Anda di halaman 1dari 10

USULAN PENELITIAN

‘’GAMBARAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA


MADYA (15-18 TAHUN) LAKI-LAKI DI SMA NEGERI 1
SOE’’

“OLEH:”

RICHARDO BABTISTA UNU


1807010281

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2022
BAB I

PENDAHULAN

1.1 Latar Belakang

Merokok merupakan masalah yang belum terselesaikan hingga saat ini.

Merokok sudah melanda berbagai kalangan dari anak-anak sampai orang tua, baik

laki-laki ataupun perempuan. Pada era modern ini banyak ditemui masyarakat yang

merokok sebagai salah satu bagian dari pola hidupnya. Ada ribuan artikel

membuktikan adanya hubungan kausal antara penggunaan rokok dengan terjadinya

berbagai penyakit kanker, penyakit jantung, penyakit saluran pernapasan, penyakit

gangguan reproduksi dan kehamilan. Hal ini tidak mengherankan karena asap

tembakau mengandung lebih dari 4000 bahan toksik dan 43 bahan penyebab kanker

(karsinogienik).

Remaja dengan perilaku merokok saat ini dianggap sebagai perilaku yang

wajar di masyarakat, tingkat penyebaran perokok saat ini paling tinggi juga terjadi

pada anak usia remaja. Perilaku merokok adalah gaya hidup yang merugikan

kesehatan diri sendiri dan orang lain (Durkin dan Helmi, 2010).

Berdasarkan laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah perokok

berusia 15 tahun ke atas di dunia sebanyak 991 juta orang pada 2020. Angka tersebut

turun 3,41% atau 35 juta orang dibanding tahun 2015 yang sebanyak 1,026 miliar

orang (Rizaty, 2021). Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik di Indonesia pada

tahun 2019 persentase merokok pada penduduk umur ≥15 tahun sebesar 29,03%,

pada tahun 2020 sebesar 28,69%, dan pada tahun 2021 sebesar 28,96%. Dapat
disimpulkan bahwa pada tahun 2020 terjadi penurunan sebesar 0,34% dan terjadi

peningkatan pada tahun 2021 sebesar 0,27%. Data dari Badan Pusat Statistik, di Nusa

Tenggara Timur pada tahun 2019 persentase merokok pada penduduk umur ≥15

tahun sebesar 27,83%, pada tahun 2020 sebesar 26,14%, dan pada tahun 2021 sebesar

27,22%. Dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2020 terjadi penurunan sebesar 1,69%

dan terjadi peningkatan pada tahun 2021 sebesar 1,08%. Data dari Badan Pusat

Statistik, persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang merokok di Kabupaten

Timor Tengah Selatan tahun 2020 sebesar 21,60% dan pada tahun 2021 sebesar

16,24%.

Kehidupan remaja yang dimulai pada usia sekolah menegah sangat mudah

untuk terpengaruh terhadap hal-hal yang bersifat pencarian jati diri dan gaya,

termasuk kebiasaan merokok. Semakin muda seseorang mulai merokok, semakin

besar kemungkinan mereka untuk terus merokok, dan semakin besar juga resiko yang

akan dialaminya (Sabri, 2015).

Beberapa penelitian mengatakan efek negatif yang ditimbulkan oleh rokok

tidak hanya efek jangka panjang berupa penyakit kronis, tapi juga efek jangka pendek

yang dapat berupa peningkatan stres, bronkospasme, batuk, peningkatan denyut

jantung, hipertensi, penyakit periodontal (rongga mulut), hingga ulkus peptikum.

