Latar Belakang
Menurut Fauziah et al (2019), merokok merupakan salah satu zat adiktif yang
mengakibatkan bahaya bagi kesehatan yang kebanyakan diminati oleh para lelaki.
Sedangkan rokok adalah hasil olahan tembakau yang terbungkus, dihasilkan dari
tanaman nicotiana tabacum, nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintesis yang
mengandung nikotin dan tar dengan bahan tambahan. Nikotin adalah zat alkaloid yang
berada di dalam tanaman tembakau, zat tersebut dapat menguap serta dapat dimurnikan
melalui cara penyulingan uap yang dibasakan (Hidayati, 2019).
Masa remaja merupakan masa peralihan sifat maupun perubahan bentuk tubuh. Remaja
pria akan mengalami perubahan yang sangat tampak pada suara dan itu merupakan
perubahan fisik yang sangat khas bagi pria. Menurut The Health Resources and Services
Administrasions Guidelnes Amerika Serikat, rentang usia remaja dimulai usia 11 sampai
21 tahun. Masa remaja merupakan masa ketika seseorang mengalami perubahan
psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menuju dewasa. Emosi yang tidak
stabil dimana adanya sifat yang menentang, kegelisahan, senag untuk bereksperimen,
serta senang bereksplorasi. Remaja yang senang dalam bereksplorasi selalu ingin
mencoba sesuatu yang baru seperti kebiasaan merokok (Hidayati, 2019).
Secara umum terdapat tiga fase klinik dalam kecanduan konsumsi tembakau atntara lain
menciba, kadang-kadang menggunakan, dan menggunakan setiap hari. Adapun bebraoa
factor yang data memengaruhi perilaku menrokok bagi remaja misalnya factor psikologi
Berupa lambang kedewasaan, percaya diri, gengsi, kebosanan dan stress, factor biologi
dan factor lingkungan seperti karena adanya terpengaruh oleh teman sebaya. Fakrtor
terbesar dari kebiasaan merokok pada remaja adalah factor sosial atau lingkungan. Tekait
hal itu telah diketahui bnahwa karakter seseorang banyak dibentuk oleh lingungan
sekitar, baik keluarga, tetangga, ataupum teman pergaulan (Munir, 2019).
Menurut Wulandari (2014 dalam Filjanatin dan Iroma, 2020) perilaku merokok memiliki
dampak negative yang biasanya terjadi pada beberapa tahun setelah orang tersebut
merokok aktif, seperti kanker paru-paru. Namun, perlu diketahui bahwa terdapat
beberapa efek jangka pendek yang terjadi cukup cepat. Contoh efek jangka pendek yang
dialami yaitu tingkat denyut jantung perokok dua atau tiga kali lebih cepat dari tingkat
denyut jantung bukan perokok. Penelitian lain menyebutkan bahwa hal ini merupakan
tanda awal penyakit jantung dan stroke. Merokok juga dapat menyebabkan penurunan
fungsi paru-paru. Sedangkan efek jangka Panjang bagi perokok yaitu terkena penyakit
jantung coroner.
Menurut Stuart (dalam Nurmala et al., 2018), pendidikan kesehatan adalah suatu upaya
terencana yang bertujuan memodifikasi sudut pandang, sikap maupun perilaku suatu
individu, kelompok maupun masyarakat ke arah pola hidup yang lebih sehat, melalui
proses promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Pendidikan kesehatan dapat dijadikan
sebagai salah satu usaha untuk membantu individu meningkatkan kemampuan dalam hal
tingkat pengetahuan dapat diperoleh dari pendidikan, pengalaman diri maupun orang
lain, media massa, lingkungan. Peningkatan pengetahuan ini karena adanya pemberian
informasi, dimana di dalamnya terdapat proses belajar (Ali & Harismayanti, 2018).
Berdasarkan latar belakang dan data-data di atas penulis ingin melakukan studi kasus
dengan memberikan asuhan keperawatan keluarga melalui pelaksanaan pendidikan
kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap terhadap bahaya merokok pada
remaja.