Anda di halaman 1dari 12

FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU

MEROKOK PADA MAHASISWA STIKES ‘ AISYIYAH


YOGYAKARTA1

Muhardi Ferryanto2, Warsiti3

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Derahat Sarjana


Keperawatan Di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta

oleh :
MUHARDI FERRYANTO
04/02/R/00164

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ’ASYIYAH
YOGYAKARTA
2012
FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU
MEROKOK PADA MAHASISWA STIKES ‘ AISYIYAH
YOGYAKARTA
TAHUN 2012 1

Muhardi Ferryanto 2, Warsiti 3

Intisari

Latar Belakang : masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak
ke masa dewasa yang sangat labil secara emosional dan sangat rentang terhadap
berbagai hal, salah satunya adalah perilaku merokok. Perilaku merokok sangat
berbahaya apabila di konsumsi oleh manusia karena dapat menyebabkan berbagai
penyakit yang timbul akibat zat yang terkandung di dalam rokok tesebut. Perilaku
merokok di STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta sudah mencapai 40% dilakukan oleh
mahasiswa STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta,ini merupakan sesuatu yang ironis
karena STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta adalah tempat pendidikan perawat
professional.
Tujuan : tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku merokok pada mahasiswa STIKES ‘Aisyiyah
Yogyakarta. penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif phenomenaligic
dengan pengambilan sampel Snowball Sampling dan pengambilan data dengan
Indepth Interview. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 4 orang dan
analisa data dilakukan secara diskriptif analisis.
Hasil : peneliti menemukan 5 tema (faktor-faktor) yang mempengaruhi
perilaku merokok pada mahasiswa STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta adalah sebagai
berikut: rasa ingin tahu dan mudah terpengaruh, orang tua sebagai teladan remaja,
pengaruh teman sebaya, niat yang kuat untuk berhenti merokok dan promosi
larangan merokok di kampus.
Saran: Kepada ketua STIKES ‘Aisyiyah dapat memberikan informasi dan
meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang bahaya merokok dengan
memasang reklame atau spanduk di area kampus serta memberikan sanksi tegas.
Peniliti lanjutan : diharapkan melakukan penelitian sejenis dengan menambah
jumlah responden dan melakukan wawancara yang lebih mendalam.
Kata kunci : Mahasiswa, perilaku merokok

1. Judul Skripsi
2. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah
Yogyakarta
3. Dosen pembimbing skripsi
FACTORS AFFECTING SMOKING BEHAVIOR ON STIKES
‘AISYIYAH OF YOGYAKARTA STUDENT
20121
Muhardi ferryanto 2, Warsiti 3

Background: Adolescence is a period of transition from childhood to


adulthood very labile, emotional and high susceptible to the variety of matters;
one of them is the behavior of smoking. Smoking behavior is very dangerous if
consumed by human because it can cause some of diseases which arising from
substance contained in cigarette. Smoking behavior in STIKES Aisyiyah
Yogyakarta has reached 40% been done by the student of STIKES Aisyiyah
Yogyakarta. This is ironic something because STIKES Aisyiyah Yogyakarta is
the place of Professional Nurse Education.
Purpose: The purpose of this study is to know the factors affecting the
student’s smoking behavior of STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta. This researcher
used a qualitative approach of phenomenaligic with in-depth interview. The sum
of respondents in this research was four people and data analysis was conducted in
descriptive analysis.
Result: The researcher was found five themes (factors) which affect the
smoking of behavior to student in STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta were as follows:
impressionable and curiosity, parents are as the teen of model, peer influence,
strong intention to stop smoking and the ban of smoking in the campus.
Suggestion: The leader of STIKES ‘Aisyiyah can give information and
increase student’s knowledge about the dangerous of smoking with put up
billboard or banners in campus area and providing strict sanctions. For the next
researcher: the researcher suggested to other researcher to do similar research by
adding the sum of respondent and more in-depth interview.
Key words: student, behavior smoking

