Anda di halaman 1dari 11

EFEKTIVITAS KEBIJAKAN BAHAYA MEROKOK DALAM

MENGURANGI PEROKOK DIKALANGAN MAHASISWA


DIPOLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG
KHUSUSNYA
JURUSAN D-III TEKNIK SIPIL

PROPOSAL PENELITIAN

DISUSUN OLEH :

NAMA : AMELIA PUTRI


NIM : 062230001094
PRODI : D-III TEKNIK SIPIL

D-III TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2023

i
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rata-rata mahasiswa dipoliteknik negeri sriwijaya maupun Indonesia, telah
kecanduan merokok. Merokok yang didefinisikan sebagai kegiatan menghisap
tembakau sangat akrab dalam kehidupan sehari-hari, rokok yang sampai saat ini
menjadi momok bagi calon penerus negeri. kegiatan ini kerab kali menghambat
kemajuan pola pikir pemuda maupun masyarakat. Rokok telah menjadi candu dan tak
mudah dilupakan, hal inilah yang menjadi sebab ketidak pedulian para
pemuda/mahasiswa terhadap kebijakan yang telah diberlakukan oleh berbagai pihak.
Bukan hanya itu saja, dampak dari kelalaian kebijakan yang telah
diberlakukan juga dapat berdampak pada kondisi alam. Hal inilah yang lama-
kelamaan akan mempengaruhi kondisi global alam secara menyeluruh. Limbah dari
rokok sangat berbahaya bagi udara, karena mampu mencemari udara diarea
lingkungan sekitar. Bukan hanya mencemari udara rokok juga mencemari darat
seperti contohnya puntung rokok yang berserakan dimana-mana.

Perilaku ini biasanya dilakukan oleh mahasiswa, sebab pola pikir mereka
beranggapan bahwa merokok adalah hal yang keren. Hal ini disebabkan pengaruh
seorang influencer atau public figure yang di idolakan para kaum muda, melihat dan
menilai perilaku dan sikap akan ada tidaknya perubahan yang terjadi setelah
responden melihat hal tersebut. Menurut ( Azwar, 1995: 5) kecenderungan perilaku
adalah kesediaan untuk bertindak dengan cara tertentu untuk sikap tertentu.
Keberadaan industri rokok di Indonesia memang dilematis. Di satu sisi, mereka
cenderung menjadi sumber pendanaan pemerintah karena pajak tembakau berperan
penting dalam pendapatan pemerintah. Di sisi lain, juga dipromosikan untuk
menghindarinya dengan alasan
kesehatan. Peranan industri rokok dalam perekonomian Indonesia saat ini terlihat
semakin besar, selain sebagai motor penggerak ekonomi juga menyerap banyak
tenaga kerja. Dalam 10 tahun terakhir industri rokok di Indonesia mengalami
pertumbuhan fenomenal. Resesi ekonomi yang dimulai dengan krisis moneter sejak
Juli 1997 tidak terlalu berpengaruh dalam kegiatan industri tersebut. Pada tahun 1994
penerimaan pemerintah dari pajak rokok saja sebesar Rp 2,9 triliun, pada tahun 1996
meningkat lagi menjadi Rp 4,153 triliun, bahkan pada tahun 1997 awal krisis
ekonomi, cukai pemerintah dari industri tembakau sebesar Rp 4,792 triliun, dan pada
Tahun 1998, penerimaan dari pajak tembakau saja sudah mencapai Rp 4,153 trilyun,
dan meningkat tajam lagi. menjadi Rp 7,391 triliun (Indocommercial, 1999:
1).
Rokok sudah menjadi candu yang tidak mudah dipatahkan. Begitu banyak
dampak buruk rokok di Indonesia yang terus meningkat, termasuk jumlah perokok
wanita. Dampak dari merokok juga ternyata tidak di rasakan oleh perokok itu sendiri
melainkan perokok pasif. Perokok pasif adalah seseorang yang tidak merokok secara
langsung namun menghirup asap rokok dari orang-orang yang merokok di sekitarnya
seperti di rumah manpun di lingkungan kerja. Meskipun Anda tidak merokok secara
langsung, asap rokok dapat menimbulkan efek berbahaya. Semakin sering seseorang
terpapar asap tembakau, semakin besar risiko gangguan kesehatan. asap rokok tidak
hilang begitu saja. Asap rokok dapat bertahan di udara sekitar du hingga tiga jam.
Asap rokok tetap ada meski indra penciuman atau penglihatan Anda tidak
mendeteksinya. Beberapa penelitian bahkan menunjukkan bahwa perokok pasif
memiliki risiko kesehatan yang lebih besar daripada perokok itu sendiri. .

