Anda di halaman 1dari 56

Farmakologi Dasar

Kerja dan Efek Obat


Hendra Stevani
Kerja dan efek
• Kerja : apa yang diperbuat oleh obat
dalam tubuh
• Efek : respon jaringan akibat kerja obat
• Efek obat
• Efek utama (main effect) ; CTM :
antihistamin, penisilin ; antibiotik
• Efek samping (side effect) / tidak
dikehendaki (undesired effect) :
• Tidak berbahaya :CTM  ngantuk,
• Berbahaya : penisilin  alergi
Aksi obat
• Aksi obat pada tingkat molekuler : misalnya pada reseptor, enzim (system enzim),
system transport atau komponen genetic
• Aksi obat pada struktur subseluler : mis mitokondria, mikrotubulus, lisosom, granul
sitoplasma
• Aksi obat pada sel : misalnya sintesis dan pelepasan neurotransmitter
• Aksi obat pada jaringan : terjadi pada kelompok sel untuk menghasilkan efek, misalnya
aksi obat pada nefron
• Aksi obat pada organisme utuh; bekerja pada banyak jaringan atau organ tubuh,
misalnya
• Aksi obat dan interaksi antar organisme
• Mempengaruhi hubungan organisme jenis berbeda
• Mempengaruhi hubungan sosial
Mekanisme aksi obat
• Corpora non agunt nisi fixate (Paul ehrlich, 1845-
1915) “ obat tidak akan bekerja jika tidak berikatan
dengan target aksinya”
• Mekanisme Aksi obat
• Non spesifik  sifat kimia fisika sederhana
• Spesifik  interaksi komponen spesifik
organisme mis reseptor, enzim, komponen
genetic, kanal ion
Aksi obat non spesifik
• Berdasarkan osmolaritas • Berdasarkan barrier fisik
• Berdasarkan massa fisis • Surfaktan
• Berdasarkan sifat adsorban • Radioativitas dan radioopasitas
• Berdasarkan rasa • Asam-basa
• Pengendapan protein • Oksidasi-reduksi
• pengkelat
Berdasarkan osmolaritas
• Menyebabkan perubahan tekanan osmolaritas dimana obat tersebut
bekerja
• Obat memiliki sifat osmolaritas yang tinggi, menyebabkan
perpindahan air dari luar lumen menuju ke dalam lumen
• Contoh obat; purgative saline, diuretic osmotic, senyawa pengganti
protein plasma, senyawa yang menurunkan tekanan intraokuler
glaukoma
Berdasarkan massa fisis
• Obat dapat mengalami perubahan massa fisis (mengembang), bila
menyerap air
• Contoh obat : bulk laxative seperti metilselulosa
Sifat adsorban
• Memilki area permukaan luas disebabkan ukuran
partikelnya sangat halus, dan mampu mengadsrobsi
senyawa-senyawa atau bakteri tertentu
• Senyawa ini juga tidak larut dan tidak dapat
diabsorbsi pada saluran cerna
• Contoh obat : kaolin (aluminium silikat tetrahidrat),
attalpugit (aluminium magnesium silikat) dan karbon
aktif
Berdasarkan rasa

