Anda di halaman 1dari 39

Konsep Keluarga, Konsep Masyarakat,

Pendekatan bio-psikososial, lingkungan


dari Individu, Keluarga, Masyarakat
Sebagai Pendekatan Holistic

Pengembangan dan Pengorganisasian Masyarakat (B)


Kelompok 2
Anggota Kelompok 2 :
 Andhika Nugroho (182110101019)
 Masrifatul Husna (182110101021)
 Nadia Fransischa (182110101023)
 Naurah Salsabila (182110101028)
 Solikha Tri Cahyati (182110101034)
 Avira Rosita Dewi (182110101040)
 Maya Rosnasari D. A. (182110101158)
 Penta Pristika Shuli (182110101066)
 Yulia Tri Wahyuni (182110101080)
 Icha Hanifa Firdhaus (182110101094)
 Fakhirah Riskhamulya P. (182110101108)
 Isna Fadila (182110101143)
Agenda Pembahasan

BAB I Bab II
01 Pendahuluan 02 PEMBAHASAN
Latar belakang, rumusan
Konsep Keluarga, Konsep Masyarakat,
masalah, dan tujuan
Pendekatan bio-psikososial, lingkungan
dari Individu, Keluarga, Masyarakat
BAB III Sebagai Pendekatan Holistic

03 PENUTUP
Kesimpulan dan Saran
BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang
Upaya penanggulangan penyakit dan peningkatan derajat kesehatan
masyarakat tidak bisa dilakukan secara perorangan maka perlu
dilakukan suatu Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat
(PPM). Tujuan dari kegiatan PPM adalah lahirnya kemandirian
masyarakat dalam meningkatkan derjaat kesehatannya, maka
masyarakat memiliki posisi sebagai subjek sekaligus objek. Dalam
mewujudkan Pengorganisasian dan Pemberdayaan Masyarakat yang
optimal maka perlu untuk memahami konsep kelurga sebagai bagian
terkecil dari masyarakat dan masyarakat dalam arti luas.
Bagaimana konsep keluarga, masyarakat, dan
Rumusan pendekatan bio-psikososial (lingkungan
Masalah individu, keluarga, masyarakat) sebagai

pendekatan holistik dan hubungannya dengan

PPM?
Tujuan
 TUJUAN UMUM  TUJUAN KHUSUS

Memahami terkait konsep Memahami terkait konsep keluarga


keluarga, masyarakat, dan 1. Memahami terkait konsep masyarakat
pendekatan bio-psikososial 2. Mengetahui konsep pendekatan bio-
(lingkungan individu, keluarga, psikososial (lingkungan individu,
masyarakat) sebagai pendekatan keluarga, dan masyarakat) sebagai suatu
holistik dan hubungannya dengan pendekatan holistik
PPM. 3. Mengetahui penerapan konsep keluarga,
masyarakat dan konsep bio-psikososial
dalam PPM
Manfaat
 Manfaat Praktis
 Manfaat Teoritis
1. Bagi Pembaca
Menambah wawasan serta
Menambah pengetahuan tentang konsep keluarga,
pengetahuan terkait konsep
masyarakat, dan pendekatan bio-psikososial
keluarga, masyarakat, dan
(lingkungan individu, keluarga, masyarakat)
pendekatan bio-psikososial
sebagai pendekatan holistik dan hubungannya
(lingkungan individu, keluarga,
dengan PPM serta berperan dalam menyelesaikan
masyarakat) sebagai pendekatan
permasalahan di masyarakat.
holistik dan hubungannya dengan
2. Bagi Penulis Selanjutnya
PPM
Dapat digunakan sebagai referensi untuk penulis
selanjutnya mengenai konsep keluarga, masyarakat,
dan pendekatan bio-psikososial (lingkungan
individu, keluarga, masyarakat) sebagai pendekatan
holistik dan hubungannya dengan PPM
BAB II
Pembahasan
KONSEP KELUARGA
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Manusia adalah Makhluk yang berakal
budi/insanulkamil artinya makhluk yang paling sempurna.Manusia adalah mahluk sosial yang
berinteraksi satu dengan yang lain dan mempunyai tujuan dalam hidupnya (Indriono,H dan
Lilin, R, 2016). Konsep manusia dibagi menjadi dua bagian yaitu

