DISUSUN OLEH
M RIZAL PAYAPO
14120180020
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Rokok adalah salah satu produk tembakau, dimaksudkan untuk dibakar dan dihisap
dan/atau dihirup asapnya termasuk rokok putih, rokok kretek, rokok cerutu atau bentuk
lainnya. Rokok dapat dibuat dari Micotina tobacum, Nicotiana rustica, spesies lainnya
atau sintetisnya yang asapnya mengandung nikotin dan tar, dengan atau tanpa bahan
tambahan (Kemenkes RI, 2013).
Indonesia merupakan negara dengan konsumsi rokok terbesar di dunia, yaitu pada
urutan ketiga setelah China dan India (kemkes.go.id). Konsumsi tembakau di Indonesia
meningkat secara bermakna, karena faktor-faktor meningkatnya pendapatan rumah
tangga, pertumbuhan penduduk, rendahnya harga rokok dan mekanisasi industri kretek
Tobacco Control Support Centre, .Jumlah perokok remaja di Indonesia pada 2018
mencapai 9,1 juta jiwa aktivitas merokok perlu dikendalikan karena menjadi faktor
utama pemicu penyakit tidak menular seperti jantung, stroke, diabetes, dan katastropik
lainnya. Dari kajian Universitas Indonesia, rokok juga dinilai sebagai penyumbang
kemiskinan di Indonesia.Dari riset UI, Kemenkes mendapati rokok menjadi pengeluaran
tertinggi terbesar kedua di rumah tangga setelah beras. Pembelian rokok di rumah
tangga mengalahkan pengeluaran makanan bergizi dan pendidikan.
Strength ( kekuatan )
Lokasi penelitian yang akan dilakukan mudah diakses serta tidak
membutuhkan biaya transportasi.
Weakness ( Kelemahan )
Keterbatasan aliran listrik serta tidak tersedianya LCD sehingga
membutuhkan biaya untuk penentuan media yang akan digunakan
b. Analisis Masalah
Pada umumnya seseorang mulai merokok sejak usia remaja. Jumlah perokok
laki-laki jauh lebih tinggi dibandingkan perempuan dimana jika diuraikan menurut umur,
prevalensi perokok laki-laki paling tinggi pada umur 15-19 tahun. Data terbaru
dari Global Youth Tobacco Survey (GYTS) tahun 2019 yang dirilis pada hari ini
menunjukkan bahwa 40,6% pelajar di Indonesia (usia 13-15 tahun), 2 dari 3 anak laki-
laki, dan hampir 1 dari 5 anak perempuan sudah pernah menggunakan produk
tembakau: 19,2% pelajar saat ini merokok dan di antara jumlah tersebut, 60,6% bahkan
tidak dicegah ketika membeli rokok karena usia mereka, dan dua pertiga dari mereka
dapat membeli rokok secara eceran. Fakta menunjukkan bahwa dengan
mengkonsumsi tembakau berdampak pada status kesehatan. Diketahui pula bahwa
konsumsi tembakau berkontribusi terhadap timbulnya katarak, pneumonia, acute
myeloid leukaemia, abdominal aortic aneurysm, kanker lambung, kanker pancreas,
kanker cervix, kanker ginjal dan penyakit lainnya. Penyakit-penyakit ini menambah
panjangnya daftar penyakit yang ditimbulkan oleh komsumsi tembakau seperti: Kanker
paru-paru, vesicle, oesophagus, larynx, mulut dan tenggorokan, chronic pulmonary
disease, emphysema dan bronchitis, stroke, serangan jantung dan penyakit
kardiovaskuler lainnya.
c. psikologis
dengan adanya program ini dewan guru dan siswa sangat antusias untuk megikuti
edukasi ini. Karena mereka ingin menambah pengetahuan terkait bahaya merokok,
serta mampu menjauhi perilaku tersebut.
d. Mengkaji kebijaksanaan dengan program yang ada
Dewan guru telah menerapkan aturan bagi siswa yang kedapatan merokok pada
lingkungan sekolah,karena lingkungan sekolah harus bebas dari asap rokok mengingat
yang ada didalam lingkungan sekolah terdapat siswi yang pada umumnya tidak suka
terhadap asap rokok. Serta menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
e. Lembaga Atau Organisasi Potensial
Sekolah sangat mendukung adanya program ini ditunjukan dengan antusias dewan
guru dalam menerima saya untuk melakukan edukasi yang nantinya akan dilaksanakan
sesuai dengan jadwal. Guna menciptakan generasi muda anti rokok.
