Disusun Oleh:
BAB I .................................................................................................................................. 3
BAB II................................................................................................................................. 6
Tahapan merokok didasarkan pada jumlah rokok yang dikonsumsi setiap hari,
semakin banyak jumlah rokok yang dihisap setiap hari semakin berat perilaku merokok
seseorang. Tahapan merokok juga didasarkan pada intensitas perilaku merokok yang
dilihat dari alasan seseorang merokok. Intensitas merokok tinggi ditunjukkan dengan
adanya kecanduan terhadap efek nikotin yang terkandung dalam rokok yang ditandai oleh
adanya ketergantungan baik secara fisiologis maupun psikologis
Dalam penelitian ini, Kota Samarinda di pilih sebagai lokasi penelitian karna
merupakan ibukota Provinsi Kalimantan Timur yang merupakan kota dengan predikat
mahasiswa terbanyak di Kalimantan Timur, mahasiswa sebagai bagian masyarakat yang
berada pada umur produktif tersebut menjadi target potensial bagi industri rokok. Oleh
karna itu gambaran rokok, dan prilaku merokok pada Mahasiswa UMKT di Kota
Samarinda penting di ketahui sebagai salah satu sarana untuk mencapai solusi terkait
paparan remaja yang semakin meningkat oleh rokok oleh karena itu peneliti mengambil
judul “GAMBARAN PRILAKU MEROKOK PADA MAHASISWA UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR”
1.3 Tujuan
A. Prilaku Merokok
Menurut Leventhal & Clearly (Cahyani, 1995) terdapat empat tahap dalam
perilaku merokok sehingga menjadi seorang perokok.
a. Tahap preparatory. Seseorang mendapatkan gambaran yang mengasikkan
mengenai merokok dengan mendengar, melihat atau dari hasil bacaan. Hal ini
menimbulkan minat untuk merokok.
b. Tahap invitation. Merupakan tahap perintisan merokok yaitu tahap apakah
seseorang akan meneruskan atau tidak terhadap perilaku merokok.
c. Tahap becoming a smoker. Apabila seseorang telah mengkonsumsi rokok
sebanyak empat batang rokok perhari, maka ia mempunyai kecenderungan
untuk menjadi seorang perokok.
d. Tahap maintenance of smoking. Tahap ini sudah menjadi salah satu bagian
dari cara pengaturan diri (self regulating). Merokok dilakukan untuk efek
psikologis yang menyenangkan.
a. Kebiasaan
Perilaku merokok menjadi sebuah perilaku yang harus tetap di lakukan tanpa
adanya motif yang bersifat negatif ataupun positif. Seorang perokok hanya untuk
melanjutkan perilakunya tanpa tujuan tertentu.
d. Alasan sosial
Merokok ditujukan untuk mengikuti kebiasaan lingkungannya (biasanya pada
remaja dan anak-anak)
Mahasiswa adalah bagian dari remaja akhir atau adolesen. Mahasiswa yang belajar di
UMKT adalah sebagian besar dari Fakultas Kesehatan dan Farmasi di harapkan memiliki
kepedulian serta perilaku kesehatan yang lebih baik dari pada mahasiswa yang belajar di
Fakultas non Kesehatan, karena yang mereka pelajari berkaitan dengan dunia kesehatan.
Umumnya mahasiswa mengetahui tentang bahaya dan kerugian merokok.
1. Definisi Remaja
Remaja adalah pribadi yang terus berkembang menuju kedewasaan, dan sebagai
proses perkembangan yang berjalan natural, remaja mencoba berbagai perilaku yang
terkadang merupakan perilaku yang berisiko (Smet, 1994)
Kebiasaan
Reaksi emosi
Faktor Internal yang positif
Reaksi
penurunan
emosi
Ketagihan atau
kecanduan
Perilaku Merokok
2. Pelaksanaan