Anda di halaman 1dari 41

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MEROKOK

PADA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MH


THAMRIN

Disusun guna memenuhi Tugas mata kuliah metodologi penelitian

Dosen pengampu :

Titi Indriyati, SKM., M.Epid

Disusun oleh:

Arvella Fatharani – 1032181029

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMAD HUSNI THAMRIN

JAKARTA 2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Merokok adalah suatu kegiatan membakar tembakau dan daun tar. Serta menghisap
asap yang di hasilkan nya. Asap ini membawa bahaya dari sejumlah kandungan
tembakau dan juga bahaya dari pembakaran yang di hasilkan nya (Husaini, n.d.)

Perilaku merokok adalah aktivitas menghisap atau menghirup asap rokok dengan
menggunakan pipa atau rokok yang dilakukan secara menetap dan terbentuk melalui
empat tahap, yaitu: tahap preparation, initiation, becoming a smoker, dan
maintenance of smoking (Sodik, 2018)

Merokok merupakan salah satu masalah kesehatan karena tingkat penggunaannya


yang masih tinggi di Indonesia. Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) menyatakan bahwa prevalensi merokok penduduk umur 10 Tahun dari
28,8% mengalami peningkatan pada tahun 2013 menjadi 29,3% pada tahun 2018.
Pada saat sekarang ini, kebiasaan merokok tidak hanya menjadi masalah pada orang
dewasa, namun juga semakin marak pada kalangan anak dan remaja. Hal ini
dibuktikan dengan meningkatnya prevalensi merokok pada populasi usia 10-18
Tahun yakni sebesar 1,9% dari tahun 2013 (7,2%) ke tahun 2018 (9,1%) Menurut
data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Tentu angka kenaikan ini tidak kecil karena
terkait dengan masalah kesehatan yang harus dialami oleh anak remaja tersebut ke
depannya. Anak-anak dan remaja di Indonesia perlu terus ditingkatkan
kesadarannya tentang dampak bahaya dari penggunaan rokok (KemenkesRI, 2020).

Menurut data yang di dapat dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang
dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Maret 2019, prevelansi
perokok di DKI Jakarta mencapai 26% untuk usia 15 tahun ke atas dan rata-rata
menghabiskan 72 batang rokok per minggu atau 10,3 batang rokok per hari.
Khususnya pada DKI Jakarta bagian Jakarta timur prevelansi merokok sebanyak
29,3% (SEKTORAL & JAKARTA, 2020).

Saat ini, kebiasaan merokok sudah melanda berbagai kalangan laki-laki maupun
perempuan, dari anak-anak sampai orang tua.Bahkan jumlah perokok mengalami
peningkatan dari tahun ke tahunnya. Masalah merokok hingga pada saat ini masih
belum dapat ditangani. Perilaku merokok ini sangat merugikan, baik untuk diri
sendiri maupun orang disekitarnya karena rokok mengandung beberapa bahan kimia
seperti nikotin, tar, karbon monoksida, dan bahan kimia beracun lainnya. Merokok
merupakan salah satu faktor risiko penyakit tidak menular (diabetes, hipertensi,
penyakit jantung, kanker) yang merupakan Komorbid Covid-19. Kita rentan
terjangkit COVID-19 yang parah jika memiliki penyakit-penyakit tersebut
(Manoharan, 2016).

Menurut WHO (World Health Association) terdapat data terbaru dari Global Youth
Tobacco Survey (GYTS) tahun 2019 yang menunjukkan bahwa 40,6% pelajar di
Indonesia usia 15 tahun ke atas 2 dari 3 anak laki-laki, dan hampir 1 dari 5 anak
perempuan sudah pernah menggunakan produk tembakau: 19,2% pelajar saat ini
merokok dan di antara jumlah tersebut, 60,6% bahkan tidak dicegah ketika membeli
rokok karena usia mereka, dan dua pertiga dari mereka dapat membeli rokok secara
eceran. Bahkan pada tahun 2030 diperkirakan jumlah kematian mencapai angka
8.000.000 jiwa. Menurut data WHO World Tobacco Epidemic tahun 1993
dinyatakan setiap tahun angka kematian adalah 3 juta orang. (who, 2020).

Meskipun sudah jelas di ketahui dampak buruk dari merokok terutama pada
kesehatan, bahkan sampai kematian. Namun kebiasaan merokok justru meningkat di
kalangan mahasiswa. Sebagian besar mahasiswa merokok di sekitar lingkungan
kampus. Banyak faktor yang mempengaruhi kebiasaan merokok dalam kalangan
mahasiswa, antara lain adalah karena pengaruh lingkungan orang tua, pengaruh
teman, faktor kepribadian dan karena iklan. Meskipun sadar akan bahaya dan
dampak yang di timbulkan dari merokok tetapi mahasiswa masih saja melakukan
nya. Dengan tingginya prevalensi perokok di kalangan mahasiswa dan khususnya
pada mahasiswa kesehatan di universitas thamrin menunjukkan bahwa kesadaran
dan tingkat pengetahuan akan bahaya rokok masih sangat kurang.

Berdasarkan observasi peneliti, banyak dari mahasiswa di Fakultas kesehatan


universitas MH.Thamrin yang menjadi perokok aktif dan sebagian besar mahasiswa,
terutama laki-laki, merokok di lingkungan kampus meskipun terdapat larangan
merokok di lingkungan kampus Universitas MH.Thamrin. Namun, belum ada
penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok di
kalangan mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitaas MH.Thamrin. Berdasarkan
latar belakang di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian di Fakultas
kesehatan Universitas Mh.Thamrin untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku merokok pada mahasiswa.
1.2 Rumusan Masalah
Merokok merupakan suatu kegiatan yang tentunya tidak baik untuk di lakukan,
terutama merokok itu dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan perokok
maupun orang yang ada di sekitar. Namun, dengan tingginya angka perokok
prevalensi di Indonesia terutama di kalangan remaja tentu saja di kaitkan dengan
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku perokok tersebut.
1.3 Tujuan Penelitian : tujuan umum & tujuan khusus
Tujuan umum:
Tujuan yang ingin di capai oleh peneliti dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku merokok pada
mahasiswa fakultas kesehatan universitas Mh.Thamrin
Tujuan khusus :
a. Untuk mengetahui prevalensi kebiasaan merokok pada mahasiswa Fakultas
kesehatan universitas Mh.Thamrin
b. Untuk mengidentifikasi karakteristik perokok mahasiswa Fakultas kesehatan
universitas Mh.Thamrin
c. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan perokok mahasiswa Fakultas kesehatan
universitas Mh.Thamrin
d. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kebiasaan merokok
pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Mh.Thamrin
1.4 Manfaat Penelitian
a. Manfaat untuk responden
Melalui penelitian ini, responden dapat mengetahui dampak buruk dari
penggunaan rokok.
b. Manfaat untuk peneliti
Melaui penelitian ini, peneliti dapat mengaplikasikan ilmu yang di peroleh
selama pembelajaran terutama tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku merokok pada mahasiswa fakultas kesehatan universitas Mh.Thamrin
c. Manfaat untuk profesi keperawatan
Melalui penelitian ini di harapkan teman-teman dapat memperkaya ilmu serta
pengetahuan terutama tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
merokok pada mahasiswa fakultas kesehatan universitas Mh.Thamrin.
d. Manfaat untuk Universitas MH.Thamrin
Penelitian ini dapat di gunakan untuk literature ilmiah dalam bidang komunitas
terutama dalam bidang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada
mahasiswa
e. Manfaat untuk peneliti selanjutnya
Penelitian ini dapat di gunakan sebagai bahan dalam melanjutkan penelitian
BAB II

LANDASAN TEORI

2.2 Konsep Rokok

2.2.1 Definisi rokok


Rokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar, dihisap
dan/atau dihirup termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu atau bentuk lainnya yang
dihasilkan dari tanaman nicotiana tabacum, nicotiana rustica, dan spesies lainnya atau
sintetisnya yang asapnya mengandung nikotin dan tar, dengan atau tanpa bahan
tambahan (KemenkesRI, 2013).

