PROPOSAL
PENDAHULUAN
Kecanduan rokok sering terjadi pada remaja. remaja adalah masa transisi antara masa anak-anak
dan masa dewasa. Masa transisi ini harus dilalui sehingga tercapai identitas diri yang stabil,
misalnya transisi emosi. Hal ini akan tercermin dalam sikap dan perilaku remaja. Perkembangan
kepribadian saat ini tidak dipengaruhi oleh orang tua dan lingkungan hanya keluarga, tetapi juga
pemerintah melalui dinas kesehatan, tetapi masih banyak orang yang menghisap rokok. Padahal,
peringatan bahaya tersebut kini semakin jelas dengan memberikan gambar akibat efek smping
merokok dalam kemasan rokok. Kita sudah tidak asing lagi dengan gambar-gambar yang
mengerikan tertempel di kemasan rokok, mulai dari gambar anak kecil hingga orang tua dan
masih banyak lagi. Gambar tersebut bertujuan untuk memberikan peringatan yang lebih keras
Angka kematian akibat rokok di dunia diperkirakan akan berlipat ganda pada tahun 2020.
Namun para ilmuwan mengatakan angka sesungguhnya kemungkinan akan jauh lebih tinggi.
Proyeksi keadaan tersebut kemungkinan terlalu rendah karena menurut survei internasional dari
remaja dengan kisaran umur 13-15 tahun ditemukan kenaikan yang tak terduga di kalangan
remaja wanita. Meningkatnya ilmiah perokok dengan sendirinya meningkatkan jumlah perokok
pasif dan meningkatnya jumlah pengguna produk tembakau lainnya. (Crofton & Simpson, 2009)
Merokok menjadi salah satu penyebab terbesar gangguan kesehatan. Indonesia pada
tahun 2008 menjadi negara terbesar ketiga pengkonsumsi rokok setelah China dan India.
Kemudian pada tahun 2013 menjadi urutan kelima setelah China, Amerika, Rusia dan Jepang.
Berdasarkan data WHO (2013) prevalensi penduduk usia dewasa yang merokok setiap hari di
Indonesia sebesar 29% yang menempati urutan pertama se-Asia Tenggara. Sejalan dengan data
hasil survei Global Adults Tobacco Survey (GATS) tahun 2011, Indonesia memiliki jumlah
perokok aktif terbanyak dengan prevalensi perokok laki-laki sebesar 67% (57,6 juta) dan
prevalensi perokok wanita sebesar 2,7% (2,3 juta) (Sulastri, Herman, & Darwin, 2018).
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menyatakan bahwa proporsi perokok
di atas 15 tahun sebesar 36,3% lebih tinggi daripada data Riskesdas 2007 sebesar 34,2% dan
Riskesdas 2010 sebesar 34,7%. Proporsi terbanyak perokok aktif setiap hari pada umur 30-34
tahun sebesar 33,4% dan umur 35-39 tahun sebesar 32,2% yang merupakan penduduk usia
produktif. Tahun 2020 tercatat 28,69 persen penduduk Indonesia diatas 15 tahun tercatat sebagai
sebelum usia 19 tahun karena terbiasa melihat anggota keluarganya merokok. Sedangkan
mayoritas perokok di Indonesia berusia antara 15-20 tahun. Dalam 5 tahun terakhir jumlah
perokok cenderung meningkat. Penduduk menurut jenis kelamin terdapat pada penduduk laki-
laki (54,5%) dan perempuan (1,2%). Tidak kurang dari 4.000 jenis zat kimia tercatat dalam
sebatang rokok dan 60 di antaranya bersifat karsinogenik dan adiktif seperti nikotin dan karbon
monoksida yang dapat membuat seseorang ingin merokok terus menerus bahkan membuat
Jawa Barat merupakan salah satu provinsi dengan jumlah perokok terbanyak. Tahun 2013
tercatat proporsi penduduk umur >10 tahun yang merokok di Jawa Barat adalah 27,1%.
Kemudian pada tahun 2020 mencapai 32,55 persen penduduk Jawa Barat diatas 15 tahun
merupakan perokok aktif (BPS, 2020). Di Kabupaten Majalengka Data Indeks Pembangunan
Kesehatan Masyarakat (IPKM) Tahun 2013 menyatakan bahwa proporsi merokok di Majalengka
sebesar 33,35%.
