“OLEH:”
PENDAHULAN
Merokok sudah melanda berbagai kalangan dari anak-anak sampai orang tua, baik
laki-laki ataupun perempuan. Pada era modern ini banyak ditemui masyarakat yang
merokok sebagai salah satu bagian dari pola hidupnya. Ada ribuan artikel
gangguan reproduksi dan kehamilan. Hal ini tidak mengherankan karena asap
tembakau mengandung lebih dari 4000 bahan toksik dan 43 bahan penyebab kanker
(karsinogienik).
Remaja dengan perilaku merokok saat ini dianggap sebagai perilaku yang
wajar di masyarakat, tingkat penyebaran perokok saat ini paling tinggi juga terjadi
pada anak usia remaja. Perilaku merokok adalah gaya hidup yang merugikan
kesehatan diri sendiri dan orang lain (Durkin dan Helmi, 2010).
berusia 15 tahun ke atas di dunia sebanyak 991 juta orang pada 2020. Angka tersebut
turun 3,41% atau 35 juta orang dibanding tahun 2015 yang sebanyak 1,026 miliar
orang (Rizaty, 2021). Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik di Indonesia pada
tahun 2019 persentase merokok pada penduduk umur ≥15 tahun sebesar 29,03%,
pada tahun 2020 sebesar 28,69%, dan pada tahun 2021 sebesar 28,96%. Dapat
disimpulkan bahwa pada tahun 2020 terjadi penurunan sebesar 0,34% dan terjadi
peningkatan pada tahun 2021 sebesar 0,27%. Data dari Badan Pusat Statistik, di Nusa
Tenggara Timur pada tahun 2019 persentase merokok pada penduduk umur ≥15
tahun sebesar 27,83%, pada tahun 2020 sebesar 26,14%, dan pada tahun 2021 sebesar
27,22%. Dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2020 terjadi penurunan sebesar 1,69%
dan terjadi peningkatan pada tahun 2021 sebesar 1,08%. Data dari Badan Pusat
Timor Tengah Selatan tahun 2020 sebesar 21,60% dan pada tahun 2021 sebesar
16,24%.
Kehidupan remaja yang dimulai pada usia sekolah menegah sangat mudah
untuk terpengaruh terhadap hal-hal yang bersifat pencarian jati diri dan gaya,
besar kemungkinan mereka untuk terus merokok, dan semakin besar juga resiko yang
tidak hanya efek jangka panjang berupa penyakit kronis, tapi juga efek jangka pendek
Seseorang yang pertama kali mengkomsumsi rokok mengalami gejala- gejala seperti
batuk-batuk, lidah terasa getir dan perut mual, namun demikian, sebagian dari pemula
merupakan perilaku yang menyenangkan dan bergeser menjadi aktivitas yang bersifat
obsesif. Hal ini disebabkan oleh sifat nikotin yang adiktif, jika dihentikan secara tiba-
motivasi pelaksana dan faktor penguat (reinforcing factor) merupakan faktor yang
Perilaku merokok pada remaja saat ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor,
yaitu internal dan eksternal. Fakor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri
remaja tersebut seperti pengetahuan dan sikap. Faktor eksternal yaitu faktor yang
berasal dari lingkungan sekitar yang dapat mempengaruhi remaja dalam berperilaku
seperti pengaruh dari keluarga dan teman sebaya dan iklan rokok.
terhadap perilaku bisa berwujud positif ataupun negatif. Sikap negatif mempunyai
tidak merokok. Hal ini akan dipengaruhi oleh banyak hal, selain dari faktor
pengetahuan juga dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, orang lain yang dianggap
penting, media massa, pengalaman pribadi, lembaga pendidikan, lembaga agama dan
Teman sebaya dapat menjadi faktor dominan dalam perilaku merokok pada
remaja merokok. Merokok dijadikan untuk meningkatkan status sosial anak laki-laki
diantara teman-teman mereka dan meningkatkan rasa percaya diri, lebih dewasa, dan
perilaku merokok remaja. Karena gencarnya iklan rokok yang beredar di masyarakat,
ditambah dengan adanya image yang dibentuk oleh iklan rokok sehingga terlihat
seakan orang yang merokok adalah orang yang sukses dan tangguh yang dapat
melalui rintangan apapun. Hal ini membuat remaja mulai mengenal dan mencoba
untuk merokok.
Menurut Wulan (2012), perilaku merokok pada remaja umumnya karena faktor
psikososial antara lain karena ikut-ikutan, mencontoh orang tua dan saudara kandung,
ikut mencontoh teman sebaya, ingin disebut dewasa, coba-coba dan lain-lain.
remaja. Peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian terhadap remaja Sekolah
perilaku merokok pada remaja rata-rata dilakukan oleh mahasiswa. Menurut statistik
dan fenomena dilapangan, usia remaja yang mulai merokok cenderung bergeser
menjadi lebih muda. Selain itu, alasan peneliti meneliti SMA Negeri 1 Soe karena
merupakan salah satu SMA Model di Kabupaten Timor Tengah Selatan yang
halnya yang dilakukan oleh para remaja yang mempunyai kebiasaan merokok
informasi kesehatan tentang bahaya merokok. Remaja biasanya meniru apa yang dia
lihat atau dia dengar dari orang lain. Sehingga peneliti merasa perlu untuk
mendeskripsikan fenomena ini, maka berkaitan dengan hal ini peneliti merasa tertarik
untuk melakukan penelitian tentang “Gambaran perilaku merokok pada remaja laki-
laki di SMA Negeri 1 Soe Tahun 2022”. Berdasarkan observasi peneliti didapat
banyak dari siswa di SMA Negeri 1 Soe yang menjadi perokok aktif, sebagian
penelitian ini adalah “Bagaimana perilaku merokok pada remaja laki-laki di SMA
Negeri 1 Soe?”
Soe
Soe
Soe
1. Bagi Institusi
remaja laki-laki.
2. Bagi Masyarakat
dan orang tua remaja dalam pencegahan dan pengawasan perilaku merokok pada
3. Bagi Peneliti
selanjutnya.
BAHARUDDIN. (2017). FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PERILAKU MEROKOK PADA ANAK USIA REMAJA MADYA (15-18 TAHUN). UNIVERSITAS
http://deokes.go.id/indeks.php/berita/press-release/1528-lindungi-generasimuda-
%0Adari-bahaya-merokok.html
Rizaty, M. A. (2021). WHO: Jumlah Perokok di Dunia Turun 35 Juta Orang pada
jumlah-perokok-di-dunia-turun-35-juta-orang-pada-2020#:~:text=WHO%3A Jumlah
Sabri YS, Khairsyaf O, A. R. (2015). Profil Merokok pada Pelajar di Tiga SMP di