PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
Ferdi Satya Putra Pratama
NIM 20010043
B. IDENTIFIKASI
2.1 CV Peneliti
C. PROTOKOL PENELITIAN
3.1 Ringkasan
Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan
dari satu tahap ketahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat
pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah. Remaja adalah tahap dimana masih
mencari jati diri mereka, mereka masih ingin mencoba hal–hal baru dan mudah terpengaruh
terhadap lingkungan yang mereka tinggali. Masa remaja termasuk masa yang sangat
menentukan karena pada masa ini anak anak mengalami banyak perubahan pada aspek
psikis dan fisiknya. Terlihat remaja yang merokok di lingkungan masyarakat dimana
situasi seperti itu sangat memprihatinkan, disamping itu masyarakat tidak pernah
menuntut remaja untuk merokok. Namun secara tidak langsung remaja meniru
perilaku merokok dari masyarakat disekitar mereka. Perilaku merokok pada remaja
memberikan gambaran keseluruhan epidemiologi kesehatan penggunaan produk tembakau.
Pengendalian tembakau dalam bentuk framework convention on tobacco control (FCTC).
Selain itu strategi monitor, protect, offer, warn, enforce and raise (MPOWER) menjadi
komitmen dalam menerapkan kebijakan pengendalian tembakau di tingkat global. Rokok
merupakan salah satu faktor resiko utama dari beberapa penyakit kronis yang dapat
mengakibatkan kematian, perokok juga mempunyai risiko 2 sampai 4 kali lipat untuk
terserang penyakit jantung koroner dan memiliki risiko lebih tinggi untuk terserang
penyakit kanker paru dan penyakit tidak menular (PTM) lainnya. Merokok sebagai
salah satu bentuk perilaku beresiko pada kesehatan seseorang khususnya saat ini semakin
banyak dilakukan oleh kelompok remaja, bahkan kecenderungan tersebut sangat berdampak
besar bagi lingkungan dan juga keluarga. Lingkungan merupakan faktor eksternal yang
menjadi pemacu seorang remaja merokok karena seorang remaja biasanya meniru perilaku
orang dewasa, dorongan dari teman sebaya serta lingkungan fisik. Faktor keluarga
dukungan dan peran keluaraga menjadi faktor penyebab perilaku merokok pada remaja.
faktor keluarga dengan orang tua yang merokok menjadi salah satu penyebab remaja
merokok dikarenakan tidak adanya dukungan keluarga pada remaja untuk tidak merokok
sehingga peran penting dari keluarga sangat membantu.
3.2 Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami
peralihan dari satu tahap ketahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi,
tubuh, minat pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah.(Mahyar Suara,
Asep Rusman, and Kusnanto 2020) Remaja adalah tahap dimana masih mencari jati diri
mereka, mereka masih ingin mencoba hal–hal baru dan mudah terpengaruh terhadap
lingkungan yang mereka tinggali. Di kalangan remaja saat ini, merokok bisa dikatakan
sebagai kebiasaan yang wajar. Bahkan di mata perokok, merokok sering dianggap
sebagai perilaku gentle/jantan dan menganggap bahwa lelaki yang tidak merokok seperti
seorang pecundang.(Mirnawati et al. 2018)
Masa remaja termasuk masa yang sangat menentukan karena pada masa ini
anak anak mengalami banyak perubahan pada aspek psikis dan fisiknya.
Terjadinya perubahan kejiwaaan menimbulkan kebingungan di kalangan remaja,
sehingga mereka mengalami penuh gejolak emosi dan tekanan jiwa sehingga mudah
menyimpang dari aturan dan norma-norma sosial yang berlaku di masyarakat.
(Fransiska and Firdaus 2019). Sering terlihat remaja yang merokok di lingkungan
masyarakat Situasi seperti itu sangat memprihatinkan, disamping itu masyarakat
tidak pernah menuntut remaja untuk merokok. Namun secara tidak langsung
remaja meniru perilaku merokok dari masyarakat disekitar mereka.(Parawansa and
Nasution 2022)
Perilaku merokok pada remaja memberikan gambaran keseluruhan
epidemiologi kesehatan penggunaan produk tembakau. melalui pengendalian tembakau
dalam bentuk framework convention on tobacco control (FCTC). Selain itu strategi
monitor, protect, offer, warn, enforce and raise (MPOWER) menjadi komitmen dalam
menerapkan kebijakan pengendalian tembakau di tingkat global. Penerapan World
Health Organization (WHO) dalam bentuk FCTC dan langkah- langkah MPOWER
diharapkan membantu semua orang di dunia terlindungi dari bahaya merokok. (Oktania,
Widjarnako, and Shaluhiyah 2023)
Rokok merupakan salah satu faktor resiko utama dari beberapa penyakit
kronis yang dapat mengakibatkan kematian.(Mahyar Suara, Asep Rusman, and
Kusnanto 2020) Seorang perokok mempunyai risiko 2 sampai 4 kali lipat untuk
terserang penyakit jantung koroner dan memiliki risiko lebih tinggi untuk
terserang penyakit kanker paru dan penyakit tidak menular (PTM) lainnya.
(Umardani, Ronal, and Putra 2019). Selain itu perokok aktif ini dapat meningkatkan
jumlah kasus penyakit tidak menular di Indonesia dan berujung pada biaya besar yang
membebani pengobatannya. BPJS Kesehatan telah mencatat bahwa pengeluaran terbesar
digelontorkan untuk penyakit jantung, strok, dan kanker yang diakibatkan oleh
rokok(Dea Alvi Soraya 2023).