Konsep 1. Manusia Sebagai Makhluk Holistik: Holistik berarti keseluruhan atau utuh
● Makhluk biologis

Manusia ● Makhluk psikologis


● Makhluk social
● Makhluk spiritual

2. Manusia Sebagai Sistem: Manusia ditinjau sebagai sistem, artinya manusia terdiri dari
beberapa unsur/sistem yang membentuk suatu totalitas . Manusia sebagai sistem terdiri atas
● sistem adaptif
● sistem personal
● sistem interpersonal, dan
● sistem sosial.
Definisi Keluarga

● Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2016) mendefinisikan


keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu
tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
● Keluarga adalah sekumpulan orang yag dihubungkan oleh
ikatan perkawinan, adaptasi, dan kelahiran yang bertujuan
menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum,
meningkatkan perkembangan fisik, mental, dan emosional
serta sosiak individu yang ada didalamnya, dilihat dari
interaksi yang regular dan ditandai dengan adanya
ketergantungan dan hubungan untuk mencapai tujuan umum.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul
serta tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam
keadaan saling bergantung. (Zaidin Ali, 2010).
Bentuk/ Tipe Keluarga
Bentuk atau tipe keluarga menurut Friedman antara
lain sebagai berikut :
● Nuclear Family ● Blended Family
(Keluarga Inti) ● Three Generation
● Keluarga Extended Family
Family (Keluarga ● Single Adult Living
Besar) Alone
● Single Parent Family ● Middle Age atau
● Nuclear Dyed Elderly Couple
FUNGSI KELUARGA
Berdasarkan PP No.21 tahun 1994 tentang penyelenggaraan
pembangunan keluarga sejahtera fungsi keluarga ada delapan
bentuk yaitu :
 Fungsi Keagamaan

 Fungsi Budaya

 Fungsi Cinta Kasih

 Fungsi Perlindungan

 Fungsi Reproduksi

 Fungsi Sosialisasi

 Fungsi Ekonomi

 Fungsi Pelestarian Lingkungan


PERAN KELUARGA
Peran adalah kumpulan dari perilaku yang secara ralatif homogen dibatasi secara
normatif dan diharapkan dari seseorang yang menempati posisi sosial yang
diberikan (Setiana,2016) .Menurut Friedman (2010) dalam Setiana (2016) peran
keluarga dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu

1) Peran Formal Keluarga : Peran formal adalah peran eksplisit yang terkandung
dalam struktur peran keluarga (ayah-suami,dan lain-lain).

2) Peran Informal Keluarga : Peran informal bersifat implisit, sering kali tidak tampak
pada permukaannya, dan diharapkan memenuhi kebutuhan emosional anggota
keluarga dan/atau memelihara keseimbangan keluarga. Contoh keluarga berperan
sebagai sahabat, keluarga berperan sebagai pengasuh, keluarga berperan sebagai
motivator, pendamai dan penyelaras.
● Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, masyarakat

merupakan sejumlah manusia dalam arti seluas-

luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang

Konsep mereka anggap sama.