• Memilki rasa yang sangat pahit


sehingga merangsang
pengeluaran asam lambung 
nafsu makan meningkat
• Contoh obat : gentian dan
calumba (Jateorhiza palmata)
Mempengaruhi Pengendapan protein
• Menyebabkan denaturasi dan koagulasi protein terutama protein
dinding sel bakteri
• Dikenal sebagai senyawa astrigen dan hemostatik
• Astrigen  mengendapkan protein sehingga membentuk lapisan
protektif superfisial mis garam-garam aluminium, garam zink dan
asam tannat
• Hemostatik menyebabkan pengendapan protein  benang-benang
fibrin mis , atau antikoagulasi menghambat pengendapan protein
benang fibrin
Membentuk barrier fisik
• Membentuk gel bila kontak dengan
cairan dan membentuk lapisan
mukosa pelindung
• Contoh : demulsen, mengandung
gum membentuk lapisan
membrane mukosa di tempat
inflamasi  menurunkan iritasi
• Sukralfat membentuk lapisan
pelindung lambung bila kontak
dengan asam lambung
Surfaktan
• Menurunkan tegangan antar muka antar senyawa yang tidak
bercampur
• Pada sabun menurunkan tegangan antar muka sabun antiseptic, atau
desinfektan dengan bakteri sehingga sabun bahan aktif sabun bisa
masuk ke sel mikroba
• Pada pengobatan flatulen, menurunkan tegangan antar muka gas
dalam usus sehingga gas tersebut dapat diserap
Radio-aktivitas dan radio-
opasitas
• Didasarkan pada kemampuan suatu senyawa
radioaktif yang mampu melepaskan sinar radiasi
• Sinar radiasi digukan untuk diagnose (barium
sulfat) atau untuk pengobatan (radiaktif Iodin)
Berdasarkan aktivitas asam-basa
• Menyebabkan perubahan pada ke-
asaman dan ke-basa-an tempat aksi
obat
• Tempat aksi obat bisa menjadi asam,
basa bahkan netral
• Contoh obat : antasida, pengasam urin
(NH4Cl), antagonis Heparin
(menetralkan keasaman ) heparin=
protamin
Oksidator dan reduktor
• Bekerja dengan mengoksidasi (oksidator) atau mereduksi (reduktor)
senyawa atau sel2 tertentu dalam tubuh atau bakteri
• Misalnya desinfectan mengoksidasi bakteri, metilen-blue
menyebabkan perubahan reduksi atau oksidasi sel darah merah
• Digunakan dengan kehati-hatian agar tidak merusak sel yang lain
Pengkelat
• Senyawa kompleks yang membentuk ikatan kompleks terutama
dengan senyawa-senyawa logam (terutama timbal dan tembaga)
• Biasa digunakan untuk antidotum senyawa logam yang tertelan
sehingga mudah dikeluarkan dari dalam tubuh
• Misalnya : turunan etilendiamin (trietilentetramin, kalsium disodium
edetat, kalsium trisodium pantetat) dimerkaptrol, unitiol
Aksi obat spesifik
• Bereaksi dengan berikatan atau berinteraksi dengan komponen
organisme yang spesifik ( biasanya berupa protein)
• Target obat spesifik
• Enzim
• Kanal ion
• Molekul pembawa
• reseptor
Enzim
• Obat yang bekerja pada
enzim di bagi 3 berdasarkan
mekanismenya
• Inhibitor kompetitif
• Substrat palsu
• Pro drug
Inhibitor kompetitif
• Kompetitif = persaingan
• Bersaing dengan substrat enzim di sisi
aktifnya
• Interaksi obat + enzim  aktivitas enzim
terhambat
• Contoh :
• aspirin menghambat enzim siklooksigenase
• Neostigmin dan racun organofosfat
menghambat enzim asetilkolinesterase
• Kaptopril menghambat enzim angiotensin
converting enzim
Substrat palsu
Berikan dengan enzim tertentu namun
menyebabkan substrat produk enzim
mengalami perubahan
Metil dopa berikatan dengan enzim
dopa b-karboksilase namun
menyebabkan enzim dopa d-
karboksilase tidak membentuk
noradrenalin, tapi membentuk metil-
noradrenalin yang merupakan agonis a2
adrenergic  menghambat pelepasan
noradrenalin dari simpatik
Pro-drug
• Suatu senyawa yang belum memiliki atau sedikit memilki efek
farmakologi namun setelah dimetabolisme oleh enzim yang sesuai
menjadi senyawa yang memiliki efek farmakologi atau efek
farmakologi lebih kuat
• 2 jenis pro drug
• Prodrug tidak aktif tapi metabolitnya aktif mis kortison (hidrokortison),
prednisone (prednisolone), enalapril (enalaprilat)
• Prodrug aktif tapi metabolitnya lebih aktif mis morfin (morfin 6 glukoronat),
parasetamol (n-asetil p benzoquinone imin), halotan (asam trifluoroasetat)
Kanal ion dalam tubuh yang terbanyak :

