Anda di halaman 1dari 12

TOPIK

PENCEGAHAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA


DI SMP PLUS KARYA PERSADA

Mata Kuliah : Penelitian Kualitatif


Dosen Pengampuh : Firnasrudin Rahim, S.K.M., M.Kes

Oleh:
 MUSLIFAH (20331023)
 RAHMDANI (20331024)
 ARNIA (20331019)
 SUSANTI (20331027)
 MUH. RESKY (20331011)

(DIV) PROMOSI KESEHATAN


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS KARYA PERSADA MUNA
2023
A. Latar Belakang
Fenomena merokok di kalangan remaja usia sekolah bukan pemandangan asing
lagi. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Penyakit Tidak Menular Kementerian
Kesehatan sebelum tahun 1995 prevalensi remaja terhadap rokok hanya 7 %, akan
tetapi pada tahun 2010 naik menjadi 19 % dan 43,3 % dari jumlah keseluruhan
perokok mulai merokok pada rentang usia 14 – 19 tahun (Robert, 2013).
Banyaknya perokok yang merokok sejak usia remaja seharusnya sudah
menjadi masalah yang sangat serius yang harus diperhatikan dan melakukan upaya
pencegahan perilaku merokok, narkoba, bolos sekolah dan tawuran antar pelajar.
Perilaku merokok pada remaja biasanya akan menjadi pintu gerbang untuk
permasalahan – permasalahan remaja yang lainnya. Sebanyak 90 persen pecandu
narkoba adalah perokok, karena remaja yang telah kecanduan rokok tak akan
mempan lagi terhadap zat adiktif (nikotin & tar) dalam rokok. Mereka mencari yang
lebih enak, pada saat inilah narkoba akan dicoba. Hal ini menguatkan pernyataan
Psikolog Sarlito W. Sarwono bahwa rokok kerap menjadi salah satu penyebab
seseorang menjadi pengguna zatzat terlarang (Rusdi, 2012).
Ditinjau dari segi kesehatan, beberapa ahli mengemukakan bahwa rokok dapat
menimbulkan berbagai penyakit atau gangguan kesehatan baik pada perokok itu
sendiri, maupun orang lain disekitarnya yang tidak merokok. Kandungan dalam
rokok yang berupa nikotin, tar dan zat adiktif dapat memberikan berbagai dampak
negatif bagi kesehatan seperti kanker paru-paru, kanker mulut, kanker tenggorokan,
penyakit jantung koroner, radang saluran pernafasan, pembengkakan paru-paru,
penyakit kandung kemih, gangguan reproduksi, impotensi, gangguan kehamilan dan
janin.
Dampak yang ditimbulkan akibat penggunaan rokok dengan intensitas yang
tinggi serta usia yang lebih dini saat mengkomsumsi rokok dapat menambah resiko
kematian (McKim, 2007).
Indonesia yang menyebutkan 24,5 % remaja putra Indonesia adalah perokok,
hal ini menempatkan Indonesia pada peringkat kelima dunia sebagai jumlahperokok
terbanyak di bawah China, AS, Jepang dan Rusia (Lucia, 2011).Berdasarkan data
yang diterbitkan Organisasi kesehatan dunia (WHO) diketahui hampir 80 % remaja
mulai merokok pada usia kurang dari 19 tahun. Global Youth Tobacco Survey
(GYTS) WHO pada 2006 mengungkap 37,3 % anak-anak usia 13 tahun hingga 15
tahun di Indonesia sudah membakar rokok dan dalam Global Youth Tobacco Survey
tahun 2007 jumlah perokok anak usia 13 – 18 tahun diIndonesia menduduki
peringkat pertama Asia, bahkan 3 dari 10 pelajar di Indonesia (30,9 %) mulai
merokok sebelum umur 10 tahun. Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat 4 %