Masyarakat ● Dalam masyarakat, menurut (Kurniati, 2015)situasi

belajar dibedakan dalam 3 bentuk

diantaranya :  Required outcome situation,

Recommended outcome situation, Self directed

outcome situation
Unsur-unsur masyarakat
Unsur-unsur masyarakat menurut Syafrudin (2009) :
● Kategori social
● Golongan social
● Komunitas
● Kelompok dan himpunan

Unsur pembentuk masyarakat :


Unsur-unsur pembentuk masyarakat menurut Soerjono Soekanto (2017) yaitu memuat
unsur sebagai berikut ini:
● Beranggotakan minimal dua orang;
● anggota menyadari sebagai satu kesatuan;
● saling berhubungan dalam waktu lama dan menghasilkan manusia baru sehingga
saling berkomunikasi serta membuat peraturan mengenai hubungan antar
masyarakat;
● menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan.
Karakteristik masyarakat
karakteristik merupakan ciri-ciri yang berasal dari individu terdiri dari demografi (jenis kelamin, umur) dan status sosial
(tingkat pendidikan, pekerjaan, ras, status ekonomi, dan sebagainya).

● Karakteristik masyarakat desa dan kota menurut


● Roucek & Warren dalam (Murdiyanto, 2020)
N Kota Desa
o
1Kelompok sekunder memiliki peranan yang besar Kelompok primer memiliki peranan yang besar
.
2Anonimitas merupakan ciri kehidupan masyarakat Pada pembentukan suatu kelompok didasari oleh
. factor geografis
3Hubungan antara orang dengan orang lainnya Hubungan antara orang dengan orang lainnya lebih
. didasarkan pada kepentingan. bersifat kekeluargaan
4Heterogen Homogen
.
5Mobilitas sosial tinggi Mobilitas sosial rendah
.
6Banyak tersedia fasilitas-fasilitas yang menyediakan Keluarga lebih ditekankan fungsinya sebagi unit
. barang/jasa. ekonomi
7Banyak mengubah lingkungan dan tergantung pada Populasi anak dengan jumlah lebih besar
. spesialisasi
Karakteristik masyarakat Desa dan Kota Menurut
Horton & Hunt dalam (Murdiyanto, 2020)

N Kota Desa
o
1Teknologi rasional, yang berkembang seiring dengan Penduduknya cenderung terisolasi dengan pola
. pertumbuhan kota-kota kecil yang terbuka terhadap pemukimannya cenderung berpencar (meskipun

daerah lain. mulai berubah seiring revolusi desa)


2Institusi pemerintah formal yang berdasarkan pada Hubungan dan cara pandang terhadap orang lain
. batas wilayah bukannya pada sistem kekeluargaan sebagai pribadi utuh bukan sekedar seseorang
  yang mempunyai fungsi tertentu
3Organisasi sosial yang berdasarkan bidang pekerjaan Adat dan kebiasaan muncul karena kebutuhan
. dan kelas sosial, bukan pada sistem kekerabatan social
4Adanya pembagian kerja ke dalam beberapa bidang Homogenitas dalam etnik, budaya dan pekerjaan
. pekerjaan khusus

5Sistem perdagangan dan dunia usaha Ekonomi keluarga bersifat subsinten (meskipun
.  sudah mulai komersial, yang ditandai dengan
munculnya agribisnis atau pertanian berskala
besar)
Pendekatan Bio-
Psikososial
Pendekatan biopsikososial adalah pendekatan yang unik dan menerapkan
system terbuka serta saling berinteraksi yang mencakup didalamnya :

1. Manusia sebagai makhluk biologis


2. Manusia sebagai makhluk psikologis
3. Manusia sebagai makhluk sosial, dan
4. Manusia sebagai makhluk religius
Manusia Sebagai
Makhluk Biologis
Perkembangan fisik manusia dari masa
prenatal merupakan proses pertumbuhan dan
perkembangan awal dalam kehidupan manusia.
ciri-ciri:
a. Manusia merupakan susunan sel-sel yang
hidup yang membentuk satu jaringan dan
jaringan akan bersatu membentuk organ dan b. Konsep makhluk biologis
system organ Manusia tersusun atas system organ tubuh
yang digunakan untuk mempertahankan
hidupnya Manusia tersusun atas system organ
tubuh Mempunyai kebutuhan Tidak terlepas
dari hukum alam Manusia memerlukan
oksigen Manusia memerlukan nutrisi Manusia
memerlukan cairan tubuh
Manusia sebagai Makhluk
Psikologis
 Memiliki struktur kepribadian yang terdiri dari Ego (aspek psikologi) dan Super ego (aspek
social)
 Dipengaruhi perasaan dan kata hati
 Memiliki daya pikir dan kecerdasan
 Memiliki kebutuhan psikologis agar pribadi dapat berkembang
 Kebutuhan psikologis terdiri dari pengurangan ketegangan, kemesraan dan cinta, kepuasan
alturistik, kehormatan dan kepuasan ego
 Memiliki kepribadian yang unik

