaan dalam
kegiatan home visit dikarenakan rumah tersebut adalah rumah yang pernah
saya kunjungi pada waktu pendataan PBL 1 dan pada waktu itu saya merasa
senang dengan keluarga tersebut karena keramahan dan sikap terbuka yang
dimiliki sehingga membuat saya ingin kembali lagi kerumah tersebut dan
menjadikan rumah tersebut sebagai rumah tangga binaan saya.
Adapun rumah kedua yang saya pilih saat home visit PBL II adalah rumah
Ibu Erniati, rumah tersebut mendapat indikator warna kuning untuk PHBS,
letaknya juga tidak jauh dari posko PBL, sehingga ketika melakukan
kunjungan home visit, saya bisa lebih menghemat waktu dengan tidak
melakukan perjalanan jauh sehingga saya bisa melakukannya bersama
terkhusus untuk membantu membuat dokumentasi pada saat melaksanakan
home visit. Hal ini, juga menjadi faktor pendukung dalam memantapkan
pilihan saya memilih rumah binaan pada PBL II.
B. Lokasi
Lokasi rumah yang menjadi tempat saya melakukan kegiatan home visit
adalah di Dusun II dan Dusun I Desa Lalimbue Kecamatan Kapoiala, yaitu
rumah Ibu Santi dengan kepala keluarga Bapak Umar dan rumah Ibu Erniati
dengan kepala keluarga Bapak Susanto.
C. Intervensi/ Binaan
a. Identifikasi Masalah
Untuk melakukan intervensi atau binaan, saya melakukan pendataan
ulang dengan memberikan kuisioner PHBS pada seluruh anggota rumah

Laporan Home Visit
Desa Lalimbue Kecamatan Kapoiala
12

tangga sesuai dengan instruksi dari Dosen Penanggung Jawab PBL III
untuk mengetahui bagaimana pengetahuan kesehatan pada rumah yang
saya bina. Kuisioner PHBS itu sendiri terbagi 2 jenis yaitu kuisioner
PHBS Tatanan Rumah Tangga untuk orang tua dan PHBS tatanan Sekolah
untuk anak-anak. Namun, kuisioner PHBS yang saya pakai dalam kegiatan
home visit ini hanya kuisioner PHBS Tatanan Rumah Tangga untuk orang
tua saja. Hal ini karena anak-anak anggota responden home visit saya
belum sekolah. Sehingga, belum bisa diberikan kuisioner.
Dari hasil identifikasi masalah kembali lewat kuisioner, saya dapat
melihat bahwa pengetahuan kedua keluarga binaan saya mengenai PHBS
masih rendah sehingga saya memutuskan untuk melakukan intervensi non
fisik yaitu penyuluhan dalam skala kecil dalam hal ini pada anggota
keluarga pada dua rumah binaan saya tentang 10 indikator PHBS yaitu
bayi dan ibu hamil, imunisasi bayi, ketersediaan jamban, ketersedian air
bersih, kebersihan pekarangan, kebersihan kuku, gaya hidup sehat dalam
hal ini makanan dan olahraga, kebiasaan merokok dan kepemilikan JPKM
terkhusus dan memprioritaskan masalah kesehatan yang ada pada keluarga
binaan saya sekarang dan melakukan pendekatan sehingga tercipta
suasana yang tidak tegang dan akrab sehingga wawancara tidak dianggap
sebuah proses tanya jawab. Hal ini dapat membuat responden bisa lebih
terbuka dan menikmati jalannya wawancara.



Laporan Home Visit
Desa Lalimbue Kecamatan Kapoiala
13

b. Pemberian Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan kesehatan diberikan berdasarkan dari kedua rumah kepala
keluarga tersebut. Kegiatan penyuluhan yang diberikan kepada kedua
rumah tersebut adalah penyuluhan yang dilakukan dengan menjelaskan
tentang 10 indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga. Penyuluhan ini di
laksanakan pada tanggal 3 September 2014 di rumah binaan 1 dan pada
tanggal 4 September 2014 di rumah binaan II.