1. The Title of Thesis


2. Student of School of Nursing, ‘Aisyiyah Health Sciences Collage of
Yogyakarta
3. Lecturer of School of Nursing, ‘Aisyiyah Health Sciences Collage of
Yogyakarta
PENDAHULUAN diawali dari adanya suatu sikap,
yaitu kecenderungan seseorang untuk
Indonesia adalah salah satu menerima atau menolak, setuju atau
Negara berkembang yang memiliki tidak setuju terhadap respon dari luar
tingkat konsumsi rokok dan produksi dalam hal ini adalah rokok.
rokok yang tinggi. Menurut Bank Merokok bukanlah sebagai
Dunia yang dikutip Depkes RI penyebab suatu penyakit sehingga
(2002), konsumsi rokok di Indonesia boleh dikatakan merokok tidak
sekitar 6,6% dari konsumsi rokok di menyebabkan kematian, tetapi dapat
seluruh dunia. Data WHO 2002 mendorong munculnya jenis
menyebutkan Indonesia penyakit yang dapat menyebabkan
mengkonsumsi rokok sebesar 215 kematian (Sitepoe, 2000). Menghisap
miliar batang rokok, menduduki rokok dapat menyebabkan penyakit
peringkat kelima di dunia setelah jantung, beberapa jenis penyakit
Cina (1.697,3 miliar batang), kanker (paru- paru, laring,
Amerika serikat (463,5 miliar esophagus, pharing, mulut dan
batang), Rusia (375,0 miliar batang), kandung kemih dan penyakit kanker
dan Jepang (299,1 miliar batang) paru-paru kronik). Kebiasaan
(Depkes, 2003). merokok juga dapat menyebabkan
Menurut Survei Kesehatan kanker pancreas, ginjal dan serviks.
Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004 Merokok mengakibatkan keguguran
yang berintegrasi dengan Survei spontan pada kehamilan, berat badan
Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) lahir rendah, dan syndrome bayi
2004 menunjukkan hasil bahwa anak meninggal mendadak (Health people
mulai merokok sejak umur 10 tahun, 2010).
dan pada umur 15 sampai 19 tahun Selain kesehatan, rokok juga
menduduki angka 60% sebagai berdampak kurang baik bagi
perokok. perkembangan psikologis remaja.
Mahasiswa yang berada dalam Rokok identik dengan pergaulan
masa remaja yang merasa dirinya remaja yang lebih rentan terhadap
harus lebih banyak menyesuaikan kenakalan daripada pergaulan remaja
diri dengan norma-norma kelompok tanpa rokok. Pergaulan remaja
sebaya dari pada norma-norma orang dengan rokok cenderung memberi
dewasa. Dalam hal ini remaja remaja pemikiran bahwa rokok biasa
menganggap merokok sebagai menjadi pelarian akan tiap masalah.
lambing pergaulannya. Khususnya Remaja kemudian akan merokok
mahasiswa laki-laki bahwa merokok ketika mendapat masalah dalam
sebagai suatu tuntutan pergaulan hidupnya.
bagi mereka. satu upaya pencegahan dan
Alasan utama merokok adalah penaggulangan masalah merokok di
karena ajakan teman-teman yang Indonesia yakni dengan pelucuran
sukar ditolak (Sitepoe, 2000). Selain website bebas rokok yang
itu juga, sebagian remaja merupakan kerjasama Departemen
mengatakan bahwa pria merokok Pendidikan Nasional (Depdiknas).
diawali dari melihat iklan rokok. Ini Bersama dengan Organisasi
berarti bahwa tindakan merokok Kesehatan Dunia (WHO).
Pemerintah juga sudah mengeluarkan Yogyakarta mengenai perilaku
3 Peraturan Pemerintah (PP) yang merokok.
berkaitan dengan pengendalian
tembakau yaitu PP No 81 Thn 1999, Desain penelitian ini adalah
PP No 32 thn 2000 dan PP No 19 Penelitian ini menggunakan
