Anda di halaman 1dari 7

JURNAL PLACENTA

VOL 8 Nomor 1 Tahun 2020 (Feb-Mei)

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG


BAHAYA MEROKOK TERHADAP SISWA DI SMPN1
ASTANAJAPURA KABUPATEN CIREBON
TAHUN 2020
Heni Herawati1, Kiki Lestari 2
1,2
Program DIII Kebidanan, Akademi Kebidanan Graha Husada Cirebon
Jl. Widarasari III Tuparev Cirebon
Heniherawati@akbidgrahacirebon.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tingginya angka prevalensi merokok khususnya pada remaja
serta kebiasaan merokok yang dilakukan oleh remaja khususnya para pelajar. Pentingnya pengetahuan
tentang bahaya merokok terhadap perokok pasif maupun terhadap perokok aktif di SMPN 1 Astanajapura
Kabupaten Cirebon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa di SMPN 1
Astanajapura tentang bahaya merokok pada remaja.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan metode pendekatan sederhana
dengan teknik pengambilan data menggunakan kuesioner. Responden dalam penelitian ini adalah siswa
SMPN 1 Astanajapura yang berjumblah 81 responden terdiri dari siswa kelas VIIE, VIIIA, VIIIF, IXB
dan IXG. Untuk menganalisis data digunakan teknik deskriptif dengan presentase.
Hasil penelitian tingkat pengetahuan siswa tentang bahaya merokok di SMPN 1 Astanajapura
Kabupaten Cirebon dibedakan menjadi dua yaitu tingkat pengetahuan remaja tentang bahaya merokok
terhadap perokok aktif didapatkan hasil dengan kategori tinggi yaitu sebanyak 23 responden (28,3%)dan
dengan kategori rendah sebanyak 28 responden (34,7%). Sedangkan tingkat pengetahuan remaja tentang
bahaya merokok terhadap perokok pasif didapatkan hasil dengan kategori tinggi yaitu sebanyak 41
responden (51%)dan dengan kategori rendah sebanyak 40 (49%).

Kata kunci : Tingkat PengetahuanMerokok, Bahaya Merokok

ABSTRCK
This study by the high rate prevalensi smoke, especially on the teen a well as smoking carried
out by the teen, especially the students. The importance of knowledge about the dangers of smoke against
nonsmoker passive and against the active smoker at SMPN 1 Astanajapura district Cirebon. This study
aims to determine the knowledge of students at SMPN 1 Astanajapura about the dangers of smoke at the
teen.
This study is the research the descriptive using the approach simple with a using the
questonnaire. The respondents in this study is students SMPN 1 Astanajapura who number 81
respondents comprising university students of class VII E, VIII A, IX B, and IX G. To analyze the used a
thedescriptive with presentase.
The results of research increase the knowledge of students about the dangers of smoke at SMPN
1 Astanajapura district Cirebon is distinguished into two, namely the rate of teen knowledge about the
dangers of smoke againts the avtive smoker found the with the category of high namely as much as 23
respondents (28,3%) and with the category of lpw as much as 28 respondents (34,7%). While the rate of
teen knowledge about the dangers of smoke againts nonsmoker passive found the with the category of
high namely as much as 41 respondents (51%) and with the category of low as much as 40 respondents
(49%).
Keywords : the level of knowledge, the dangers of smoking