Merokok sebagai salah satu bentuk perilaku beresiko pada kesehatan seseorang
khususnya saat ini semakin banyak dilakukan oleh kelompok remaja, bahkan
kecenderungan tersebut sangat berdampak besar bagi lingkungan dan juga keluarga.
Perilaku merokok merupakan tindakan atau aktivitas menghisap gulungan tembakau
yang tergulung kertas kemudian dibakar dan dihisap, rokok dihasilkan dari tanaman
nicotina tabacum, nicotins rustica dan jenis lainnya yang mana asapnya mengandung
nikotin dan tar, dengan atau bahkan tanpa bahan tambahan. Seorang perokok tidak akan
peduli bahwa saat mereka menghisap rokok akan merugikan bagi kesehatan, perilaku
merokok akan sangat sulit dihentikan karena memiliki efek ketergantungan yang
ditimbulkan oleh nikotin dan akan menimbulkan penyakit jangka lama yang
ditimbulkan dari kecenderungan tersebut.
Jumlah perokok di dunia saat ini mencapai 70,2 juta orang atau sekitar 34,5
persen dari populasi total dunia. Indonesia berada di urutan ketiga, karena Indonesia
juga negara penghasil tembakau.(Dea Alvi Soraya 2023). Data Riset Kesehatan Dasar
menunjukkan bahwa prevelensi remaja usia 10-19 tahun di Indonesia yang merokok
meningkat. Jawa Timur saat ini memiliki presentase merokok 0,34% penduduk
kelompok umur 10-14 tahun dan jumlahnya menjadi besar pada kelompok umur 15-19
tahun yaitu 11,41%. Jumlah ini cukup memprihatinkan, penduduk kelompok usia
sekolah ini harusnya dapat dihindarkan dari perilaku merokok apalagi dilakukan setiap
hari, sebab merokok sangat berbahaya bagi kesehatan. Badan Pusat Statistik Provinsi
Jawa Timur menunjukkan data prevelensi remaja merokok di Bondowoso dengan
presentase usia 15-20 yaitu 25,38 angka tersebut cukup tinggi dan memprihatinkan.
alam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku
yang disadari atau tidak pasti akan mempengaruhi anak. Pendapat sertain ini
menunjukkan bahwa tingkah laku, pertunbuhan dan perkembangan seseorang
dapat dipengaruhi oleh kondisi dan alam yang ditinggali oleh seseorang,
karena seseorang yang tinggal di suatu lingkungan dengan waktu yang lama
tersebut. lingkungan adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
sumber belajar siswa untuk menstimulus rasa ingin tahu dalam diri siswa
1. Lingkungan Alam
ilmiah atau dari alam, seperti sumber alam, iklim suhu dan lain
2. Lingkungan Sosial
siswa sebaiknya dimulai dari yang terkecil dan terdekat terlebih dahulu.
3. Lingkungan Budaya
Lingkungan budaya adalah lingkungan buatan atau lingkungan yang
sosial.
budaya akademik.
2. Lingkungan Sosial keluarga
mahasiswa adalah manusia yang masih mencari ilmu atau dalam proses
tua yang mampu menciptakan pola hidup dan tata pergaulan dalam keluarga
perkembangan anak yaitu ayah dan ibu. Menurut Freud (dalam Dagun,
Sementara itu dipihak lain, berkaitan dengan peran tokoh ayah dapat
dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa ahli psikologi.
Hasil penelitian terhadap anak yang tidak mendapat asuhan dan perhatian
terbatas. Bahkan bagi anak laki laki, ciri maskulin (ciri-ciri kelelakiannya)
bisa menjadi kabur. Selain itu ayah juga dapat mengatur serta mengarahkan
banyak, mengajak anak berdiskusi. Semua tindakan ini adalah cara ayah
1. Fungsi Afektif
2. Fungsi Sosialisasi
Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan untuk menjadikan
anak
anggota keluarga.
3. Fungsi Reproduksi
4. Fungsi Ekonomi
perawatan
kerjasama antara orang tua dan sekolah (pendidik). Sikap anak terhadap
sekolah terutama akan dipengaruhi oleh sikap orang tua mereka. Juga sangat
diperlukan
di ruangan sekolah.
Keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang tinggal dalam satu
b) Extended Family
c) Reconstitud Nuclear
baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru.
karier.
e) Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak, keduanya/salah
f) Single Parent
g) Dual Carier
i) Commuter Married
Suami istri/keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu,
j) Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya
k) Three Generation
l) Institutional
m) Comunal
Satu rumah terdiri atas dua/lebih pasangan yang monogami dengan anak
n) Group Marriage
kesatuan keluarga dan tiap individu adalah menikah dengan yang lain dan
p) Cohibing Couple
(Friedman,
2010).
a) Struktur komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan secara
Komunikasi
keluarga dikatakan tidak berfungsi apabila tertutup, adanya isu atau berita
negatif, tidak berfokus pada satu hal, dan selalu mengulang isu dan pendapat
tidak jelas, judgemental ekspresi, dan komunikasi tidak sesuai. Penerima pesan
2) Karakteristik pendengar
a) Siap mendengarkan
c) Melakukan validasi
b) Struktur peran
sosial yang diberikan. Jadi, pada struktur peran bisa bersifat formal atau
sebagai istri/suami.
c) Struktur kekuatan
Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat anggota keluarga
dalam budaya tertentu. Sedangkan norma adalah pola perilaku yang diterima
secara sadar atau tidak, dapat mempersatukan aggota keluarga. Norma, pola
2010)