Disusun oleh :
Ageng Arwidya Octian
2010301126
4 B4
Perilaku merokok adalah suatu aktivitas menghisap asap tembakau yang dibakar
ke dalam tubuh dan menghembuskannya kembali keluar (Amstrong, 1990). Menurut
Sitepoe (2000) perilaku merokok didefinisikan sebagai aktivitas membakar tembakau
yang kemudian dihisap asapnya, baik langsung menggunakan rokok maupun
menggunakan pipa. Asap yang dihisap melalui mulut disebut mainstream smoke,
sedangkan asap rokok yang terbentuk pada ujung rokok yang terbakar serta asap
rokok yang dihembuskan ke udara oleh perokok disebut sidestream smoke.
Sidestream smoke atau asap sidestream mengakibatkan seseorang menjadi perokok
pasif.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
apakah terdapat hubungan kebiasaan merokok dengan fungsi paru pada anak remaja?
C. Tujuan Penelitian
untuk mengetahui kebiasaan merokok pada remaja dengan kapasitas vital dan
untuk memberikan edukasi kepada remaja tentang bahaya nya merokok.
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi remaja
Di harapkan dapat menambah wawasan rmaja tentang dampak merokok bagi
kesehatan paru-paru sehingga tidak mudah untuk terpengaruh merokok dan bagi
yang sudah merokok agar bisa berhenti
b. Bagi orang dewasa
Sebagai masukan bagi orang dewasa tentang bahaya merokok bagi kesehatan
paru-paru sehingga orang tua lebih dapat memperhatikan, menghimbau dan
mengontrol anak-anak remaja
c. Bagi peneliti
Bagi peneliti sendiri dapat memberikan pengalaman yang sangat berharga
mengenai cara dan proses berfikir ilmiah secara praktis, serta menambah
pengetahuan dan penge,bangan diri khususnya di bidang fisioterapi
BAB II
Tinjauan Pustaka
A. Rokok
1. Pengertian rokok
Rokok adalah hasil olahan dari tembakau kering yang terbungkus sehingga
berbentuk seperti cerutu. Sebagian besar rokok mengandung tembakau dan tanaman
nicotiana tabacum, nicotiana rustica dan spesies lainnya atau yang mengandung
nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya. Rokok mengakibatkan
bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat, karena rokok merupakan salah satu
zat adiktif dan perlu dilakukan berbagai upaya pengamanan (H. Kurniasih, et al.
2016)
Rokok adalah salah satu hasil olahan tembakau dengan menggunakan bahan
ataupun tanpa bahan tambahan. Rokok berbentuk silinder dari kertas berukuran
sekitar 120 milimeter dengan diameter sekitar 10 milimeter yang berisi daun-daun
tembakau yang telah dicacah (Nururahman, 2014:77). Konsumsi rokok di sebut
sebagai merokok. Sedangkan Ikhsan (2012) merokok adalah menghisap asap
tembakau yang dibakar ke dalam tubuh dan menghembuskannya kembali keluar.
Definisi perokok menurut WHO untuk sekarang adalah mereka yang merokok setiap
hari untuk jangka waktu minimal 6 bulan selama hidupnya.
2. Kandungan Rokok
Menurut Sugito (2007:41) ada tiga zat utama yang terkandung dalam rokok yaitu
1. Nikotin
2. Tar
Tar diartikan sebagai bahan partikulasi (bahan padat halus yang berukuran lebih
kecil dari debu ) yang turut masuk ke dalam tubuh saat perokok menghisap asap
rokok dari lintingan rokok yang menyala. Setiap partikel tar merupakan komposisi
dari bahan kimia organik dan anorganik. Sebagian besar berupa nitrogen, oksigen,
hydrogen, karbondioksida dan bahan kimia lain yang mudah menguap. Tar
merupakaan bahan kimia yang menyebabkan noda kuning keclokatan pada kuku dan
gigi para perokok. Selain itu tar juga dapat membuat flek pada paru-paru.
Benzopyrene ( senyawapolycynyc aromatic hydrocarbon) adalah salah satu
karsinogen yang terkandung dalam tar.
