BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatankegiatan kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatankegiatan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat. Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 (sepuluh) indikator PHBS di Rumah Tangga. Kegiatan PHBS yang akan saya lakukan akan lebih mengkhususkan pada pembinaan keluarga dalam skala kecil, dimana rumah tangga yang akan dijadikan keluarga binaan adalah sebanyak 2 keluarga yang akan dijadikan sampel dan diharapkan dapat menjadi contoh bagi keluarga lain yang ada di Desa Lalimbue. Selain itu, saya memilih rumah yang akan saya jadikan objek kegiatan PHBS dikarenakan kondisi keluarga yang kondusif dan menerima masukan yang akan diberikan untuk memenuhi indikator PHBS, dan melihat dari kondisi rumah yang memungkinkan pada perubahan sanitasi lingkungan.
Laporan Home Visit Desa Lalimbue Kecamatan Kapoiala 2
B. Rumusan Masalah Adapun yang menjadi permasalahan dalam kegiatan ini adalah: 1. Seberapa besar Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dari keluarga yang akan menjadi binaan? 2. Bagaimana memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau dan mampu melakukan PHBS untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, mencegah resiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat? C. Tujuan Kegiatan Adapun tujuan dari kegiatan home visit (rumah binaan) dengan indikator PHBS yang saya lakukan adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui seberapa besar Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dari keluarga yang akan menjadi binaan dalam kegiatan home visit yang ada di Desa Lalimbue Kecamatan Kapoiala Kabupaten Konawe. 2. Untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi keluarga binaan dengan membuka jalur komunikasi,memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pemberdayaan masyarakat. 3. Untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau dan mampu melakukan PHBS untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, mencegah resiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.
Laporan Home Visit Desa Lalimbue Kecamatan Kapoiala 3
4. Untuk mengetahui perubahan pengetahuan dan tindakan mengenai PHBS setelah dilakukan home visit pada keluarga yang menjadi target.
Laporan Home Visit Desa Lalimbue Kecamatan Kapoiala 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian PHBS Green (1980) menjelaskan secara umum bahwa kualitas hidup dipengaruhi oleh kesehatan, sedangkan kesehatan dipengaruhi oleh perilaku dan gaya hidup serta lingkungan. Perilaku dan gaya hidup dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu predisposing factors, reinforcing factors, dan enabling factors. Ketiga faktor tersebut dipengaruhi oleh pendidikan kesehatan dan kebijaksanaan, peraturan dan organisasi. Semua faktor-faktor tersebut merupakan ruang lingkup dalam pelaksanaan suatu promosi kesehatan. PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat.Rumah tangga sehat berarti mampu menjaga, meningkatkan, dan melindungi kesehatan setiap anggota rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yang kurang kondusif untuk hidup sehat (Depkes RI, 2007). PHBS merupakan salah satu strategi yang dapat ditempuh untuk menghasilkan kemandirian di bidang kesehatan baik pada masyarakat maupun pada keluarga, artinya harus ada komunikasi antara kader dengan keluarga/masyarakat untuk memberikan informasi dan melakukan pendidikan kesehatan (Depkes RI, 2007).
Laporan Home Visit Desa Lalimbue Kecamatan Kapoiala 5
B. Manfaat PHBS Manfaat PHBS bagi rumah tangga antara lain adalah sebagai berikut. 1. Setiap rumah tangga meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit. 2. Anak tumbuh sehat dan cerdas. 3. Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya pendidikan, pemenuhan gizi keluarga dan modal usaha untuk peningkatan pendapatan keluarga. C. Sasaran Intervensi PHBS Sasaran PHBS tatanan rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga yaitu: Pasangan Usia Subur (PUS), ibu hamil dan atau ibu menyusui, anak- anak dan remaja, usia lanjut, dan pengasuh anak (Puspromkes Depkes RI, 2006). D. Indikator PHBS di Rumah Tangga Pembinaan PHBS di rumah tangga dilakukan untuk mewujudkan Rumah Tangga Sehat. Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang memenuhi 10 indikator PHBS adalah sebagai berikut: 1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan Adalah pertolongan persalinan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga para medis lainnya). Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu persalinan, sehingga keselamatan Ibu dan bayi lebih terjamin. Apabila
Laporan Home Visit Desa Lalimbue Kecamatan Kapoiala 6
terdapat kelainan dapat diketahui dan segera ditolong atau dirujuk ke Puskesmas atau rumah sakit. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan peralatan yang aman, bersih, dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya. 2. Bayi diberi ASI eksklusif Adalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja sejak lahir sampai usia 6 bulan. ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan kandungan gizi yar cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan berkembang dengan baik. Air Susu Ibu pertama berupa cairan bening berwarna kekuningan (kolostrum), sangat baik untuk bayi karena mengandung zat kekebalan terhadap penyakit. 3. Penimbangan bayi dan balita Penimbangan bayi dan balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan setiap bulan dan mengetahui apakah bayi dan balita berada pada kondisi gizi kurang atau gizi buruk. Penimbangan bayi dan balita dilakukan setiap bulan mulai umur 1 bulan sampai 5 tahun di Posyandu. 4. Mencuci tangan dengan air dan sabun Mengapa harus mencuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun: 1) Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh, yang bisa menimbulkan penyakit.
