ABSTRAK
Kebiasaan merokok pada anak usia sekolah di Indonesia sering terlihat pada siswa
SMA, karena pada usia ini merupakan suatu masa peralihan antara masa kanak-
kanak menuju masa dewasa. World Health Organization (WHO) menyatakan
bahwa rokok menyebabkan masalah kesehatan yang fatal yang menjadi penyebab
kematian kurang lebih 6 juta orang pertahun. Pendidikan kesehatan dilakukan
untuk memepngaruhi pengetahuan dan sikap siswa SMA tentang bahaya merokok.
Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
pengetahuan dan sikap siswa tentang bahaya merokok di sekolah SMA YWKA di
Palembang tahun 2019. Penelitian ini menggunakan desain one group pre test–
post test design without control group. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 105
responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling,
instrument penelitian ini menggunakan lembar kuesioner. Hasil penelitian
diperoleh median pengetahuan tentang bahaya merokok sebelum diberikan
pendidikan kesehatan sebesar 73,00, dan standar deviasi 6,596. Median
pengetahuan tentang bahaya merokok setelah diberikan pendidikan kesehatan
sebesar 93,00, dan standar deviasi 5,507. Median sikap tentang bahaya merokok
sebelum diberikan pendidikan kesehatan sebesar 70,00, dan standar deviasi 6,734.
Median sikap tentang bahaya merokok setelah diberikan pendidikan kesehatan
sebesar 90,00, dan standar deviasi 7,407. Ada pengaruh sebelum dan setelah
dilakukan pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan tentang bahaya merokok di
sekolah SMA YWKA di Palembang tahun 2019 (ρ=0,000) dan Ada pengaruh
sebelum dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan terhadap sikap tentang
bahaya merokok di sekolah SMA YWKA di Palembang tahun 2019 (ρ=0,000).
Berdasarkan hasil disarankan hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan
pengetahuan untuk memberikan pendidikan kesehatan bagi siswa tentang bahaya
merokok. Baik bagi pihak sekolah maupun siswa.
125
I.R. Hidayati; D. Pujiana & M. Fadillah/Jurnal Kesehatan 12 (2) 2019, 125-135
ABSTRACT
Smoking behavior at earlir age is displayed by senior high school students since it
is a traditional age from child to young adault. WHO states that smoking has
caused fatal health problems which cause approximately six millions deaths per
year. Objective : This study aims at finding out the effect of health education
toward students’ knowledge and attitude on hazard of smoking at YWKA senior
high school of palembang in 2019. Methods of Study is a one group pre test–post
test design without control group with 105respondence which werechosen using
accidential sampling. Futhermore, the data collected using a quistionnair. The
resault show that median scores of knoeledge on hazard of smoking before
education was 70,00 (SD 6,734) and after education was 93,00(SD 5,507). The
resault also indicate of medium scores of attitude on hazard smoking before
education was 73,00(SD 6,596) and after education was 90,00(SD7,407).
Conclusions : it is concluded there were effect of education toward and knowledge
on hazard of smoking (ρ=0,000) and toward attitude on hazard on smoking
(ρ=0,000). Based on the resault, it is expeted that the resault can be an additional
material for health education for school.
126
I.R. Hidayati; D. Pujiana & M. Fadillah/Jurnal Kesehatan 12 (2) 2019, 125-135
2017). Masa remaja merupakan suatu Jateng Pabar Kalbar Sumut Kepri NTT
masa ketika individu mengalami Kaltara Sultra Kaltim Sulsel Papua Sulbar
perkembangan psikologis dan pola Jambi Kalsel DIY Bali di tahun 2013
identifikasi dari kanak-kanak menuju sampai 2018 rokok dihisap setiap hari dan
dewasa. Ketidak stabilan emosi, adanya kadang-kadang. RISKESDAS 2013,
sikap mnentang, kegelisahan, senang Prevalensi nasional: 29.3% RISKESDAS
bereksperimentasi, senag bereksplorasi, 2018 Prevalensi nasional : 32.8% Jumlah
mempunyai banyak khayalan (Gunarsa, perokok di seluruh dunia kini mencapai
2014). Remaja yang suka 1,2 milyar orang dan 800 juta diantaranya
bereksperimentasi selalu ingin mencoba- berada di negara berkembang. Jumlah
coba akan memebentuk sebuah perilaku perokok terbesar di dunia Cina dan India
seperti perilaku merokok. kemudian Indonesia merupakan negara
Kebiasaan merokok pada anak usia ketiga dengan perokok berat. Berdasarkan
sekolah di Indonesia sering terlihat pada Riskesdas tahun 2013 rata-rata perokok
siswa SMA, karena pada usia ini saat ini di Indonesia adalah 29,3%.