Seseorang yang pertama kali mengkomsumsi rokok mengalami gejala- gejala seperti

batuk-batuk, lidah terasa getir dan perut mual, namun demikian, sebagian dari pemula

yang mengabaikan gejala-gejala tersebut biasanya berlanjut menjadi kebiasaan dan

akhirnya menjadi ketergantungan. Ketergatungan ini dipersepsikan sebagai


kenikmatan yang memberikan kepuasan psikologis. Gejala ini dapat dijelaskan dari

konsep tobacco depency (ketergantungan tembakau). Artinya, perilaku merokok

merupakan perilaku yang menyenangkan dan bergeser menjadi aktivitas yang bersifat

obsesif. Hal ini disebabkan oleh sifat nikotin yang adiktif, jika dihentikan secara tiba-

tiba akan menimbulkan stres (Nasution, 2007).

Menurut teori dari Lawrence W. Green (1980) dalam Notoatmodjo (2014)

menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku adalah faktor

predisposisi (predisposisi factor) merupakan faktor dasar motivasi untuk bertindak.

Faktor pemungkin (enabling factor) merupakan faktor yang memungkinkan suatu

motivasi pelaksana dan faktor penguat (reinforcing factor) merupakan faktor yang

memperkuat perubahan perilaku seseorang.

Perilaku merokok pada remaja saat ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor,

yaitu internal dan eksternal. Fakor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri

remaja tersebut seperti pengetahuan dan sikap. Faktor eksternal yaitu faktor yang

berasal dari lingkungan sekitar yang dapat mempengaruhi remaja dalam berperilaku

seperti pengaruh dari keluarga dan teman sebaya dan iklan rokok.

Sikap remaja sangat berpengaruh terhadap perilaku merokok. Sikap remaja

terhadap perilaku bisa berwujud positif ataupun negatif. Sikap negatif mempunyai

kecenderungan berperilaku merokok sedangkan sikap positif cenderungan berperilaku

tidak merokok. Hal ini akan dipengaruhi oleh banyak hal, selain dari faktor

pengetahuan juga dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, orang lain yang dianggap
penting, media massa, pengalaman pribadi, lembaga pendidikan, lembaga agama dan

emosi dari dalam individu.

Teman sebaya dapat menjadi faktor dominan dalam perilaku merokok pada

remaja merokok. Merokok dijadikan untuk meningkatkan status sosial anak laki-laki

diantara teman-teman mereka dan meningkatkan rasa percaya diri, lebih dewasa, dan

lebih kaya dari rekan-rekan mereka.

Iklan rokok sebagai media promosi rokok sangat potensial mempengaruhi

perilaku merokok remaja. Karena gencarnya iklan rokok yang beredar di masyarakat,

ditambah dengan adanya image yang dibentuk oleh iklan rokok sehingga terlihat

seakan orang yang merokok adalah orang yang sukses dan tangguh yang dapat

melalui rintangan apapun. Hal ini membuat remaja mulai mengenal dan mencoba

untuk merokok.

Alasan psikologis juga dapat mempengaruhi perilaku merokok pada remaja.

Menurut Wulan (2012), perilaku merokok pada remaja umumnya karena faktor

psikososial antara lain karena ikut-ikutan, mencontoh orang tua dan saudara kandung,

ikut mencontoh teman sebaya, ingin disebut dewasa, coba-coba dan lain-lain.

Melihat berbagai fenomena yang ada, menunjukan bahwa akan terjadi

peningkatan jumlah perokok yang diperkirakan akan semakin tinggi dikalangan

remaja. Peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian terhadap remaja Sekolah

Menengah Atas (SMA) karena melihat beberapa penelitian sebelumnya mengenai

perilaku merokok pada remaja rata-rata dilakukan oleh mahasiswa. Menurut statistik

dan fenomena dilapangan, usia remaja yang mulai merokok cenderung bergeser
menjadi lebih muda. Selain itu, alasan peneliti meneliti SMA Negeri 1 Soe karena

