Anda di halaman 1dari 5

Disusun Oleh:

NAMA : Naufal Ali Rahman


NIM : 43313440118028

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIPLOMA III


STIKes HORIZON KARAWANG
Jln. Pangkal Perjuangan Km1 By Pass Karawang 41316
KARAWANG, 2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut WHO (2015), remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10 hingga
19 tahun. Masa ini merupakan periode persiapan menuju masa dewasa yang
akan melewati beberapa tahapan perkembangan dalam hidup. Selain
kematangan fisik, psikologis, dan seksual, remaja juga mengalami tahapan
menuju kemandirian sosial dan ekonomi, membangun identitas, akuisisi
kemampuan (skill) untuk kehidupan masa dewasa serta kemampuan
bernegosiasi (abstract reasoning). Usia remaja adalah masa kritis dalam
pertumbuhan dan perkembangan manusia, dilihat dari terjadinya perubahan
psikologis remaja yaitu emosi yang tidak stabil Ketika menghadapi sesuatu
dan timbul rasa penasaran sehingga rentan untuk mengadopsi perilaku
lingkungan sosial seperti perilaku merokok.

Bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh telah dirasakan banyak orang dan
efek-efek yang ditimbulkan pun sudah diketahui dengan jelas. Banyak
penelitian membuktikan kebiasaan merokok menyebabkan timbulnya
berbagai penyakit dalam tubuh, seperti penyakit jantung dan gangguan
pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring,
tekanan darah tinggi, impotensi serta gangguan kehamilan dan cacat janin.
Bahaya rokok juga bukan hanya ditunjukan bagi para perokok (perokok aktif)
tetapi juga bagi orang - orang yang bukan perokok menghirup asap rokok
yang berada disekitar perokok (perokok pasif) dan justru efek yang diterima
dari perokok pasif akan jauh lebih berbahaya dari perokok aktif.

Menurut Data World Health Orgaization (WHO) tahun 2012 telah


menempatkan Indonesia sebagai pasar rokok tertinggi ketiga dunia setelah
Cina dan India. Sedangkan di inggris menunjukan bahwa 50% para perokok
yang merokok sejak remaja meninggal akibat penyakit-penyakit yang
berhubungan kebiasaan merokok, dan beresiko tinggi untuk terkena kanker
hati dan paru-paru, bronkitis kronis, gangguan pernafasan kerusakan karena
luka bakar. Prevalensi perokok Aktif pada Laki-laki dewasa di Indonesia
bahkan yang paling tinggi (68,8%), di dunia lebih dari 469.000 anak-anak
(berusia 10-14 tahun) dan 53.248.000 orang dewasa (berusia 15 + tahun)
terus menggunakan tembakau setiap hari.

Berdasarkan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) tahun


2016 mengungkapkan lebih dari sepertiga penduduk indonesia memiliki
pravelensi perokok data tertinggi sebanyak 66% pada remaja, di tahun 2004
turun sejumlah 20,3% pada laki laki 36%, dan perempuan 4,3 %, dan di tahun
2015 perokok laki-laki meningkat 67% dan perokok perempuan turun
menjadi 3%. Menurut data kasus perilaku merokok untuk wilayah Sumatera
yang menempati urutan pertama yaitu Provinsi Bangka Belitung, sedangkan
untuk Sumatera bagian Selatan menduduki urutan Kedua setelah provinsi
Bengkulu untuk kasus perilaku merokok pada anak yang terjadi di sekolah.

Provinsi Jawa Barat adalah provinsi kedua dengan jumlah perokok terbanyak
di Indonesia. Proporsi penduduk usia di atas 10 tahun yang merokok setiap
hari sebanyak 27,1% di provinsi Jawa Barat. Sebanyak 50% usia mulai
merokok terdapat pada usia 15–19 tahun di provinsi Jawa Barat. (Riskesdas,
2018)

Dari Hasil penelitian pada tanggal 06 desember 2021 di SMP Tlagasari


dengan metode mewawancarai siswa kelas 9 atau kelas 3 SMP didapatkan 7
siswa (70%) berperilaku meroko dan dan 4 siswa mengaku tidak meroko.
Berbagai alasan di ungkapkan perilaku meroko mereka ada yang beralasan
coba-coba hingga menjadi ketagihan, ikut-ikutan temennya dan ada juga yang
hanya ingin terlihat gaul saat nongkrong. Berdasarkan surve yang di lakukan
penelitian dengan mewawancarai Guru SMP Tlagasari mengatakan bahwa
para guru sering menemukan putung rokok di kamar madi siswa,
kemungkinan mereka meroko di jam istirahat. Dan sekolah sudah membuat
peraturan yang berisi larang keras perilaku meroko siswa dengan memberi
hukuman - hukuman yang dirasa sudah cukup tegas.

Dari hasil penelitian Dinamika perilaku merokok remaja dimulai dari


penasaran hingga cobacoba, rata-rata remaja mulai mencoba rokok sejak usia
10 tahun pada tingkat sekolah dasar. Perilaku merokok dijalani bersama
teman-teman di jalan, warung, gardu tempat nongkrong, di depan rumah dan
juga di sekolah. Perilaku merokok sudah tidak asing lagi bagi remaja yang
berada di lingkungan terpapar rokok, sehingga mempengaruhi terjadinya
perilaku merokok pada anak usia muda. Adapum Faktor yang mempengaruhi
remaja merokok yakni sikap dan perilaku remaja terhadap sesuatu hal yang
baru, norma subjektif yang mempengaruhi persepsi remaja untuk mengikuti
perilaku tersebut, kemudian persepsi kontrol perilaku pada remaja dan orang
sekitarnya. (Mulyani 2015)

Perilaku meroko dimasa pandemi ini dipandang sebagai kebiasaan yang


sudah banyak dilakukan dan menjadi wajar untuk dilakukan terutama
dikalangan remaja Indonesia. Ditengah pandemi ini meroko merupakan
kebiasaan yang sangat berbahaya karena bisa memperburuk system kerja
paru-paru dan membuat paru-paru menjadi lebih lemah untuk
beroprasi.kondisi tersebut dapat menurunkan fungsi paru-paru untuk
memngambil oksigen dari udara.hal ini dapat melemahkan system imun
sehingga tubuh sulit untuk melawan virusyang masuk. (Kemenkes 2018)

Penulis tertarik untuk mengambil Proposal yang berjudul “Perilaku Meroko


Pada Anak Usia Sekolah” karena anak uisa sekolah sekarang sudah
mengetahui pergaulan luar dan angka perilaku meroko pada usia sekolah
setiap tahunnya selalu bertambah.
B. Rumusan masalah
Perilaku meroko adalah aktivitas menghirup, menghisap roko melalui mulut
dengan mengeluarkan asap roko menggunakan pipa atau rokok. Perilaku
rokok yang dapat diamati secara objektif dapat yang dilakukan oleh orang
dewasa, remaja sekolah,bahkan anak-anak sekolah melakukan prilaku
merokok .
C. Tujuan Peneliti
Berdasarkan rumusan masalah yang telah di uraikan, maka tujuan akhir dari
penelitian adalah mengetahui gambaran umum perilaku meroko pada anak
usia sekolah kelas X di SMP Tlagasari Karawang tahun 2021.
D. Manfaat peneliti
1. Manfaat teoritis
Menambah keilmuan mengenai perilaku meroko pada anak usia sekolah
kelas X di SMP Tlagasari karawang.
2. Manfaat bagi siswa
Siswa mengetahui kerugian dari merokok.

Anda mungkin juga menyukai