Laporan Home Visit Desa Lalimbue Kecamatan Kapoiala 7
2) Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan. 5. Menggunakan air bersih Air yang kita pergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian, dan sebagainya haruslah bersih, agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar dari penyakit. 6. Menggunakan jamban sehat Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya. Syarat jamban sehat : 1) Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum dengan lubang penampungan minimal 10 meter) 2) Tidak berbau. 3) Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus. 4) Tidak mencemari tanah disekitarnya. 5) Mudah dibersihkan dan aman digunakan. 6) Dilengkapi dinding dan atap pelindung. 7) Penerangan dan ventilasi cukup. 8) Lantai kedap air dan luas ruangan memadai. 9) Tersedia air, sabun, dan alat pembersih.
Laporan Home Visit Desa Lalimbue Kecamatan Kapoiala 8
7. Rumah bebas jentik Rumah bebas Jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan Jentik secara berkala tidak terdapat Jentik nyamuk. Yang perlu dilakukan agar Rumah Bebas Jentik adalah sebagai berikut. 1) Lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara3 M plus (Menguras, Menutup, Mengubur, plus Menghindari gigitan nyamuk). 2) PSN merupakan kegiatan memberantas telur, jentik, dan kepompong nyamuk penular berbagai penyakit seperti Denam Berdarah Dengue, Chikungunya, Malaria, Filariasis (Kaki Gajah} di tempat-tempat perkembangbiakannya. 3) 3 M Plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSN yaitu: Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi, tatakan kulkas, tatakan pot kembang dan tempat air minum burung. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang bak kontrol, lubang pohon, lekukan-lekukan yang dapat menampung air hujan. Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik-plastik yang dibuang sembarangan (bekas botol/gelas akua, plastik kresek,dll).
Laporan Home Visit Desa Lalimbue Kecamatan Kapoiala 9
8. Makan buah dan sayur setiap hari Setiap anggota rumah tangga mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari. Makan sayur dan buah setiap hari sangat penting, karena sayuran dan buah-buahan mengandung vitamin dan mineral, yang mengatur pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh. Selain itu sayuran dan buah-buahan juga mengandung serat yang tinggi yang baik dalam proses pencernaan makanan di dalam tubuh. 9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Aktivitas fisik dilakukan secara teratur paling sedikit 30 menit dalam sehari, sehingga, dapat menyehatkan jantung, paru-paru serta alat tubuh lainnya. 10. Tidak merokok dalam rumah Setiap anggota keluarga tidak boleh merokok di dalam rumah.Rokok ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang diisap akan dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya, di antaranya yang paling berbahaya adalah Nikotin, Tar, dan Carbon Monoksida (CO).