Rokok adalah lintingan atau gulungan tembakau yang digulung / dibungkus dengan
kertas, daun, atau kulit jagung, sebesar  kelingking dengan panjang 8-10 cm, biasanya
dihisap seseorang setelah dibakar ujungnya. Rokok merupakan pabrik bahan kimia
berbahaya. Hanya dengan membakar dan menghisap sebatang rokok saja, dapat
diproduksi lebih dari 4000 jenis bahan kimia. 400 diantaranya beracun dan 40
diantaranya bisa berakumulasi dalam tubuh dan dapat menyebabkan kanker (P2PTM,
2018).

2.2.2 Bahan Baku Rokok


Komponen utama rokok adalah tembakau yang diperoleh dari tanaman Nicotiana
tabacum yang ditanam dan diproduksi. Tembakau dipergunakan sebagai bahan untuk
sigaret, cerutu, tembakau untuk pipa serta pemakaian oral. Pada umumnya, bahan baku
rokok hanya digunakan tembakau yang dikenal sebagai rokok putih. Di Negara
Indonesia, tanaman seperti tembakau dan cengkeh dicampur untuk dibuat rokok kretek.
Tembakau juga ditambahkan kemenyan dan kelembak sebagai bahan baku untuk dibuat
rokok kelembak atau rokok siong. Selain kretek, tembakau juga dapat digunakan
sebagai rokok putih, cerutu, rokok pipa, dan tembakau kunyah (Manoharan, 2016)
2.2.3 Jenis Rokok
(Sodik, 2018) Menurut bahan baku dalam pembuatan dan warna dari rokok itus endiri
dapat di bedakan menjadi 2 jenis yaitu sebagai berikut :
1.Rokok berdasarkan bahan baku atau isi dibagi tiga jenis,yaitu:
a.Rokok putih Rokok putih diperbuat hanya dari daun tembakau.
b.Rokok kretek Rokok kretek diperbuat dari daun tembakau dan cengkeh.
c.Rokok klembak Rokok klembak diperbuat dari daun tembakau, cengkeh, dan
kemenyan.
2.Rokok berdasarkan penggunaan filter:
a.Rokok Filter Rokok yang bagian pangkalnya terdapat gabus.
b.Rokok Non-FilterRokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus.

2.2.4 Bahan-bahan kimia yang terkandung dalam rokok


Menurut Kemenkes RI Di dalam sebatang rokok terdapat 4000 jenis senyawa kimia,
400 zat bahaya, serta 43 zat penyebab kanker karsinogenik (P2PTM, 2018). Beberapa
kandungan kimia yang terdapat dalam rokok antara lain:
a. Carbonmonoksia (CO)
Salah satu gas yang beracun menurunkan kadar oksigen dalam darah, sehingga dapat
menurunkan konsentrasi dan timbulnya penyakit berbahaya. Gas ini memiliki
kecenderungan yang kuat untuk berikatan dengan hemoglobin dalam sel-sel darah
merah. Seharusnya hemoglobin ini berikatan dengan oksigen yang sangat penting untuk
pernapasan. Kadar gas CO dalam darah seorang bukan perokok kurang dari 1
persen.Sementara dalam darah perokok mencapai 4-15 persen.
b. TAR
Zat berbahaya penyebab kanker ( karsinogenik ) dan berbagai penyakit lainnya. Tar
merupakan kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen padat asap rokok
dan bersifat karsinogen. Pada saat rokok dihisap, tar masuk ke dala rongga mulut
sebagai uap padat. Setelah dingin akan menjadi padat dan membentuk endapan
berwarna coklat pada permukaan gigi, saluran pernapasan, dan paru-paru. Pengendapan
ini bervariasi antara 3-40 mg per batang rokok, sementara kadar tar dalam rokok
berkisar 24-45 mg.
c. NIKOTIN
Zat berbahaya penyebab kecanduan ( adiksi ) Zat ini paling sering dibicara dan diteliti
orang, meracuni syaraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan
pembuluh darah, serta menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya.
d. Timah hitam (Pb)
Sebatang rokok menhasilkan Pb sebanyak0,5 ug. Sebungkus rokok (isi 20 batang)yang
habis dihisap dalam 1 hari menghasilkan10 ug Pb. Sementara ambang batas timah hitam
yang masuk ke tubuh adalah 20 ug per hari.

2. 3 Perilaku Merokok
2.3.1 Perilaku
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme atau mahluk hidup yang
bersangkutan. Perilaku manusia pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari
manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain:
berjalan,berbicara, menangis, tertawa, bekerja, membaca, menulis dan sebagainya
(soekidjo notoadmojo, 2010).

2.3.2 Perilaku Merokok


perilaku merokok merupakan perilaku menyenangkan dan dapat menghilangkan
ketidaknyamanan dan bergeser menjadi aktivitas yang bersifat obsesif. Hal ini
disebabkan oleh kandungan nikotin yaitu adiktif dan anti-depressan, jika merokok
dihentikan tiba-tiba akan menimbulkan stress. Secara manusiawi, orang cenderung
untuk menghindari ketidakseimbangan dan lebih senang mempertahankan apa yang
selama ini dirasakan sebagai kenikmatan sehingga dapat dipahami apabila para perokok
sulit untuk behenti merokok (Nugroho, 2017).

2.3.3 Tahap perilaku merokok


Menurut (Husaini, n.d.) ada empat tahapan dalam perilaku merokok. Keempat tahap
tersebut adalah sebagai berikut:

1)Tahap Preparatory

Seseorang mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai merokok dengan cara


mendengar, melihat, ataupun hasil membaca sehingga menimbulkan niat untuk
merokok.

2)Tahap Initation (Tahap Perintisan Rokok)

Tahap perintisan merokok yaitu tahap keputusan seseorang untuk meneruskan atau
berhenti dari perilaku merokok.

3)Tahap Becoming a Smoker

Pada tahap ini, seseorang yang telah mengkonsumsi rokok sebanyak empat batang
perhari cenderung menjadi perokok

.4)Tahap Maintaining of Smoking

2.3.4 Kategori Perokok

1)Perokok aktif (Active smoker)

Perokok aktif adalah seseorang yang benar-benar memilik kebiasaan merokok. Merokok
sudah menjadi bagian hidupnya, sehingga rasanya tidak enak bila sehari sajatidak
merokok. Oleh karena itu, ia akan melakukan apapun demi mendapatkan rokok,
kemudian merokok.