merupakan suatu masa peralihan antara Proporsi perokok saat ini terbanyak di
masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Kepulauan Riau dengan perokok setiap
Masa remaja termasuk masa yang sangat hari 27,2%. Berdasarkan hasil GATS
menentukan karena pada masa ini anak- 2011 dan Riskesdas 2013 proporsi
anak mengalami banyak perubahan pada perokok laki-laki 67,0% tahun 2011,
aspek psikis dan fisiknya. Terjadinya menjadi 64,9% tahun 2013. Demikian
perubahan kejiwaan menimbulkan halnya perokok perempuan yang menurut
kebingungan di kalangan remaja, sehingga GATS adalah 2,7% tahun 2011 dan 2,1%.
mereka mengalami penuh gejolak emosi Sedangkan untuk rata-rata jumlah batang
dan tekanan jiwa sehingga mudah rokok yang dihisap penduduk umur diatas
menyimpang dari aturan dan norma- 10 tahun di Riau sebanyak 16,5% tahun
norma sosial yang berlaku di kalangan 2013 (Departemen Kesehatan Republik
masyarakat. Di Jakarta, sekitar 70,7% Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar
remaja memiliki pengetahuan yang rendah Indonesia, 2013).
tentang rokok dan menunjukkan adanya Persentase penduduk umur 10
hubungan antara pengetahuan dengan tahun ke atas yang merokok tiap hari
perilaku merokok (Fattah, 2013). 25,4%. Hampir separuh (48,4%)
Dampak dari merokok menjadi penduduk laki-laki umur 10 tahun ke atas
salah satu masalah kesehatan terbesar di merupakan perokok tiap hari.Di Provinsi
dunia. World Health Organization (WHO) Sumatera Selatan prevalensi perokok saat
menyatakan bahwa rokok menyebabkan ini 31,7% dengan rerata jumlah rokok
masalah kesehatan yang fatal yang yang dihisap 12 batang per hari.
menjadi penyebab kematian kurang lebih Persentase tertinggi usia pertama kali
6 juta orang pertahun. Risiko kematian merokok terdapat pada kelompok usia 15-
akibat rokok pada perokok aktif lebih 19 tahun (34,1%), disusul usia 10-14
tinggi dibandingkan dengan perokok pasif tahun (10,6%). Analisis juga
(World Health Organization, 2016). menunjukkan 88,1% perokok merokok di
Hasil dari Riset Kesehatan Dasar dalam rumah ketika bersama anggota
DepKes penduduk umur ≥10 tahun rumah tangga lain. Menurut kelompok
menurut provinsi, Jabar Gorontalo umur, pada umumnya jenis rokok yang
Lampung Bengkulu Banten Sulteng diminati adalah kretek dengan filter,
Sumbar NTB Malut Sulut Sumsel Kalteng kecuali pada kelompok umur 55 tahun ke
Riau Babel DKI Maluku Aceh Jatim atas kretek tanpa filter merupakan
127
I.R. Hidayati; D. Pujiana & M. Fadillah/Jurnal Kesehatan 12 (2) 2019, 125-135
pilihannya. Perokok yang masih remaja merokok berbahaya bagi kesehatan (Din-
memiliki status kesehatan yang buruk bila Kes, 2015).
dibandingkana dengan remaja yang tidak Berdasarkan studi pendahuluan
merokok merokok sama sekali. Berikut ini pada tanggal 08 Februari 2019 melalui
paling sering dialami oleh pengguna menyebarkan kuisioner kepada siswa
rokok sebagai berikut sakit kepala, kelas XI IPS yang berjumlah 105 siswa,
kemudian sakit dibagian punggung yang terdapat 58 siswa laki-laki yang merokok.
sering sekali muncul. Selain itu rokok Sekolah tersebut juga belum pernah
juga telah menjadi salah satu penyebab mendapatkan pendidikan kesehatan
kematian terbesar di dunia. Adapun khusus tentang merokok baik dari institusi
penyebab kematian utama para perokok kesehatan.