Selain orang dewasa, merokok seringkali dilakukan oleh remaja. Data perokok remaja
terus mengalami peningkatan tahun demi tahun, hal ini terjadi baik pada perokok laki-laki
maupun perokok perempuan. Umumnya remaja memiliki persepsi bahwa mereka dapat berhenti
merokok, tidak akan kecanduan, atau akan terhindar dari efek buruk dari merokok. Namun hasil
penelitian menunjukkan bahwa perokok ringan usia remaja akan cenderung mengalami transisi
SMK Korpri Majalengka merupakan salah satu sekolah swasta yang sebagian besar
siswanya laki-laki usia remaja. Lokasinya di tengah kota sehingga memungkinkan untuk mudah
terpengaruh dalam pergaulan bebas. Mengingat banyaknya bahaya rokok terhadap kesehatan dan
kecenderungan bertambahnya presentasi remaja yang merokok akibat sifat remaja yang masih
labil dan kemungkinan remaja belum mampu mengetahui bahaya rokok dengan asumsi bahwa
siswa remaja merupakan bagian dari remaja yang dapat dijumpai secara kelompok, maka peneliti
merasa perlu melakukan penelitian untuk memberi pendidikan kesehatan untuk dapat menilai
tingkat pengetahuan dan sikap merokok pada siswa lak-laki kelas 11 SMK KORPRI
MAJALENGKA.
Berdasarkan rumusan latar belakang di atas adalah untuk mengetahui bagaimana tingkat
pengetahuan terhadap siswa tentang bahaya merokok di SMK Korpri Majalengka tahun 2021
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan kesehatan tentang bahaya merokok
terhadap siswa SMK di puskesmas wilayah kerja kecamatan cigasong tahun 2021.
sebagai sumber belajar dan informasi mengenai pengetahuan dan sikap merokok di SMK Korpri
Majalengka
1. Bagi Masyarakat
(KIE) kepada masyarakat dan juga sebagai referensi dalam penyusunan program Bahaya
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi, tercapainya kurikulum
akademik agar mempersiapkan mahasiswa dan mahasiswi yang handal dan profesional
4. Bagi Peneliti
kebiasaan merokok di lingkungan sekitar dan bisa melakukan pengalaman nyata dalam
melakukan penelitian.
5. Bagi Peneliti Selanjutnya
dikembangkan lebih lanjut serta dapat dijadikan referensi terhadap penelitian yang sejenis
Tinjauan Pustaka
Rokok adalah hasil olahan tembakau yang terbungkus, sejenis cerutu atau bentuk
lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan
mengakibatkan infeksi pada paru- paru dan telinga serta kanker paru. (Kesowo,
2003).
Perilaku merokok memiliki arti membakar tembakau dan daun tar,dan menghisap
perilaku merokok dilihat dari berbagai sudut pandang sangat merugikan baik
untuk diri sendiri maupun orang di sekelilingnya. Dilihat dari sisi kesehatan
yang telah menjadi cerutu kemudian disulut api. Tembakau berasal dari tanaman
aktif
Safarino, akibat yang di timbulkan oleh perokok pasif lebih berbahaya dari
pada perokok aktif karena daya tahan terhadap zat-zat yang berbahaya
(Komalasari, 2002).
rokok mengandung sekitar 60 % adalah gas dan uap yang terdiri dari 20
jenis gas, diantaranya gas monoksida yang merupakan gas yang sangat
oleh setiap individu untuk bernafas. Selain itu asap rokok mengandung
jutaan zat kimiawi yang sangat beragam, yang dihasilkan dari perubahan
kertas sigaret yang awalnya berwarna putih pucat menjadi warna kuning
(Husaini, 2006:21).
mereka sedang mencari jati dirinya. Dalam masa remaja ini, sering
tiap individu dan juga pergaulan dalam masyarakatnya. ABG (anak baru gede) umumnya
merokok karena sekedar ikut-ikutan orang yang lebih dewasa dari dirinya. Kadang para
ABG ini merokok karena sekedar ikut-ikutan orang yang lebih dewasa darinya.Kadang
para ABG ini merupakan karena sekedar ingin mengikuti trend yang ada di sekitarnya
(Husaini, 2006).
Banyak perokok yang mengaku tidak bisa berhenti merokok karena dapat menenangkan
pikiran. Padahal semakin banyak rokok yang terhisap, perokok akan mengalami berbagai
fungsi yaitu :
kepentingan pribadi.