Laporan Home Visit Desa Lalimbue Kecamatan Kapoiala 10
BAB III METODE A. Cara dan Alasan Pemilihan Cara pemilihan untuk tugas pembinaan atau home visit PHBS rumah tangga pada PBL III ini sama dengan pada saat pemilihan home visit PHBS PBL II yaitu berdasarkan hasil kuisioner PHBS Rumah Tangga pada PBL I. Dimana pada saat itu saat berdiskusi bersama kelompok, kami menyepakati bahwa rumah yang akan di prioritaskan untuk dibina yakni rumah yang memiliki klasifikasi berwarna merah dan kuning, yang memiliki indikator PHBS yang buruk dan kurang. Kemudian masing-masing kami memilih rumah yang akan kami jadikan rumah tangga binaan. Saat PBL II saya memilih dua rumah yang saya jadikan rumah tangga binaan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diantaranya, lokasi yang mudah diakses, kondisi rumah tersebut yang tidak memenuhi kesepuluh indikator PHBS rumah tangga dan hanya mencapai tingkatan indikator dengan level warna kuning. Saya hanya memilih rumah dengan tingkatan indikator PHBS warna kuning, karena lokasi rumah yang mencapai tingkatan indikator dengan level warna merah sangat sulit diakses yaitu di Dusun III. Rumah pertama yang saya pilih saat home visit PBL II adalah rumah Ibu Santi, hal ini dikarenakan rumah Ibu Santi mendapat indicator warna kuning untuk PHBS, lokasi rumah yang mudah diakses, kondisi jalan yang lumayan bagus, dan jarak tempuh yang cukup dekat dengan posko PBL saya yaitu di samping rumah Kepala Desa Lalimbue. Selain itu saya merasa lebih mudah
Laporan Home Visit Desa Lalimbue Kecamatan Kapoiala 11
dan nyaman dengan rumah Ibu Santi untuk dijadikan rumah pembinaan dalam kegiatan home visit dikarenakan rumah tersebut adalah rumah yang pernah saya kunjungi pada waktu pendataan PBL 1 dan pada waktu itu saya merasa senang dengan keluarga tersebut karena keramahan dan sikap terbuka yang dimiliki sehingga membuat saya ingin kembali lagi kerumah tersebut dan menjadikan rumah tersebut sebagai rumah tangga binaan saya. Adapun rumah kedua yang saya pilih saat home visit PBL II adalah rumah Ibu Erniati, rumah tersebut mendapat indikator warna kuning untuk PHBS, letaknya juga tidak jauh dari posko PBL, sehingga ketika melakukan kunjungan home visit, saya bisa lebih menghemat waktu dengan tidak melakukan perjalanan jauh sehingga saya bisa melakukannya bersama terkhusus untuk membantu membuat dokumentasi pada saat melaksanakan home visit. Hal ini, juga menjadi faktor pendukung dalam memantapkan pilihan saya memilih rumah binaan pada PBL II. B. Lokasi Lokasi rumah yang menjadi tempat saya melakukan kegiatan home visit adalah di Dusun II dan Dusun I Desa Lalimbue Kecamatan Kapoiala, yaitu rumah Ibu Santi dengan kepala keluarga Bapak Umar dan rumah Ibu Erniati dengan kepala keluarga Bapak Susanto. C. Intervensi/ Binaan a. Identifikasi Masalah Untuk melakukan intervensi atau binaan, saya melakukan pendataan ulang dengan memberikan kuisioner PHBS pada seluruh anggota rumah
Laporan Home Visit Desa Lalimbue Kecamatan Kapoiala 12
tangga sesuai dengan instruksi dari Dosen Penanggung Jawab PBL III untuk mengetahui bagaimana pengetahuan kesehatan pada rumah yang saya bina. Kuisioner PHBS itu sendiri terbagi 2 jenis yaitu kuisioner PHBS Tatanan Rumah Tangga untuk orang tua dan PHBS tatanan Sekolah untuk anak-anak. Namun, kuisioner PHBS yang saya pakai dalam kegiatan home visit ini hanya kuisioner PHBS Tatanan Rumah Tangga untuk orang tua saja. Hal ini karena anak-anak anggota responden home visit saya belum sekolah. Sehingga, belum bisa diberikan kuisioner. Dari hasil identifikasi masalah kembali lewat kuisioner, saya dapat melihat bahwa pengetahuan kedua keluarga binaan saya mengenai PHBS masih rendah sehingga saya memutuskan untuk melakukan intervensi non fisik yaitu penyuluhan dalam skala kecil dalam hal ini pada anggota keluarga pada dua rumah binaan saya tentang 10 indikator PHBS yaitu bayi dan ibu hamil, imunisasi bayi, ketersediaan jamban, ketersedian air bersih, kebersihan pekarangan, kebersihan kuku, gaya hidup sehat dalam hal ini makanan dan olahraga, kebiasaan merokok dan kepemilikan JPKM terkhusus dan memprioritaskan masalah kesehatan yang ada pada keluarga binaan saya sekarang dan melakukan pendekatan sehingga tercipta suasana yang tidak tegang dan akrab sehingga wawancara tidak dianggap sebuah proses tanya jawab. Hal ini dapat membuat responden bisa lebih terbuka dan menikmati jalannya wawancara.