Konsep Manusia Psikologis :

 Manusia mempunyai struktur kepribadian


 Tingkah laku sebagai manispestasi kejiwaan
 Mempunyai daya fikir serta kecerdasan
 Mempunyai kebutuhan psikologi agar pribadi dapat berkembang
Manusia sebagai Makhluk
Sosial
Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan
dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak
akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.
 Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena beberapa hal:

 Butuh orang lain dalam pemenuhan kebutuhan dasar atau biologis.


 Perilakunya dipengaruhi orang lain (harus tunduk pada norma dan keinginan mendapat
pujian atau respon orang lain).
 Adanya kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain, kebutuhan sosial, untuk hidup
berkelompok.
 
 peran dalam kehidupan bermasyarakat:

 Melakukan interaksi dengan manusia lain atau kelompok.


 Untuk membentuk kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat.
 Menciptakan norma-norma sosial sebagai pengaturan tata tertib kehidupan kelompok.
Manusia sebagai Makhluk Spiritual
Spiritualitas adalah kebutuhan tertinggi manusia yang merupakan dasar bagi
tumbuhnya harga diri, nilai-nilai, moral, dan rasa memiliki (Hudori, 2008).
Bukti manusia sebagai makhluk spiritual yaitu memiliki keyakinan dan kepercayaan
serta menyembah tuhan.
Spiritual mempunya 4 dimensi:

1. Gaya hidup
2. Emosi positif
3. Pengalaman spiritual
4. Ritual
Manusia Sebagai Makhluk Individu,
Sosial dan Spiritual
A. Manusia Sebagai Makhluk Individu
Berikut ini beberapa keunikan dalam memandang manusia (Budiarti,
2017).
a). Setiap manusia mempunyai kemampuan berfikir (kognisi), perasaan
(afeksi), kehendak (konasi), dan tindakan (aksi).
b). Setiap manusia memiliki kemampuan khas yang akan mempengaruhi
kualitas hidupnya berupa pengetauhan, ketrampilan dan sikap.
c). Setiap manusia memiliki budaya tertentu sesuai dengan latar belakang,
kapasitas dan lingkunnya.
d). Bahwa setiap manusia mempunyai hak dan kewajiban yang terkait
dengan pihak lain.
B. Manusia Sebagai Makhluk Berkebutuhan
Setiap diri individu manusia diciptakan di dunia dengan
segala kebutuhannya. Satu teori yang berkaitan dengan
kajian tentang kebutuhan manusia, yaitu hierarki kebutuhan
dari Maslow.

Hirarki Kebutuhan Maslow (Budiarti, 2017)


C. Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia membutuhkan orang lain
dan lingungan sosialnya sebagai sarana untuk bersosialisasi. Manusia
sebagai makhluk sosial dengan beberapa alasan yaitu (Puspitasari, 2017) :

a). Ada dorongan untuk berinteraksi


b). Manusia tunduk pada auran norma sosial
c). Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan satu sama lain
d). Potensi manusia akan berkembang apabila hidup ditengah-tengah
manusia lain.
D. Karakteristik Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Ada beberapa faktor personal yang mempengaruhi interaksi manusia
dengan lainnya yaitu (Puspitasari, 2017) :
a). Tekanan Emosional
b). Harga Diri
c). Isolasi Sosial