9
JURNAL PLACENTA
VOL 8 Nomor 1 Tahun 2020 (Feb-Mei)

PENDAHULUAN dilakukan pada tahun 2013, menemukan


Rokok adalah lintingan atau bahwa sebanyak 85% rumah tangga di
gulungan dengan bahan dasar tembakau Indonesia terpapar asap rokok. Dari
yang kemudian digulung atau dibungkus perhitungan ini, diperkirakan sedikitnya 25
menggunakan kertas, daun dan kulit jagung. ribu orang yang meninggal dunia akibat
Rokok berukuran kira-kira sebesar jari menjadi perokok pasif, sedangkan angka
kelingking dengan panjang 8-10 cm atau kematian perokok aktif delapan kali lebih
berdiameter 70-120 mm. Bahan dasar rokok besar dari angka tersebut (Depkes, 2010).
adalah tembakau. Rokok terdiri dari 4000 Kebiasaan merokok pada remaja
jenis bahan kimia salah satunya adalah zat merupakan hal yang lumrah di zaman
adiktif yang dapat membuat seseorang sekarang ini termasuk pelajar, kita mungkin
merasa ketagihan dan dapat menyebabkan sering menjumpai siswa SMA,SMP dan
kanker. Bahaya merokok terhadap bahkan SD sudah mulai merokok (Amelia,
kesehatan tubuh telah diteliti dan 2009).
dibuktikan banyak orang. Efek – efek yang Kebiasaan merokok pada kaum
merugikan akibat merokokpun sudah remaja sangat terikat dengan pergaulannya,
diketahui dengan jelas (Kemenkes RI, pada umumnya ingin sekali diterima oleh
2014). kelompok seusia dan tidak ingin merasa
Merokok merupakan suatu kegiatan kurang cocok. Beberapa alasan yang
menghisap rokok yang banyak diminati diberikan adalah merokok dianggap keren
oleh kaum laki – laki. Organisasi kesehatan dan bergaya. Alasan lain mengapa remaja
dunia (WHO) menyatakan bahwa terdapat merokok adalah adanya pendapat bahwa
1,1 miliar lebih perokok di seluruh dunia, merokok dapat menimbulkan rasa santai
80% diantaranya merupakan golongan yang dan merupakan cara untuk mengatasi stres
tinggal di negara-negara berpenghasilan (Komalasari, 2012).
rendah dan menengah. Penggunaan Berdasarkan data dari Kesehatan
tembakau termasuk faktor permasalahan Kemetrian Republik Indonesia, hampir 80%
utama begitupun penggunaan lain selain dari total perokok di Indonesia mulai
rokok terus meningkat dikalangan remaja di merokok ketika usianya belum mencapai 19
banyak negara, dan cenderung tahun. Kelompok usia yang paling banyak
membahayakan kemajuan dalam merokok di Indonesia adalah usia 15-19
mengurangi penyakit kronis serta kematian tahun. Di urutan kedua adalah kelompok
yang berhubungan dengan tembakau usia 10-14 tahun(Kementrian Kesehatan RI,
(Kemenkes RI, 2014). 2012).
Angka prevalensi merokok di Bahaya merokok bagi kesehatan
Indonesia merupakan salah satu diantara bukan hanya berdampak pada perokok saja
yang tertinggi di dunia, sebanyak 46,8% akan tetapi bagi orang-orang sekitar yang
laki-laki dan 3,1% perempuan dengan usia secara tidak langsung menghirup asap
10 tahun ke atas yang diklasifikasikan rokok dari perokok tersebut. Bahaya
sebagai perokok. Jumlah merokok merokok dapat menimbulkan beberapa
mencapai 62,8 juta , 40% diantaranya penyakit, diantaranya dapat menimbulkan
berasal dari kalangan ekonomi bawah. penyakit paru-paru, penyakit lambung,
Meskipun faktanya kebiasaan merokok penyakit impotensi dan organ reproduksi,
menjadi masalah kesehatan utama di bahkan dapat risiko stroke (Kemenkes RI,
Indonesia dan menyebabkan lebih dari 2014).
200.000 kematian per tahunnya, Indonesia Angka prevalensi merokok pada
merupakan satu-satunya negara diwilayah remaja usia sekolah 10-18 tahun mengalami
Asia Pasifik yang belum menandatangani kenaikan, presentase perilaku merokok
Kerangka Konvensi WHO tentang pada remaja tercatat sebesar 9,10%,
Pengendalian Tembakau (Kemenkes RI, meningkat dari tahun 2013 yakni 7,20%,
2014). angka presentase tersebut jauh melampaui
Berdasarkan data yang ditemukan batas atas yang ditentukan dalam RPJMN
dari Riset Kesehatan Dasar Indonesia yang 2019 yakni sebesar 5,4% (Riskesdas,2018).
10
JURNAL PLACENTA
VOL 8 Nomor 1 Tahun 2020 (Feb-Mei)

