Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut (Tristanti, 2016). Merokok ialah salah satu perilaku yang sangat

merugikan. Bagi pelakunya merokok dapat menyebabkan berbagai macam

penyakit seperti tekanan darah tinggi dan gangguan kerja jantung yang disebabkan

oleh pengaruh bahan-bahan kimia yang terkandung di dalam rokok seperti nikotin

dan tar. Pada keadaan merokok pembuluh darah dibeberapa bagian tubuh akan

mengalami penyempitan, dalam keadaan ini dibutuhkan tekanan yang lebih tinggi

supaya darah dapat mengalir ke alat-alat tubuh dengan jumlah yang tetap. Untuk

itu jantung harus memompa darah lebih kuat, sehingga tekanan pada pembuluh

darah meningkat. Selain itu juga menyebabkan penurunan sensitivitas indra

penciuman dan pengecapan bagi pelakunya.

Menurut marlina 2019. Merokok merupakan suatu fenomenal, artinya

meskipun sudah diketahui dampak negatif rokok, jumlah perokok tetap tinggi.

Data yang dikutip dari berbagai laporan, tahun 2002 WHO menyatakan bahwa

Indonesia berada di urutan ke lima teratas menghabiskan rokok. Berbagai

penelitian ilmiah telah membuktikan bahwa rokok merupakan faktor risiko utama

dari penyakit jantung, kanker, penyakit paru kronik dan diabetes militus, dan

penyakit lainnya yang dapat menyebabkan kematian, begitupun dengan perokok

pasif yang bisa terkena dampak dari asap rokok walaupun tidak menghisap rokok.

1
2

Menurut World health organization (WHO 2011), jumlah perokok di

Indonesia setiap tahun mencapai 400 ribu orang. Dari sekian banyak perokok

remaja yang ada, sebagian besar dari mereka masih duduk di bangku pendidikan.

Hampir sebagian remaja memahami akibat-akibat yang berbahaya dari asap rokok

melalui bungkus rokok. Iklan televisi, surat kabar, ataupun dari sesama teman,

tetapi mereka tidak mencoba menghindar dari perilaku tersebut (Yulianto.E.A

2015). Prevalensi merokok pada remaja usia sekolah atau usia 10-18 tahun

mengalami kenaikan 9,1% (RISKESDAS , 2018).

WHO (2010) dalam Sarwono (2013) adalah antara 10-18 tahun, tetapi

berdasarkan penggolongan umur, masa remaja terbagi menjadi 3 yaitu masa

remaja awal (10-13 tahun), masa remaja tengah (11-16 tahun), masa remaja akhir

(17-19 tahun).

Menurut data yang ada dari WHO (2008) bahwa setiap 6,5 detik satu

orang meninggal karena rokok. Data dari WHO menunjukan bahwa Indonesia

mempunyai jumlah perokok terbanyak didunia setelah China dan India.

Menurut WHO pada tahun 2009 jumlah perokok didunia mencapai 1,1

milyar yang terdiri dari 47% pria, 49% anak-anak dan 12% wanita. Ada dua

jenis rokok yang pertama rokok kretek non filter dan yang kedua dengan

filter.kretek yang non filter orang jawa biasa menyebutnya tingwe (nglinting dewe

yang bearti melinting sendiri untuk diartikan sebagai lintingan tangan)tampa saus

tambahan cengkeh,cerutu,klobot dan lintingan mesin.sedangkan kretek dengan

filterberisi semacamm gabus yang berfungsi menyaring nikotin dari pembakaran

tembakau dan cengkeh.(Depkes,2015).


3

Hasil data survey Badan Pusat Statistik dan Dinas Kesehatan Kota

Palembang. Perokok di Kota Palembang. No Tahun Prevalensi Perokok di

Palembang di tahun 2008 sebesar 10,17% kemudian pada tahun 2009 naik sebesar

13,17% di tahun 2010 naik sebesar 5% menjadi 18,17% di tahun 2011 di

dapatakan hasil sebesar 24,17% sedangkan pada tahun 2012 sebesar 34,17% di

tahun 2013 sebesar 43,17% dan di tahun 2014 terjadi kenaikan yang signifikan

sebesar 58,17% ,Sumber: Survey Badan Pusat Statistik dan Dinas Kesehatan Kota

Palembang 5 Selain prevalensi perokok yang setiap tahun terus meningkat, Dinas

Kesehatan Kota Palembang juga mencatat jumlah penderita penyakit Infeksi

Saluran Pernafasan Akut (ISPA) yang salah satunya disebabkan oleh asap rokok

juga mengalami peningkatan, pada bulan Januari 2013 terdapat 13. 535 orang

dan pada tahun 2014 meningkat menjadi 15. 974 orang. 4 Secara umum faktor

yang menyebabkan prevalensi perokok di Kota Palembang terus meningkat yaitu

dikarenakan perokok beranggapan bahwa, merokok adalah lambang kedewasaan,

percaya diri dan gengsi, obat penghilang kebosanan dan stres. Selain itu karena

adanya rasa ingin tahu, mendapatkan rokok masih sangat mudah, terpengaruh

teman dan lingkungan, serta kurangnya rasa peduli terhadap risiko bahwa

merokok berbahaya bagi kesehatan (Din- Kes, 2015).