Ciri-ciri Manusia Sebagai Makhluk Sosial :

a. Suka bergaul
b. Suka bekerjasama
c. Hidup berkelompok
d. Memiliki kepedulian terhadap orang lain
e. Tidak bisa hidup sendiri
E. Manusia Sebagai Makhluk Spiritual
Sebagai makhluk spiritual, manusia memiliki keyakinan, pandangan
hidup, dan dorongan hidup yang sejalan dengan keyakinan yang
dianutnya (Hidayat and Uliyah, 2014) :
Bukti manusia dapat dikatakan makhluk spiritual adalah :

a). Manusia memiliki keyakinan dan mengakui adanya Tuhan


b). Manusia memiliki pandangan hidup, dorongan hidup yang sejalan
dengan keyakinan yang dianutnya.
Artikel Yang Menggunakan Pendekatan Biopsikososial

● Judul: Model Biopsikososial Perilaku Adiksi Napza pada Remaja


● Penulis: Hetti Rahmawati
● Tanggal Penerbit: 26 Agustus 2018
● Tujuan: mengidentifikasi sistem biologis, psikologis, dan sosial yang memengaruhi
perilaku penyalahgunaan dan adiksi narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya
(NAPZA).
Pembahasan
Model Biopsikososial disusun dengan mempertimbangkan
adanya hubungan yang saling berinteraksi atau saling
berhubungan antara satu sistem dengan sistem yang lain , baik
dalam satu komponen sistem dan di luar sistem.
Interaksi faktor biologis, lingkungan, personal memunculkan
perilaku penyalahgunaan dan ketergantungan NAPZA pada
remaja. Lingkungan sebagai variabel faktor risiko antara lain :
modeling, fungsi keluarga, stres psikososial, dukungan sosial
(Johnson et al.,1990).
Lanjutan
Faktor-faktor risiko:
1. Faktor risiko sistem biologis dan adiksi NAPZA remaja
2. Faktor risiko sistem psikososial dan adiksi NAPZA pada remaja:
● Individu secara psikologis memiliki permasalahan
● Individu secara psikologis memiliki risiko cara berfikir
● Domain model
● Model interactionism
● Sistem keluarga
Kesimpulan
Interaksi sistem biologis, psikologis, dan sosial merupakan domain yang
bermakna dan menyeluruh dalam menjelaskan persoalan adiksi tersebut secara
lebih jelas dan utuh. Penguatan faktor pendukung dan pengurangan faktor
risiko adalah dua upaya yang dilakukan secara simultan untuk mencapai
tujuan pencegahan dan penanggulanganan adiksi NAPZA baik dalam konteks
personal maupun sosial. Domain psikologis yang mengemuka dalam riset
terkini adalah intervensi pada sistem kognitif, emosi dan kendali perilaku,
Domain sistem sosial yang semakin marak dalam kajian terkini adalah yang
berhubungan dengan topik intervensi pada orangtua drug abuser serta tentang
dukungan sistem keluarga. Pertimbangan perencanaan program harus sesuai
tujuan untuk mengurangi faktor risiko dan memperkuat faktor pendukung
dalam sistem.
BAB III
Penutup
Kesimpulan
● Keluarga adalah sekumpulan orang yag dihubungkan oleh ikatan perkawinan,
adaptasi, dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan
budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, dan
emosional serta sosiak individu yang ada didalamnya, dilihat dari interaksi
yang regular dan ditandai dengan adanya ketergantungan dan hubungan untuk
mencapai tujuan umum.

● Masyarakat merupakan sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan


terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama. Dalam menjalani
suatu aktivitas, masyarakat perlu adanya pengorganisasian untuk mencapai
taraf hidup yang lebih baik serta sejahtera dan adil sehingga memperoleh
harkat dan martabat kemanusiaan seutuhnya.