tiap tahunnya (Riana & Diah, 2013).
Data Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak menunjukkan selama
tahun 2008 hingga tahun 2012 jumlah perokok anak dibawah umur 10 tahun di
Indonesia mencapai 239.000 orang. Sedangkan jumlah perokok anak antara usia 10 –
14 tahun mencapai 1,2 juta orang (Ira, 2012). Kondisi tersebut diperparah dengan
perilaku menghisap rokok atau merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Merokok
merupakan cara untuk bisa diterima secara sosial. Jadi, sebagian dari mereka yang
merokok disebabkan tekanan teman-teman sebayanya. Walaupun ada juga yang
merokok disebabkan melihat orang tuanya yang merokok.Pada dasarnya, perokok
pemula biasanya diawali dengan rasa mual, batuk, dan perasaan tidak enak lainnya,
tetapi tetap saja mereka merokok meskipun sebenarnya mereka cukup memahami
terhadap bahaya merokok (Triratnawati, 2005).
Perilaku merokok pada remaja cenderung meniru perilaku orang lain di
sekitarnya. Perilaku ini didukung dengan sifat remaja yang suka meniru perilaku
yang baru. Perilaku ketergantungan merokok pada remaja dapat terjadi karena
kurangnya pengetahuan remaja tentang bahaya merokok dan sikap remaja yang
kurang.Peran dukungan sosial terutama keluarga juga dapat menjadi faktor yang
dapat mempengaruhi perilaku ketergantungan merokok pada remaja.
Dukungan keluarga merupakan suatu bentuk perhatian, dorongan yang
didapatkan individu dari orang lain melalui hubungan interpersonal yang meliputi
perhatian, emosional dan penilaian. Keluarga dipandang sebagai suatu sistem, jika
terjadi gangguan pada salah satu anggota keluarga dapat mempengaruhi seluruh
sistem.Sebaliknya disfungsi keluarga dapat pula menjadi salah satu penyebab
terjadinya gangguan pada anggota keluarga (Friedman, 1998).Perilaku merokok pada
remaja dapat timbul karena lingkungan keluarga yang juga memiliki perilaku
tersebut. Jika keluarga tidak ada yang merokok, maka sikap orang tua yang berlaku
permisif merupakan pengukuh timbulnya perilaku merokok pada remaja (Helmi,
2008).
Dukungan keluarga berperan penting dalam menentukan dan mengarahkan
perilaku individu. Dukungan keluarga bisa didapatkan dari berbagai sumber, adapun
dukungan yang diberikan dapat berupa pemberian semangat, kepercayaan,
kesempatan untuk bercerita, meminta pertimbangan, bantuan maupun nasehat guna
mengatasi permasalahan yang dihadapi (Laksono, 2008).
Guru juga sebagai pendidik profesional diharapkan dapat terlibat dalam upaya
pencegahan perilaku merokok pada remaja. Penelitian menunjukkan bahwa perilaku
yang pernah dilakukan guru dalam upaya pencegahan perilaku merokok pada remaja
antara lain: guru memberi nasihat dan menghimbau murid tentang bahaya merokok,
guru melakukan razia dan guru memberi sanksi atau melaporkan murid ke BP. Selain
itu, perlu dilakukan pengembangan strategi pemberdayaan remaja dalam program
pencegahan perilaku merokok pada setting masyarakat perdesaan dengan cara
membuat daftar program aktivasi untuk meningkatkan domain pemberdayaan.