• kanal ion Natrium,


• Kanal Ion Kalium,
• Kanal Ion Klorida
Kanal ion • Kanal Ion Calsium

Bekerja dengan

• Memblok kanal ion


• Modulator kanal ion
Protein Transporter
• Membawa molekul yang sulit menembus membrane sel, masuk dan
keluar sel, Juga terdapat pada membrane organel sel misalnya
reticulum endoplasma dan mitokondria
• Memiliki sisi pengikatan substrat yang diangkut (sisi aktif) dan bersifat
selektif
• Terdapat 2 jenis
• Protein transporter pasif, membawa molekul searah dengan gradien
konsentrasi dan atau gradien tekanan mis transporter glukosa (GLUT)
• Transporter aktif, membawa melawan gradien konsentrasi, muatan atau
tekanan (ada 2 jenis aktif primer atau aktif sekunder berdasakan penggunaan
ATP) mis SGLT
Reseptor
• Molekul target dimana molekul obat
berinteraksi membentuk suatu
kompleks dan menimbulkan respon
• Dalam hal respon yang dihasilkan
suatu senyawa dapat berupa
• Agonis : jika interaksi senyawa dan
reseptor menghasilkan respon
• Antagonis : jika interaksinya tidak
menimbulkan respon
• Agonis parsial
Sifat kerja reseptor
• Potensi yang tinggi (sensivitas
tinggi), histamin hanya butuh
konsentrasi 10-6 M
• Spesifitas Kimiawi  stereoisomer
kloramfenikol ada 4 isomer, yang
memilki aktivitas biologi hanya D(-)
treo
• Spesifitas biologi, efek berbeda
untuk jaringan berbeda, mis
epinefrin
Klasifikasi reseptor
• Reseptor kanal ion (channel-linked receptor)
• Reseptor terhubung protein G (G-protein coupled receptor)
• Reseptor dengan aktivitas kinase ( kinase-linked receptor)
• Reseptor intisel
Reseptor kanal ion
• Reseptor langsung terhubung
dengan kanal ion dikenal juga
sebagai reseptor ionotropic
• Reseptor untuk senyawa atau
neurotransmitter aksi cepat
• Contoh reseptor asetilkolin
nikotinik, reseptor GABAA dan
reseptor glutamat
Reseptor terhubungan protein G
• Karena terhubung dengan efektor
protein G (guanil nukleotida)
• Dikenal juga sebagai reseptor
metabotropic atau 7
transmembrane
• Untuk NT aksi lambat dan
hormone
• Reseptor asetilkolin muskarinik,
adrenergic, dopaminergic,
serotonin, purine
Protein G
• Dilihat dari efektornya terdapat 3 jenis
protein G
• Protein G dengan efektor adenilsiklase
• Protein Gs : menstimulasi pembentukan
cAMP (beta adrenergic)
• Protein Gi : menghambat pembentukan
cAMP (
• Protein G dengan efektor fosfolipase
• Protein Gq
• Kanal Ion ; tanpa melibatkan SM
Sub unit Protein G
• Protein G terhubungan dengan
nukleotida guanin (GTP dan GDP)
• Terdiri dari 3 Sub unit yaitu : alfa
(mengkatalis perubahan GTP menjadi
GDP) , beta dan gamma (kompleks
yang bersatu dan berikatan dengan
target)
Second messenger (pembawa pesan kedua)
• Meneruskan sinyal (ketika reseptor diaktivasi) menuju ke dalam sel
untuk merangsang proses biokimia  respon fisiologis
• Efektor adenilsiklase,
• SM = siklik adenosin monofosfat (cAMP)
• Efektor fosfolipase,
• SM = Inositoltrifosfat (IP3), diasilgliserol (DAG) dan Ion Calsium intraseluler
• IP3dan DAG berasal dari fosfatidil ionositol bisfosfat (PIP2)
• IP3 menyebabkan lepaskan Ca dari RE melalui kanal Ca  kontraksi otot
polos, sekresi kelenjar eksokrin dan NT serta pelepasan hormone
• DAG mengaktifkan protein kinase C (PKC)
Reseptor dengan aktivitas kinase
• Reseptor yang memilki protein kinase dalam strukturnya (tirosin
kinase)
Kinetika interaksi obat-reseptor
• Interaksi bersifat mudah lepas dan
reversible serta tidak melibatkan ikatan
kimia yang kuat
• Hal yang perlu diperhatikan
• Afinitas : kemampuan obat berinteraksi
dengan reseptornya
• Efikasi : kemapuan suatu obat untuk
menghasilkan stimulus
• Aktivitas instrinsik : kemampuan suatu obat
menghasilkan efek/respon jaringan
Efikasi
• Efek maksimum dapat diperoleh tanpa perlu menduduki semua
reseptor, sisa reseptor  spare reseptor ( reseptor cadangan)
• Respon tidak linier terhadap jumlah reseptor yang diduduki
• Respon yang sama dari obat yang berbeda dapat terjadi dengan
pendudukan reseptor yang berbeda jumlah nya
Interaksi obat dan reseptor
• Agonisme • melibatkan makromolekul
• Agonisme langsung reseptor agonis
• Agonisme tidak langsung • Kompetitif
• nonkompetitif
• Inverse agonis
• Antagonisme • densitasi
• Tanpa melibatkan makromolekul
reseptor agonis
• fisiologi
• Farmakokinetik
• Tidak langsung
• Kimiawi
• Melibatkan makromolekul
Agonisme langsung
• Respon terbentuk karena
interaksi langsung agonis dan
reseptor
Agonisme tidak langsung