Remaja yang merokok memiliki siswa tentang bahaya merokok pda perokok
status kesehatan yang buruk dibandingkan aktif dan Pengetahuan siswa tentang bahaya
dengan remaja yang tidak merokok. salah merokok pda perokok pasif.
satu dari dampak merokok pada remaja Populasi Dan Sampel
yaitu kemungkinan mengalami kesulitan Populasi dalam penelitian ini adalah remaja
dalam bidang prestasi khususnya dibidang laki-laki di SMPN 1 Astanajapura
olahraga, bahayaa merokok bagi remaja kabupaten Cirebon pada bulan jaanuari
menyebabkan fungsi paru-paru dan juga yaitu sebanyak 420 siswa. Jumlah sampel
fungsi pernafasan menjadi terganggu. Efek dalam penelitian ini adalah siswa laki-laki
lantas dari menghisap rokok mengakibatkan di SMPN 1 Astanajapura Cirebon tahun
nafas menjadi lebih pendek. 2020. Cara menentukan besaran sampel
Hasil survei awal yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan
oleh peneliti di SMPN 1 Astanajapura menggunakan rumus slovin :
Kabupaten Cirebon pada bulan Januari Teknik yang akan dilakukan pada penelitian
2020 didapatkan bahwa jumlah siswa laki- ini secara Systematic Random Sampling
laki sebanyak 420 orang, tiap kelas yaitu metode pengambilan sampel secara
berjumlah 16 siswa laki-laki. Pada saat acak sistematis menggunakan interval
dilakukan wawancara, didapatkan bahwa 10 dalam memilih sampel penelitian.
dari 16 siswa merupakan perokok aktif dan Pengumpulan Data
sisanya merupakan perokok pasif, serta 7 1. Data primer
dari 10 siswa mengatakan tidak mengetahui Dalam pengumpulan data penelitian
tentang bahaya merokok dan tidak perduli ini adalah kuesioner berupa daftar
untuk mengetahui sumber yang benar pertanyaan yang sudah tersusun dengan
tentang merokok. baik, berupa teori tentang rokok dan
Dengan uraian dan fenomena latar bahaya merokok
belakang diatas, maka peneliti tertarik 2. Data sekunder
untuk melakukan penelitian gambaran Dalam penelitian ini menggunakan
tingkat pengetahuan remaja tentang bahaya data sekunder yaitu data siswa yang
merokok pada siswa di SMPN 1 diperoleh dari Tata Usaha (TU) SMP
Astanajapura Kabupaten Cirebon. Negeri 1 Astanajapura Kabupaten
Tujuan pada penelitian ini adalah Cirebon.
Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan Analisis Data
remaja tentang bahaya merokok pada siswa Analisa data yang digunakan dalam
di SMPN 1 Astanajapura kabupaten penelitian ini adalah analisa univariate ,
Cirebon tahun 2020. univariate adalah analisis yang dilakukan
dengan menganalisis tiap variabel dari hasil
METODE PENELITIAN penelitian
Jenis Penelitian Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan menggunakan Penelitian ini dilakukan di SMPN 1
cara pendekatan deskriptif sederhana yang Astanajapura Kabupaten Cirebon dan waktu
bertujuan untuki mengetahui gambaran penelitian dilakukan pada 23 Maret - 28
tingkat pengetahuan siswa laki-laki tentang Mei 2020.
bahaya merokok di SMP Negeri 1
Astanajapura Kabupaten Cirebon Tahun HASIL DAN PEMBAHASAN
2020. Gambaran umum
Variabel Penelitian SMPN 1 Astanajapura Kabupaten
Variabel penelitian adalah suatu sifat atau Cirebon merupakan sekolah menengah
nilai dari suatu individu, obyek atau suatu pertama dalam naungan kementrian
kegiatan yang mempunyai variasi pendidikan dan kebudayaan, SMP Negeri 1
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk Astanajapura terletak di jalan Kh. Wahid
dipelajari. Pada penelitian ini menggunakan Hasyim No.01 Desa/kelurahan Kanci
variabel bebas atau disebut juga dengan Kecamatan Astanajapura, Kabupaten
variabel independen. Yaitu : Pengetahuan
11
JURNAL PLACENTA
VOL 8 Nomor 1 Tahun 2020 (Feb-Mei)