2)Perokok pasif (passive smoker)

Perokok pasif adalah seseorang yang tidak memiliki kebiasan merokok, namun terpaksa
harus mengisap asap rokok yang dihembuskan oleh orang lain yang kebetilan ada di
dekatnya. Dalam keseharian, ia tidak berniat dan tidak memiliki kebiasaan merokok..
Perokok pasif mempunyai resiko yang sama dengan perokokaktif karena perokok pasif
juga menghirup kandungn karsinogen (zat yang memudahkan timbulnyakanker yang
ada dalam asap rokok) dan 4.000 partikel lain yang ada di asap rokok.Selain perokok
aktif dan perokok pasif, masih ada tipe-tipe perokok yang lain. Menurut Sitepoe tipe
perokok ada lima:

a)Tidak merokok, yaitu tidak pernah merokok selama hidup.

b)Perokok ringan, yaitu merokok berselang-seling.

c)Perokok sedang, yaitu merokok setiap hari dalam kuantum kecil.

d)Perokok berat, yaitu merokok lebih dari satu bungkus setiap hari.

e)Berhenti merokok, yaitu semula merokok, kemudian berhenti dan tidak pernah
merokok lagi.

2.3.5 Tipe-tipe perokok

Menurut teori Silvan Tomkins dalam (aula, 2010), membagi perilaku merokok menjadi
empat tipe perilaku merokok yaitu sebagai berikut:

1)Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif. Dengan merokok seorang
mengalami peningkatan rasa yang positif. Green (dalam Psychologycal Factorin
Smoking, 1978), menambahkan tiga sub tipe ini yaitu:

a)Pleasure relaxation,yaitu perilaku merokok hanya untuk menambah atau


meningkatkan kenikmatan yang sudah diperoleh, misalnya merokok sambil minum kopi
atau setelah makan.

b)Stimulation to pick them up,yaitu perilaku merokok hanya dilakukan sekadarnya


untuk menyenangkan perasaan.
c)Pleasure of handling the cigarette, yakni kenikmatan yang diperoleh dengan
memegang rokok, terutama yang dialami oleh perokok pipa. Perokok pipa akan
menghabiskan waktu untuk mengisi pipa dengan tembakau padahal untuk
menghisapnya hanya membutuhkan waktu beberapa menit. Perokokpun lebih senang
berlama-lama memainkan rokoknya dengan jari-jarinya sebelum menyalakannya
menggunakan api.

2)Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif.Banyak orang yang


merokok demi mengurangi perasaan negatif, misalnya saat mereka marah, cemas dan
gelisah rokok dianggap sebagai penyelamat. Mereka merokok bila perasaan tidak enak
sedang dialami, sehingga mereka terhindar dari perasaan yang lebih tidak mengenakan.

3)Perilaku merokok yang adiktif. Orang-orang yang menunjukan perilaku seperti itu
akan menambah dosis rokok yang digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang
dihisapnya berkurang. Pada umumnya mereka akan pergi keluar rumah membeli rokok
walaupun tengah malam. Sebab, mereka khawatir bila rokok tidak tersedia padahal
mereka sangat menginginkannya.

4)Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Seseorang merokok bukan demi
mengendalikan perasaannya, tetapi karena bebar-benar sudah menjadi kebiasaan rutin.

Tipe-tipe perokok dibagi menjadi tiga yaitu :

a.Perokok ringan, merokok 1-10 batang sehari.

b.Perokok sedang, merokok 11-20 batang sehari.

c.Perokok berat, merokok lebih dari 24 batang sehari.

Tipe perokok menurut klasifikasi berat, sedang dan ringan:

a.Perokok sangat berat adalah bila mengonsumsi rokok lebih dari 31 batang per hari dan
selang merokoknya lima menit setelah bangun pagi.
b.Perokok berat merokok sekitar 21-30 batang sehari dengan selang waktu sejak bangun
pagi berkisar antara 6-30 menit.

c.Perokok sedang menghabiskan rokok 11-21 batang dengan selang waktu 31-60 menit
setelah bangun pagi.

d.Perokok ringan menghabiskan rokok sekitar 10 batang dengan selang waktu 60 menit
dari bangun pagi.

2.3.6 Tempat Merokok

Tipe perilaku merokok dapat digolongkan berdasarkan tempat dimana seseorang


menghisap rokok menjadi dua golongan.

1.Merokok di tempat-tempat umum / ruang publika.

a. Kelompok homogen (sama-sama perokok) Secara bergerombol menikmati kebiasaan


mereka merokok. Umumnya mereka masih menghargai orang lain karena mereka
menempatkan diri di smoking area.

b.Kelompok heterogen Merokok di tengah-tengah orang lain yang tidak merokok, anak
kecil, orang jompo, orang sakit, dll).

2.Merokok di tempat-tempat yang bersifat pribadia.

a. Kantor dan di kamar tidur pribadi Perokok memilih tempat-tempat seperti


digolongkan sebagai individu yang kurang menjaga kebersihan diri dan selalu rasa
gelisah yang mencekam.

b.Toilet Perokok jenis ini dapat digolongkan sebagai orang yang suka berfantasi.

2.3.7 Masalah kesehatan akibat merokok

Penyakit yang berhubungan dengan merokok adalah penyakit yang diakibatkan


langsung oleh merokok atau diperburuk keadaannya dengan merokok. Penyakit yang
menyebabkan kematian para perokok antara lain:
1.Penyakit jantung koroner.

Setiap tahun kurang lebih 40.000 orang di Inggris yang berusia dibawah 65 tahun
meninggal karena serangan jantung dan sekitar tiga perempat dari jumlah kematian ini
disebabkan karena kebiasaan merokok. Merokok mempengaruhi jantung dengan
berbagai cara. Merokok dapat menaikkan tekanan darah dan mempercepat denyut
jantung sehingga pemasokan zat asam kurang dari normal yang diperlukan agar jantung
dapat berfungsi dengan baik. Keadaan ini dapat memberatkan tugas otot jantung.
Merokok juga dapat menyebabkan dinding pembuluh darah menebal secara bertahap
yang menyulitkan jantung untuk memompa darah.

2.Trombosis koroner.

Trombosis koroner atau serangan jantung terjadi bila bekuan darah menutup salah satu
pembuluh darah utama yang memasokjantung mengakibatkan jantung kekurangan darah
dan kadang-kadang menghentikannya sama sekali. Merokok membuat darah menjadi
lebih kental dan lebih mudah membeku. Nikotin dapat mengganggu irama jantung yang
normal dan teratur sehingga kematian secara tiba-tiba akibat serangan jantung tanpa
peringatan terlebih dahulu dan lebih sering terjadi pada orang yang merokok daripada
yang tidak merokok.

3.Kanker.

Kanker adalah penyakit yang terjadi di beberapa bagian tubuh akibat sel-sel tumbuh
mengganda secara tiba-tiba dan tidak berhenti, kadang-kadang gumpalan sel hancur dan
terbawa dalam aliran darah ke bagian tubuh lain kemudian hal yang sama berulang
kembali. Pertumbuhan sel secara tiba-tiba dapat terjadi jika sel-sel di bagian tubuh
terangsang oleh substansi tertentu selama jangka waktu yang lama. Substansi ini bersifat
karsinogenik yang berarti menghasilkan kanker. Dalam tar tembakau terdapat sejumlah
bahan kimia yang bersifat karsinogenik. Selain itu terdapat juga sejumlah bahan kimia
yang bersifat ko-karsinogenik yang tidak menimbulkan kanker bila berdiri sendiri tetapi
bereaksi dengan bahan kimia lain dan merangsang pertumbuhan sel kanker.
Penyimpanan tar tembakau sebagian besar terjadi di paru-paru sehingga kanker paru
adalah jenis kanker yang paling umum terjadi. Tar tembakau dapat menyebabkan
kanker bila merangsang tubuh untuk waktu yang cukup lama, biasanya di daerah mulut
dan tenggorokan.

4.Bronkitis atau radang cabang tenggorok.

Batuk yang di derita perokok dikenal dengan nama batuk perokok yang merupakan
tanda awal adanya bronkhitis yang terjadi karena paru-paru tidak mampu melepaskan
mukus yang terdapat di dalam bronkus dengan cara normal. Mukus adalah cairan
lengket yang terdapat di dalam tabung halus yaitu tabung bronchial yang terletak dalam
paru-paru. Batuk ini terjadi karena mucus menangkap serpihan bubuk hitam dan debu
dari udara yang di hirup dan mencegahnya agar tidak menyumbat paru-paru. Mukus
beserta semua kotoran bergerak melalui tabung bronchial dengan bantuan rambut halus
yang disebut silia. Silia terus bergerak bergelombang seperti tentakel yang membawa
mucus keluar dari paru-paru menuju tenggorokan. Asap rokok dapat memperlambat
gerakan silia dan setelah jangka waktu tertentu akan merusaknya sama sekali dan
menyebabkan perokok harus lebih banyak batuk untuk mengeluarkan mucus. Karena
sistem pernafasan tidak bekerja sempurna, maka perokok lebih mudah menderita radang
paru-paru yang disebut bronchitis.

2.3.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok

Perilaku merokok adalah suatu aktivitas atau tindakan menghisap gulungan tembakau
yang tergulung kertas yang telah dibakar dan menghembuskannya keluar tubuh yang
bertemperatur 900C untuk ujung rokok yang dibakar, dan 300C untuk ujung rokok yang
terselip diantara bibir perokok, dan dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh
orang-orang disekitarnya serta dapat menimbulkan dampak buruk baik bagi perokok itu
sendiri maupun orang-orang disekitarnya

Terdapat tiga faktor penyebab perilaku merokok pada remaja yaitu untuk kepuasan
psikologis, sikap permisif orang tua terhadap perilaku merokok remaja, dan pengaruh
teman sebaya. Terdapat banyak faktor-faktor yang menyebabkan seseorang merokok,
antara lainnya:

1.Pengaruh Orang Tua

Remaja perokok adalah anak-anak yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia
atau keluarga yang permisif, dimana orang tuanya tidak begitu memperhatikan anak-
anaknya cenderung lebih mudah terlibat dengan rokok dibandingkan dengan keluarga
yang konservatif dimana keluarga menjaga dan memperhatikan anak-anaknya. Perilaku
merokok lebih banyak didapati pada remaja yang tinggal dengan satu orang tua (Single
Parent).

2.Pengaruh Teman Sebaya

Berbagai kajian telah menunjukkan bahwa mahasiswa yang masih tergolong remaja
mempunyai teman-temannya yang merokok lebih mungkin merokokberbanding
sebaliknya. Terdapat dua kemungkinan yang terjadi dari fakta tersebut, yang pertama
remaja tersebut terpengaruh oleh teman-temannya atau sebaliknya. Rokok membuat
mereka merasa lebih diterima oleh banyak orang.

3.Faktor kepribadian

Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri
dari rasa sakit dan kebosanan. Secara kepribadian, kondisi mental yang sedang menurun
seperti stres, gelisah, takut, kecewa, dan putus asa sering mendorong orang untuk
menghisap asap rokok. Mereka merasa lebih tenang dan lebih mudah melewati masa-
masa sulit setelah merokok.

4.Pengaruh Iklan

Iklan merupakan media informasi yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menarik
para konsumen atau khalayak secara sukarela terdorong untuk melakukan suatu
tindakan sesuai dengan yang diinginkan pengiklan. Banyak iklan rokok di media massa
dan elektronik mendorong rasa ingin tahu penonton termasuk mahasiswa tentang
produk rokok.

2.3.9 Dampak perilaku merokok

Perilaku merokok mempunyai dua dampak, yaitu dampak positif dan dampak negatif.

a.Dampak Positif

Merokok menimbulkan dampak positif yang sangat sedikit bagi kesehatan. Perokok
mengatakan bahwa merokok dapat menghasilkan mood positif dengan merokok dan
dapat membantu individu untuk menghadapi keadaan-keadaan yang sulit.

b. Dampak negative

dampak negative dari merokok tentu saja menyerang kesehatan diantara nya jantung
coroner, kanker, bronchitis dan radang cabang tenggorokan.

3.2 Konsep Mahasiswa

3.2.1 Definisi mahasiswa

Menurut Wenny Hulukati, dkk Mahasiswa adalah makhluk individu dan makhluk
sosial. Sebagai makhluk individu mahasiswa mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang
berbeda antara satu individu dengan individu lainnya, mahasiswa tidak bisa hidup
sendiri, selalu membutuhkan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya, oleh karena itu
mahsiswa juga disebut sebagai makhluk sosial. Dalam berinteraksi dengan orang lain
tidak jarang muncul perbedaan pendapat yang memicu konflik antar individu. Selainitu,
kebutuhan-kebutuhan akan bertambah seiring dengan perkembangan seorang individu.
Mahasiswa merupakan masa memasuki masa dewasa yang pada umum berada pada
rentang usia 18-25 tahun, pada masa tersebut mahasiswa memiliki tanggung jawab
terhadap masa perkembangannya, termasuk memiliki tanggung jawab terhadap
kehidupannya untuk memasuki masa dewasa.
Menurut World Health Organization (WHO), remaja (adolescence) dikategorikan
sebagai mereka yang berusia 10-19 tahun. sementara United Nations menyatakan bahwa
anak muda (youth) mencakupi usia 15-24 tahun.

Remaja dikategorikan berdasarkan kematangan psikososial dan seksual, yaitu masa


remaja (early adolescence), masa remaja madya (middle adolesence) dan masa remaja
akhir (late adolescence).

a.Remaja awal

Masa remaja awal menunjuk kira-kira 12-15 tahun. Pada tahap ini, tahap nalar dan
kesadaran diri berkembang, bersamaan dengan melimpahnya energi fisik. Kepekaan
yang berlebihan ini ditambah dengan berkurangnya pengendalian terhadap ego,
menyebabkan remaja sulit mengerti oleh orang dewasa.

b.Remaja madya

Pada tahap ini, remaja berusia 15-18 tahun dan sangat membutuhkan teman-teman dan
kecenderungan narsistik yaitu mencintai dirinya sendiri dengan cara lebih menyukai
teman-teman yang mempunyai sifat yang sama dengan dirinya.

c.Remaja akhir

Tahap dimana remaja berusia 18-24 tahun dan mengalami pertumbuhan dan
perkembangan baik dari segi fisik maupun psikososial. Remaja lebih minat pada karir,
pacaran, dan eksplorasi identitas seringkali lebih nyata pada tahp remaja akhir.
Pertumbuhan kognitif pada tahap ini, antaranya pemikiran abstrak, bertindak secara luas
dan memandang masalah secara komprehensif.