Laporan Home Visit
Desa Lalimbue Kecamatan Kapoiala
14

BAB IV
HASIL
A. Identitas Responden
Adapun identitas keluarga binaan saya adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Identitas Responden Keluarga Ibu Santi
No. Nama
Umur
( Tahun )
Pendidikan Pekerjaan Ket
1. Santi 32 SMA IRT Istri
2. Umar 35 SD Nelayan Suami
3. Citra 48 bulan - - Anak
4. Naila 30 bulan - - Anak
5. Alif 11 bulan - - Anak

Pada keluarga Bapak Umar, yang menjadi responden saya adalah hanya
Bapak Umar dan Ibu Santi, karena ke tiga anak keluarga ini masih kecil dan
belum dapat mengisi kuisioner yang dibagikan pada saat sebelum penyuluhan
ataupun setelah penyuluhan.
Pada kegiatan home visit ini, saya hanya sempat beberapa kali
melakukannya, karena kegiatan PBL yang cukup singkat sehingga saya
memaksimalkan waktu untuk membahas seluruh poin penting dalam 10
indikator PHBS dalam beberapa pertemuan saja.
Tabel 2. Identitas Responden Keluarga Ibu Siti Hawa
No. Nama
Umur
( Tahun )
Pendidikan Pekerjaan Ket
1.
Erniati
32
SMA Jasa Buruh
Suami
2.
Susanto
35
SMA IRT
Istri
3.
Awan
55 bulan -
-
Anak


Laporan Home Visit
Desa Lalimbue Kecamatan Kapoiala
15

Pada keluarga Bapak Susanto, yang menjadi responden saya adalah hanya
Ibu Erniati, karena suami Ibu Erniati (Bapak Susanto) tidak selalu berada di
rumah dan anak keluarga ini masih kecil dan belum dapat mengisi kuisioner
yang dibagikan pada saat sebelum penyuluhan ataupun setelah penyuluhan.
Pada kegiatan home visit ini, saya hanya sempat beberapa kali
melakukannya, karena kegiatan PBL yang cukup singkat sehingga saya
memaksimalkan waktu untuk membahas seluruh poin penting dalam 10
indikator PHBS dalam beberapa pertemuan saja.
B. Melakukan Evaluasi
a. Pokok Bahasan: Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
b. Tujuan Penilaian: Untuk mengenalkan kepada responden keluarga home
visit PBL III Desa Lalimbue mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
dan sepuluh indikator penting dalam PHBS serta pentingnya penerapan
perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari
c. Indikator Keberhasilan: Meningkatnya pengetahuan responden keluarga
home visit PBL III Desa Lalimbue setelah diberi penyuluhan mengenai
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat .
d. Prosedur Pengambilan Data: Dilakukan dengan cara memberikan pre-test
sebelum dilakukan penyuluhan dan 2 hari berikutnya keluarga binaan yang
diberi penyuluhan di evaluasi dengan memberikan post-test untuk
mengukur tingkat pengetahuan dan sikapnya.
e. Pelaksanaan Evaluasi

Laporan Home Visit
Desa Lalimbue Kecamatan Kapoiala
16

1) Jadwal Penilaian: Dilaksanakan pada PBL III tanggal 6 September
2014.
2) Petugas Pelaksana: Sitti.Asniar selaku Mahasiswa PBL III Jurusan
Kesehatan Masyarakat FKM Universitas Halu Oleo Kendari Desa
Llaimbue Kec. Kapoiala Kab. Konawe yang bertanggung jawab atas
Keluarga Ibu Santi dan Ibu Erniati pada kegiatan home visit.
3) Data yang diperoleh:
a. Dari hasil uji beda sampel berpasangan (uji t paired test)
menggunakan program SPSS antara pre test dan post test
pengetahuan respoden home visit mengenai PHBS diketahui
bahwa hasil uji t paired test adalah 0,015. Hasil tersebut jika
dibandingkan dengan (0,05) maka diperoleh hasil sebagai
berikut:
H
0
= tidak ada perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah
penyuluhan kesehatan
H
1
= Ada perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan
kesehatan.
Keterangan:
H
0
ditolak jika p <
H
1
diterima jika p >