merupakan salah satu SMA Model di Kabupaten Timor Tengah Selatan yang

lokasinya berada di dataran tinggi dan diwilayah perkotaan dengan rata-rata

penduduknya mempunyai kebiasaan merokok yang sering dianggap sepele seperti

halnya yang dilakukan oleh para remaja yang mempunyai kebiasaan merokok

walaupun bukan di lingkungan sekolah dan hal tersebut dikarenakan kurangnya

informasi kesehatan tentang bahaya merokok. Remaja biasanya meniru apa yang dia

lihat atau dia dengar dari orang lain. Sehingga peneliti merasa perlu untuk

mendeskripsikan fenomena ini, maka berkaitan dengan hal ini peneliti merasa tertarik

untuk melakukan penelitian tentang “Gambaran perilaku merokok pada remaja laki-

laki di SMA Negeri 1 Soe Tahun 2022”. Berdasarkan observasi peneliti didapat

banyak dari siswa di SMA Negeri 1 Soe yang menjadi perokok aktif, sebagian

besarnya adalah laki-laki.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka rumusan masalah

penelitian ini adalah “Bagaimana perilaku merokok pada remaja laki-laki di SMA

Negeri 1 Soe?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan Umum dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perilaku

merokok pada remaja laki-laki di SMA Negeri 1 Soe.

1.3.2 Tujuan Khusus


Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan distribusi frekuensi dan statistik karekteristik perokok pada

remaja laki-laki di SMA Negeri 1 Soe

2. Mendeskripsikan pengetahuan tentang bahaya rokok pada remaja laki-laki di

SMA Negeri 1 Soe

3. Mendeskripsikan sikap terhadap rokok pada remaja laki-laki di SMA Negeri 1

Soe

4. Mendeskripsikan perilaku merokok pada remaja laki-laki di SMA Negeri 1 Soe

5. Mendeskripsikan pengaruh teman sebaya pada remaja laki-laki di SMA Negeri 1

Soe

6. Mendeskripsikan pengaruh iklan rokok pada remaja laki-laki di SMA Negeri 1

Soe

7. Mendeskripsikan alasan psikologis pada remaja laki-laki di SMA Negeri 1 Soe

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi

Sebagai referensi perpustakaan institusi dan merupakan masukan bagi

mahasiswa yang sedang mempelajari tentang gambaran perilaku merokok pada

remaja laki-laki.
2. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi dan pengetahuan serta masukan khususnya untuk guru

dan orang tua remaja dalam pencegahan dan pengawasan perilaku merokok pada

anak usia remaja.

3. Bagi Peneliti

Mengembangkan kemampuan menulis serta masukan untuk penelitian

selanjutnya.
BAHARUDDIN. (2017). FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

PERILAKU MEROKOK PADA ANAK USIA REMAJA MADYA (15-18 TAHUN). UNIVERSITAS

ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR.

Depkes RI. (2011). Lindungi Generasai Muda dari Bahaya Rokok.

http://deokes.go.id/indeks.php/berita/press-release/1528-lindungi-generasimuda-

%0Adari-bahaya-merokok.html

Notoadmodjo. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan (P. A. Mahasatya

(ed.); pertama). PT RINEKA CIPTA.

Rizaty, M. A. (2021). WHO: Jumlah Perokok di Dunia Turun 35 Juta Orang pada

2020. Annissa Mutis. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/12/14/who-

jumlah-perokok-di-dunia-turun-35-juta-orang-pada-2020#:~:text=WHO%3A Jumlah

Perokok di Dunia Turun 35 Juta Orang pada 2020,-Jumlah Perokok

Berusia&text=Berdasarkan laporan Organisasi Kesehatan Dunia,yang sebanyak

1%2C026 miliar orang.

Sabri YS, Khairsyaf O, A. R. (2015). Profil Merokok pada Pelajar di Tiga SMP di

Kota Padang. J Kesehat Andalas, 4(3), 973–7.

Suluh, D. G. (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok

Mahasiswa Di Polteknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kupang Tahun 2017.

PROSIDING SEMNAS I Kesehatan Lingkungan & Penyakit Tropis, 227.


Wong, dkk. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik (6th ed., Vol. 1). EGC.

Anda mungkin juga menyukai