Laporan Home Visit Desa Lalimbue Kecamatan Kapoiala 13
b. Pemberian Penyuluhan Kesehatan Penyuluhan kesehatan diberikan berdasarkan dari kedua rumah kepala keluarga tersebut. Kegiatan penyuluhan yang diberikan kepada kedua rumah tersebut adalah penyuluhan yang dilakukan dengan menjelaskan tentang 10 indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga. Penyuluhan ini di laksanakan pada tanggal 3 September 2014 di rumah binaan 1 dan pada tanggal 4 September 2014 di rumah binaan II.
Laporan Home Visit Desa Lalimbue Kecamatan Kapoiala 14
BAB IV HASIL A. Identitas Responden Adapun identitas keluarga binaan saya adalah sebagai berikut : Tabel 1. Identitas Responden Keluarga Ibu Santi No. Nama Umur ( Tahun ) Pendidikan Pekerjaan Ket 1. Santi 32 SMA IRT Istri 2. Umar 35 SD Nelayan Suami 3. Citra 48 bulan - - Anak 4. Naila 30 bulan - - Anak 5. Alif 11 bulan - - Anak
Pada keluarga Bapak Umar, yang menjadi responden saya adalah hanya Bapak Umar dan Ibu Santi, karena ke tiga anak keluarga ini masih kecil dan belum dapat mengisi kuisioner yang dibagikan pada saat sebelum penyuluhan ataupun setelah penyuluhan. Pada kegiatan home visit ini, saya hanya sempat beberapa kali melakukannya, karena kegiatan PBL yang cukup singkat sehingga saya memaksimalkan waktu untuk membahas seluruh poin penting dalam 10 indikator PHBS dalam beberapa pertemuan saja. Tabel 2. Identitas Responden Keluarga Ibu Siti Hawa No. Nama Umur ( Tahun ) Pendidikan Pekerjaan Ket 1. Erniati 32 SMA Jasa Buruh Suami 2. Susanto 35 SMA IRT Istri 3. Awan 55 bulan - - Anak
Laporan Home Visit Desa Lalimbue Kecamatan Kapoiala 15
Pada keluarga Bapak Susanto, yang menjadi responden saya adalah hanya Ibu Erniati, karena suami Ibu Erniati (Bapak Susanto) tidak selalu berada di rumah dan anak keluarga ini masih kecil dan belum dapat mengisi kuisioner yang dibagikan pada saat sebelum penyuluhan ataupun setelah penyuluhan. Pada kegiatan home visit ini, saya hanya sempat beberapa kali melakukannya, karena kegiatan PBL yang cukup singkat sehingga saya memaksimalkan waktu untuk membahas seluruh poin penting dalam 10 indikator PHBS dalam beberapa pertemuan saja. B. Melakukan Evaluasi a. Pokok Bahasan: Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) b. Tujuan Penilaian: Untuk mengenalkan kepada responden keluarga home visit PBL III Desa Lalimbue mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan sepuluh indikator penting dalam PHBS serta pentingnya penerapan perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari c. Indikator Keberhasilan: Meningkatnya pengetahuan responden keluarga home visit PBL III Desa Lalimbue setelah diberi penyuluhan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat . d. Prosedur Pengambilan Data: Dilakukan dengan cara memberikan pre-test sebelum dilakukan penyuluhan dan 2 hari berikutnya keluarga binaan yang diberi penyuluhan di evaluasi dengan memberikan post-test untuk mengukur tingkat pengetahuan dan sikapnya. e. Pelaksanaan Evaluasi
Laporan Home Visit Desa Lalimbue Kecamatan Kapoiala 16
1) Jadwal Penilaian: Dilaksanakan pada PBL III tanggal 6 September 2014. 2) Petugas Pelaksana: Sitti.Asniar selaku Mahasiswa PBL III Jurusan Kesehatan Masyarakat FKM Universitas Halu Oleo Kendari Desa Llaimbue Kec. Kapoiala Kab. Konawe yang bertanggung jawab atas Keluarga Ibu Santi dan Ibu Erniati pada kegiatan home visit. 3) Data yang diperoleh: a. Dari hasil uji beda sampel berpasangan (uji t paired test) menggunakan program SPSS antara pre test dan post test pengetahuan respoden home visit mengenai PHBS diketahui bahwa hasil uji t paired test adalah 0,015. Hasil tersebut jika dibandingkan dengan (0,05) maka diperoleh hasil sebagai berikut: H 0 = tidak ada perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan H 1 = Ada perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan. Keterangan: H 0 ditolak jika p < H 1 diterima jika p >