Cirebon provinsi Jawa Barat. luas tanah Distribusi Tingkat Pengetahuan Remaja
180002 m dan terdiri dari 27 kelas. Tentang Bahaya Merokok terhadap
Adapun batas-batas wilayah SMP perokok pasif di SMPN 1 Astanajapura
negri 1 Astanajapura adalah sebagai Kabupaten Cirebon Tahun 2020.
berikut:Sebelah utara berbatasan dengan No Kategori Frekuensi Persentase
pemukiman warga desa kanci. Sebelah (%)
timur berbatasan dengan pemukiman warga 1 Baik 41 51%
Desa Kanci. Sebelah selatan berbatasan
2 Cukup 0 0%
dengan pemukiman warga Desa Kanci dan
3 Kurang 40 49%
Sebelah barat berseberangan dengan SMAN
Jumlah 81 100,0
1 Astanajapura
Berdasarkan Tabel 4.2 mengenai
Pelaksanaan Penelitian Distribusi Frekuensi Responden dalam
Pelaksanaan penelitian dilakukan mengenai gambaran pengetahuan tentang
pada siswa SMPN 1 Astanajapura bahaya merokok terhadap perokok pasif
Kabupaten Cirebon yaitu sebanyak 81 didapatkan hasil bahwa responden dengan
responden. Pengambilan sampel dilakukan kategori tingkat pengetahuan tinggi
dengan metode pengambilan sampel secara sebanyak 41 responden (51%), sedangkan
acak sistematis menggunakan interval kategori tingkat pengetahuan rendah
dalam memilih sampel penelitian. sebanyak 40 responden ( 49% ).
Penelitian ini dilakukan dengan cara Tabel 4.3
membagikan kuesioner yang diisi oleh Distribusi Tingkat Pengetahuan Remaja
responden yang didampingi oleh peneliti. Tentang Bahaya Merokok di SMPN 1
Hasil Astanajapura Kabupaten Cirebon
Hasil penelitian ini dapat dilihat Tahun 2020.
pada data distribusi frekuensi dan No Kategori Frekuensi Persentase
persentase tingkat pengetahuan Remaja (%)
tentang Bahaya Merokok di SMPN 1 1 Baik 38 46,91%
Astanajapura kabupaten cirebon tahun 2020
pada tabel dibawah ini : 2 Cukup 0 0%
Tabel 4.1 3 Kurang 43 53.09%
Distribusi Tingkat Pengetahuan Remaja Jumlah 81 100,0
Tentang Bahaya Merokok terhadap
Berdasarkan Tabel 4.3 dalam
perokok aktif di SMPN 1 Astanajapura
mengenai Distribusi Frekuensi Responden
Kabupaten Cirebon Tahun 2020.
didapatkan bahwa responden dengan
No Kategori Frekuensi Persentase
(%) kategori tingkat pengetahuan tinggi
1 Baik 23 28,3% sebanyak 38 responden (46,91%),
sedangkan kategori tingkat pengetahuan
2 Cukup 30 37,0% rendah sebanyak 43 responden (53,09%).
3 Kurang 28 34,7%
Jumlah 81 100,0 Pembahasan
Penelitian ini memiliki keterbatasan-
Berdasarkan Tabel 4.1 mengenai keterbatasan, diantaranya yaitu keterbatasan
Distribusi Frekuensi Responden dalam waktu, keterbatasan tenaga dan juga
mengenai gambaran pengetahuan tentang keterbatasan dana. Pengambilan data yang
bahaya merokok terhadap perokok aktif hanya dilakukan satu kali memungkinkan
didapatkan hasil bahwa responden dengan pengakuratan data kurang maksimal, selain
kategori tingkat pengetahuan tinggi itu juga jumlah responden yang sedikit
sebanyak 23 responden (28,3%), sedangkan dapat mempengaruhi hasil penelitian.
kategori tingkat 28 responden (34,7%). Berdasarkan hasil penelitian yang
Tabel 4.2 dilakukan oleh peneliti dalam bentuk tabel
Distribusi Frekuensi dan selanjutnya
12
JURNAL PLACENTA
VOL 8 Nomor 1 Tahun 2020 (Feb-Mei)