Nikotin adalah zat alkaloid yang ada secara natural ditanaman tembakau

nikotin juga didapati pada tanaman- tanaman lain dari famili Solanaceae seperti

tomat, kentang, terong dan merica hijau pada level yang sangat kecil

dibandingpada tembakau nikotin tidak berwarna tetapi segera menjadi coklat

(2017).

Menurut penelitian Trisnowati, dkk 2017. Zat yang berbahaya adalah


4

nikotin, Nikotin merupakan pangkal penyebab seorang ketagihan terhadap rokok,

yang secara farmakologi nikotin ini merupakan produksi enzim Mono Amin

Oksidase (MAO), suatu enzim yang mensupresi dopamine. Dopamine adalah zat

kimia yang mendorong pencarian rasa kesenangan dan kenikmatan merokok

merupakan risiko bagi beberapa penyakit jantung merokok juga dapat

menyebabkan kematian, hingga menjelang 2030 kematian akibat merokok akan

mencapai 10 juta pertahunya dan negara-negara berkembang diperkirakan tidak

kurang 70% kematian yang disebabkan oleh rokok.

Menurut penelitian Trisnowati, dkk 2017. Tahun 2030 juga diperkirakan

orang meninggal akibat merokok 4,4 juta. Indonesia menduduki peringkat ke-3

dengan jumlah perokok terbesar didunia setelah china dan India. jumlah perokok

Indonesia keseluruhan mencapai 146.860.000 dan 13,2 persen dari total remaja di

Indonesia adalah perokok aktif melihat dampak yang di timbulkan akibat

merokok, ini sangat memprihatinkan, di lihat dari usia perokok, yaitu di atas

umur 15 tahun sebesar 28,2% .

Pertiwi mengungkapkan tahun 2018. Lebih dari 40,3 juta anak indonesia

berusia 0-14 tahun meninggal dengan perokok dan terpapar asap rokok. Hampir

80% perokok mulai merokok ketika usianya belum mencapai 19 tahun.

Menurut Riskesdas (2013). Rata-rata rokok yang dihisap per hari per

orang di Indonesia adalah 12,3 batang (setara satu bungkus). Jumlah rerata batang

rokok terbanyak yang dihisap ditemukan di Bangka Belitung (18 batang) dan di

Riau (16-17 batang). Provinsi Sumatera Utara menjadi urutan ke 8 dengan rata-

rata batang rokok yang dihisap penduduk umur ≥10 tahun adalah 15 batang per
5

hari, dengan proporsi perokok tiap hari 24,2%, dan perokok kadang-kadang

4,2% .

Menurut penelitian Indah Riski Hidayati ,dkk 2019. Hasi uji statistik

wilcoxon didapatkan nilai p value = 0,000 (p value ≤ 0,05) artinya ada pengaruh

signifikan antara pengetahuan responden sebelum dan sesudah dilakukan

pendidikan kesehatan di SMA YWKA Palembang.

Menurut Chrismy Maharani Putri Pertiwi,dkk 2018. Analisis bivariat yang

digunakan dengan menggunakan uji Uji T Paired t-Test dalam penelitian ini

pengetahuan p value 0,000 dan sikap p value 0,000 atau p < 0,05 dengan ini

membuktikan ada pengaruh promosi kesehatan terhadap tingkat pengetahuan dan

sikap.

Dengan adanya studi pendahuluan terdahulu mengenai tingkat

pengetahuan dan sikap siswa tengtang bahaya merokok, maka diharapkan

penerpan pendidikan kesehatan terhadap penhgetahuan dan sikap siswa tentang

bahaya merokok dapat memiminimalisir dari dampak bahaya merokok bagi diri

sendiri dan orang lain.

1.2 Tujuan Penelitian

1.2.1 Tujuan Umum

Memperoleh gambaran penerapan Pendidikan Kesehatan Terhadap

Tingkat Pengetahuan siswa Tentang Bahaya Merokok.

1.2.2 Tujuan khusus

Secara khusus tujuan penelian ini :

a. Mengidentifikasi penelitan/artikel Pendidikan Kesehatan Terhadap

Tingkat Pengetahuan siswa Tentang Bahaya Merokok


6

b. Menganalisis hasil penelitian Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat

Pengetahuan siswa Tentang Bahaya Merokok

c. Dirumuskannya rekomendasi hasil penelitian tentang penerapan

Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan siswa Tentang

Bahaya Merokok.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Bagi Saranan Pelayanan Kesehatan hasil penelitian ini dapat digunakan

sebagai dasar pengembangan standar atau pedoman yang digunakan untuk

mengurangi Tingkat mengkomsusi merokok melalui penerapan pendidikan

kesehatan.

b. Dapat digunakan sebagai pedoman kerja bagi perawat khususnya dala

penyuluhan pendidikan kesehatan tentang bahaya merokok

Secara keilmuan hasil penelitian diharapkan dapat memberi manfaat :

a. Evidence Base Nursing Practice penerapan pendidikan kesehatan

terhadap tingkat pengetahuan siswa tentang bahaya merokok.

b. Data dasar bagi pengembangan studi atau penelitian yang

mengembangkan penerapan pendidikan kesehatan terhadap tingkat

pengetahuan siswa tentang bahaya merokok.

Anda mungkin juga menyukai