3. Karbon monoksida
4. Klasifikasi perokok
a. Pengaruh orang tua, menurut Baer & Corado, remaja perokok adalah anak-anak
yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, di mana orang tua tidak begitu
lingkungan rumah tangga yang bahagia. Remaja yang berasal dari keluarga
konservatif akan lebih sulit untuk terlibat dengan rokok maupun obat-obatan
dibandingkan dengan keluarga yang permisif, dan yang paling kuat pengaruhnya
adalah bila orang tua sendiri menjadi figur contoh yaitu perokok berat, maka
banyak didapati pada mereka yang tinggal dengan orang tua tunggal (single
dan demikian sebaliknya. Ada dua kemungkinan yang terjadi dari fakta tersebut,
kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non
perokok.
c. Faktor kepribadian, orang mencoba untuk merokok karena alasan ingintahu atau
ingin melepaskan diri dari rasa sakit dan kebosanan. Satusifat kepribadian yang
remaja seringkali terpicu untuk mengikutiperilaku seperti yang ada dalam iklan
merokok. Hal ini didukung oleh penemuan kadarnikotin dalam darah perokok
jugs dapat memberikan kesan modern danberwibawa, sehingga bagi individu yang
Tiap-tiap segment ini masih terbagi lagi menjadi belahan-belahan yang bernama
lobulus.Diantara lobulus yang satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikat
yang berisi pembuluh-pembuluh darah geteh bening dan saraf-saraf, dalam tiap-tiap
lobulus terdapat sebuah bronkiolus. Di dalam lobulus, bronkiolus ini
bercabang=cabang banyak sekali, cabang-cabang ini disebut duktus alveolus. Tiap-tiap
duktus alveolus berakhir pada alveolus yang diameternya antara 0,2 – 0,3 mm.
3. Fisiologi Paru
Fisiologi ventilasi paru Masuk dan keluarnya udara antara atmosfer dan alveoli
paru. Pergerakan udara ke dalamdan keluar paru disebabkan oleh:
1. Tekanan pleura : tekanan cairan dalam ruang sempit antara pleura paru
danpleuradinding dada. Tekanan pleura normal sekitar -5 cm H2O, yang
merupakan nilai isapyang dibutuhkan untuk mempertahankan paru agar tetap
terbuka sampai nilai istirahatnya. Kemudian selama inspirasi normal,
pengembangan rangka dadaakanmenarik paru ke arah luar dengan kekuatan yang
lebih besar dan menyebabkantekanan menjadi lebih negatif (sekitar -7,5 cm H2O).
2. Tekanan alveolus : tekanan udara di bagian dalam alveoli paru. Ketika glotis
terbukadan tidak ada udara yang mengalir ke dalam atau keluar paru, maka
tekananpadasemua jalan nafas sampai alveoli, semuanya sama dengan tekanan
atmosfer (tekananacuan 0 dalam jalan nafas) yaitu tekanan 0 cm H2O. Agar udara
masuk, tekananalveoli harus sedikit di bawah tekanan atmosfer. Tekanan sedikit ini
(-1 cmH2O)dapat menarik sekitar 0,5 liter udara ke dalam paru selama 2 detik.
Selama ekspirasi, terjadi tekanan yang berlawanan.
3. Tekanan transpulmonal : perbedaan antara tekanan alveoli dan
tekananpadapermukaan luar paru, dan ini adalah nilai daya elastis dalam paru yang
cenderungmengempiskan paru pada setiap pernafasan, yang disebut tekanan daya
lenting paru
Fungsi utama dari paru-paru adalah untuk pertukaran gas antara darah dan
atmosfer. Pertukaran gas tersebut bertujuan untuk menyediakan oksigen bagi
jaringan dan mengeluarkan karbon dioksida. Kebutuhan oksigen dan karbon dioksida
terus berubah sesuai dengan tingkat aktivitas dan metabolisme seseorang, akan tetapi
pernafasan harus tetap dapat berjalan agar pasokan kandungan oksigen dan karbon
dioksida bisa normal (Jayanti, 2013).
4. Kapasitas Vital Paru
Pernapasan adalah menghirup udara dari luar serta menghembuskan udara keluar
dari tubuh. Kapasitas vital paru adalah jumlah udara maksimum yang dapat
dikeluarkan dari paru (kira-kira 4600 ml). Nilai kapasitas vital paru pria dewasa lebih
tinggi 20-25% daripada wanita dewasa.
Pada individu normal, terjadi perubahan nilai fungsi paru secara fisiologis sesuai
dengan perkembangan umur dan pertumbuhan parunya (lung growth). Mulai pada fase
anak hingga kurang lebih umur 22-24 tahun terjadi pertumbuhan paru sehingga pada
waktu tersebut nilai fungsi paru semakin besar bersamaan dengan pertambahan umur.
Peristiwa dalam sikus paru mencakup dua atau lebih nilai volume paru. Kombinasi
ini disebut kapasitas paru, yang dijelaskan sebagai berikut :
1) Kapasitas inspirasi sama dengan volume tidal ditambah volume cadangan
inspirasi. Ini adalah jumlah udara (kira-kira 3.500 ml) yang dapat dihirup oleh
seseorang, dimulai pada tingkat ekspirasi normal dan pengembangan paru sampai
jumlah maksimal.
2) Kapasitas residu fungsional sama dengan volume cadangan ekspirasi ditambah
volume residu. Ini adalah jumlah udara yang tersisa dalam paru pada akhir ekspirasi
normal (kira-kira 2.300 ml).