Hasil p = 0,015
= 0,05

Laporan Home Visit
Desa Lalimbue Kecamatan Kapoiala
17

Jadi: p <
Kesimpulan: Hasil yang diperoleh, p (0,015) lebih kecil dari (0.05)
sehingga H
0
ditolak dan H
1
diterima. Berarti ada perbedaan
pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan yang
telah dilakukan terhadap keluarga ibu Santi dan Ibu Erniati pada
kegiatan home visit mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
b. Dari hasil uji beda sampel berpasangan (uji t paired) menggunakan
program SPSS antara pre test dan post test (sikap) responden home
visit mengenai PHBS diketahui bahwa hasil uji t paired adalah
0,015. Hasil tersebut jika dibandingkan dengan (0,05) maka
diperoleh hasil sebagai berikut:
H
0
= tidak ada perbedaan sikap sebelum dan sesudah penyuluhan
kesehatan
H
1
= Ada perbedaan sikap sebelum dan sesudah penyuluhan
kesehatan.
Keterangan:
H
0
ditolak jika p <
H
1
diterima jika p >
Hasil p = 0,015
= 0,05
Jadi: p <
Kesimpulan: Hasil yang diperoleh, p (0,015) lebih kecil dari
(0.05) sehingga H
0
ditolak dan H
1
diterima. Berarti ada perbedaan

Laporan Home Visit
Desa Lalimbue Kecamatan Kapoiala
18

sikap sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan yang telah
dilakukan terhadap keluarga Ibu Santi dan Ibu Erniati pada
kegiatan home visit mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.


Laporan Home Visit
Desa Lalimbue Kecamatan Kapoiala
19

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan home visit yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Kegiatan penyuluhan PHBS tatanan rumah tangga pada kegiatan home
visit yang dilakukan dikedua keluarga tanggung jawab saya bisa dikatakan
cukup berhasil dikarenakan adanya perubahan pengetahuan, yang dapat
dilihat dari hasil uji t-paired Test menggunakan program SPSS diketahui
bahwa hasil yang diperoleh adalah 0,02. Hasil tersebut jika dibandingkan
dengan (0,05) maka diperoleh p < . Hasil yang diperoleh, p (0,02) <
(0.05). Berarti ada pengaruh antara penyuluhan kesehatan yang telah
dilakukan terhadap peningkatan pengetahuan PHBS tatanan rumah tangga
pada kegiatan home visit.
2. Kegiatan penyuluhan PHBS tatanan rumah tangga pada kegiatan home
visit yang dilakukan dikedua keluarga tanggung jawab saya bisa dikatakan
cukup berhasil dikarenakan adanya perubahan sikap, yang dapat dilihat
dari hasil uji beda sampel berpasangan (uji t paired) menggunakan
program SPSS antara pre test dan post test (sikap) responden home visit
mengenai PHBS diketahui bahwa hasil uji t paired adalah 0,01. Hasil yang
diperoleh, p (0,01) < (0.05). Berarti ada pengaruh antara penyuluhan
kesehatan yang telah dilakukan terhadap peningkatan sikap PHBS tatanan
rumah tangga pada kegiatan home visit.

Laporan Home Visit
Desa Lalimbue Kecamatan Kapoiala
20

B. Rekomendasi
Mengacu pada kegiatan home visit yang telah saya lakukan, maka
rekomendasi yang dapat saya ajukan yaitu :
1. Diharapkan pada keluarga yang menjadi pembinaan dalam kegiatan home
visit agar menjadi panutan bagi keluarga lain sehingga tercipta kelompok
masyarakat yang memiliki kategori PHBS baik.
2. Diharapkan agar peningkatan PHBS dapat menjadi acuan bagi pemerintah
setempat dalam hal pengembangan sistem kesehatan baru untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai