A. Judul: Peran siswa dalam pencegahan perilaku merokok pada sekolah menengah pertama di
kecamatan pare kabupaten kediri
B. Cover
C. Editorial Board
D. Daftar Isi
PERAN SISWA DALAM PENCEGAHAN PERILAKU
MEROKOK PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
DI KECAMATAN PARE KABUPATEN KEDIRI
Endah Retnani Wismaningsih, Sri Widati, Imam S. Mochny
Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
Email : sri-widati@fkm.unair.ac.id
Abstract : Smoking endangers health, and the longer an individual smokes, the more severe
the repercussions. Tobacco’s related diseases are the most possible prevented disease.
Student’s as school citizen should have their role to promote health in school. It is important
because for teenager at this age peer group has a bigger influence than parents or teacher.
The main purpose of this research was to know about student’s role to prevent smoking
behavior at junior high school in Pare District Kediri Regency. This research was
qualitative study. The research conducted at 5 junior high school in Pare District, that is
SMPN 2 Pare, MTs Negeri Model dan SMP Dharma Wanita, SMPN 3 Pare, SMPN 1 Pare.
Data collecting done by interview and FGD. The informan of the research was UKS teacher,
and students. The result showed that student’s role was to remind their friend about
cigarette’s health effect, and report to teacher or parent and in two junior high school there
are peer educator program. This role can be improved by forming peer educator and execute
cigarette’s theme event.
28
29 Jurnal Promkes, Vol. 2 No. 1, Juli 2014 : 28-38
efektif dalam upaya memelihara, setiap hari antara anak-anak yang akan ke
meningkatkan, serta mewujudkan sekolah atau mau pulang dari sekolah
kesehatannya, melalui pemberian dengan berbagai manusia dan rangsangan
informasi, serta pendidikan dan pelatihan sosial yang bermacam-macam coraknya.
yang memadai; Menata kembali arah Promosi kesehatan di sekolah dari
pelayanan kesehatan (reorient health sisi metodologi sangat strategis sebab
services), yaitu mengubah pola pikir serta sudah tersedia kelembagaan untuk
sistem pelayanan kesehatan masyarakat melaksanakannya, yaitu program usaha
agar lebih mengutamakan aspek promotif kesehatan sekolah (UKS). UKS adalah
dan preventif, tanpa mengesampingkan bagian dari program kesehatan anak usia
aspek kuratif dan rehabilitatif sekolah. Program UKS adalah upaya
(Kementerian Kesehatan RI, 2011). terpadu lintas program dan lintas sektoral
Masa remaja merupakan suatu meningkatkan derajat kesehatan serta
masa dimana anak sudah meninggalkan membentuk perilaku hidup bersih dan
masa kanak-kanaknya menuju dunia sehat anak usia sekolah yang berada di
dewasa, dimana pada diri individu yang lingkungan sekolah umum dan sekolah
bersangkutan biasanya ditandai oleh yang bercorak keagamaan (Notoatmodjo,
pertumbuhan dan perkembangan fisik, 2012).
psikis dan sosial yang sangat cepat dan Tujuan UKS adalah untuk
kompleks (Prayitno, 2005). meningkatkan mutu pendidikan dan
Salah satu tugas perkembangan prestasi belajar peserta didik dengan
masa remaja yang tersulit adalah meningkatkan perilaku hidup bersih dan
berhubungan dengan penyesuaian sosial. sehat serta derajat kesehatan peserta didik
Untuk mencapai tujuan dari pola dan menciptakan lingkungan yang sehat,
sosialisasi dewasa, remaja harus membuat sehingga memungkinkan pertumbuhan
banyak penyesuaian baru yang penting dan perkembangan yang harmonis dan
dan sulit meliputi kuatnya pengaruh optimal dalam rangka pembentukan
kelompok sebaya, perubahan dalam manusia Indonesia seutuhnya
perilaku sosial, pengelompokan sosial (Notoatmodjo, 2012).
baru, nilai baru dalam memilih teman, Tujuan promosi kesehatan di
nilai baru dalam penerimaan sosial, dan sekolah adalah untuk meningkatkan hasil
nilai baru dalam memilih pemimpin pendidikan dan memfasilitasi aksi
(Hurlock, 1994). kesehatan dengan membangun
Sekolah menempati kedudukan pengetahuan dan ketrampilan dalam
strategis dalam upaya promosi kesehatan. domain kognitif, sosial, dan perilaku.
Hal tersebut dikarenakan sebagian besar Siswa yang sehat belajar dengan lebih
anak-anak usia 5-19 tahun terpajan baik. Usaha utama sekolah adalah
dengan lembaga pendidikan dalam jangka memaksimalkan hasil pembelajaran.
waktu yang cukup lama dan di sekolah Promosi Kesehatan Sekolah yang efektif
seorang anak bisa mempelajari berbagai membuat kontribusi yang besar bagi
pengetahuan termasuk kesehatan. Perilaku sekolah dalam mencapai tujuan
guru yang ada di sekolah hendaknya pendidikan dan sosialnya. Sekolah adalah
mencerminkan perilaku yang positif bagi tempat dimana isu dan perspektif
kesehatan karena guru merupakan kesehatan digunakan untuk melengkapi
panutan bagi siswa. dan memperkaya prioritas pendidikan..
Menurut Sarwono (2012), faktor Siswa dapat belajar dan mempraktikkan
yang berpengaruh di sekolah bukan hanya ketrampilan personal dan sosial dan
guru dan sarana serta prasarana perilaku mempromosikan kesehatan, yang
pendidikan saja. Lingkungan pergaulan akan meningkatkan pembelajaran mereka
antar teman pun besar pengaruhnya. Apa (IUHPE, 2009).
yang dikatakan guru tidak lagi menjadi Sekolah yang aktif
satu-satunya ukuran meskipun guru itu mempromosikan kesehatan adalah
disegani. Apalagi kalau sekolah itu sekolah yang melaksanakan hal-hal
berlokasi di pusat keramaian di mana sebagai berikut, Mempromosikan
terjadi titik singgung yang terus menerus kesehatan dan kesejahteraan siswa;
Endah Retnani W, dkk ., Peran Siswa Dalam Pencegahan.....32
dilakukan melalui keikutsertaan dalam oleh guru dan pendidik sebaya, pendidik
lomba desain media dan slogan. Lomba sebaya dibentuk oleh SMPN 2 dan 3 Pare.
slogan dan media tersebut bisa dalam Pembentukan pendidik sebaya (SMPN 2
bentuk karya tulis ataupun karangan yang dan 3 Pare) merupakan upaya
ditempel di kelas ataupun mading, pemberdayaan dan pengembangan
dinding sekolah yang strategis dan banyak kemampuan individu, dengan adanya
dilewati siswa seperti lorong sekolah, pendidik sebaya ini diharapkan siswa
kantin, kamar mandi, tempat parkir, mampu menjadi pendidik yang efektif
tempat yang biasa dipakai siswa bagi sebayanya. Dengan upaya yang
berkumpul, aula sekolah. dilakukan maka UKS diharapkan juga
Adapun kegiatan-kegiatan yang melakukan fungsi promotif dan preventif
dapat digunakan sebagai sarana dalam dengan baik selain melaksanakan fungsi
pencegahan perilaku merokok di SMP kuratif dan rehabilitatifnya.