3) Kapasitas vital sama dengan volume cadangan inspirasi ditambah volume tidal
dan volume cadangan ekspirasi. Ini adalah jumlah udaramaksimum yang dapat
dikeluarkan oleh seseorang dari paru, setelah terlebih dahulu mengisi paru secara
maksimum dan kemudian mengeluarkan sebanyak-banyaknya (kira-kira 4.600 ml).
4) Kapasitas paru total adalah volume maksimum yang dapat mengembangkan
paru sebesar mungkin dengan inspirasi sekuat mungkin (kira-kira 5.800 ml). Jumlah
ini sama dengan kapasitas vital ditambah volume residu (Guyton, 2007)
5. Spirometri
Salah satu metode untuk melakukan pengukuran volume dan kapasitas dinamisparu
adalah dengan spirometri.Tujuannya adalah untuk mengukur efektivitas dan kecepatan
paru dalam mengisi dan mengosongkan udara. Spirometri adalah suatu teknik
pemeriksaan untuk mengetahui fungsi/faal paru, di mana pasien diminta untuk meniup
sekuat-kuatnya melalui suatu alat yang dihubungkan dengan mesin spirometer yang
secara otomatis akan menghitung kekuatan, kecepatan dan volume udara yang
dikeluarkan, sehingga dengan demikian dapat diketahui kondisi faal paru pasien.
Pemeriksaan spirometri digunakan untuk mengetahui adanya gangguan di paru dan
saluran pernapasan.Alat ini sekaligus digunakan untuk mengukur fungsi paru.Pasien
yang dianjutkan untuk melakuakan pemeriksaan ini antara lain pasien yang mengeluh
sesak napas, pemeriksaan berkala bagi pekerja pabrik, penderita PPOK, penyandang
asma, dan perokok. (Baharudin, 2010).
a. Pengukuran Kapasitas Vital Paru
Metode ini dilakukan dengan cara melakukan pengukuran kapasitas vital paru
dengan menggunakan alat Spirometersecara langsung kepada responden. Adapaun
cara pengukuran kapasitas paru pada Siswa yaitu:
1) Tekan tombol power ON pada spirometer.
2) Lakukan kalibrasi untuk menjamin validitas hasil pengukuran.
3) Pilih tombol FVC pada sprirometer.
4) Lakukan inspirasi maksimal.
5) Kemudian lakukan ekspirasi maksimal kedalam spirometer.
6) Hasil pengukuran dapat dilihat pada spirogram yang telah dicetak.
b. Interpretasi Pemeriksaan Spirometri
Interpretasi dari hasil spirometri biasanya langsung dapatdibaca dari print out setelah
hasil yang didapat dibandingkan dengannilai prediksi sesuai dengan tinggi badan,
umur, berat badan, jeniskelamin, dan ras yang datanya telah terlebih dahulu
dimasukkan kedalam spirometer sebelum pemeriksaan dimulai.
Interpretasi Hasil Pemeriksaan Spirometri dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Restriktif (sindrom pembatasan adalah gangguan pengembanganparu.
Parameter yang dilihat adalah Kapasitas Vital (VC) danKapasitas Vital Paksa
(FVC).Biasanya dikatakan restriktif adalahjika Kapasitas Vital Paksa (FVC) < 80%
nilai prediksi.
2. Obstruktif (sindrom penyumbatan) Obstruktif adalah setiap keadaan hambatan
aliran udara karena adanya sumbatan atau penyempitan saluran
napas.Sindrompenyumbatan ini terjadi apabila kapasitas ventilasi menurun
akibatmenyempitnya saluran udara pernafasan. Biasanya ditandai dengan terjadi
penurunan FEV1 yang lebih besar dibandingkan dengan FVC sehingga rasio
FEV1/FVC kurang dari 80%. Pengetahuan mengenai faal paru seseorang penderita
penyakitparu amat penting untuk mengetahui tingkat invaliditas pernapasan,
disamping itu juga penting untuk program pengobatan selanjutnya dan kepentingan
rehabilitasi. Pemeriksaan faal paru merupakan suatu pemeriksaan yang lebih peka
untuk mengetahui perubahan patologidari saluran napas dibanding dengan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan radiologik.
1. Jenis pernapasan
a. Pernapasan dada terjadi akibat dari kontraksi dan relaksasi otot karena tulang
rusuk dan tulang dada. Dimana, untuk mekanisme inspirasi dan ekspirasinya antara
lain sebagai berikut :
Inspirasi (inhalasi), otot antara tulang rusuk berkontraksi, rongga dada
mengembang, volume paru-paru membesar dan tekanan mengecil sehingga udara dari
luar masuk ke dalam paru-paru agar tekanan dalam paru-paru dan udara luar sama.
