Anda di halaman 1dari 13

NASKAH PUBLIKASI

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG BAHAYA ROKOK


DI LINGKUNGAN MX CLUB SAMARINDA 135 (MCS 135)

SAMARINDA

KARYA TULIS ILMIAH

DI AJUKAN OLEH

MUHAMMAD MIFTAH ALKHAIRI

17111024160282

Program Studi Diploma III Keperawatan


Fakultas Kesehatan Dan Farmasi
Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
2018
PUBLICATION MANUSCRIPT

NASKAH PUBLIKASI

The Destription of Youths Knowledge of Mx Club Samarinda 135 (Mcs 135) Towards the

Danger of Smoking

Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Bahaya Rokok di Lingkungan Mx


Club Samarinda 135 (MCS 135)

Muhammad Miftah Alkhairi¹, Alfi Ari FR²

DI AJUKAN OLEH

Muhammad Miftah Alkhairi

17111024160282

Program Studi Diploma III Keperawatan


Fakultas Kesehatan Dan Farmasi
Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
2018
Gambaran Pengetahuan Remaja tentang Bahaya Rokok di Lingkungan Mx Club Samarinda 135
(MCS 135)
1 2
Muhammad Miftah Alkhairi ,Alfi Ari Fakhrur Rizal

INTISARI
Latar Belakang: World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa rokok adalah penyebab
kematian tiga juta penduduk dalam setiap tahunnya. WHO menetapkan tanggal 31 Mei sebagai -Hari
Tanpa Tembakau Sedunia (World No Tobacco Day) (Bangun, 2008). Perkiraan jumlah korban
meninggal bisa mencapai lebih daridelapan juta pada tahun 2030 (WHO, 2012). Indonesia
menduduki posisi ketiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah cina dan india (WHO,
2008).

Tujuan Penelitian: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar tingkat
pengetahuan remaja Mx Club Samarinda 135 tentang bahaya rokok terhadap kesehatan.

Metode Penelitian: Desain Penelitian adalah seluruh perencanaan untuk menjawab pertanyaan
penelitian dan mengantisipasi beberapa kesulitan yang mungkin timbul selama penelitian
(Notoatmodjo, 2005). Peneliti ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif. Pengambilan sempel
menggunakan Total Sampling dengan jumlah sempel 30 responden. Teknik pengumpulan data
menggunakan kuesioner. Angket yang digunakan adalah dengan mengggunakan skala guttman
untuk jawaban yang tegas dan konsisten yaitu benar dan salah.

Hasil: hasil penelitian ini sebagian besar responden yang mempunyai pengetahuan kurang 0 orang
(0,0%), sedangkan yang memiliki pengetahuan yang cukup 5 orang (16,7%), dan 25 orang (83,3%)
yang mempunyai pengetahuan baik.

Kesimpulan: Dari hasil penelitian di dapatkan bahwa tingkat pengetahuan remaja Mx Club
Samarinda 135 tentang bahaya rokok terhadap kesehatan termasuk kategori baik sebesar 25
responden (83,3%).

Kata Kunci: Pengetahuan, Rokok,


1
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur Samarinda
2
Dosen Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur Samarinda
The Destription of Youths Knowledge of Mx Club Samarinda 135 (Mcs 135) Towards the
Danger of Smoking
1, 2
Muhammad Miftah Alkhairi Alfi Ari Fakhrur Rizal

Abstract
Background: World Health Organization (WHO) states that smoking is responsible for the death of
st
three million people every year. WHO declared May 31 as the World No Tobacco Day (Bangun,
2008). Approximately there would be eight million victims by 2030 (WHO, 2012). Indonesia was at the
third position as the most populous smokers in the world after China and India. (WHO, 2008).

The purpose of the research: This research was aimed at investigating the knowledge of the youths
of MX Club Samarinda 135 about the danger of smoking towards health.

Research Method: Research design is all plans used for answering the research questions and for
anticipating future possible difficulties(Notoatmodjo, 2005). In this research the researcher employed
descriptive research. The sampling method used by the researcher was total sampling with all 30
participants. The data was collected through questionnaire. The questionnaire used Guttman scale
with firm and consistent answer, i.e. True or False.