B. Rumusan Masalah Penelitian


1. Bagaimana gambaran perilaku merokok pada remaja di SMP Plus Karya Persada
?
2. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan perilaku merokok pada remaja di
SMP Plus Karya Persada?
3. Bagaimana upaya pencegahan perilaku merokok pada remaja di SMP Plus
Karya persada terhadap kesehatan dan lingkungan sekitar?
4. Bagaimana dampak perilaku merokok pada remaja di SMP Plus Karya persada
terhadap kesehatan dan lingkungan sekitar?

C. Tujuan Penelitian:
1. Mengetahui gambaran perilaku merokok pada remaja di SMP Plus Karya
Persada.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mendorong perilaku merokok pada remaja di
SMP Plus Karya Persada.
3. Mengetahui upaya pencegahan perilaku merokok pada remaja di SMP Plus
Karya Persada terhadap kesehatan dan lingkungan sekitar.
4. Mengetahui dampak perilaku merokok pada remaja di SMP Plus Karya Persada
terhadap kesehatan dan lingkungan sekitar.

D. Hipotesis Penelitian
Pendekatan yang melibatkan keluarga, sekolah, dan masyarakat akan lebih
efektif dalam mencegah perilaku merokok pada remaja di SMP Plus Karya Persada.

E. Strategi/Pendekatan Penelitian
Ada beberapa strategi/pendekatan penelitian yang dapat dilakukan, antara lain:
1. Studi Kasus
Pendekatan ini dapat dilakukan dengan memilih beberapa sekolah menengah
pertama (SMP) sebagai lokasi penelitian. Kemudian, dilakukan wawancara
mendalam dengan beberapa siswa yang memiliki kebiasaan merokok dan juga
dengan siswa yang tidak merokok. Dari hasil wawancara, dapat diketahui faktor-
faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja dan juga faktor-faktor
yang dapat mencegah perilaku merokok pada remaja.
2. Etnografi
Pendekatan ini dapat dilakukan dengan melakukan observasi partisipan di
beberapa SMP yang memiliki kebijakan anti-merokok. Dari hasil observasi,
dapat diketahui bagaimana kebijakan anti-merokok diterapkan di SMP dan juga
bagaimana siswa merespon kebijakan tersebut.
3. Grounded Theory
Pendekatan ini dapat dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam
dengan beberapa siswa yang memiliki kebiasaan merokok dan juga dengan
siswa yang tidak merokok. Dari hasil wawancara, dapat diketahui faktor-faktor
yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja. Selanjutnya, data tersebut
dapat dianalisis untuk mengembangkan teori baru tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku merokok pada remaja.
5. Phenomenology
Pendekatan ini dapat dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam
dengan beberapa siswa yang memiliki kebiasaan merokok dan juga dengan
siswa yang tidak merokok. Dari hasil wawancara, dapat diketahui pengalaman
siswa dalam merokok dan juga pengalaman siswa dalam tidak merokok.
Selanjutnya, data tersebut dapat dianalisis untuk memahami pengalaman siswa
dalam merokok dan juga pengalaman siswa dalam tidak merokok.
F. Teknik Pengumpulan Data
Untuk melakukan teknik pengumpulan data dengan tri angulasi dapat
dilakukan beberapa teknik pengumpulan data, antara lain:
1. Wawancara Mendalam
Teknik ini dapat dilakukan dengan mewawancarai siswa yang memiliki
kebiasaan merokok dan juga siswa yang tidak merokok. Dari hasil wawancara,
dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja
dan juga faktor-faktor yang dapat mencegah perilaku merokok pada remaja.
2. Observasi
Teknik ini dapat dilakukan dengan mengamati perilaku siswa di lingkungan
sekolah dan juga di lingkungan masyarakat sekitar sekolah. Dari hasil observasi,
dapat diketahui bagaimana perilaku merokok pada remaja dan juga faktor-faktor
yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja.
3. Dokumentasi
Teknik ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan dokumen-dokumen yang
berkaitan dengan pencegahan perilaku merokok pada remaja, seperti kebijakan
anti-merokok di sekolah dan juga kampanye anti-merokok yang dilakukan oleh
pemerintah atau organisasi masyarakat.