5. Situasi atau action situasion yaitu situasi yang memberi kemungkinan untuk
merokok.
semata-mata karena karena ingin saja (iseng) agar lebih tenang apalagi waktu
berpacaran, ada yang merasa karena gagah, merasa bebasdan supaya kelihatan
seperti orang dewasa. Sebelum seorang bisa di sebut pria dewasa,maka dia harus
maka dia harus merokok. Merokok akhirnya menjadi jalan yang harus di lewati
seperti itu muncul dalam bentuk penyebutan banci buat anak-anak muda yang
tidak merokok. Selain sebagai jalan menuju dewasa, merokok buat pria menjadi
ciri seorang laki-laki sungguhan dan akhirnya menjadi sarana pergaulan bagi
remaja (Nainggolan,2001).
diantaranya :
melihat orang tua mereka merokok. Remaja yang berasal dari keluarga
2. Pengaruh Teman
muda lainnya.
3. Paktor Kepribadian
4. Pengaruh Iklan
untuk merokok.
teman sebaya, faktor kepribadian dan faktor iklan baik iklan media massa
maupun elektronik.
Diungkapkan oleh Leventhel & Clearly terdapat 4 tahap dalam perilaku merokok
1. Tahap Preparatory
dengan cara mendengar, melihat atau dari hasil bacaan yang menyebabkan minat
untuk merokok.
2. Tahap Innitation
Tahap ini merokok sudah menjadi salah satu bagian dari cara pengaturan diri (self
menyenangkan.
Erickson mengatakan bahwa merokok berkaitan dengan mencari jati diri pada diri remaja
dan fungsi merokok ditunjukkan dengan perasaan yang dialami perokok, seperti perasaan
2. Intensitas Merokok
3. Tempat Merokok
4. Waktu Merokok
Remaja yang merokok di pengaruhi oleh keadaan yang dialaminya pada saat itu,
misalnya ketika sedang berkumpul dengan teman, setelah dimarahi orang tua, dll.
1. Dampak Positif
Merokok menimbulkan dampak positif yang sangat sedikit bagi kesehatan. Perokok
menyebutkan dengan merokok dapat menghasilkan mood positif dan dapat membantu
2. Dampak Negatif
Perilaku merokok menimbulkan dampak negatif yang sangat berpengaruh bagi kesehatan.
Merokok bukanlah penyebab suatu penyakit,tetapi dapat memicu suatu jenis penyakit
sehingga boleh dikatakan merokok tidak menyebabkan kematian, tetapi dapat mendorong
munculnya jenis penyakit yang dapat mengakibatkan kematian. Berbagai jenis penyakit
yang dipicu karena perilaku merokok dimulai dari penyakit di kepala sampai dengan
kesuburan, sakit maag, gondok, gangguan pembuluh darah, penghambat pengeluaran air
seni, serta polusi udara dalam ruangan (sehingga terjadi iritasi mata, hidung dan
tenggorokan).
Rangkuman dari beberapa teori berdasarkan topik penelitian disebut juga kerangka teori.
Kerangka teori yang paling sederhana selalu mengikuti kaidah/aturan input, process, dan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka konsep penelitian
Penjelasan dan gambaran hubungan antara satu konsep dengan konsep lain disebut
pengertian. Maka dari itu, jika konsep ini tidak dapat diamati dan diukur, maka konsep
tersebut harus di jabarkan kedalam beberapa variabel. Dari variabel inilah kita dapat
mengamati dan mengukur konsep. Jadi, dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan
bahwa kerangka konsep penelitian berarti suatu hubungan antar konsep atau variabel
analitik dengan menggunakan studi kasus - control. Untul melihat ada tidaknya faktor
risiko yang terjadi, maka diukur dengan melihat peristiwa masa lampau. (Ariani, 2014).
Hipotesis adalah pernyataan yang kebenarannya masih perlu di uji. Hipotesis juga adalah
juga dengan populasi (Ariani, 2014). Bagian tertentu yang dapat diambil dari suatu
populasi dan akan diteliti secara rinci adalah sampel (Sujarweni, 2015).
Metode pengambilan data dalam penelitian ini dengan melakukan observasi dan
wawancara secara langsung kepada responden peneloti untuk mencari perubahan atau
Data yang diperoleh dalam penelitian kemudian diolah dan dianalisa. Teknik
(Notoatmodjo, 2012)
Kode etik penelitian merupakan pedoman etik yang berlaku pada kegiatan
penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang diteliti (subjek penelitian)
dan masyarakat yang akan memperoleh dampak dari hasil penelitian tersebut
(Notoatmodjo, 2012).