Penyakit mulai dari batuk hingga kanker paru-paru mengancam para perokok
aktif maupun pasif. Rokok merupakan hal yang mencemari kesehatan paru-paru dan
jantung manusia. Banyak orang berpikir bahwa menghirup asap tembakau adalah
kesenangan, tetapi di sisi lain, satu hisapan pada rokok akan mengakibatkan
ancaman yang berbahaya bagi kesehatan mereka. Tapi seakan-akan perokok
aktif tidak menghiraukan bahaya atau ancaman apa yang akan ditimbulkan
dari rokok yang mereka hisap terhadap kesehatan mereka.
Seiring dengan pertumbuhan jumlah perokok di Indonesia dari tahun ke
tahun, pemerintah berupaya untuk mengurangi jumlah perokok. Salah satunya dengan
memasang gambar peringatan kesehatan pada bungkus rokok, sesuai Pasal 113
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009, pada kemasan rokok yang beredar di
Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat
merumuskan masalah sebagai berikut:
- Apa saja dampak yang terjadi pada lingkungan mahasiswa dan alam?
- Adakah perbedaan terhadap sebelum atau sesudahnya diberlakukan kebijakan
bahaya merokok di lingkungan politeknik negeri sriwijaya ?
- Apa saja yang menjadi dorongan mahasiswa melakukan kegiatan tersebut
memperdulikan resiko kedepan ?
- Berapa perbandingan tingkat perokok dan non perokok yang ada di lingkungan
politeknik negeri sriwijaya ?
-Sejauh mana kesadaran seseorang mahasiswa akan kebijakan yang telah
diberlakukan ?

1.3 Tujuan Penelitian

Dari rumusan di atas dapat diambil bahwa tujuan proposal ini ialah:
- Untuk mengetahui apakah mahasiswa peka terhadap kebijakan tersebut.
- Untuk mengetahui seberapa besar efektivitas kebijakan yang sudah diberlakukan
dalam jangka pendek.
- Untuk mengetahui perbandingan seberapa berguna kebijakan untuk kondisi ini.
- Untuk memulihkan kondisi lingkungan sekitar meliputi mahasiswa dan alam.
- Untuk mengetahui perbandingan jumlah penignkatan atau pengurangan perokok
dipoliteknik negeri sriwijaya.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat secara teoritis :


- Kontribusi pada ilmu kebijakan kesehatan, Proposal ini dapat membantu menjadi
landasan atau dasar penelitian tentang pengembangan efektivitas kebijakan atau
himbauan bahaya merokok bagi kaum muda meliputi anak anak,dan mahasiswa
- Pemahaman lebih mendalam tentang dampak dan penyebab. Dalam hal ini
Penelitian dapat dilakukan untuk menganalisa apa yang menjadi faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian ini.

Manfaat secara praktis :


- Bagi masyarakat, proposal ini mampu memberikan dorongan terhadape edukasi
yang diberikan kepada mahasiswa dan juga anak-anak agar menyadari kebijakan
bahaya merokok.
- Bagi lingkungan, hal ini mampu memuihkan udara maupun lingkungan yang
awalnya tercemar sehingga mengurangi limbah udara maupun limbah darat secara
signifikan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori-teori Penelitian

Perilaku merokok adalah suatu tindakan yang dilakukan seseorang untuk


merokok dan menghisap tembakau serta menimbulkan asap di lingkungan. Dengan
kata lain, ketika Anda merokok, asap tembakau yang terbakar dihirup ke dalam tubuh
dan dihembuskan (Armstrong dalam Nasution, 2007). Sedangkan menurut Aritonang
(dalam Sulistyo, 2009), merokok merupakan perilaku yang kompleks karena
dihasilkan dari interaksi aspek kognitif, keadaan psikologis dan keadaan fisiologis.