tersebut adalah kanker, penyakit jantung, Pendidikan kesehatan dapat
paru-paru, dan stroke (Saryono, 2014) dilakukan dengan metode dan media yang
Hasil data survey Badan Pusat berbeda-beda (Notoadmojo, 2012). Media
Statistik dan Dinas Kesehatan Kota digunakan untuk mempermudah
Palembang. Perokok di Kota Palembang. penyampaian pesan kepada target
No Tahun Prevalensi Perokok di pendidikan. Salah satu media yang sering
Palembang di tahun 2008 sebesar 10,17% digunakan yakni media leaflet dan poster.
kemudian pada tahun 2009 naik sebesar Pada media leaflet dan poster ini dapat
13,17% di tahun 2010 naik sebesar 5% menampilkan gambar-gambar yang
menjadi 18,17% di tahun 2011 di menarik, lebih lengkap, lebih praktis
dapatakan hasil sebesar 24,17% untuk dibawa, mudah dipelajari dimana
sedangkan pada tahun 2012 sebesar saja dan juga tidak memerlukan arus
34,17% di tahun 2013 sebesar 43,17% listrik yang kadang menjadi kendala
dan di tahun 2014 terjadi kenaikan yang pendidikan kesehatan dengan media slide
signifikan sebesar 58,17% ,Sumber: (Notoadmojo, 2012).
Survey Badan Pusat Statistik dan Dinas Berdasarkan latar belakang dan
Kesehatan Kota Palembang 5 Selain data-data diatas penulis / peneliti tertarik
prevalensi perokok yang setiap tahun terus meneliti apakah ada pengaruh pendidikan
meningkat, Dinas Kesehatan Kota kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap
Palembang juga mencatat jumlah siswa tentang bahaya merokok di sekolah
penderita penyakit Infeksi Saluran SMA YWKA di Palembang.
Pernafasan Akut (ISPA) yang salah
satunya disebabkan oleh asap rokok juga METODE PENELITIAN
mengalami peningkatan, pada bulan
Januari 2013 terdapat 13. 535 orang dan Penelitian ini menggunakan
pada tahun 2014 meningkat menjadi 15. pendekatan pra-eksperimen dengan
974 orang. 4 Secara umum faktor yang rancangan (one group pre-post test)
menyebabkan prevalensi perokok di Kota (Arikunto, 2013). Tipe penelitian ini
Palembang terus meningkat yaitu adalah menggunakan perbedaan antara
dikarenakan perokok beranggapan bahwa, sebab akibat dengan cara melibatkan satu
merokok adalah lambang kedewasaan, kelompok subjek. Kelompok subjek
percaya diri dan gengsi, obat penghilang sebelum dilakukan pendidikan kesehatan
kebosanan dan stres. Selain itu karena tentang bahaya merokok terlebih dahulu
adanya rasa ingin tahu, mendapatkan dilakukan pre-test, kemudian setelah
rokok masih sangat mudah, terpengaruh diberikan pendidikan kesehatan dilakukan
teman dan lingkungan, serta kurangnya post-test untuk mengukur kembali
rasa peduli terhadap risiko bahwa pengetahuan dan sikap remaja tentang
128
I.R. Hidayati; D. Pujiana & M. Fadillah/Jurnal Kesehatan 12 (2) 2019, 125-135
129
I.R. Hidayati; D. Pujiana & M. Fadillah/Jurnal Kesehatan 12 (2) 2019, 125-135
130
I.R. Hidayati; D. Pujiana & M. Fadillah/Jurnal Kesehatan 12 (2) 2019, 125-135
(2013), hasil penelitian nilai rata-rata penerapan kawasan tanpa rokok di SMP N
sikap kelompok control nilai pre test 1 Kota Medan tahun 2012, diketahui
sebesar 40,94 dan berubah menjadi 41,55. bahwa hasil uji statistik kai kuadrat dari
Berdasarkan hasil pengujian dikatahui penelitian tersebut diperoleh p value 0,009
terdapat perbedaan yang bermakna pada (p value ≤ 0,05), artinya ada pengaruh
sikap responden. yang signifikan antara sikap terhadap
Berdasarkan dari rata-rata sikap partisipasi dalam penerapan kawasan
sebelum dilakukan pendidikan kesehatan tanpa rokok.