3.2.2 Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja

1.Pertumbuhan Fisik

Pertumbuhan meningkat cepat dan mencapai puncak kecepatan. Pada fase remaja awal
(11-14 tahun)karakteristik seks sekunder mulai tampak, seperti penonjolan payudara
pada remaja perempuan, pembesaran testis pada remaja laki-laki, pertumbuhan rambut
ketiak, atau rambut pubis. Karakteristik seks sekunder ini tercapai dengan baik pada
tahap remaja pertengahan (usia 14-17 tahun) dan pada tahap remaja akhir (17-20 tahun)
struktur dan pertumbuhan reproduktif hampir komplit dan remaja telah matang secara
fisik.

2.Kemampuan berpikir

Pada tahap awal remaja mencari-cari nilai dan energi baru serta membandingkan
normalitas dengan teman sebaya yang jenis kelaminnya sama. Sedangkan pada remaja
tahap akhir, mereka telah mampu memandang masalah secara komprehensif dengan
identitas intelektual sudah terbentuk.

3.Identitas

Pada tahap awal,ketertarikan terhadap teman sebaya ditunjukkan dengan penerimaan


atau penolakan. Remaja mencoba berbagai peran, mengubah citra diri, kecintaan pada
diri sendri meningkat, mempunyai banyak fantasi kehidupan, idealistis. Stabilitas harga
diri dan definisi terhadap citra tubuh serta peran jender hampir menetap pada remaja di
tahap akhir.

4.Hubungan dengan orang tua

Keinginan yang kuat untuk tetap bergantung pada orangtua adalah ciri yang dimiliki
oleh remaja pada tahap awal. Dalam tahap ini, tidak terjadi konflik utama terhadap
kontrol orang tua. Remaja pada tahap pertengahan mengalami konflik utama terhadap
kemandirian dan kontrol. Pada tahap ini terjadi dorongan besar untuk emansipasi dan
pelepasan diri. Perpisahan emosional dan dan fisik dari orangtua dapat dilalui dengan
sedikit konflik ketika remaja akhir.

5.Hubungan dengan sebaya

Remaja pada tahap awal dan pertengahan mencari afiliasi dengan teman sebaya untuk
menghadapi ketidakstabilan yang diakibatkan oleh perubahan yang cepat; pertemanan
lebih dekat dengan jenis kelamin yang sama, namun mereka mulai mengeksplorasi
kemampuan untuk menarik lawan jenis. Mereka berjuang untuk mengambil tempat di
dalam kelompok; standar perilaku dibentuk oleh kelompok sebaya sehingga penerimaan
oleh sebaya adalah hal yang sangat penting. Sedangkan pada tahap akhir, kelompok
sebaya mulai berkurang dalam hal kepentingan yang berbentuk pertemanan individu.
Mereka mulai menguji hubungan antara pria dan wanita terhadap kemungkinan
hubungan yang permanen

3.2.2 Mahasiswa dan perilaku merokok

Konsumsi rokok di kalangan mahasiswa yang di Indonesia cenderung meningkat setiap


tahun.Walaupun ternyata jelas rokok membawa dampak buruk dan membahayakan
kesehatan , namun kebiasaan merokok cenderung meningkat pada kalangan
mahasiswa.28 Perilaku merokok pada mahasiswa biasanya mulai pada setelah usia 10
tahun dan mencapai puncaknya pada usia 13-14 tahun.

Keluarga adalah aspek dukungan sosial yang penting bagi remaja, bahkan tingkah laku
sehat yang positif dapat dilakukan apabila remaja mengembangkan perasaan otonomi
dalam keluarga.Teman sebaya merupakan aspek yang terpenting dalam kehidupan
mahasiswa karena mahasiswa menghabiskan lebih banyak waktu dengan teman sebaya
banding dengan orang tua dan keluarga.Remaja yang memiliki kemampuan terbatas
seringkali melakukan tingkah laku yang beresiko karena desakan teman sebaya seperti
merokok. Pengaruh iklan juga memiliki kekuatan yang besar karena remaja mudah
terpengaruh dengan iklan rokok
2.4 Kerangka Teori

Usia

Faktor-faktor yang
Waktu mulai merokok :
mempengaruhi perilaku
merokok : MEROKOK 1. SD
2. SMP
1. Pengaruh orang tua
3. SMA
2. Pengaruh teman
4. Kuliah
3. Pengaruh faktor
kepribadian
4. Pengaruh iklan

Pengetahuan
Tempat merokok mengenai bahaya
Tipe perokok :
merokok
1. Ringan
2. Sedang
3. Berat

Kerangka teori untuk penelitian tentang perilaku ini, berdasarkan teori PRECEDE dari Lawrence
Green.
BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka konsep penelitian

Mahasiswa Fakultas Faktor-faktor yang


kesehatan Universitas mempengaruhi perilaku
MH.Thamrin meorok

Usia

Lama merokok

Tempat merokok

Pengetahuan
mengenai bahaya
merokok

Pengaruh orang
tua

Pengaruh teman

Pengaruh faktor
kepribadian
kepribadian
Pengaruh iklan
rokok
3.2 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Cara Skala keterangan