Menurut Kendall & Hammen, merokok sangat merugikan diri sendiri dan orang
tersayang dari berbagai segi. Dari segi kesehatan, efek bahan kimia dalam rokok
seperti nikotin, CO (karbon monoksida) dapat menyebabkan peningkatan tekanan
darah dan detak jantung (Komalasari, 2002).

Perilaku merokok didefinisikan sebagai tindakan atau perbuatan menghisap rokok


yang digulung dalam kertas yang dibakar dan dihembuskan sedemikian rupa sehingga
menghasilkan asap yang dapat dihirup oleh orang sekitar dan dapat menimbulkan
dampak negatif bagi perokok itu sendiri. dan orang-orang di sekelilingnya. (Nasution,
2007:10).
Perilaku merokok juga dapat didefinisikan sebagai aktivitas subjek yang
berhubungan dengan merokok, yang diukur berdasarkan intensitas merokok, durasi
merokok dan fungsi merokok dalam kehidupan sehari-hari. (Komalasari & Helmi,
2000:4).

2.2 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir adalah suatu dasar penelitian yang membuat alur seluruh
permasalahan yang akan diceritakan didalam karya tulis yang dibuat.agar lebih jelas
dapat kita perhatikan pada skema kerangka pemikiran berikut ini.
Kebijakan bahaya merokok

Kelompok masyarakat
3

Kesadaran Edukasi bahaya merokok


pemuda/mahsiswa

Perilaku mahasiswa
Pemuda/Anak anak
terhadap kebijakan

Partisipasi dalam
mengurangi perokok
2.3 Penelitian yang Relevan

Dalam tinjauan pustaka, peneliti terlebih dahulu melihat penelitian terdahulu


yang relevan dan relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan.. Dengan
demikian, peneliti mendapatkan rujukan pendukung, pelengkap, serta pembanding
yang memadai sehingga penulisan proposal
ini lebih memadai.
Hal ini bertujuan untuk memperkuat kajian pustaka berupa penelitian yang
ada. Selain itu, karena pendekatan kualitatif yang menghargai berbagai perbedaan
yang ada serta cara pandang mengenai objek – objek tertentu, sehingga meskipun
terdapat kesamaan maupun perbedaan adalah suatu yang wajar dan dapat disinergikan
untuk saling melengkapi.
Hasil penelitian relevan sebelumnya yang sesuai dengan penelitian ini Adalah
penelitian yang dilakukan oleh Natacha Frederik Wouthuyzen(2013)
Pandangan mahasiswa Unikom tentang larangan merokok di
Lingkungan Kampus (Studi Deskriptif Tentang Persepsi Mahasiswa
Unikom Mengenai Larangan Merokok di Lingkungan Kampus). Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dengan
memakai pendekatan deskriptif. metode deskriptif adalah suatu metode
Digunakan untuk mempelajari keadaan sekelompok orang, objek, seperangkat
kondisi, sistem pemikiran, atau kelas peristiwa.
pada masa sekarang.
Penelitian yang lain di lakukan oleh Zulfa Nurdin. G (2016) Program
Pendidikan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNHAS
tempat penelitian ini dilakukan di Enrekang yang fokus penelitiannya adalah inovasi
program. Di area bebas asap rokok di desa Bone-Bone kecamatan Baraka kabupaten
Enrekan, bahwa kawasan Desa Bone-Bone Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang.
Dalam aturanitu masyarakat dilarang merokok, menjual, ataupun mengiklankan
produkrokok/tembakau di Desa Bone-Bone.Inovasi program kawasan bebas asap
rokok yang di terapkan oleh pemerintah setempat yang pada awalnya
Padahal, di desa tersebut, di kalangan anak-anak, remaja, dan orang tua di sekitarnya,
tidak pernah ada yang merokok.. Dengan adanya hal tersebut dengan menjaga
kealamian alam setempat, pemerintah menyambut baik hal tersebut Sesuai aturan,
setiap orang yang memasuki kawasan itu dilarang merokok di kawasan tersebut, tidak
di perkenankan untuk merokok di daerah tersebut. Penelitian ini menerapkan
Metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif sebagai Dasar untuk
meneliti hal tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh Estigi atrininggar (2012) fakultas ilmu
keperawatan universitas Indonesia dengan metode yang berbedah, Kajian ini berfokus
pada pendapat mahasiswa FIB UI terhadap Keputusan Rektor No.
1805/SK/R/UI/2011 tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di perguruan tinggi di
Indonesia. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa masih banyak mahasiswa di
FBI UI yang tidak mematuhi perintah rektor dan merokok di tempat-tempat tertentu
seperti kantin, tempat parkir, toilet dan lapangan olah raga. Ini menegaskannya, tidak
peduli seberapa luas aturannyaperaturan yang diterapkan oleh universitas, apabila
tidak ada suatu kelompok yang mengawasi hal tersebut dan tidak adanya kesadaran
para individu untuk menaati peraturan yang telah diterapkan itu sama saja.