Dalam melakukan teknik pengumpulan data dengan tri angulasi, penting untuk
menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yang berbeda untuk memastikan
keabsahan data yang diperoleh. Selain itu, penting juga untuk memilih partisipan
yang tepat dan melakukan analisis data yang tepat untuk menghasilkan temuan yang
valid dan reliabel.
G. Pedoman Wawancara
PEDOMAN WAWANCARA
Pencegahan Perilaku Merokok pada Remaja di SMP Plus Karya persada
A. Identitas Informan
Nama/Inisial :
Umur :
Kelas :
B. Daftar Pertanyaan
No. Aspek Pengamatan Pertanyaan Ya Tidak Ket
Pemahaman dasar Apakah Anda tahu tentang
1. tentang masalah masalah merokok di kalangan
merokok pada remaja remaja?
Pengalaman pribadi Apakah Anda pernah melihat
2. terkait pengamatan teman sebaya merokok ?
perilaku merokok.
Pengetahuan tentang Apakah Anda tahu tentang
3. dampak kesehatan.) dampak merokok pada
kesehatan remaja?
Pengalaman pribadi Apakah Anda pernah
4.
terkait merokok. mencoba merokok?
Keyakinan akan Apakah Anda percaya bahwa
tanggung jawab kolektif pencegahan merokok pada
5.
dalam pencegahan remaja adalah tanggung
merokok. jawab bersama?

H. Pedoman Obsevasi
Berikut adalah contoh panduan yang dapat digunakan dalam pedoman observasi:
1. Amati perilaku siswa di lingkungan sekolah terkait dengan merokok, seperti
apakah ada siswa yang merokok di lingkungan sekolah atau apakah ada tempat
yang menjadi tempat berkumpulnya siswa yang merokok.
2. Amati perilaku siswa di lingkungan masyarakat sekitar sekolah terkait dengan
merokok, seperti apakah ada toko yang menjual rokok di sekitar sekolah atau
apakah ada orang dewasa yang merokok di sekitar sekolah.