melalui adalah lomba-lomba dan bakti Dalam melaksanakan perannya
sosial. Lomba-lomba tersebut biasanya hendaknya UKS juga berpedoman pada
dilaksanakan sebagai rangkaian Kegiatan prinsip promosi kesehatan di sekolah yang
Tengah Semester (KTS), pawai dan tur, disampaikan oleh International Union for
serta sosialisasi. Health Promotion and Education
Rangkaian KTS tersebut dapat (IUHPE). Beberapa prinsip yang sudah
berupa lomba-lomba bertema rokok yang dilaksanakan oleh UKS terkait upaya
berbentuk pidato Bahasa Indonesia dan dalam pencegahan perilaku merokok
Bahasa Inggris, pentas seni, drama, lomba antara lain mempromosikan kesehatan
baca puisi, lomba membuat slogan, lomba dan kesejahteraan siswa dilakukan UKS
penyuluhan. Selain itu juga bisa melalui dan Puskesmas melalui penyuluhan, serta
fashion show dengan tema rokok ataupun pembentukan pendidik sebaya.
lomba kebersihan kelas. Menyediakan lingkungan yang aman dan
Selain itu sekolah juga dapat mendukung dilakukan melalui tata tertib
menyampaikan informasi mengenai rokok yang melarang siswa merokok serta
dan himbauan untuk tidak merokok konseling bagi siswa yang merokok agar
melalui amanat pembina upacara, dapat berhenti merokok yang diberikan
himbauan oleh guru saat jam pelajaran di oleh guru BK ataupun guru olahraga serta
kelas, penyuluhan, praktek laboratorium guru Pembina UKS. Melibatkan
tentang kandungan rokok, diskusi kelas, partisipasi dan pemberdayaan siswa
penugasan dan artikel. Kegiatan melalui pembentukan pendidik sebaya
ekstrakurikuler yang ada di sekolah, sebagaimana dilakukan SMPN 2 dan 3
seperti Pramuka, PMR juga dapat Pare serta melibatkan siswa yang
menjadi sarana dalam peningkatan peran mengikuti ekstrakurikuler PMR. Bekerja
siswa dalam pencegahan perilaku sama dengan orang tua dan komunitas
merokok di sekolah. lokal dilakukan melalui kemitraan dengan
komite sekolah dan Puskesmas.
PEMBAHASAN Mengintegrasikan kesehatan dalam
kegiatan sekolah yang sedang
Ditinjau dari sarana aksi promosi berlangsung, kurikulum dan standar
kesehatan yang mengacu pada Piagam penilaian dapat dilakukan dengan
Ottawa, maka pencegahan perilaku memasukkan materi mengenai rokok
merokok yang dilakukan telah dalam buku wajib/modul pembelajaran
melaksanakan sarana aksi promosi seperti yang telah dilakukan oleh SMPN 3
kesehatan. Larangan merokok bagi siswa Pare.
merupakan wujud kebijakan berwawasan Upaya pencegahan perilaku
kesehatan yang ditetapkan oleh sekolah. merokok yang telah dilaksanakan sekolah
Pemasangan poster larangan merokok memliki tujuan yakni tidak ada siswa
merupakan salah satu upaya menciptakan yang merokok di sekolah. Secara teoritis,
lingkungan yang mendukung dari segi remaja usia SMP mengalami banyak
fisik, segi non fisik diupayakan melalui perkembangan terutama yang
konseling oleh guru BK serta pengawasan berhubungan dengan penyesuaian sosial.
35 Jurnal Promkes, Vol. 2 No. 1, Juli 2014 : 28-38
merokok mengenai bahaya merokok dan lain yang merokok dan pendidik sebaya
menyarankan agar siswa tersebut mau tersebut mengalami kesulitan dalam
berhenti demi kesehatannya serta mengingatkan dan menasehati ataupun
melaporkan pada guru dan pihak sekolah. menyampaikan informasi maka
Peran siswa yang ada selama ini selanjutnya pendidik sebaya tersebut
bisa ditingkatkan dan tidak hanya hendaknya mendiskusikan dengan guru
pendidik sebaya saja yang dapat Pembina UKS, guru BK, atupun guru lain
menyampaikan pesan mengenai rokok yang diberikan tanggung jawab sebagai
dan dampak rokok terhadap kesehatan. pemegang program pendidik sebaya oleh
Adapun kegiatan yang dapata dilakukan sekolah. Tindak lanjut yang dilakukan
antara lain pembentukan dan pelatihan oleh guru setelah mendapat laporan
pendidik sebaya seperti yang telah tersebut adalah memberikan bimbingan
dilakukan oleh SMPN 2 dan 3 Pare. dan konseling pribadi bagi siswa yang
Pendidik sebaya ini memiliki tugas untuk merokok kunjungan rumah dapat
memberikan pendidikan kesehatan pada dilakukan bila dirasa perlu. Peran siswa
temannya dan menjadi pengawas sebaya pendidik sebaya sebagai pemberi
terkait perilaku merokok. Dengan adanya informasi dapat dilakukan melalui
pelatihan pendidik sebaya ini diharapkan pemberian penyuluhan pada kelompok
dengan peran serta siswa dalam ekstrakurikuler yang ada di SMP.