Thn 2003. pendekatan kualitatif
Melalui ketiga PP ini phenomenalogical dengan cara
pemerintah berupaya mengamankan pengumpulan data melalui
masyarakat dari bahaya merokok wawancara mendalam (indepth
dengan mengeluarkan aturan tentang interview). Metode kualitatif
kandungan kadar nikotin dan tar, digunakan untuk mendeskripsikan
persyaratan produksi dan penjualan pendapat dari mahasiswa tentang
rokok, persyaratan iklan dan promosi faktor-faktor yang mempengaruhi
rokok serta penerapan kawasan perilaku merokok pada mahasiswa
bebas rokok.Selain itu organisasi STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta yang
Muhammadiyah,juga memberikan meliputi: faktor kepribadian, budaya
kontribusi untuk mengurangi dalam keluarga, lingkungan
kejadian merokok dengan pergaulan dan iklan. Responden
mengeluarkan fatwa majelis tarjih penelitian adalah Mahasiswa
dan tajdid pimpinan pusat STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta
Muhammadiyah khususnya laki-laki yang merokok.
NO.6/SM/MTT/III/2010 tentang Pengambilan responden
hukum merokok memutuskan menggunakan metode Snowball
Merokok hukumnya haram karena Sampling, yaitu pengambilan
perbuatan merokok membahayakan responden dilakukan secara berantai,
diri sendiri dan orang lain. mulai dari ukuran responden kecil
(suatu kelompok/seseorang
METODE DAN CARA responden) yang relevan, dan untuk
PENELITIAN selanjutnya yang bersangkutan
Tujuan umum penelitian ini diminta untuk menyebutkan/
adalah untuk Di mengetahui faktor menunjukkan calon responden yang
penyebab perilaku merokok pada berikutnya (Maleong, 2006).
Mahasiswa STIKES ‘Aisyiyah
Yogyakarta. Sedangkan tujuan Analisis dan pengolahan data
khusus adalah (a) diketahuinya dilakukan berdasarkan langkah dari
faktor yang mempengaruhi perilaku Colaizzi (Dona, 1998) :
merokok yakni: faktor Kepribadian, 1. Mencatat data yang diperoleh.
Budaya dalam keluarga, Lingkungan 2. Membaca hasil transkrip
Pergaulanlan pada Mahasiswa berulang-ulang untuk memperoleh
STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta. (b) ide yang dimaksud partisipan dari
diketahuinya upaya apa saja yang hasil transkrip.
sudah dilakukan untuk mengatasi 3. Memilih dari kutipan kata dan
kebiasaan merokok pada Mahasiswa pernyataan yang berhubungan
STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta. (c) dengan fenomena yang diteliti.
diketahuinya harapan mahasiswa
terhadap STIKES ‘Aisyiyah
4. memformulasikan makna untuk responden mulai merokok pada umur
masing-masing pernyataan yang 12 tahun dan sudah merokok
signifikan. minimal 7 tahun.
5. Mengulang proses ini untuk
semua hasil transkrip dari PEMBAHASAN
partisipan untuk menentukan Setelah membaca hasil transkrip
kategori kata. responden secara berulang-ulang
6. Mengintegrasikan hasil secara dari indepth interview, peneliti
keseluruhan kedalam bentuk menemukan lima tema sebagai
deskriptif naratif. berikut :
7. Peneliti kembali menemui a. Rasa ingin tahu dan mudah
patisipan untuk klarifikasi data terpengaruh.
hasil wawancara berupa transkrip Rasa ingin tahu yang besar
yang telah dibuat untuk karena remaja berada pada
partisipan, untuk memastikan perkembangan kognitif yang
apakah sudah sesuai atau tidak fleksibel, maka remaja memiliki rasa