masih rendah, hal ini karena siswa belum Berdasarkan dari nilai rat-rata sikap
pernah mendaptakan informasi tentang setelah dilakukan pendidikan kesehatan,
bahaya merokok sehingga responden bahwa pendidikan kesehatan
percaya yang dilakukan oleh mereka mempengaruhi sikap responden untuk
sudah benar dan tidak merugikan bagi menjadi lebih positif. Kepercayaan yang
kehidupan mereka. Adapun rata-rata diberikan responden kepada peneliti
responden adalah laki-laki, sikap sangat dalam pemberian pendidikan kesehatan
berpengaruh pada tingkat emosional dengan menggunakan leaflet, power point
seorang laki-laki yang mempunyai dan clipt chat dapat menarik perhatian
kecenderungan untuk bertindak responden sehingga mereka bersemangat
melakukan sesuatu hal seperti merokok dalam mengikuti paparan materi yang
dan rata-rata siswa pernah merokok diberikan oleh peneliti dan memberikan
sehingga menimbulkan reaksi yang suatu tnggapan positif terhadap materi
negatif terhadap kuesioner yang diberikan. yang diberikan.
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat
bahwa dari 105 responden, median sikap Perbedaan Pengetahuan Sebelum dan
responden sesudah pendidikan kesehatan Sesudah Pendidikan Kesehatan
adalah 90,00 dan nilai maximum Tentang Bahaya Merokok
responden sebesar 100 dengan nilai
minimum sebesar 65 serta nilai confidence Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat
interval 86,04-88,91. bahwa median pengetahuan siswa
Penelitian ini sejalan dengan teori sebelum pendidikan kesehatan adalah
yang dikemukakan oleh Nyswander 70,21 dengan median 73,00 dan standar
(2010), pendidikan kesehatan merupakan deviasi 6,596 setelah dilakukan
suatu proses pada diri manusia yang ada pendidikan kesehatan nilai median
hubungannya dengan tujuan kesehatan pengetahuan siswa meningkat yaitu 93,00
baik perorangan maupun pada dan standar deviasi 5,507. Hasi uji
masyarakat. Responden dalam penelitian statistik wilcoxon didapatkan nilai p value
ini adalah anak-anak sekolah (14-18 = 0,000 (p value< 0,05) artinya ada
tahun). Menurut Notoadmodjo (2012), pengaruh signifikan antara pengetahuan
murid atau anak didik merupakan bibit responden sebelum dan sesudah dilakukan
generasi bangsa yang masih muda pendidikan kesehatan di SMA YWKA
menerima, melaksankan, dan Palembang.
mengembangkan ilmu pengetahuan.
Penelitian ini sejalan dengan Tabel 3.
penelitian yang dilakukan oleh Christina Perbedaan Pengetahuan Sebelum Dan
(2012), yang berjudul pengaruh Sesudah Pendidikan Kesehatan
Variabel Median SD p-value
pengetahuan dan sikap guru dan siswa Pengetahun 73,00 6,596
tentang rokok dan kebijakan kawasan sebelum
0,000
tanpa rokok terhadap partisipasi dalam Pengetahun 93,00 5,507
sesudah
131
I.R. Hidayati; D. Pujiana & M. Fadillah/Jurnal Kesehatan 12 (2) 2019, 125-135
132
I.R. Hidayati; D. Pujiana & M. Fadillah/Jurnal Kesehatan 12 (2) 2019, 125-135
133
I.R. Hidayati; D. Pujiana & M. Fadillah/Jurnal Kesehatan 12 (2) 2019, 125-135
penelitian ini dapat dijadikan rekomendasi dengan leaflet. Disarankan kepada peneliti
bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan selanjutnya menggunakan media lain
penelitian, khususnya untuk penelitian seperti video dan power point. Selain itu
tentang bahaya merokok, baik melalui diharapkan pihak sekolah dapat
metode penelitian kualitatif ataupun mengadakan penyuluhan rutin mengenai
kuantitatif. Media yang digunakan peneliti bahaya merokok untuk menambah
leaflet dan poster tetapi poster tidak lebih pengetahuan siswa tentang bahaya
efektif digunakan karena responden fokus merokok.
DAFTARPUSTAKA
134
I.R. Hidayati; D. Pujiana & M. Fadillah/Jurnal Kesehatan 12 (2) 2019, 125-135
135