● Manusia sebagai pendekatan biopsikososial adalah pendekatan yang unik dan


menerapkan system terbuka serta saling berinteraksi. Manusia selalu berusaha
untuk mempertahankan keseimbangan hidupnya.
Saran

Upaya penanggulangan penyakit dan peningkatan derajat


kesehatan masyarakat tidak bisa dilakukan secara perorangan
maka perlu dilakukan suatu Pengorganisasian dan Pengembangan
Masyarakat (PPM). Dalam mewujudkan Pengorganisasian dan
Pemberdayaan Masyarakat yang optimal tersebut maka perlu
untuk memahami konsep keluarga sebagai bagian terkecil dari
masyarakat dan masyarakat dalam arti luas.
DAFTAR PUSTAKA
• Ali, Zaidin. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta.
• Friedman, M. M. 2010. Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktek. Republik Indonesia.
Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 1994 tentang Penyelenggaraan Pembangunan
Keluarga Sejahtera.
• Setiana, Indra Amarudin. 2016. Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Masalah Tbc Pada
Keluarga Tn. S Di Desa Srowot RT 01/ RW 03 Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas.
Skripsi. Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
• Aprina, N. S. L., 2016. Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat. Bandar Lampung:
CV. Anugrah Utama Raharja.
• Murdiyanto, E. (2020). Sosiologi Perdesaan Pengantar Untuk Memahami Masyarakat Desa.
Yogyakarta: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) UPN ”Veteran”
Yogyakarta Press.
• Soerjono Soekanto. (2017). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press.
• Syafrudin. (2009). Sosial Budaya Dasar. Jakarta: TIM.
• Waluya, B. (2007). Sosiologi : Menyelami Fenomenan Sosial di Masyarakat. Bandung: PT
Setia Inves.
DAFTAR PUSTAKA
• Rahmawati, H. (2018). Model Biopsikososial Perilaku Adiksi Napza pada Remaja . Prosiding
Seminar Nasional Psikologi Klinis 2018. Malang: Universitas Negeri Malang. Dalam
http://fppsi.um.ac.id/wpcontent/uploads/2018/12/2.-Hetti.pdf.
• M.Epid, W.R., SKp, M.Kes, D.Y.F., M.Kes, F., SKM, S. Sit, 2019. Konsep Dasar Keterampilan
Kebidanan. WINEKA MEDIA.
• Suwarningsih, S., Muhafilah, I., Herawati, T.M., 2019. Perubahan Kondisi Psikososial Dan Spiritual
Pada Korban Ptsd (Post Traumatic Stress Disorder) Pasca Banjir Bandang Di Kota Garut Jawa
Barat. Jurnal Ilmiah Kesehatan 11, 1–11. https://doi.org/10.37012/jik.v11i1.62
• Hudori, 2008. Relasi Kecerdasan Spiritual Dan Pencarian Jejak Tuhan. Soul: Jurnal Pemikiran dan
Penelitian Psikologi 1, 47–58
• Budiarti, M., 2017. Mengurai Konsep Dasar Manusia Sebagai Individu Melalui Relasi Sosial Yang
Diabngunnya. jurnal.unpad.ac.id.
• Fios, F., 2019. Menjadi Manusia Spiritual-Ekologis Di Tengah Krisis Lingkungan Sebuah Review. J.
Sos. Hum.
• Hidayat, A.A., Uliyah, M., 2014. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.
• Puspitasari, R., 2017. Manusia Sebagai Makhluk Sosial. Rahmawati, H, 2018. Model Biopsikososial
Perilaku Adiksi Napza pada Remaja . Prosiding Seminar Nasional Psikologi Klinis 2018. Malang:
Universitas NegeriMalang. Dalam http://fppsi.um.ac.id/wpcontent/uploads/2018/12/2.-Hetti.pdf.
• Rahmawati, H, 2018. Model Biopsikososial Perilaku Adiksi Napza pada Remaja . Prosiding Seminar Nasional
Psikologi Klinis 2018. Malang: Universitas NegeriMalang. Dalam
http://fppsi.um.ac.id/wpcontent/uploads/2018/12/2.-Hetti.pdf.
Thankyou 
Any Quastion?

Anda mungkin juga menyukai