penulis akan membahas mengenai tentang bahaya merokok terhadap


Gambaran tingkat pengetahuan renaja perokok pasif yaitu sebanyak 41
tentang bahaya merokok pada siswa di responden (51%), sedangkan kategori
SMPN 1 Astanajapura Kabupaten Cirebon tingkat pengetahuan rendah sebanyak 40
Tahun 2020. Yang meliputi tentang responden (49%).
gambaran tingkat pengetahuan remaja Tingkat pengetahuaan dapat
tentang bahaya merokok terhadap perokok dipengaruhi oleh beberapa faktor salah
aktif dan gambaran tingkat pengetahuan satunya adalah usia dan lingkungan, hal
remaja tentang bahaya merokok terhadap ini sesuai dengan penelitian Afriyani
perokok pasif. (2013) yang menyebutkan bahwa
1. Gambaran Tingkat Pengetahuan siswa pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa
tentang bahaya merokok terhadap faktor yaitu usia, paparan informasi dan
perokok aktif di SMPN 1 Astanajapura lingkungan. Usia merupakan salaah satu
Kabupaten Cirebon Tahun 2020 faktor yang mempengaruhi tingkat
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat pengetahuan, hal ini sesuai dengan
bahwa siswa yang berpengetahuan tinggi penelitian yang dilakukan oleh peneliti
tentang bahaya merokok terhadap mengingat usia responden yang dibilang
perokok aktif yaitu sebanyak 23 masih tahap remaja awal menjadi faktor
responden (28,3%), sedangkan kategori rendahnya tingkat pengetahuan.
tingkat pengetahuan rendah sebanyak 28 Remaja merupakan masa dimana
responden (34,7%). terjadinya berubahan-perubahan yang
pengetahuan adalah hasil cepat, termasuk perubahan fundamental,
penginderaan manusia, atau hasil tahu dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan
individu terhadap objek melalui indera pencapaian. Pada masa ini pada
yang dimiliki (mata, hidung, telinga, dan umumnya remaja lebih suka bermain
sebagainya). Jadi pengetahuan adalah dibandingkan untuk mencari informasi
berbagai macam hal yang diperoleh terkait dengan bahaya rokok. Hal ini
seseorang melalui panca indera. sesuai dengan pendapat Sarwono 2013
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa pada usi ini remaja lebih suka
bahwa tingkat pengetahuan siswa tentang bermain dibandingkan belajar.
bahaya merokok terhadap perokok aktif 3. Gambaran Tingkat Pengetahuan Siswa
di SMPN 1 Astanajapura Kabupaten tentang bahaya merokok pada remaja
Cirebon paling banyak pada kategori di SMPN 1 Astanajapura Kabupaten
rendah yaitu sebesar 28 responden Cirebon Tahun 2020
(34,7%) Hal tersebut dipengaruhi karena Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat
kurangnya pengetahuan dan wawasan bahwa siswa yang berpengetahuan tinggi
yang diperoleh siswa tentang bahaya tentang bahaya merokok yaitu sebanyak
merokok terhadap perokok aktif. 38 responden (46,91%), sedangkan
Hasil penelitian ini sesuai dengan kategori tingkat pengetahuan rendah
hasil penelitian Yosantaraputra (2014) sebanyak 43 responden (53,09%).
yaitu dari 273 responden mayoritas Pengetahuan merupakan faktor yang
berpengetahuan kurang (64,5%), hal ini sangat penting untuk terbentuknya
dikarenakan kurang aktifnya responden tindakan seseorang. Pengetahuan
mencari informasi dan tidak adanya mata merupakan hasil tahu dan terjadi setelah
pelajaran khusus tentang nikotin di orang melakukan penginderaan terhadap
sekolah menengah pertama. suatu obyek tertentu.
2. Gambaran Tingkat Pengetahuan Siswa Teori tersebut didukung oleh
tentang bahaya merokok terhadap Mubarok, Chayatin, Rozikin dan Supardi
perokok pasif di SMPN 1 (2010), faktor yang mempengaruhi
Astanajapura Kabupaten Cirebon pengetahuan adalah pendidikan, umur,
Tahun 2020 dan informasi.
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat Pendidikan merupakan faktor yang
bahwa siswa yang berpengetahuan tinggi mempengaruhi tingkat pengetahuan,
13
JURNAL PLACENTA
VOL 8 Nomor 1 Tahun 2020 (Feb-Mei)