ingin tahu yang besar. Bila rasa ingin
sesuai dengan apa yang
tahu itu diarahkan ke hal-hal yang
disampaikan oleh partisipan. positif seperti, penelitian ilmiah atau
lintas alam, maka itu akan sangat
HASIL PENELITIAN membentuk dirinya dengan baik. Bila
Responden penelitian ini rasa ingin tahu itu disalurkan dengan
adalah sebanyak 4 mahasiswa cara yang negatife maka hal itu bisa
STIKES ‘Aisyiyah Yogyajarta merusak dirinya sendiri.
semester 6 Tahun akademik
2009/2010. Karakteristik respondeng Dalam wawancara yang dilakukan
dalam penelitian ini dapt dilihat pada dengan mahasiswa STIKES
tabel berikut ini. ‘Aisyiyah Yogyakarta didapat
Tabel 1 karakteristik responden bahwa perilaku merokok yang
mereka lakukan adalah akibat
N Nama Umu Smst tinggal asal umur mulai Lama
o r r merokok merokok rasa ingin tahu yang tinggi dari
1 R1 20 8 Kota Riau 15 9 mereka. Selain itu merokok
Gede
juga dipengaruhi oleh keinginan
2 R2 20 6 Wiro Slema 13 7
brajan n coba-coba. Seperti pernyataan
3 R3 22 6 Wiro Klaten 12 10 responden berikut ini:
brajan
4 R4 22 6 Wiro Kulon 12 10 ……Yang mendorong tu ya…
brajan progo dari teman- teman terus untuk
mencoba- coba.....
Berdasarkan table 1 dapat kita Ya.. dalam kehidupan sehari- hari
lihat bahwa umur responden pada tu rata-rata orang kebanyak
penelitian ini bervariasi antara 20 merokok mungkin kalau heroin
tahun sampai 22 tahun. Responden atau gimana mungkin bisa
pada penelitian ini berasal dari terpengaruh juga (ketawa)..
berbagai daerah, seperti sleman, Berdasarkan pernyataan dari
klaten, kulon progo dan Riau dan respondnen sangat terlihat bahwa
beragama islam. Suku responden merokok berawal dari coba-coba.
adalah jawa dan melayu. Di samping Coba-coba merupakan bentuk dari
itu dapat di temukan bahwa
rasa ingin tahu. Dalam bingung. Remaja tersebut akan
perkembangan pribadi, remaja mencari jawaban di luar lingkaran
menggunakan rasa ingin tahunya orang tua dan nilai yang dianutnya.
untuk belajar. Remaja Ini bisa menjadi berbahaya jika
“lingkaran baru” memberi jawaban
mendapatkan informasi dari apa
yang tidak diinginkan atau
yang ingin di ketahuinya melalui bertentangan dengan yang diberikan
hasil dari interpretasi dari perilaku oleh orang tua. Konflik dengan orang
yang dilakukan. Remaja ingin tua mungkin akan mulai tajam.
mengetahui bagaimana rasa dan Cukup berdosa orang yang menyia-
reaksi dari merokok dengan nyiakan tanggungjawab keluarga.
mencoba-coba. (HR. Abu Dawud).
Perasaan mood dan tidak Hadist tersebut menekankan
mood juga dapat mempengaruhi kepada orang tua bahwa mendidik
rasa keingintahuan remaja anak merupakan tanggung jawab
terhadap hal sesuatu hal yang yang besar dan akan di pertanggung
jawabkan di hadapan Allah SWT.
baru. Masa remaja merupakan
Penelitian ini menemukan
masa yang penuh gejolak. Pada bahwa peran orang tua sangat besar
masa ini mood (suasana hati) bias dalam perilaku merokok pada
berubah dengan cepat. Hasil mahasiswa STIKES ‘Aisyiyah.
penelitian di Chikago oleh ………Yaa itu tadi mas…. Saya
Milhalyi Csikzentmihalyi dan itu merokok dari kecil mas… bapak
Reed Larson (1984) menemukan saya juga merokok mas…boleh itu
bahwa remaja rata-rata tadi sama bapak saya.. di kasi ijin..di
memerlukan hanya 45 menit kasih rokok… kadang saya itu sama