Result: The result of the research revealed that most of the participants with total 0 people did not
have sufficient knowledge (0,0%), whereas 5 people had satisfactory knowledge (16,7%) and 25
people (83,3%) had good knowledge about the danger of smoking.

Conclusion: From the results, it can be concluded that the youths’ knowledge of Mx Club Samarinda
135 about the danger of smoking towards health is categorized as good knowledge with 25
participants (83,3%).

Key words: Knowledge, Cigarette


1
College Student Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur Samarinda
2
Lecture Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur Samarinda
PENDAHULUAN mengandung kurang lebih 4000 jenis senyawa
Kesehatan menjadi bagian yang penting kimia yang 200 jenis diantaranya adalah
untuk dimiliki oleh setiap orang agar dapat termasuk zat berbahaya dan 43 jenis lainnya
melakukan aktifitas. Kesehatan dapat dapat menyebabkan kanker bagi tubuh.
mempengaruhi kinerja seseorang dalam Beberapa zat yang sangat berbahaya
beraktifitas sehingga memberikan hasil yang diantaranya yaitu Nikotin, Tar, dan Karbon
maksimal. Kesadaran akan pentingnya Monoksida (Chotidjah, 2012).
kesehatan perlu ditanamkan sejak usia sedini
mungkin pada anak usia sekolah. Kesehatan Dampak merokok banyak menimbulkan
pada anak usia sekolah dapat mempengaruhi masalah baik bagi perokok aktif maupun
hasil belajar yang optimal sehingga anak akan perokok pasif. Dampak yang ditimbulkan
berprestasi serta dapat melakukan kegiatan dapat mempengaruhi ekonomi keluarga,
sosial. Upaya yang dilakukan pemerintah , pergaulan sosial serta berbagai masalah
yaitu melalui program Promosi Kesehatan kesehatan akibat kandungan rokok yang
Sekolah atau Health Promoting School (HPS). dikonsumsi. Secara psikologis merokok dapat
Program promosi kesehatan sekolah menjadi ketagihan, dan menimbulkan masalah
merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kriminal apabila keadaan ekonomi tidak
kesehatan dan mencegah timbulnya penyakit mencukupi daya beli rokok.
di masyarakat sekolah (Fauziah, 2014).
Rokok adalah silinder dari kertas
Merokok telah menjadi suatu kegiatan berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm
yang lazim bagi setiap orang di indonesia. Di (bervariasi tergantung negara) dengan
berbagai tempat-tempat umum kegiatan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun
merokok begitu bebas dilakukan banyak tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar
orang. Kawasan bebas rokok di rasa masih pada salah satu ujungnya dan dibiarkan
kurang, jika pun ada tidak jarang peraturan membara agar asapnya dapat dihirup lewat
tersebut dilanggar karena sanksinya belum mulut pada ujung yang lainnya (Wikipedia,
terlalu dipublikasikan. 2017).