BAB III

Metodologi Penelitian

3.1 Metode penelitian


Munurut Sugiyono (2019), metode peneletian kualitatif erring disebut metode
penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah
(natual setting). Oleh karena itu, penggunaan metode kualitatif dalam penelitian dapat
mengarah pada kajian fenomena yang lebih komprehensif.

Alasan saya memakai Judul penelitian ini Karena kejadian Ini sering Terjadi
di lingkungan sekitar saya maraknya pelanggaran kebijakan bahaya merokok.
Pemerintah Sudah meberikan himbauan dan edukasi kepada masyarakat namun
pelanggaran ini tidak kian menurun. Aspek yang membuat ini tidak kian menurun
juga disebabkan oleh role model atau public figure yang kurang mengedukasi fans
mereka tentang bahaya merokok. Menurut saya hal inilah yang membuat para
pemuda atau mahasiswa beranggapan bahwa merokok itu hal yang keren, dan lama
kelamaan akhirnya kecanduan. Oleh karna itu, Saya mengangkat topik ini agar
mampu menyadarkan bahwa kebijakan merokok bukan hanya untuk pajangan namun
kebijakan itu ialah aturan atau pengingat bahaya dari merokok.

Langkah-langkah penelitian kualitatif yang digunakan peneliti adalah


sebagai berikut (Sulistyo-Basuki, 2006: 81) :
1. Langkah pertama:memikirkan fokus dan memilih topik,
2. Langkah kedua/ penjelajahan yang luas: Pemilihan lokasi/objek yang sesuai,
verifikasi kesesuaian objek/tema kawasan, pemetaan, penyusunan rencana induk,
pelaksanaan studi percontohan/pengumpulan data awal, revisi rencana induk..
3. Langkah ketiga/ Pemilihan lokasi/objek yang sesuai, verifikasi kesesuaian
objek/tema kawasan, pemetaan, penyusunan rencana induk, pelaksanaan studi
percontohan/pengumpulan data awal, revisi rencana induk.
3.2 Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan kualitatif. Sugiyono (2018:
213) Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan
filosofis yang digunakan untuk penelitian dalam kondisi ilmiah (eksperimen), yang
lebih mementingkan peneliti sebagai alat, teknik pengumpulan data, dan dalam
analisis kualitatif.. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif ini dapat memaparkan
permasalahan penelitian yang sesuai dengan data dan fakta yang sebenarnya. Dalam
hal ini yang akan dibahas adalah efektivitas kebijakan bahaya merokok dalam
mengurangi perokok di kalangan mahasiswa.

3.3 Sumber Data

Sumber data sangatlah penting di setiap proposal penelitian .Tanpa adanya


sumber tidak lengkaplah penelitian kita,sumber data sendiri adalah alasan kita dapat
menguak suatu penelitian. Apabila penelitian menggunakan kuesioner atau
wawancara untuk mengumpulkan data, maka sumber data disebut responden, yaitu
orang yang menjawab atau menjawab pertanyaan peneliti, baik tertulis maupun lisan.
Ketika peneliti menggunakan teknik observasi, sumber informasi dapat berupa objek,
gerakan, atau proses tertentu.. Contohnya penelitian yang mengamati tumbuhnya
mawar, sumber datanya adalah bunga mawar, sedangkan objek penelitiannya adalah
pertumbuhan mawar.