pencegahan perilaku merokok ini maka Pelaksana penyuluhan dan pengawasan
tidak ada lagi siswa yang merokok dilakukan secara bergiliran sesuai dengan
ataupun memiliki keinginan untuk piket yang telah disusun.
merokok. Lebih lanjut guru BK dan guru
Adapun kegiatan yang dapat Pembina UKS dapat meningkatkan peran
dilaksanakan oleh sekolah untuk siswa yang berada dalam bimbingan
menyampaikan pesan mengenai rokok untuk berhenti merokok sebagai motivator
melalui siswa dapat berupa lomba-lomba bagi siswa lain untuk tidak merokok. Hal
bertema rokok yang melibatkan seluruh ini bisa dilakukan melalui testimoni yang
siswa di sekolah misalnya melalui diberikan siswa tersebut dalam
kegiatan tengah semester, karya tulis, penyuluhan pendidik sebaya yang telah
penugasan pada mata pelajaran tertentu dijadwalkan bagi kelompok
serta pembuatan desain media promosi ekstrakurikuler maupun secara insidental
oleh siswa. bila siswa tersebut menemukan temannya
Peningkatan pengetahuan siswa ada yang merokok.
mengenai rokok dan dampaknya terhadap Untuk mencapai keterlibatan
kesehatan dapat dilakukan melalui siswa yang lebih luas di sekolah, dapat
kegiatan ekstrakurikuler yang ada di dilakukan melalui lomba-lomba internal
sekolah, baik melalui penyuluhan oleh sekolah. Lomba tersebut dapat berupa
pendidik sebaya atau pemberian motivasi lomba mengarang cerita pendek (cerpen),
melalui testimoni. Dengan terbatasnya membuat artikel, serta mendesain media
jam sekolah dan jadwal pembelajaran dengan tema rokok dan dampak rokok
yang umumnya telah dimampatkan maka terhadap kesehatan. Rangkaian KTS juga
kegiatan ekstrakurikuler siswa dapat bisa diisi dengan lomba yang bertema
menjadi sarana penyampaian pesan rokok, seperti pertunjukan drama, pidato,
tersebut. puisi, dsb. Dalam lomba cerpen, artikel,
Pelatihan pendidik sebaya dan desain media dapat pula melibatkan
hendaknya dilaksanakan secara berkala petugas Puskesmas dan komite sekolah
oleh UKS dan sekolah. Nara sumber sebagai juri dalam menyeleksi hasil karya
dalam pelatihan antara lain guru di siswa yang telah dikumpulkan.
sekolah tersebut, petugas Puskesmas, Selanjutnya, karya-karya tersebut dapat
PMI, ataupun orang tua siswa yang ditampilkan secara bergiliran di majalah
memliki pengetahuan mengenai dinding (mading) sekolah. Sedangkan
pencegahan perilaku merokok. karya yang lolos sebagai finalis
Terkait peran siswa sebagai berdasarkan penilaian juri akan
pengawas apabila ditemukan ada siswa ditampilkan saat KTS, pemenang
37 Jurnal Promkes, Vol. 2 No. 1, Juli 2014 : 28-38