Ekspirasi (ekshalasi), otot antara tulang rusuk relaksasi, rongga dada mengempis
kembali ke semula, tekanan dalam paru-paru membesar, volume paru-paru mengecil,
hal ini menyebabkan tekanan udara dalam paru-paru lebih besar dibandingkan tekanan
udara luar sehingga udara keluar.
b. Pernapasan perut terjadi akibat kontraksi dan relaksasi diafragma dan otot perut.
Adapun untuk mekanisme inspirasi dan ekspirasi pada pernapasan perut adalah
sebagai berikut :
Inspirasi (inhalasi), otot perut berkontraksi, diafragma mendatar, rongga dada
membesar, tekanan dalam paru-paru mengembang, volume paru-paru membesar,
udara dari luar masuk ke dalam.
Ekspirasi (ekshalasi), otot perut relaksasi, diafragma melengkung rongga dada
mengecil, paru-paru mengempis tekanan besar, volume mengecil dan udara keluar.
KERANGKA TEORI
MEROKOK
1.Pengaruh
orang tua
3.Berat
Pengetahuan
mengenai Perubahan
bahaya merokok prilaku
D. Hipotesis
Untuk mengetahui kapasitas paru bagi remaja perokok
Hubungan antara kebiasaan merokok dengan fungsi paru remaja
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
B. Variabel penelitian
Variabel penelitian ini menggunakan :
-Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah daya tahan cardiorespiratory. Daya tahan
cardirespiratory menjadi variabel terikat, karena jika kapasitas vital paru-paru baik
maka daya tahan cardiorespiratory juga baik.
- Variabel bebas
Dan dalam penelitian di variabel bebas ini adalah kapasitas vital paru
C. Definisi operational penelitian
Seseorang(remaja) saat melakukan aktivitas sedikit melelahkan sambil merokok.
Definisi operasional variabel penelitian yaitu sebuah definisi berdasarkan pada
karakteristik yang dapat diobservasi dari apapun yang didefinisikan atau mengubah
konsep dengan kata-kata yang menguraikan perilaku yang dapat diamati dan dapat
diuji serta ditentukan kebenarannya oleh seseorang (2016:5).
Dalam variabel terikat yaitu cardiorespiratory
Daya tahan cardiorespiratory menurut Menurut Suharto (1997:5) menyatakan bahwa,
“daya tahan kardiorespirasi adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan
sistem jantung,pernafasan dan peredaran darahnya, secara efektif dan efisien dalam
menjalankan kerja terus menerus, yang melibatkan kontraksi otot-otot besar dengan
intensitas tinggi dalam waktu yang cukup lama”. Dalam penelitian ini daya tahan
cardiorespiratory yang dimaksud adalah kemampuan
1. Populasi
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang
lingkup dan waktu yang telah ditentukan. Zuriah ( 2009 : 116). Populasi dalam
penelitian ini adalah remaja SMA Negeri 6 Yogyakarta
2. Sampel
E. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA NEGERI 6 YOGYAKARTA
F. Waktu penelitian
Penelitian dilkukan dalam 3 hari pada bulan Oktober
G. Etika penelitian
Menurut Hidayat (2014), etika penelitian diperlukan untuk menghindari terjadinya
tindakan yang tidak etis dalam melakukan penelitian, maka dilakukan prinsip-prinsip
sebagai berikut (Hidayat, 2014) :
1. Lembar Persetujuan (Informed consent) Lembar persetujuan berisi penjelasan
mengenai penelitian yang dilakukan, tujuan penelitian, tata cara penelitian, manfaat
yang diperoleh responden, dan resiko yang mungkin terjadi. Pernyataan dalam lembar
persetujuan jelas dan mudah dipahami sehingga responden tahu bagaimana penelitian
ini dijalankan. Untuk responden yang bersedia maka mengisi dan menandatangani
lembar persetujuan secara sukarela.
2. Anonimitas Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak mencantumkan nama
responden, tetapi lembar tersebut hanya diberi kode.
3. Confidentiality (Kerahasiaan) Confidentiality yaitu tidak akan menginformasikan
data dan hasil penelitian berdasarkan data individual, namun data dilaporkan
berdasarkan kelompok.
4. Sukarela Peneliti bersifat sukarela dan tidak ada unsur paksaan atau tekanan
secara langsung maupun tidak langsung dari peneliti kepada calon responden atau
sampel yang akan diteliti
2. Microtoice
3. Balance
Analisa Data
Berdaarkan kategori perokok terhadap fungsi paru pada sisa SMA NEGERI 6
YOGYAKARTA, di dapatkan hasil uji fisher’ exact dengan nilai p=0,015 yang
menunjukkan p<0,05 dan OR 3500 kali risikolebih besar untuk mengalami
gangguan fungsi paru.