Operasional ukur
1. Usia Masa sejak Kuesioner Ordinal Responden mengisi data
kelahiran demografi pada kuesioner yang
responden sampai diberikan pada bagian yang
ulang tahun disediakan
terakhir yang
dihitung dalam
tahun
2. Lama Jenjang pendidikan Kuesioner Ordinal Responden mengisi gambaran
merokok dimana responden perilaku merokok pada kuesioner
pertama kali mulai yang diberikan pada bagian yang
merokok di sediakan
3. Tempat Tempat responden Kuesioner Nominal Responden mengisi gambaran
merokok biasa gunakan perilaku merokok pada kuesioner
untuk merokok yang diberikan pada bagian yang
di sediakan
4. Tipe Kategori perilaku Kuesioner Ordinal Responden mengisi banyaknya
perokok merokok responden batang rokok yang dihabiskan
dilihat dari dalam sehari pada kuesioner
banyaknya batang yang diberikan pada bagian yang
rokok yang dihisap di sediakan
dalam 24 jam.
5. Pengetahua Pemahaman Kuesioner Ordinal Jawaban benar skor 1
n responden responden terhadap Jawaban salah skor 0
mengenai bahaya merokok
bahaya
merokok
6. Pengaruh Perilaku ayah dan Kuoesione Nominal 1. Responden mengisi 4
orang tua ibu responden r pernyataan: sangat tidak setuju
dalam (STS), tidak setuju (TS), ragu-
mempengaruhi ragu/netral (N), setuju (S) dan
perilaku merokok sangat setuju (SS) pada
responden kuesioner yang diberikan pada
bagian D pertanyaan 1-4.
2. Pernyataan positif dengan
pernyataan STS diberi skor 1, TS
diberi skor 2, N diberi skor 3, S
diberi skor 4 dan SS diberi skor
5.
3. Pernyataan negatif dengan
pernyataan STS diberi skor 5, TS
diberi skor 4, N diberi skor 3, S
diberi skor 2 dan SS diberi skor
1.
7. Pengaruh Kelompok Kuesioner Nominal 1. Responden mengisi 4
teman kawanan orang pernyataan: sangat tidak setuju
yang tergabung (STS), tidak setuju (TS), ragu-
dalam kelompok ragu/netral (N), setuju (S) dan
responden yang sangat setuju (SS) pada
dapat kuesioner yang diberikan pada
mempengaruhi bagian D pertanyaan 5-8.
perilaku perokok 2. Pernyataan positif dengan
responden pernyataan STS diberi skor 1, TS
diberi skor 2, N diberi skor 3, S
diberi skor 4 dan SS diberi skor
5.
3. Pernyataan negatif dengan
pernyataan STS diberi skor 5, TS
diberi skor 4, N diberi skor 3, S
diberi skor 2 dan SS diberi skor
1.
8. Pengaruh Hal yang bersifat Kuesioner Nominal 1. Responden mengisi 12
faktor personal yang pernyataan: sangat tidak setuju
kepribadian mempengaruhi (STS), tidak setuju (TS), ragu-
perilaku merokok ragu/netral (N), setuju (S) dan
responden sangat setuju (SS) pada
kuesioner yang diberikan pada
bagian D pertanyaan 9-20.
2. Pernyataan positif dengan
pernyataan STS diberi skor 1,
TS diberi skor 2, N diberi skor 3,
S diberi skor 4 dan SS diberi
skor 5.
3. Pernyataan negatif dengan
pernyataan STS diberi skor 5,
TS diberi skor 4, N diberi skor 3,
S diberi skor 2 dan SS diberi
skor 1.
9. Pengaruh Media informasi Kuesioner Nominal 1. Responden mengisi 4
iklan rokok baik cetak maupun pernyataan: sangat tidak setuju
elektronik tentang (STS), tidak setuju (TS), ragu-
rokok yang dapat ragu/netral (N), setuju (S) dan
mempengaruhi sangat setuju (SS) pada
perilaku merokok kuesioner yang diberikan pada
responden bagian D pertanyaan 21-24.
2. Pernyataan positif dengan
pernyataan STS diberi skor 1,
TS diberi skor 2, N diberi skor 3,
S diberi skor 4 dan SS diberi
skor 5.
3. Pernyataan negatif dengan
pernyataan STS diberi skor 5,
TS diberi skor 4, N diberi skor 3,
S diberi skor 2 dan SS diberi
skor 1.

3.3 Hipotesis penelitian

Mahasiswa yang masuk kategori tipe perokok sedang hingga berat serta mempunyai
pengaruh dari sekitar yang buruk sehingga dapat mempengaruhi perilaku merokok, akan
sangat besar terjangkit resiko seperti masalah kesehatan akibat merokok.
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Rancangan Penelitian

Desain penelitian adalah sebuah rencana, sebuah garis besar tentang bagaimana peneliti
akan memahami bentuk hubungan antar variabel yang diteliti. Desain penelitian dalam
arti luas adalah suatu desain penelitian yang dirancang mulai ditemukannya
permasalahan penelitian, penentuan tinjauan pustaka ilmiah, menentukan rancangan,
pemproses dan menyajikan hasil penelitian, sampai pada pembuatan laporan.
Sedangkan dalam arti sempit adalah desain penelitian yang dirancang dalam
menentukan metode atau jenis penelitian yang akan digunakan untuk menjawab tujuan
penelitian (Achmadi, 2011)

Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan cross sectional
atau studi potong lintang. Yang di lakukan dengan cara mengukur dalam satu waktu
sekaligus pada variable satu dengan yang lain (Dr. sandu siyoto M . Ali sodikin, 2015).

4.2. Populasi dan sampel

4.2.1 Populasi

Populasi yang di maksud dalam penelitian ini ialah suatu wilayah generalisasi yang
terdiri dari obyek / subyek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang di
tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudiann di tarik kesimpulannya (Dr.
sandu siyoto M . Ali sodikin, 2015). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa
laki-laki sebanyak 29,3% orang di Universitas Mh.Thamrin Fakultas Kesehatan.

4.2.2 Sampel

Sampel yang dimaksud dalam penelitian ini ialah sebagian dari jumlah dan karakteristik
yang di miliki oleh populasi tersebut ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang di
ambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya (Dr. sandu siyoto
M . Ali sodikin, 2015).

Dalam penelitian ini sampel yang di ambil adalah mahasiswa yang memiliki kebiasaan
merokok. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total
sampling yaitu dengan memilih subjek berdasarkan karakteristik kriteria inklusi, dan
yang tidak memiliki kriteria eksklusi.

4.2.3 Kriteria Sampel

Pada suatu penelitian di perlukan penentuan sampel yaitu dengan menggunakan kriteria
pemilihan sampel seperti kriteria inklusi dan kriterian eksklusi : (masturoh & anggita,
2018).

1. Kriteria inklusi

Adalah kriteria yang akan menyaring anggota populasi menjadi sampel yang
memenuhi kriteria secara teori yang sesuai dengan topik dan kondisi penelitian. Atau
dengan kata lain, kriteria inklusi merupakan ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap
anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel.

Kriteria inklusi yang terdapat dalam sampel penelitian ini adalah, sebagai berikut :

a. Mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Mh.Thamrin khususnya yang


berjenis kelamin laki-laki dan merupakan perokok aktif.
b. Mahasiswa angkatan 2019, 2020, 2021.

2. Kriteria eksklusi

Kriteria ekslusi adalah kriteria yang dapat digunakan untuk mengeluarkan anggota
sampel dari kriteria inklusi atau dengan kata lain ciri-ciri anggota populasi yang tidak
dapat diambil sebagai sampel.

Kriteria eksklusi yang terdapat dalam sampel penelitian ini adalah, sebagai berikut :
a. Mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Mh.Thamrin yang tidak merokok
b. Mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Mh.Thamrin yang tidak bersedia
sebagai responden.

4.2.3 Besar sampel

Dalam penelitian ini dalam menentukan sampel, perlu adanya perhitungan


menggunakan rumus sebagai berikut :

z 21−α / 2 P(1−P)
n=
d2

Keterangan :

n : Jumlah sampel yang di perlukan

Z12 - a/2 : Derajat kepercayaan ( 95% = 1,96 )

P : Proporsi di Populasi ( menurut data dari Survei Sosial Ekonomi


Nasional (Susenas) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Maret
2019, prevelansi perokok di DKI Jakarta timur sebesar ( 29,3 % = 0,293 )

d2 : Presisi mutlak 5% (0,05%)

z 21−α / 2 P(1−P)
n=
d2

1,96 2(0,293)( 1−0,293)


n=
0,052

3,8416 (0,293)(0,707)
n=
0,002 52
0,7967234611
n=
0,0025 2

n=318,68

Berdasarkan rumus di atas, maka besar sampel yang di butuhkan dalam penelitian ini
adalah 319 orang dari mahasiswa Fakultas kesehatan di universitas Mh.Thamrin.

4.3. Tempat dan Waktu Penelitian

4.3.1 Tempat

Penelitian ini akan di lakukan di Fakultas Kesehatan Universitas Mh.Thamrin tepatnya


di jalan raya pondok gede, Jakarta timur.