untuk berubah dari mood “ senang bapak saya itu 1 bungkus buat
luar biasa” ke “ sedih luar biasa”, berdua…
sementara orang dewasa Pernyataan lain juga
memerlukan beberapa jam untuk menyebutkan bahwa
hal yang sama. Perubahan mood ……karena saya lihat lingkungan
(swing) yang drastic pada remaja sich… lingkungan dari orang tua
ini seringkali dikarenakan beban saya juga merokok….saya lihat
pekerjaan rumah, pekerjaan ah… enak nich merokok.
sekolah, atau kegiatan sehari-hari Menurut Munandar (1999) di
di rumah. jelaskan tentang berbagai hal yang
b. Orang tua sebagai teladan remaja terkait dengan peranan orang tua
Peranan orang tua atau pendidik
dan lingkungan keluarga dalam
sangatlah besar dalam memberikan
alternatife jawaban dari hal-hal yang mengembangkan potensi anak.
dipertanyakan oleh putra-putri Diawalai dengan hasi penelitian
remajanya. Orang tua yang bijak Dacey mengenai beberapa faktor
akan memberikan lebih dari satu lingkungan keluarga yang
jawaban dan alternatife supaya mempengaruhi pertumbuhan dan
remaja itu bisa berfikir lebih jauh dan perkembangan anak : (a) Faktor
memilih yang tebaik. Orang tua yang genetis dan pola asuh yang
tidak mampu memberikan penjelasan mempengaruhi kebiasaan anak;
yang bijak dan besikap kaku akan (b) Aturan perilaku, orang tua
membuat sang remaja tambah sebainya tidak banyak
menentukan aturan perilaku kanak, remaja lebih banyak
dalam keluarga. (c) Sikap orang melakukan kegiatan di luar
tua yang harmonis, suka bercanda rumah seperti kegiatan sekolah,
sebagai lelucon yang terbiasa ekstra kurikuler dan bermain
terjadi pada kehidupan sehari-hari dengan teman (Conger, 1991;
diakui cukup memberikan warna Papalia & Olds, 2001). Dengan
pada kehidupan anak; (d) demikian, pada masa remaja
Pengakuan dan penguatan pada peran kelompok teman sebaya
usia dini, dengan memperhatikan adalah besar.
tanda-tanda seperti pola fikiran Conger (1991) dan Papalia &
khusus atau kemampuan Olds (2001) mengemukakan
memecahkan masalah yang tinggi bahwa kelompok teman sebaya
sebelum anak mencapai umur tiga merupakan sumber referensi
tahun. ; (e) Gaya hidup orang tua, utama bagi remaja dalam hal
pada cukup banyak keluarga, anak persepsi dan sikap yang berkaitan
mempunyai minat yang sama dengan gaya hidup. Bagi remaja,
dengan orang tuanya; (f) Trauma, teman-teman menjadi sumber
anak yang lebih banyak informasi misalnya mengenai
mengalami trauma mempunyai bagaimana cara berpakaian yang
kemampuan belajar dari menarik, musik atau film apa
pengalaman yang di lalui. yang bagus, dan sebagainya.
c. Pengaruh teman sebaya d. Niat yang kuat untuk berhenti
Pengaruh teman sebaya pada merokok
pembicaraan, sikap, minat,
penampilan dan perilaku lebih besar Tahap pertama dan
dari pada pengaruh orang tua. penting adalah niat yang sangat
Misalnya anggota kelompok besar serta sungguh-sungguh
mencoba minum alkohol, obat- ingin berhenti merokok. Tanpa
obatan terlarang atau rokok, maka niat yang besar mustahil
remaja cenderung mengikutinya seseorang bisa berhenti merokok.
tanpa memperdulikan perasaan
Seperti yang di ungkapkan
mereka sendiri akibatnya (Hurlock,
1980). Seperti yang di ungkapkan responden yang berikut ini :
responden berikut ini: ……. Banyak …….Kalau menurut saya mas…
mas..rata-rata ngerokok semua yang paling utama itu ya.. niat