I. Tabel Sintesis Jurnal


TABEL SINTESIS JURNAL
No Judul Penulis Metode Hasil
1 Analisis Ahmad Rifqi Penelitian Hasil penelitian menunjukkan
Kualitatif Faktor Nubairi/2012 kualitatif bahwa faktor personal, faktor
Yang deskriptif adiksi rokok, faktor pengaruh
Mempengaruhi dengan lingkungan sosial, faktor
Kesulitan pendekatan teman sebaya, faktor
Mahasiswa fenomenologi kemudahan mendapatkan
Universitas Islam rokok, dan faktor adanya
Negeri Syarif orang yang menjadi panutan
Hidayatullah merokok dapat
Jakarta Berhenti mempengaruhi kesulitan
Merokok mahasiswa uin jakarta
berhenti merokok. saran yang
dapat diberikan adalah perlu
adanya program pendidikan
atau promosi
Kesehatan yang lebih
terintegrasi dengan sosialisasi
secara menyeluruh tentang
bahaya merokok dan adanya
penerapan aturan larangan
merokok disertai orang yang
menjadi panutan sebagai
contoh untuk tidak merokok.
2 FENOMENA Devie Penelitian ini Hasil penelitian menunjukkan
MEROKOK Hangriani merupakan fenomena merokok pada
PADA REMAJA Patana & Yunus penelitian remaja putri antara lain hal
PUTRI: STUDI Elon/Jurnal kualitatif yang yang menjadi alasan informan
KUALITATIF Ilmiah bersifat merokok yaitu; pengaruh
Kesehatan deskriptif teman, ingin coba-coba,
Diagnosis/2019 dengan penasaran dan iseng. Hal
menggunakan yang dirasakan saat pertama
metode kali merokok yaitu; pusing,
snowball batuk, pahit dan tidak enak.
sampling
3 ANALISIS Putri Fitri Metode yang Dari hasil penelitian di dapat
PERILAKU Handayani digunakan hasil yaitu fenomena perilaku
MEROKOK /Universitas dalam merokok saat ini sangat
PADA SISWA Muhamadiyah penelitian ini mengkhawatirkan, tidak
KELAS 4 SDN Jakarta/2018 adalah hanyak orang dewasa ataupun
SUDIMARA 05 kualitatif remaja, kebiasaan ini tampak
dengan sudah menjadi tren bahkan
menggunakan pada anak-anak.
teknik Penelitian ini bertujuan untuk
observasi dan mengetahui perilaku merokok
wawancara yang
dilakukan oleh anak sekolah
dasar, dimana anak pada usia
ini perkembangan yang
paling utama adalah
bersosialisasi baik dengan
teman sebaya maupun
lingkungan sekitar.
4 HUBUNGAN Hastin Fitira Jenis Hasil penelitian menunjukkan
TEMAN Angraini, et penelitian ini bahwa hampir seluruh
SEBAYA al./2019 menggunakan responden teman sebaya
DENGAN analitik mendukung sebanyak 29
PERILAKU korelasional siswa (88,9%), teman sebaya
MEROKOK dengan desain yang cukup mendukung
PADA REMAJA penelitian sebanyak 7 siswa (11,1%),
AWAL cross dan tidak seorangpun teman
(Studi di SMP sectional. sebaya yang kurang
PGRI 1 Perak) mendukung dan tidak
mendukung (0%), seluruh
responden perilaku merokok
positif sebanyak 36 siswa
(100%), dan tidak seorangpun
perilaku merokok negatif
(0%). Hasil uji spearment
rank test didapatkan nilai p =
0,022 < α= 0,05, oleh karena
p < α maka H1 diterima dan
H0 ditolak.
5 FAKTOR- Muslimin/ Penelitian ini Hasil penelitian menunjukkan
FAKTOR Jurnal BK dilaksanakan bahwa penyebab utama
PENYEBAB UNESA dengan perilaku merokok pada siswa
PERILAKU menggunakan SMP Negeri Babat ada dua
MEROKOK pendekatan yakni faktor internal dan
SISWA DI SMP kualitatif faktor eksternal. Faktor
NEGERI dengan internal adalah yaitu
KECAMATAN rancangan mencoba-coba,aktualisasi diri
BABAT studi kasus. (agar terlihat lebih dewasa
dan jantan) dan
menghilangkan rasa bosan
dll. Sedangkan faktor internal
yang terjadi adalah karena
pengaruh teman, orang tua
perokok, lingkungan,
kebiasaan dalan kelompok.
Referensi :
Christarisa Nindapitra (2015), STUDI KASUS REMAJA PUTRI YANG
BERPERILAKU MEROKOK DI KOTA YOGYAKARTA, Universitas Negeri
Yogyakarta.

Ahmad Rifqi Nubairi (2018), ANALISIS KUALITATIF FAKTOR YANG


MEMPENGARUHI KESULITAN MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA BERHENTI MEROKOK, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Muslimin, dkk (2018), FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERILAKU MEROKOK


SISWA DI SMP NEGERI KECAMATAN BABAT, Jurnal BK UNESA, Volume 1
Edisi 2, 116-124.

Hastin Fitria Anggraeni, dkk (2019), HUBUNGAN TEMAN SEBAYA DENGAN


PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA AWAL (Studi di SMP PGRI 1 Perak)
Puri Fitri HandayanI (2018), ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA SISWA
KELAS 4 SDN SUDIMARA 05, Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Devie Hangriani Patana & Yunus Elon (2019), FENOMENA MEROKOK PADA
REMAJA PUTRI: STUDI KUALITATIF, Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume
14 Nomor 4 Tahun 2019

Rina Khairunnisa Fadli (2015), PERILAKU MEROKOK SISWA SMP DI


KECAMATAN PANONGAN KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2015,
Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka.

Nilam Sari (2018), Analisis Gambaran Perilaku Merokok pada Remaja: UIN Alauddin
Makassar.

Anda mungkin juga menyukai