• Respon terbentuk karena


interaksi agonis yang
mempengaruhi senyawa
endogen asli tubuh, senyawa
endogen asli lah yang
menimbulkan efek
• Bersifat alosterik
• Pengaruh agonis
• Modulasi
• memblok
Inverse agonis
• Agonis yang berikatan dengan
reseptor tapi menimbulkan efek
yang berlawanan
Antagonsime
tanpa melibatkan molekul agonis
Antagonisme fisiologis
• Efek yang berlawanan yang timbul
akibat 2 agonis yang bekerja pada
reseptor berbeda
• Jika reseptor tersebut berada pada
• Sistem yang sama  fungsional,
• misalnya Noradrenalis di reseptor beta 2
adrenergic  relaksasi, asetilkolin di reseptor
muskarinik M-3  kontraksi , reseptor beta 2
dan M3 terletak di saluran pernafasan
• Sistem yang berbeda  fisiologi
• Glikosida jantung dan hidralazin
Antagonisme farmakokinetik
• Terjadi pada tahapan farmakokinetik ADME, menyebabkan perubahan
kadar obat dalam tubuh
• Tahapannya
• Adsorbsi : stabilitas, kompleksasi, disolusi dan fisiologi tubuh
• Distribusi : ikatan obat dengan protein
• Metabolisme : induksi dan inhibisi enzim hati
• Ekskresi : reabsorbsi tubular dan sekresi tubular
Antagonisme kimiawi
• Interaksi kimia yang menyebakan efek obat berkurang
• Dimerkaprol mengikat logam berat  kadar berkurang
Antagonisme melibatkan
makromolekul agonis
Antagonisme
tidak
langsung
Antagonis kompetitif
• Antagonis berikatan tempat ikatan
agonis pada reseptornya secara
reversible dan dapat digeser oleh
agonis bila kadar agonis lebih tinggi
• Contoh obat ; asetil kolin dan
atropine pada reseptor kolinergik
muskarinik
Antagonisme non kompetitif
• Penghambatan efek antagonis tidak
bisa di atasi dengan penambahan
kadar agonis
• Misalnya fenoksibenzamin (alfa 2
adrenergic)
Desensitasi
• Desensitasi = takifilaksis, mirip dengan toleransi
• Efek suatu obat berkurang ketika diberikan berulang-
ulang
• Dapat terjadi dari hitungan menit, diperlukan dosis tinggi
untuk mencapai efek yang sama dengan sebelumnya
• Disebabkan karena penurunan jumlah reseptor,
peningkatan degradasi metabolic atau adaptasi fisiologi
• Mis luminal dan diazepam  down regulation,
peningkatan degradasi metabolic oleh enzim hati

Anda mungkin juga menyukai