Ketepatan pemilihan dan spesifikasi tipe sumber data menentukan ruang lingkup data
yang diperoleh. Jenis sumber data, khususnya dalam penelitian kualitatif, dapat
diklasifikassikan sebagai berikut.
a. Narasumber (informan)
Dalam penelitian kuantitatif, sumber data ini disebut “responden” orang-orang
yang memberikan “jawaban” atau jawaban atas pertanyaan atau pernyataan peneliti.
Sementara itu, dalam penelitian kualitatif, posisi narasumber sangat penting, tidak
hanya sebagai responden tetapi juga sebagai pemilik informasi. Oleh karena itu, ia
disebut informan (orang yang memberikan informasi, sumber informasi, sumber
informasi) atau disebut juga subjek penelitian. Karena dia juga seorang aktor atau
aktor yang memberikan kontribusi untuk keberhasilan atau kegagalan penelitian
berdasarkan informasi yang diberikan.

b. Peristiwa Atau Aktivitas


Data atau informasi juga dapat diperoleh dengan mengamati peristiwa atau
kegiatan yang berkaitan dengan masalah penelitian. Dari peristiwa atau kejadian
tersebut, peneliti dapat mengetahui bagaimana sesuatu terjadi dengan lebih pasti
karena mereka melihatnya secara langsung. Dengan mengamati suatu peristiwa atau
kegiatan, peneliti dapat memantau informasi lisan dari subjek yang sedang dipelajari.

c. Tempat Atau Lokasi


Tempat atau lokasi yang berkaitan dengan tujuan atau masalah penelitian juga
merupakan jenis sumber informasi. Informasi tentang keadaan lokasi peristiwa atau
kegiatan yang dilakukan dapat diekstraksi melalui sumber lokasi peristiwa atau
kegiatan yang dilakukan, yang dapat diperoleh kembali melalui sumber lokasi,
terlepas dari apakah itu tempat atau lokasi . atau sekitarnya.

d. Dokumen atau Arsip


Dokumen adalah bahan tertulis atau barang yang terkait dengan peristiwa atau
kegiatan tertentu. Ini bisa berupa catatan atau dokumen tertulis, seperti database arsip
surat atau catatan gambar jenazah yang terkait dengan kejadian tersebut.

Saya sendiri banyak mengumpulkan sumber data dari teman-teman sekelas


saya, beberapa kakak tingkat. Khususnya angkatan saya yg ikut serta dalam kebijakan
bahaya merokok ini. Banyak dari mereka yang awalnya perokok kini sadar akan
pentingnya Kesehatan dan mnghindari rokok.

3.4 Teknik Analisis Data


Dokumen adalah bahan tertulis atau barang yang terkait dengan peristiwa atau
kegiatan tertentu. Ini bisa berupa catatan atau dokumen tertulis, seperti database arsip
surat atau catatan gambar jenazah yang terkait dengan kejadian tersebut.

Menurut Miles dan Huberman, kegiatan analisis terdiri dari tiga aliran
kegiatan secara bersamaan, yaitu reduksi data dan penyajian data..
Kesimpulan/Konfirmasi. Kejadian bersama mengacu pada reduksi data,
penyajian data, dan penalaran/pengujian, karena sesuatu yang terjalin adalah proses
siklus dan interaksi sebelum, selama, dan setelah pengumpulan data dalam format
paralel yang membangun wawasan agregat yang dikenal sebagai "analisis". (Ulber
Silalahi, 2009: 339).
Kemudian dapat diambil kesimpulan dari hasil analisis data tersebut. Berikut adalah
teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti:

Reduksi Data
Reduksi data tidak terpisah dari analisis. Pengurangan Data Didefinisikan sebagai
proses pemilihan yang berfokus pada penyederhanaan, abstraksi, dan transformasi
data mentah dari catatan tertulis di tempat.
Ringulasi
Ringulasi dapat dicapai dengan menggunakan berbagai teknik (Nasution,
2003:115), yaitu. wawancara, observasi dan dokumen. Segitiga ini tidak hanya
berfungsi untuk mengecek kebenaran data, tetapi juga untuk memperkaya data. Selain
itu, menurut Nasution, triangulasi juga dapat bermanfaat untuk mengetahui keabsahan
interpretasi data peneliti karena triangulasi bersifat reflektif.
Menarik Kesimpulan
Fungsi analitis ketiga adalah menarik dan memverifikasi kesimpulan. Ketika
pengumpulan data selesai, penganalisis kualitatif mulai mencari arti dari sesuatu,
mencatat keteraturan, pola, penjelasan, kemungkinan konfigurasi, proses sebab
akibat, dan proposisi. Kesimpulan yang awalnya kabur menjadi semakin rinci.

Anda mungkin juga menyukai