Indonesia merupakan perokok tertinggi Dibalik nikmatnya merokok, ternyata


ke-3 didunia sesudah cina dan india. merokok memiliki dampak negatif bagi
Konsumsi produk tembakau di indonesia yang kesehatan. Rokok mengandung banyak bahan
tinggi dan terus meningkat di berbagai kimia. Satu batang rokok yang dibakar
kalangan masyarakat mengancam kesehatan terdapat 4000 bahan kimia yang berbahaya
dan kualitas sumber daya manusia Indonesia. bagi kesehatan, dimana 43 bahan diantaranya
Data The Global Adult Tobacco Survey bersifat karsinogenik. Rokok merupakan faktor
(GATS) 2011 menunjukkan prevalensi resiko bagi munculnya penyakit tidak menular
merokok orang dewasa indonesia sebesar dan mematikan, seperti stroke, penyakit
(34,8%) terbagi atas (67,4%) laki-laki, dan jantung koroner, dan kanker. Selain
(4,5%) perempuan. Sementara itu, dikalangan mengancam kesehatan para perokok, asap
remaja 15-19 tahun sebesar (38,4%) laki laki rokok juga berbahaya bagi orang-orang di
dan (0,9%) perempuan. Data Global Youth sekitar yang terpapar asap rokok tersebut
Tobacco Survey (GYTS) 2009, menunjukkan (Riskesdas, 2010).
(20,3%) anak sekolah 13-15 tahun merokok.
Perokok pemula usia 10-14 tahun naik 2 kali Jenis perokok ada dua macam yaitu
lipat dalam 10 tahun terakhir dari (9,5\%) pada perokok pasif dan perokok aktif. Perokok pasif
tahun 2001 menjadi (17,5%) pada tahun 2010 adalah perokok yang terpapar asap rokok dari
(Mulyana, 2013). perokok aktif, sedangkan perokok aktif adalah
orang merokok secara langsung menghisap
Proporsi perokok di Indonesia masih rokok. Perokok pasif ini memiliki resiko yang
sebanyak 29,3%. Sedangkan rata-rata jumlah lebih tinggi hingga tiga kali lipat dari perokok
rokok yang diisap oleh penduduk Indonesia aktif. Konsentrasi zat berbahaya di dalam
usia 10 tahun ke atas adalah 12,3 batang per perokok pasif lebih besar karena racun yang
orang per hari, atau setara dengan satu terhisap melalui asap rokok perokok aktif tidak
bungkus rokok (Riskesdas, 2013). terfilter. Sedangkan racun dalam tubuh
perokok aktif terfilter melalui ujung rokok yang
Rokok mengandung zat-zat yang dapat di hisap (Budiantoro, 2013).
menyebabkan kanker. Didalam rokok
terkandung zat adiktif, yaitu bahan yang Kebiasaan merokok tidak hanya
penggunaannya dapat menyebabkan dilakukan oleh orang dewasa. Kebiasaan
ketergantungan psikis. Asap rokok merokok juga ditemukan pada remaja, bahkan
kebiasaan merokok remaja semakin orang Indonesia merokok. Pravelansi
meningkat. Kebiasaan ini cenderung dimulai kelompok umur diatas 15 tahun yang merokok
pada usia yang semakin muda. Remaja tiap hari di Kalimantan Timur sebesar 28,4%.
adalah masa perkembangan transisi antara Sedangkan kadang-kadang merokok
masa anak dan masa dewasa yang mencakup sebanyak 6,4%. Peningkatan usia mulai
perubahan biologis, kognitif, dan sosial merokok pada usia yang lebih muda. Adapun
emosional (Nasution, 2008). usia pertama kali merokok pada usia 15-24
tahun sebesar 15,27%, pada usia 25-34 tahun
Bahaya yang ditimbulkan oleh rokok sebesar 16,74%, pada usia 35-44 tahun
sebenarnya telah diketahui oleh para perokok sebesar 17,83% (Riskesdas, 2010).
aktif maupun pasif terutama remaja. Namun
berbagai slogan tentang bahaya merokok Menurut hasil pengamatan peniliti banyak
seolah-olah hanya sebatas slogan yang remaja yang tahu tentang dampak rokok bagi
kurang mendapat perhatian khusus dari kesehatan namun pada kenyataannya masih
remaja. Mereka hanya sekedar tahun namun banyak sekali remaja yang merokok dengan
tidak menyadari dampak buruk dari bebasnya atau mereka yang sebagai perokok
kebiaasaan merokok tersebut. pasif yang tanpa disadari terpapar asap rokok
baik itu dirumah, ditempat umum bahkan
Pada masa remaja, ada sesuatu yang dikawasan sekolah namun mereka tidak
lain yang sama pentingnya dengan menyadari dampak rokok bagi kesehatan
kedewasaan, yakni solidaritas kelompok, dan mereka.
melakukan apa yang dilakukan oleh kelompok.
Apabila dalam suatu kelompok remaja telah Mx Club Samarinda 135 (MCS 135)
melakukan kegiatan merokok maka individu merupakan sebuah club motor yang berada di
remaja merasa harus melakukannya juga. samarinda. Sebagian besar anggotanya
Individu remaja tersebut mulai merokok berjenis kelamin laki-laki, dimana remaja laki-