Hasil p = 0,015 = 0,05
Laporan Home Visit Desa Lalimbue Kecamatan Kapoiala 17
Jadi: p < Kesimpulan: Hasil yang diperoleh, p (0,015) lebih kecil dari (0.05) sehingga H 0 ditolak dan H 1 diterima. Berarti ada perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan yang telah dilakukan terhadap keluarga ibu Santi dan Ibu Erniati pada kegiatan home visit mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. b. Dari hasil uji beda sampel berpasangan (uji t paired) menggunakan program SPSS antara pre test dan post test (sikap) responden home visit mengenai PHBS diketahui bahwa hasil uji t paired adalah 0,015. Hasil tersebut jika dibandingkan dengan (0,05) maka diperoleh hasil sebagai berikut: H 0 = tidak ada perbedaan sikap sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan H 1 = Ada perbedaan sikap sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan. Keterangan: H 0 ditolak jika p < H 1 diterima jika p > Hasil p = 0,015 = 0,05 Jadi: p < Kesimpulan: Hasil yang diperoleh, p (0,015) lebih kecil dari (0.05) sehingga H 0 ditolak dan H 1 diterima. Berarti ada perbedaan
Laporan Home Visit Desa Lalimbue Kecamatan Kapoiala 18
sikap sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan yang telah dilakukan terhadap keluarga Ibu Santi dan Ibu Erniati pada kegiatan home visit mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Laporan Home Visit Desa Lalimbue Kecamatan Kapoiala 19
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil kegiatan home visit yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Kegiatan penyuluhan PHBS tatanan rumah tangga pada kegiatan home visit yang dilakukan dikedua keluarga tanggung jawab saya bisa dikatakan cukup berhasil dikarenakan adanya perubahan pengetahuan, yang dapat dilihat dari hasil uji t-paired Test menggunakan program SPSS diketahui bahwa hasil yang diperoleh adalah 0,02. Hasil tersebut jika dibandingkan dengan (0,05) maka diperoleh p < . Hasil yang diperoleh, p (0,02) < (0.05). Berarti ada pengaruh antara penyuluhan kesehatan yang telah dilakukan terhadap peningkatan pengetahuan PHBS tatanan rumah tangga pada kegiatan home visit. 2. Kegiatan penyuluhan PHBS tatanan rumah tangga pada kegiatan home visit yang dilakukan dikedua keluarga tanggung jawab saya bisa dikatakan cukup berhasil dikarenakan adanya perubahan sikap, yang dapat dilihat dari hasil uji beda sampel berpasangan (uji t paired) menggunakan program SPSS antara pre test dan post test (sikap) responden home visit mengenai PHBS diketahui bahwa hasil uji t paired adalah 0,01. Hasil yang diperoleh, p (0,01) < (0.05). Berarti ada pengaruh antara penyuluhan kesehatan yang telah dilakukan terhadap peningkatan sikap PHBS tatanan rumah tangga pada kegiatan home visit.
Laporan Home Visit Desa Lalimbue Kecamatan Kapoiala 20
B. Rekomendasi Mengacu pada kegiatan home visit yang telah saya lakukan, maka rekomendasi yang dapat saya ajukan yaitu : 1. Diharapkan pada keluarga yang menjadi pembinaan dalam kegiatan home visit agar menjadi panutan bagi keluarga lain sehingga tercipta kelompok masyarakat yang memiliki kategori PHBS baik. 2. Diharapkan agar peningkatan PHBS dapat menjadi acuan bagi pemerintah setempat dalam hal pengembangan sistem kesehatan baru untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.