pendidikan akan mempengaruhi proses Ganbaran pengetahuan remaja tentang


belajar seseorang, karena semakin tinggi bahaya merokok pada perokok pasif
pendidikan maka akan lebih mudah sebanyak 41 responden yang
menerima informasi, hal ini sesuai berpengetahuan baik (51%) sedangkan yang
dengan penelitian yang dilakukan oleh berpengetahuan kurang 40 sebanyak
peneliti melihat responden masih dalam responden (49%).
pendidikan menegah pertama yang Ganbaran pengetahuan remaja tentang
memungkinkan responden kurang bahaya merokok sebanyak 38 responden
memperoleh informasi khususnya yang berpengetahuan baik (46,9%)
mengenai bahaya merokok. sedangkan yang berpengetahuan kurang 43
Usia merupakan faktor yang dapat sebanyak responden (53,1%).
mempengaruhi tingkat pengetahuan Saran
individu hal ini sesuai dengan penelitian 1. Bagi Institusi Pendidikan
yang dilakukan oleh peneliti bahwa rata- Diharapkan hasil penelitian ini dapat
rata usia responden dalam penelitian ini dijadikan sebagai bahan masukan untuk
yaitu 13-15 tahun. Masa remaja bila perbaikan dalam meningkatkan
dilihat dari kognitifnya terjadi pada tahap pengetahuan siswa khususnya tentang
formal operation tahap ini adalah tahap habaya merokok pada remaja.
dimana remaja sudah mampu 2. Bagi Siswa
memecahkan suatu masalah. Teori ini Diharapkan siswaa dapat
tidak sesuai dengan hasil penelitian yaitu meningkatkan pengetahuannya dengan
mayoritas remaja memiliki pengetahuan cara bertanya kepada pihak sekolah dan
yang rendah. diharapkan selalu mencari informasi
Pengetahuan tantang bahaya melalui media-media yang ada agar dapat
merokok penting diketahui oleh remaja menambah pengetahuan dan wawasan
khususnya siswa, karena dengan khususnya mengenai bahaya merokok.
pengetahuan yang tinggi akan menjadi 3. Bagi Institusi
pendorong timbulnya kesadaran bahwa Diharapkan dalam penelitian yang
merokok maupun menghirup asap rokok sejenis dapat dikembangkan pada
juga dapat menimbulkan dampak yang penelitian selanjutnya sehingga dapat
berbahaya bagi kesehatan. sehingga akan menghasilkan penelitian yang lebih baik
berpengaruh terhadap kesehatan lagi.
khususnya bagi siswa dan pelajar. 4. Bagi Peneliti
Untuk meningkatkan pengetahuan Diharapkan sebagai tindak lanjut
setra informasi siswa tentang bahaya agar ada penelitian lanjutan yang
merokok perlu kerjasama dengan guru mungkin berpengaruh terhadap bahaya.
atau pendidik, orang tua serta pihak
sekolah untuk memberikan wawasan serta DAFTAR PUTAKA
informasi mengenai bahaya merokok. 1. Ali M, Asori M, 2011. Psikologi
Informasi mengenai bahaya merokok Remaja Perkembangan Anak Didik.
dapat diperoleh masyarakat khususnya Jakarta: Penerbit Bumi Aksara
siswa melalui media cetak, media 2. Amelia, A. (2009). Gambaran perilaku
elektronik maupun media internet. merokok pada laki-laki. http://jurnal
repository usu.com. diperoleh tanggal
KESIMPULAN DAN SARAN 17 Desember 2012.
Kesimpulan 3. Depkes, 2010 agaenerasi muda sehat,
Gambaran tingkat pengetahuan remaja Generasi Tanpa Rokok.
tentang bahaya merokok pada perokok aktif 4. Gonodiputro, S (2007) bahaya-bahaya
sebanyak 23 responden yang tembakau dan bentuk sedian tembakau
berpengetahuan baik (28,3%) sedangkan : bandung, Fakultas Kedokteran
yang berpengetahuan kurang 28 sebanyak Universitas Padjajaran.
responden (34,7%).

14
JURNAL PLACENTA
VOL 8 Nomor 1 Tahun 2020 (Feb-Mei)

5. Komalasari, D. 2012. Faktor-faktor


Penyebab Perilaku Merokok Pada
Remaja. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
6. Kemenkes RI. Tahun 2014. Tentang
Fakta Tembakau, Jakarta : Tobacco
Control and Suport Center – IAKMI
7. Peraturan Pemerintah No. 109 Tahun
2012. Tentang penggunaan bahan yang
Mengandung Zat Adiktif berupa
Tembakau bagi Kesehatan.

15

Anda mungkin juga menyukai