karena individu dalam kelompok remaja laki cenderung memiliki resiko tinggi untuk
tersebut tidak ingin dianggap sebagai orang merokok. Berdasarkan hasil pengamatan
asing, bukan karena individu tersebut dilapangan, terlihat 95% dari 30 anggota laki-
menyukai rokok. Menyebutkan bahwa alasan laki adalah perokok. Dari hasil studi
utama menjadi perokok adalah ajakan teman- pendahuluan yang dilakukan pada bulan
teman yang sukar ditolak, selain itu juga, ada November terhadap 8 responden tentang
juga pelajar pria mengatakan bahwa pria bahaya merokok di dapatkan 5 responden
menjadi perokok setelah melihat iklan rokok. (62,5%) pengetahuannya kurang dan 3
Ini berarti bahwa tindakan merokok diawali responden (37,5%) pengetahuannya cukup.
dari adanya suatu sikap, yaitu kecendrungan
seorang untuk menerima atau menolak, setuju METODE PENELITIAN
atau tidak setuju terhadap respon yang datang
dari luar dalam hal ini adalah rokok (Prasetyo, Desain penelitian adalah seluruh dari
2016). rencana penelitian yang disusun sedemikian
rupa sehingga peneliti dapat memperoleh
Perilaku merokok dikalangan remaja jawaban terhadap penelitian. Desain penelitian
mengalami peningkatan. Hasil tercermin dari mengacu pada jenis atau macam penelitian
hasil Departemen Kesehatan, Berdasarkan yang dipilih untuk mencapai suatu tujuan
hasil riset tersebut diketahui angka prevalensi penelitian, serta berperan sebagai alat dan
merokok pada penduduk usia 15 tahun ke pedoman untuk mencapai tujuan tersebut
atas sebesar (34,7 %), dengan distribusi (Setiadi, 2013).
(28,2%) merupakan perokok aktif setiap hari
dan (6,5%) perokok dengan frekuensi kadang- Penelitian ini menggunakan
kadang. Berdasarkan riset diketahui perokok pendekatan kuantitatif yang bersifat deskriptif
aktif dengan presentasi terbesar adalah pada yang memberikan gambaran pengetahuan
remaja. Hasil Riskesdas menunjukkan (43,3%) remaja tentang bahaya rokok di lingkungan Mx
remaja dengan usia 15-19 tahun telah mulai Club Samarinda 135 (MCS 135) di Samarinda.
merokok, (17,5%) remaja usia 10-14 tahun
telah mulai merokok, dan (14,6%) remaja Teknik pengambilan sampel dalam
dengan usia 20-24 tahun telah mulai merokok, penelitian ini adalah total sampling. Total
bahkan diantara para perokok sebanyak sampling adalah teknik oengambilan sampel
(1,7%) mulai merokok sejak usia 5-9 sama dengan populasi (Sugiyono, 2007).
tahun(Riset Kesehatan Dasar, 2007). Menurut Alasan mengambil total sampling karena
hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) jumlah populasi yang kurang dari 100 seluruh
tahun 2010 menunjukkan bahwa 1 dari 3
populasi dijadikan sampel yang diambil dari responden terdapat 10 responden suku jawa
penelitian ini adalah 30 orang. 33,3%, 9 responden suku kutai 30,0%, 4
responden suku banjar 13,3%, dan 6
Selanjutnya Instrument yang responden suku bugis 23,3%. Jadi separuh
digunakan dalam penelitian ini adalah responden berdasarkan suku bangsa adalah
kuesioner dalam bentuk checklist dengan jawa dan kutai.
menggunakan skala guttman. Instrument yang
digunakan dalam penelitian ini adalah lembar 2. Analisa Univariat
angket (kuesioner) yang terdiri atas 2 bagian.
Bagian A merupakan data demografi yang Pengetahuan Remaja terhadap Bahaya Rokok
berisi nomor responden, identitas responden,
agama, jenis kelaminm umur, dan suku Tabel 4.4 distribusi frekuensi responden
bangsa. Bagian B berisi pernyataan berdasarkan pengetahuan pada remaja Mx
pengetahuan remaja Mx Club Samarinda 135 Club Samarinda 135
(MCS 135) tentang bahaya merokok di Pengetahuan Frekuensi (%)
Samarinda.
Baik 25 83,3%
Pengelolaan data meliputi Edditing,
Cukup 5 16,7%
Coding,Entry data, Cleaning.
Kurang 0 0%
HASIL PENELITIAN Jumlah 30 100%
1. Karakteristik Responden
Sumber: Data Primer
Tabel 4.1 Karakteristik Responden
Dari hasil penelitian yang telah
No Karakteristik Jumla Perse dilaksanakan diperoleh data bahwa dari 30
Responden h ntase responden terdapat remaja yang mempunyai
(%) pengetahuan baik sebanyak 83,3%, dan
1 Jenis Kelamin remaja yang mempunyai pengetahuan cukup
 Laki-laki 28 93,3% sebanyak 16,7% dan remaja yang mempunyai
 Perempuan 2 6,7% pengetahuan kurang sebanyak 0%. Jadi lebih
Total Responden 30 100% dari separuh responden berdasarlan tingkat
2 Umur pengetahuan adalah tinggi.
 12-16 tahun 0 0%
 17-26 tahun 30 100% PEMBAHASAN