4.3.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan juli tahun 2021.

4.4. Etika Penelitian

Etika penelitian dalam penelitian ini adalah data yang di dapatkan berdasarkan
wawancara oleh mahasiswa dari program studi kesehatan mengenai kebiasaan merokok
di universitas Mh.Thamrin.. Setelah data didapatkan, peneliti menghubungi Ibu yang
dapat dijadikan sampel dan dikomunikasikan jalannya penelitian. Apabila Ibu tersebut
menyetujuinya, informed consent diajukan untuk persetujuan penelitian. Surat
kelayakan etik akan diajukan ke Fakultas Kesehatan Universitas Mohammad Husni
Thamrin Jakarta. Selanjutnya anonymity (kerahasiaan) pastikan data responden tidak
mecantumkan identitas, dan menerapkan confidentiality (kerahasiaan informasi) pada
hasil wawancara melalui kuesioner data tidak sembarangan di publikasi. Kemudian
terapkan Respect For Justice (menghormati keadilan), dan yang terakhir Balancing
Harm And Benefits (memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan).
4.5. Alat Pengumpul Data Penelitian

Dalam penelitian ini dikumpulkan sesuai dengan rancangan penelitian yang telah
ditentukan. Data tersebut diperoleh dengan jalan pengamatan, percobaan, atau
pengukuran gejala yang diteliti. Data yang dikumpulkan merupakan pernyataan fakta
mengenai objek yang diteliti (Luthfiyah & Fitrah, 2017). Peneliti mengumpulkan data
dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab (masturoh & anggita, 2018). Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang efisien bila peneliti memahami variabel yang akan diukur dan
jawaban apa yang diharapkan dari reponden (Iskandar, 2008 dalam Masturoh &
Anggita, 2018). Kuesioner ini terbagi menjadi empat bagian yang berisikan tentang
fator yang mempengaruhi perilaku merokok responden.

1. Kuesioner A merupakan karakteristik responden meliputi nama, jenis kelamin,


usia,program studi dan alamat.
2. Kuesioner B merupakan perilaku mrokok responden. Pertanyaan nya meliputi,
kapan waktu mulai merokok, jumlah rokok dalam sehari, tempat merokok.
3. Kuesioner C merupakan pengetahuan responden mengenai bahaya yang di
akibatkan dari kandungan rokok serta resiko masalah kesehatan akibat merokok.
4. Kuesioner D merupakan faktor sekeliling yang mendukung atau memperngaruhi
responden sampai menjadi seorang perokok.

4.5.1 Uji validitas dan reabilitas

a. Uji validitas

Uji validitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengukuran
yang dilakukan dapat menghasilkan nilai yang sebenarnya ingin diukur (Supardi, 2013)

b.Uji reabilitas
Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran kita
tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama
dengan alat ukur yang sama. Data yang kita kumpulkan tidak akan berguna bila alat
pengukuran tidak mempunyai validitas dan reliabilitas (Hastono, 2016).

4.6. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan setelah mendapatkan izin dari masing-masing ketua
program studi. Maka prosedur pengumpulan data dapat dilakukan membagikan
kuesioner kepada responden. Ada beberapa tahapan yang akan dilakukan oleh peneliti:

a. Persiapan

1. Peneliti mengajukan surat permohonan izin ke bagian akademis Prodi Sarjana


Keperawatan Universitas MH. Thamrin Jakarta setelah proposal penelitian
disetujui dan disahkan oleh dosen pembimbing dan penguji.

2. Peneliti menyerahkan surat pengantar dari Prodi Sarjana Keperawatan


Universitas MH. Thamrin ke masing-masing ketua program studi di fakultas
kesehatan universitas mh thamrin bahwa yang bersangkutan bersangkutan akan
melakukan penelitian di RW 03 tersebut.

3. Peneliti meminta izin ke ketua program studi fakultas kesehatan untuk


mendapatkan data mengenai calon responden.

b. Pelaksanaan

1. Penelitian ini menggunakan kuesioner secara online melalui google form dengan
alamat link

2. Peneliti melakukan pendekatan dengan memperkenalkan identitas diri kepada


responden penelitian.
3. Sebelum melakukan pengumpulan data peneliti menjelaskan maksud dan tujuan
penelitian kepada responden, setelah itu meminta persetujuan subjek untuk
menjadi responden penelitian.

c. Pengumpulan data

1. Peneliti membagikan kuesioner secara online melalui google form .

2. Peneliti membagikan google form kepada ketua program studi fakultas


kesehatan.

3. Setelah itu kuesioner akan di sebar oleh ketua prodi ke dalam grup prodi
masing-masing.

4. Kemudian responden dapat mengisi kuesioner melalui google form.

4.7. Rencana Analisis Data

Pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengolahan data dengan
komputerisasi. Dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yaitu antara
lain: (Nursalam, 2016)

a) Editing

Editing adalah pengecekan jumlah kuesioner, kelengkapan data, di antaranya


kelengkapan identitas, lembar kuesioner dan kelengkapan isian kuesioner, sehingga
apabila terdapat ketidaksesuaian dapat dilengkapi segera oleh peneliti.

b) Coding

Coding adalah melakukan pemberian kode berupa angka. Coding bertujuan untuk
mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat entry data.
c) Entry data

Entry adalah memasukkan data yang diperoleh menggunakan fasilitas komputer dengan
menggunakan sistem atau program komputer.

d) Tabulasi Tabulasi adalah mengelompokkan data sesuai dengan tujuan penelitian


kemudian dimasukkan dalam tabel yang sudah disiapkan. Setiap pertanyaan yang sudah
diberi nilai, hasilnya dijumlahkan dan diberi kategori sesuai dengan jumlah pertanyaan
pada kuesioner.

e) Cleaning

Cleaning adalah mengecek kembali data yang sudah dientry apakah ada kesalahan atau
tidak. Kesalahan tersebut mungkin terjadi pada saat entry data ke komputer.

Rencana analisis data pada penelitian ini berupa data yang lengkap dari hasil pertanyaan
yang terdapat pada kuesioner yang kemudian akan dimasukkan ke dalam komputer
setelah itu langkah rencana selanjutnya dilakukan pengumpulan data dengan
menggunakan metode pengolahan data seperti uraian diatas dan akan di analisis
menggunakan program SPSS dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, A. & N. (2011). Teori Metodologi Penelitian. Teori Metodologi Penelitian,


1–21.
aula. (2010). stop merokok.
Dr. sandu siyoto M . Ali sodikin. (2015). dasar metodologi penelitian.
https://www.google.co.id/books/edition/DASAR_METODOLOGI_PENELITIAN/
QPhFDwAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=Sampel+menurut+Sugiyono+2019&printsec=frontcover
Husaini, dr. A. (n.d.). Tobat merokok. Pustaka II MaN.
https://www.google.co.id/books/edition/Tobat_Merokok_Hc/R021yzR3EPIC?
hl=id&gbpv=1&dq=merokok+adalah&printsec=frontcover
KemenkesRI. (2013). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 28 Tahun
2013. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 19(6), 631–637.
KemenkesRI. (2020). Peringatan HTTS 2020 : Cegah Anak dan Remaja Indonesia dari
“‘Bujukan’” Rokok dan Penularan COVID-19.
https://www.kemkes.go.id/article/view/20053100002/peringatan-htts-2020-cegah-
anak-dan-remaja-indonesia-dari-bujukan-rokok-dan-penularan-covid-19.html
Manoharan, G. (2016). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Pada
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Medan, 1–89.
https://www.usu.ac.id/id/%0Ahttp://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/12345678
9/20394/130100381.pdf?sequence=1
masturoh & anggita. (2018). metodologi penelitian kesehatan.
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2018/09/Metodologi-Penelitian-Kesehatan_SC.pdf
Nugroho, R. S. (2017). Perilaku Merokok Sebagai Identitas Sosial Remaja Dalam
Pergaulan Di Surabaya. Jurnal Ilmiah Departemen Sosiologi FISIP Universitas
Airlangga, 22.
Nursalam. (2016). metode penelitian ilmu keperawatan. salemba medika.
P2PTM. (2018). Kandungan dalam sebatang rokok. 9 Juni 2018.
http://p2ptm.kemkes.go.id/infografhic/kandungan-dalam-sebatang-rokok-bagian-2
SEKTORAL, P. S., & JAKARTA, P. D. (2020). Perilaku Perokok DKI Jakarta 2019.
https://statistik.jakarta.go.id/perilaku-perokok-dki-jakarta-2019/
Sodik, M. A. (2018). Merokok & Bahayanya.
https://doi.org/10.31219/osf.io/wpek5
soekidjo notoadmojo. (2010). No Ti.
Supardi, S. (2013). Buku Ajar Metodologi Riset Keperawatan. Trans infor media (TIM).
who. (2020). Pernyataan: Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2020.
https://www.who.int/indonesia/news/detail/30-05-2020-pernyataan-hari-tanpa-
tembakau-sedunia-2020
KUESIONER

A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Jenis Kelamin :
3. Usia :
4. Progmam Studi :
5. Alamat :

B. Bagian B

Petunjuk : isi pertanyaan di bawah ini, berikan tanda ( X ) atau ( ceklis ) pada
kotak yang tersedia sesuai dengan jawaban anda.

1. Kapan anda mulai merokok ?

SD
SMP
SMA
Kulia
h

<10
batan
g
10-20
batan
g
>20
batan
g

2. Tempat Merokok :

No Saya merokok Tidak Jarang Kadang- Sering Selalu


di tempat- Pernah kadang
tempat di
bawah ini:
1. Di smoking
area
2. Di stasiun
3. Di terminal
4. Di kampus
5. Di mall
6. Di kendaraan
umum
7. Di rumah
makan /
restaurant /
kantin ( bukan
di smoking area
)
8. Di kamar
pribadi
9. Di toilet

C.BAGIAN C
Petunjuk pengisian: Jawab pertanyaan yang berikut dengan memberikan tanda
bulat pada jawaban yang anda anggap tepat dan jawaban boleh dibulatkan
lebih dari satu.

1. Satu puntung rokok mengandung _____ lebih bahan kimia.


a. <4000
b. >4000
c. Tidak tahu

2. Merokok dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan seperti :


a. Penyakit Kanker
b. Tekanan Darah Tinggi
c. Stroke/Penyakit Jantung Koroner

3. Perilaku merokok dapat menyebabkan :


a. Penuaan dini
b. Impoten
c. Gigi dan kuku kuning dan nafas berbau
4. Menurut kamu, zat kimia apa yang terkandung dalam rokok?
a. Tar
b. Karbon Monoksida
c. Nikotin

5. Nikotin dalam rokok menyebabkan :


a. Meracuni saraf tubuh
b. Menyempitkan pembuluh perifer
c. Menyebabkan ketagihan/Ketergantungan pada pemakai

6. Tar dalam rokok akan menimbulkan :


a. Iritasi pada saluran napas
b. Menyebabkan bronkitis
c. Menyebabkan Kanker nasofaring dan kanker paru

7. Karbon monoksida dalam rokok dapat menyebabkan …


a. Kadar oksigen dalam darah berkurang
b. Meningkatkan kadar karboksi haemoglobin dalam darah
c. Menghambat metabolisme dalam tubuh manusia

8. Zat apakah yang ada dalam rokok yang dapat membuat kecanduan?
a. Tar
b. Nikotin
c. Karbon Monoksida

9. Menurut kamu, seberapa besar risiko/akibat buruk yang ditimbulkan rokok pada
orang di sekitar perokok?
a. Lebih kecil risikonya dari perokok
b. Sama risikonya dengan perokok
c. Lebih besar risikonya dari perokok

10. Ammonia yang terkandung dalam rokok merupakan bahan pembuat cairan
pembersih toilet dapat menyebabkan :
a. Seseorang pingsan karena zat ini berbau tajam
b. Mengakibatkan koma jika masuk ke dalam peredaran darah
c. Sesak nafas

11. Kadmium yang terkandung dalam rokok sangat berbahaya karena :


a. Berefek terhadap gangguan pada paru-paru
b. Renal tubular disease
c. Emphysema

12. Akibat dari perilaku merokok :


a. Merugikan orang lain
b. Tidak merugikan orang lain
c. Merugikan diri sendiri

D. BAGIAN D
Pilihlah jawaban dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Sangat Setuju (SS) Apabila anda sangat setuju dengan pertanyaan tersebut.
b. Setuju (S) Apabila anda setuju dengan pernyataan tersebut.
c. Ragu-ragu / Netral (N) Apabila anda ragu-ragu / netral (antara setuju dan tidak
setuju) dengan pernyataan tersebut.
d. Tidak setuju (TS) Apabila anda tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
e. Sangat tidak setuju (STS) Apabila anda sangat tidak setuju dengan pernyataan
tersebut.

No Pernyataan SS S N TS STS
1. Saya merokok
karena orang tua
saya
2. Orang tua saya
melarang saya
merokok
3. Orang tua tidak
perduli saya
merokok
4. Orang tua saya
membiarkan saya
merokok di
dalam rumah
5. Saya merokok
karena teman
saya merokok
6. Teman saya yang
mengajak saya
merokok pertama
kali
7. Saya berteman
dengan teman
saya karena saya
merokok
8. Saya merokok
karena pengaruh
teman
9. Saya merokok
karena saya ingin
tahu rasa rokok
10. Saya merasa
tenang ketika
merokok
11. Saya merasa
rileks ketika
merokok
12. Saya merasa
lebih percaya diri
ketika merokok
13. Saya merokok
ketika merasa
bosan
14. Saya merokok
ketika marah
15. Saya merokok
untuk
menghilangkan
stress
16. Saya merokok
setelah makan
17. Saya merokok
sambil minum
kopi
18. Merokok itu
sangat nikmat
19. Jika belum
merasa nikmat /
puas, saya
menambah dosis
rokok saya
No Pernyataan SS S N TS STS
.
20. Merokok sudah
menjadi
kebiasaan saya
21. Menurut saya,
iklan rokok
sangat menarik
22. Awal nya saya
merokok karena
melihat iklan
rokok
23. Iklan rokok
menceritakan hal
yang positif
seperti gagah,
kuat dan
mengasyikan
24. Iklan rokok
mempengaruhi
saya merokok

Anda mungkin juga menyukai