Tujuan umum :
Mencegah remaja terjerumus kedalam perilaku merokok
Tujuan khusus :
menambah pengetahuan siswa terkait dampak dari perilaku merokok,
lingkungan sekolah bebas dari asap rokok
derajat kesehan masyarakat semakin meningkat
5. sasaran
sasaran saya dalam program KIE yaitu sasaran primer .siswa ( remaja )
sebgai generasi penerus pelu diberikan informasi kesehatan guna
membentuk kesadaran didalam diri mereka sehingga mereka tidak salah
dalam memilih pergaulan yang nantinya akan membawa dampak negative
bagi mereka.
6. khalayak sasaran
pengetahuan :khususnya bagi siswa yang belum mengetahui dampak
dari merokok terhadap kesehatan
ekonomi : siswa kalangan ekonomi menengah atas,menengah dan
bawah
sosial budaya:kebiasaan remaja yang merokok pada saat jam kosong
dan jam istirahat
Perilaku merokok adalah suatu aktivitas menghisap asap tembakau yang dibakar ke
dalam tubuh dan menghembuskannya kembali keluar (Amstrong, 1990). Menurut
Sitepoe (2000) perilaku merokok didefinisikan sebagai aktivitas membakar tembakau
yang kemudian dihisap asapnya, baik langsung menggunakan rokok maupun
menggunakan pipa. Asap yang dihisap melalui mulut disebut mainstream smoke,
sedangkan asap rokok yang terbentuk pada ujung rokok yang terbakar serta asap rokok
yang dihembuskan ke udara oleh perokok disebut sidestream smoke. Sidestream
smoke atau asap sidestream mengakibatkan seseorang menjadi perokok pasif.
Menurut Aula (2010) perilaku merokok merupakan suatu fenomena yang muncul
dalam masyarakat, dimana sebagian besar masyarakat sudah mengetahui dampak
negatif merokok, namun bersikeras menghalalkan tindakan merokok. Menurut Levy
(1984) perilaku merokok adalah suatu aktifitas yang dilakukan seseorang berupa
mambakar dan menghisap rokok ke dalam tubuh serta dapat menimbulkan asap yang
dapat terhisap oleh orangorang disekitarnya. Dari beberapa pendapat ahli di atas,
peneliti menarik kesimpulan bahwa perilaku merokok adalah suatu aktivitas menghisap
asap tembakau yang dibakar ke dalam tubuh dan menghembuskannya kembali keluar.
Aspek Perilaku Merokok Menurut Aritonang (1997) aspek-aspek perilaku merokok,
yaitu:
a. Fungsi merokok
individu menjadikan merokok sebagai penghibur bagi berbagai keperluan,
menunjukkan bahwa memiliki fungsi yang begitu penting bagi kehidupannya. Dalam
kehidupan sehari-hari Fungsi merokok ditunjukkan dengan perasaan yang dialami si
perokok, seperti perasaan yang positif maupun perasaan negatif. Bagi perokok,
dengan merokok membantu untuk mencari inspirasi/ ide, menghilangkan rasa
kantuk, mengakrabkan suasana.
b. Intensitas merokok
Intensitas perilaku merokok adalah keadaan, tingkatan atau banyak sedikitnya
aktivitas seseorang dalam membakar tembakau dan menghisapnya dalam kurun
waktu tertentu. Klasifikasi perokok berdasarkan banyaknya rokok yang dihisap
yaitu: 1) Perokok berat yang menghisap lebih dari 15 batang rokok dalam sehari 2)
Perokok sedang yang menghisap 5-14 batang rokok dalam sehari 3) Perokok
ringan yang menghisap 1-4 batang rokok dalam sehari
B. Pemilihan Media
D. Jadwal
BAB IV
RENCANA EVALUASI
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penyuluhan tentang bahaya atau dampak yang timbul dari perilaku merokok
terhadap kesehatan dilakukan agar siswa SMA Muhammadiyah Luhu
mendapatkan pengetahuan sehingga mereka mampu untuk mencegah perilku
tersebut Adanya pelarangan secara bijaksana dan manusiawi tetapi tegas bagi
remaja yang menjajakan rokok misalnya dengan pengalihan jenis barang yang
dijual Promosi rokok termasuk iklan hendaknya tidak dibiarkan berkembang
Melarang merokok di sekolah atau tempat/sarana umum yang sering dikunjungi
remaja Mencantumkan peringatan pada bungkus rokok, bahwa rokok
berbahaya bagi kesehatan.