Total Responden 30 100% 1. Karakteristik Responden


3 Suku a. Jenis Kelamin
 Jawa 10 33,3%
 Kutai 9 30,0% Dari hasil penelitian dapat diketahui
 Banjar 4 13,3% bahwa dari 30 responden, frekuensi jenis
 Bugis 7 23,3% kelamin laki-laki 28 orang (93,3%) dan jenis
Total Responden 30 100% kelamin perempuan 2 orang (6,7%). Maka
Sumber: Data Primer dapat disimpulkan bahwa Jenis kelamin
adalah perbedaan antara perempuan dan laki
laki secara sejak orang lahir (Hungu, 2007).
Hasil penelitian yang telah
dilaksanakan diperoleh data bahwa dari 30 Beberapa orang beranggapan bahwa
responden terdapat jenis kelamin laki-laki pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh
sebanyak 93,3% dan Perempuan 6,7%. Dari jenis kelaminnya. Dan hal ini sudah tertanam
data diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah sejak jaman penjajahan. Namun hal itu
responden laki-laki lebih banyak dari dijaman sekarang ini sudah terbantahkan
karena apapun jenis kelamin seseorang, bila
responden perempuan.
dia masih produktif, berpendidikan, atau
berpengalaman maka ia akan cenderung
Hasil penelitian yang telah
mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi.
dilaksanakan diperoleh data bahwa dari 30
(Fuadbahsin, 2009).
responden, rata-rata responden adalah remaja
akhir (17-26 tahun). Sebagian besar penelitian
menunjukkan bahwa pada laki-laki memiliki
Hasil penelitian yang telah
kecerdasan dominan logika matematika,
dilaksanakan diperoleh data bahwa dari 30
visual-spasial, dan kinestetik; sedangkan pada peran, tujuan pribadi dan ciri khas diri. Bila
perempuan memiliki kecerdasan dominan tidak dapat mencapai kemampuan tersebut
interpersonal, musikal, danlinguistik. individu akan mengalami bingung peran yang
berdampak pada rapuhnya kepribadian,
Perbedaan jenis kecerdasandominan sehingga akan terjadi gangguan konsep diri
antara laki-laki dan perempuan dalam hal ini yaitu harga diri rendah, idealis diri yang tidak
bukan secara biologis, melainkan secara realistis seperti yang terjadi pada
sosial. Asal-usul perbedaan ini terjadi akibat ketidakberdayaan.
peran dan posisi laki-laki dan perempuan
dalam masyarakat (Damianus,2014). Pada usia individu akan lebih
berperan aktif dalam masyarakat dan
Asumsi Peneliti dan berdasarkan teori kehidupan sosial serta lebih banyak
yang ada, pada laki-laki memiliki kecerdasan melakukan persiapan demi suksesnya upaya
dominan logika matematika, visual-spasial, menyesuaikan diri menuju usia tua. Dua sikap
dan kinestetik; sedangkan pada perempuan tradisional mengenai jalannya perkembangan
memiliki kecerdasan dominan interpersonal, hidup dimana semakin tua semakin bijaksana
musikal, danlinguistik. Perbedaan jenis semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga
kecerdasan dominan antara laki-laki dan menambah pengetahuan dan tidak dapat
perempuan dalam hal ini bukan secara mengerjakan kepandaian baru kepada orang
biologis, melainkan secara sosial. Sedangkan yang sudah tua karena mengalami
jenis kelamin tidak berpengaruh pada tingkat kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat
pengetahuan, karena yang mempengaruhi diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan
tingkat pengetahuan adalah Pendidikan, dan dengan bertambahnya usia, khususnya
Pengalaman beberapa kemampuan yang lain seperti
misalnya kosa kata dan pengetahuan umum
b. Usia (Erfandi, 2009).
Dari hasil penelitian dapat diketahui Menurut Hurlock (1998) semakin
bahwa dari 30 responden, rata-rata responden cukup umur, tingkat kematangan dan tingkat
adalah remaja akhir (17-26 tahun). Hal ini pengetahuan seseorang akan lebih matang
menunjukkan bahwa sebagian besar dalam berfikir dan bekerja.
responden merupakan usia produktif.
Dengan demikian dapat disimpulkan
Usia mempengaruhi daya tangkap bahwa remaja Mx Club Samarinda 135 berada
dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah dalam rentang usia produktif semestinya akan
usia akan semakin bertambah pula daya lebih mudah untuk menyerap informasi yang
tangkap dan pola pikirnya, sehinga diberikan baik melalui tenaga kesehatan
pengetahuan yang diperoleh semakin maupuun yang didapat oleh remaja itu sendiri
membaik. Dalam kehidupannya individu melalui media yang lain. Akan tetapi, seiring
mengalami kejadian dan peristiwa yang dengan usia produktif yang mereka punya
datang silih berganti. Tidak sedikit yang dalam menerima informasi, ternyata tidak
merekam kejadian atau peristiwa tersebut dan mengalangi remaja tersebut untuk merokok
dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
mengambil keputusan. Pengalaman yang Asumsi Peneliti bahwa usia
dimiliki seseorang dalam kehidupan sehari- merupakan salah satu faktor yang
hari akan mempengaruhi tingkat pengetahuan mempengaruhi tingkat pengetahuan
seseorang (Adin, 2009). seseorang. Berdasarkan teori, Semakin
bertambah usia akan semakin bertambah pula
Umur sangat mempengaruhi pola pikir daya tangkap dan pola pikirnya. Dengan
dan tingkah laku, yaitu seorang akan berubah bertambahnya umur seseorang, maka IQ akan
seiring dengan perubahan (kematangan) menurun sejalan dengan bertambahnya umur
kehidupannya (Rizal, 2015). seseorang. Peneliti berharap, berapapun usia
pada remaja Mx Club Samarinda tidak
Erik Erikson yang di kutip oleh menjadi kendala dalam untuk mencapai
Ruhman (2016) menyatakan perkembangan identitas meliputi peran, tujuan pribadi dan ciri
psikososial mempunyai delapan tahap khas diri yang baik.
perkembangan ; masa bayi, kanak-kanak, pra
sekolah, usia sekolah, remaja, dewasa muda, c. Suku
dewasa dan lanjut usia. Pada usia remaja
perkembangan psikososialnya adalah Berdasarkan hasil penelitian diatas,
kemampuan untuk mencapai identitas meliputi didapatkan hasil sebanyak 10 responden suku
jawa 33,3%, 9 responden suku kutai 30,0%, 4 menunjukkan bahwa remaja yang mempunyai
responden suku banjar 13,3%, dan 6 pengetahuan baik sebanyak 83,3%, dan
responden suku bugis 23,3%. remaja yang mempunyai pengetahuan cukup
sebanyak 16,7% dan remaja yang mempunyai
Menurut Lukman (2008), sosial pengetahuan kurang sebanyak 0%.
budaya mempunyai pengaruh penting pada
pengetahuan seseorang. Seseorang Hasil penelitian ini sejalan dengan
mempunyai kebudayaan dalam konteks yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2003),
hubungannya dengan orang lain, karena bahwa seseorang yang memiliki pengetahuan
hubungan ini seseorang mengalami suatu baik maka akan semakin besar
proses belajar dan akhirnya memperoleh kemungkinannya untuk melakukan penerapan
suatu pengetahuan. ilmu yang dimilikinya.

Suku bangsa ialah sekelompok Menurut Sunaryo yang dikutip oleh


manusia yang memiliki kesatuan dalam (Rizal, 2017) bahwa pengetahuan adalah hasil
budaya dan terikat oleh kesadarannya akan dari tahu yang terjadi melalui proses sensori
identitasnya tersebut, kesadaran dan identitas khususnya mata dan telinga terhadap objek
yang dimiliki biasanya di perkuat dengan tertentu.
kesatuan bahasa (Koentjaraningrat, 2002)
Menurut peneliti mengenai penelitian
Asumsi peneliti bahwa suku bangsa ini bahwa remaja Mx Club Samarinda sudah
sangat berpengaruh pada pengetahuan memiliki pengetahuan yang baik mengenai
seseorang, karena Seseorang mempunyai bahaya merokok.
kebudayaan dalam konteks hubungannya
dengan orang lain, karena hubungan ini PENUTUP
seseorang mengalami suatu proses belajar A. Kesimpulan
dan akhirnya memperoleh suatu pengetahuan 1. Karakteristik Responden penelitian Jenis
dan juga kesadaran dan identitas bisa Kelamin responden adalah laki-laki yaitu
diperkuat dengan kesatuan bahasa. sebanyak 28 orang (93,3%) dan
perempuan sebanyak 2 responden
d. Wawancara (6,7%). Responden yang berusia 17-26
tahun yaitu sebanyak (100%). Suku
Dari hasil wawancara dapat diketahui bangsa responden adalah Jawa yaitu
bahwa dari 30 responden, didapatkan bahwa sebanyak 10 responden (33,3%), Kutai
remaja merokok bukan karena kurang baik yaitu sebanyak 9 reponden (30,0%),
pengetahuannya, tetapi karena rasa
Banjar yaitu sebanyak 4 responden
keingintahuan dan merasa hebat. (13,3%), dan Bugis yaitu sebanyak 7
responden (23,3%)
Menurut sugiono (2010) wawancara
2. Pengetahuan remaja tentang bahaya
digunakan sebagai tekhnik pengumpulan data
rokok sebagian besar adalah baik yang
apabila peneliti akan melaksanakan penelitian
berjumlah 25 responden atau sama
untuk menemukan masalah yang harus diteliti,
dengan 83,3%, 5 responden atau sama
dan juga peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
dengan 16,7% mempunyai tingkat
responden yang lebih mendalam dan jumlah
pengetahuan cukup, sedangkan 0% atau
respondennya kecil/sedikit.
sama dengan 0 responden mempunyai
Asumsi peneliti, berdasarkan hasil pengetahuan kurang.
wawancara dan teori yang ada, wawancara
merupakan satu tekhnik untik pengumpulan B. SARAN
data dan hasil yang didapatkan yaitu remaja 1. Bagi Dinas Kesehatan Kota Samarinda
sebenarnya sudah mengetahu bahaya Meningkatkan promosi kesehatan melalui
merokok, tetapi karena rasa keingintahuan penyuluhan kesehatan tentang
remaja tersebut tinggi, mereka melakukan pentingnya menghindari rokok adar
kegiatan merokok tersebut terhindar dari dampak merokok sehingga
akan meningkatkan pengetahuan remaja
1. Analisa Univariat Mx Club Samarinda, upaya lain yang
a. Pengetahuan remaja terhadap dapat dilakukan dengan membuat poster,
spanduk, baliho , dan leaflet bahaya akan
bahaya rokok
dampak merokok.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Hasil penelitian yang telah dilakukan
Para tenaga kesehatan seperti dokter,
bahwa remaja Mx Club Samarinda
perawat, bidan, gizi, penyuluh kesehatan Heryani, R. 2014. Kumpulan Undang-Undang
secara proaktif dalam memberikan dan Peraturan Pemerintah Republik
informasi bahaya akan dampak merokok Indonesia Khusus Kesehatan. Jakarta :
melalui penyuluhan atau diskusi di acara CV. Trans Info Media.
yang di adakan di sekolah-sekolah
sehingga informasi mengenai bahaya Kemenkes RI 2010. Pusat Promosi Kesehatan
rokok atau dampak merokok dapat di Pedoman Pengembangan Kawasan
terima oleh masyarakat khususnya Tanpa Rokok. Kemenkes RI: Jakarta.
remaja.
3. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan Mubarak. (2011). Pengertian Pengetahuan, 1–
Pentingnya menyiapkan tenaga 2.
keperawatan untuk menjadi penyuluh
kesehatan yang efektif. Mulyana. (2013). Ini Bocoran Kementerian
4. Bagi Peneliti Selanjutnya Kesehatan Soal Jutaan Perokok Anak
Peneliti selanjutnya di sarankan untuk Remaja di Indonesia. Retrieved from
membuat penelitian dengan desain dan http://www.rmol.co
metode penelitian yang tinggi tingkatan
Muhibah, F.A.B. 2011. Tingkat Pengetahuan
tentang bahaya rokok seperti penelitian
Pelajar Sekolah Menengah Sains Hulu
korelasi, kooperatif, dan pre eksperimen
Selangor Mengenai Efek Rokok
Terhadap Kesehatan. (KTI). Universtias
DAFTAR PUSTAKA Sumatera Utara. Medan
Anggraini, F.D. 2013. Hubungan Larangan Nasution, I. K. (2008). Perilaku Merokok pada
Merokok Bandar Lampung 2012. Remaja. Universitas Sumatera Utara,
(Skripsi). Universitas Lampung. Bandar h.5.
Lampung. https://doi.org/10.22216/jen.v2i1.1372
Rizal, A.A.F (2017). Hubungan Tingkat Notoatmodjo, Soekidjo.2007. Promosi
Pengetahuan Siswa Kelas IV, V dan IV Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta :
Dengan Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Rineka Cipta.
Sabun (CTPS), STIKES Muhammadiyah
Samarinda. Samarinda Nursalam. (2003). Gambaran Tingkat
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Asi
Rizal, A.A.F. (2015). Hubungan Pelaksanaan Eksklusif Pada Kelas Ibu Hamil Tahun
Fungsi Manajemen Kepala Ruang 2013. Ejournal.Poltektegal.Ac.Id, (09), 2.
dengan Motivasi Perawat Pelaksana Retrieved from
Dalam Memberikan Layanan http://ejournal.poltektegal.ac.id/index.php
Keperawatan di Ruang Rawat Inap Rsud /siklus/article/view/211
Kota Semarang. Semarang.
Nursalam 2008. Konsep dan Penerapan
Arikunto, (2008). Pengukuran Pengetahuan , Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Prosedur Penelitian, Soekarto: Rineka Jakarta : Salemba Medika.
Cipta.
Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan
Budiantoro. (2013). www.wikipedia.com pada Metode dan Penelitian Ilmu
tanggal 5 Oktober 2013pukul 17.00, 1– Keperawatan. Jakarta : Sagung sero.
14.
Poetra, I. 2012. Sejarah Perkembangan Rokok
Chotidjah, S. (2012). Pengetahuan tentang Kretek di Indonesia. 19 September 2014.
Rokok, Pusat Kendali Kesehatan
Esternal dan Perilaku Merokok. Makara. Rahmadi, A., Zwagery, R. V., Ariani, A.,
Sosial Humaniora, 16(1), 49–56. Borneo, S. H., Banjarbaru, D. K. K., &
Borneo, A. S. H. (2016). Hubungan
Fauziah, A. A. (2014). Annida Aulia Fauziah, Tingkat Pengetahuan dengan
2014 Studi tentang Perilaku Hidup Bersih Penyesuaian Diri Remaja Putri
dan Sehat (PHBS) pada siswa SDN Menghadapi Masa Pubertas Di SMP
Sukarasa 3 Universitas Pendidikan Darul Hijrah Putri Banjarbaru Tahun
Indonesia | repository.upi.edu | 2013. Jurnal Kesehatan Indonesia, 4(2),
perpustakaan.upi.edu, 1–7. 23–27.
Riskesdas. (2010). Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. Retrieved January
15, 2018,

Sarwono, Sarlito Wirawan. (2005). Psikologi


Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sugiono (2013). Metode penelitian Kuantitatif


Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Wikipedia. (2017). Rokok. Retrieved from


https://id.wikipedia.org/wiki/Rokok

Anda mungkin juga menyukai