teman saya (tertawa)… mas…itu yang paling utama.
…….Kalau teman sich ngak soalnya kalau nggak ada niat di
begitu banyak.. tapi ada juga lah diri kita ya.. sia-sia ja berhenti
beberapa.. tapi lebih banyak yang merokok mas ntar juga pasti
ngerokok mas dari yang ngak kembali lagi gitu mas..
ngerokok…
Niat berperilaku
Perkembangan sosial pada didefinisikan Fishbein dan Ajzen
masa remaja lebih melibatkan (dalam Chiu, 2002) sebagai
kelompok teman sebaya probabilitas subyektif seseorang
dibanding orang tua (Conger, untuk memilih salah satu
1991; Papalia & Olds, 2001). alternatif perilaku. Niat
Dibanding pada masa kanak- berperilaku etis memiliki peran
penting dalam menentukan kampus, dan dengan promosi
perilaku yang sesungguhnya. bebas asap rokok yakni
Menurut Ajzen (1991) memasang spanduk bebas asap
keberhasilan suatu niat rokok seperti yang di
tergantung pada tiga syarat. ungkapakan responden berikut
Syarat pertama adalah ini dari hasil wawancara yaitu :
pengukuran niat dan persepsi ……Ya.. harapan ku untuk
kontrol perilaku harus sejalan STIKES ya.. paling tidak
(compatible) dengan perilaku aaa…dalam untuk mata kuliah
yang akan diprediksi. Kedua, yang membahas tentang
niat dan kontrol atas perilaku kesehatan paru-paru dan kanker
harus stabil pada interval antara menjelaskan tentang rokok
penilaian dengan pengamatan juga.. selain itu ya.. memasang
perilaku. Perokok juga memiliki spanduk semacam dilarang
cara untuk berhenti merokok merokok di kampus..baik pun di
dengan cara mengalihkan laur kampus dengan tidak
perhatian dengan aktifitas dan memakai atribut atau seragam
mengganti rokok dengan kampus.
permen. ……Yaa.. kalau bisa.. ya..
Hasil dari penelitian ini pake seragam itu jangan
dapat memberikan gambaran ngerokok mas..tapi kalau ngak
pengangana perilaku merokok pake seragam sich.. itu haknya
agar dapat berhenti merokok orang perokok itu mas..jadikan
Peneliti dapat memberikan kalau udah ngak pake seragam
solusi untuk menghentikan kan STIKES kan ngak ada
merokok dengan cara sebagai wewenang mas.
berikut : temukan cara berhenti Pemeberian informasi
merokok yang mudah kurangi kesehatan/promosi pada
jumlah rokok yang di konsumsi mahasiswa selain memberikan
sedikti demi sedikit dan pengumuman larangan merokok
bertahap, jangan memaksakan harus ditingkatkan pengetahuan
diri untuk berhenti merokok mahasiswa tentang bahaya
semalam, karena keesokan merokok dan paparan dari asap
harinya keinginan merokok jauh rokok. Membuat reklame
lebih besar. Mencari makanan tentang bahaya merokok/anti
atau benda yang dapat merokok, mempromosikan
menggantiksan aktifitas rokok. media yang memberitakan
e. Promosi larangan merokok di bahaya merokok (Soetjiningsih,
kampus 2010).
Pada tataran mahasiswa,
kriteria pencapaian pendidikan KESIMPULAN
karakter adalah terbentuknya
Berdasarkan hasil penelitian,
budaya kampus, yaitu perilaku,
peneliti menemukan lima tema yang
tradisi, kebiasaan keseharian,
mempengaruhi perilaku merokok
dan simbol-simbol yang
pada mahasiswa STIKES ‘Aisyiyah
dipraktikkan oleh semua warga
Yogyakarta. Lima tema tersebut Azwar, S, 1998, Sikap Manusia,
meliputi : Teori dan Pengukuran, Edisi 2,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta
1. Rasa ingin tahu dan mudah Conger, J.J. (1991). Adolescence and
terpengaruh youth (4th ed). New York: Harper
2. Orang tua sebagai teladan remaja Collins
3. Pengaruh teman sebaya Corey, Swan. 2001. The 7 Habits of
4. Niat yang kuat untuk berhenti higly effective teens (7 Kebiasaan
merokok remaja Yang Sangat efektif).
5. Promosi larangan merokok di Jakarta. Binarupa Aksara
kampus Darvill Wendy & Powell Kesley.
2002. The Puberty Book (
SARAN Panduan Untuk Remaja). Jakarta.
Gramedia.
Berdasarakan kesimpulan penelitian,
Departemen Pendidikan dan
peneliti dapat memberikan saran
Kebudayaan, 1999,
sebagai berikut :
Kamus Besar Bahasa Indonesia,
1. Bagi Instansi Pendidikan STIKES
Edisi 2, Balai Pustaka Jakarta
‘Aisyiyah Yogyakarta
Hurlock, 1990, Psikologi
1.1 ketua STIKES 'Aisyiyah dapat
Perkembangan : Suatu
memberikan dan
Pendidikan Sepanjang Rentang
meningkatkan pengetahuan
Kehidupan, Edisi Bahasa
mahasiswa tentang bahaya
Indonesia ke 5, Erlangga,
merokok dengan memasang
Surabaya
reklame atau spanduk di area
____, 2002, Intertips : Untuk
kampus.
Sahabatku Remaja, Interaksi
1.2 Memberikan sanksi yang
Hurlock B Elizabeth. 1999. Psikologi
tegas kepada mahasiswa yang
Perkembangan. Jakarta. PT
merokok di area kampus atau
Gramedia
memakai seragam kampus.
Hurlock, B.E. 1980. Psikologi
2. Bagi peneliti lanjutan
Perkembangan : Suatu
Diharapkan melakukan penelitian
Perkembangan Sepanjang
sejenis dengan menambah jumlah
Rentang Kehidupan. Jakarta:
responden dan melakukan
Penerbit Erlangga.
wawancara yang lebih mendalam.
Munandar, Utami. Kreatifitas dan
KEPUSTAKAAN Keberbakatan. Jakarta : PT.
Abu Alghifari.2003. Remaja Korban Gramedia Pustaka Utama, 1999.
Mode. Bandung. Mujahid press
Aditama. Tjandra Yoga, 1997, Rokok Mu’tadin Z. 2002. Emosional
dan Kesehatan, Penerbit Remaja. www. e-psikologi. Com
Univeristas Indonesia, Jakarta Narendra. M.B, 2002, Buku Ajar
Amstrong. Sue, 1995, Pengaruh Tumbuh Kembang Anak dan
Rokok Terhadap Kesehatan. Remaja, Sagung Seto, Jakarta
Penerbit Arcan, Jakarta Notoatmojo. S, 1997, Ilmu
Kesehatan Masyarakat, Rineka
Cipta, Jakarta
-------------.,2003. Pendidikan dan
Perilaku Kesehatan. Renika
Cipta. Jakarta
Sarwono.S, 1993, Pendekatan
Psikologi dalam Pengukuran KAP
di Bidang Kesehatan,
Sosiomedika, Jakarta
Sitepoe. Mangku, 2002, Kekhususan
Rokok Indonesia, Grasindo,
Jakarta
Solita. S, 1993, Sosiologi Kesehatan,
Beberapa Konsep dan
Aplikasinya, Gadjah mada
Univercity Perss. Yogyakarta
Sudut Pandang Masyarakat
Mengenai Status, Cakupan,
Ketanggapan dan Sistem
pelayanan Kesehatan. SKRT.
2004 (3)
Sugeng Hariyadi. 1997.
Perkembangan Peserta Didik.
Semarang. IKIP Semarang Press
WHO, 1992, Pendidikan Kesehatan,
Penerjemah Ida Bagoes Tjitarsa,
Penerbit ITB dan Universitas
Udayana, Bandung
__________., 2003. Oral Health.
http://www,who.int/ncd/orh/index
.htm.29 may 2003
Widianti,Efri., (2007), Remaja dan
Permasalahanya : Bahay Merokok,
Penyimpangan Seks Pada Remaja,
dan Bahaya Penyalahgunaan
Minuman Keras/Narkoba
:Universitas Padjadjaran Skripsi.
Yusuf Efendi,M.,(2010),Prediksi
Niat Berperilaku Etis Dalam
Melakukan Penyusunan Sistem
Informasi Akuntansi.Surabaya:
STIE Perbanas Skripsi
Yusuf, Syamsu, 2000. Psikologi
Perkembangan Anak dan Remaja.
Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai