Anda di halaman 1dari 6

ARTIKEL PENELITIAN

GAMBARAN KEBIASAAN MEROKOK PADA USIA DEWASA


DI INDONESIA: TEMUAN HASIL GLOBAL ADULT TOBACCO
SURVEY (GATS) 2021
Description of Smoking Habit among Adults in Indonesia: Finding of Global Adult Tobacco
Survey (GATS) 2021
Listy Handayani1
1
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo
E-mail: listyhandayani@uho.ac.id

ABSTRAK
OPEN ACCESS
Latar Belakang: Merokok merupakan ancaman kesehatan terbesar yang dihadapi di
*Korespondensi : dunia. Laporan WHO menunjukkan penggunaan tembakau telah membunuh 8 juta
orang pertahun termasuk perokok pasif. Saat ini Indonesia berada pada posisi 3 besar
Listy Handayani pengguna rokok di dunia.
FKM Universitas Halu Oleo Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran kebiasaan merokok pada
JLN. H.E.A. Mokodompit, Kel.
Kambu, Kec. Kambu, Kota Kendari,
usia dewasa di Indonesia tahun 2021.
Sulawesi Tenggara Metode: Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan deskriptif
Email: observasional yang menggunakan data sekunder hasil Global Adults Tobacco Survey
listyhandayani@uho.ac.id (GATS) tahun 2021. Teknik sampling yang digunakan adalah multi-stage,
geographically clustered. Jumlah sampel sebanyak 10,170 rumah tangga, subjek
Sitasi: Handayani, Listy. 2023. penelitian usia 15 tahun ke atas dengan response rate sebesar 94.0%. Hasil: Prevalensi
Gambaran Kebiasaan Merokok pada merokok paling tinggi adalah kelompok umur 45-64 tahun sebesar 37.7% dan jenis
Usia Dewasa di Indonesia: Temuan kelamin laki-laki sebesar 53.6%. Kretek adalah jenis rokok yang paling banyak
Hasil Global Adult Tobacco Survey diminati (28,6%). Sumber paparan asap rokok yang paling tinggi bagi perokok pasif
(GATS) 2021. Jurnal Wawasan adalah di restoran (82,2%) dan di rumah (63,7%). Sebanyak 63,4% perokok telah
Promosi Kesehatan Vol. 3. No. 4. memiliki keingingan untuk berhenti merokok dan 43,8% berupaya untuk berhenti
Hal. 193-198 merokok. Label peringatan kesehatan dapat dibaca pada bungkus rokok dan 26,4%
berkeinginan berhenti merokok setelah membaca label peringatan tersebut.
Diterima: 4 Januari 2023
Dipublikasi: 25 Januari 2023 Kesimpulan: Tingginya prevalensi perokok pada usia dewasa dan paparan asap rokok
di tempat umum serta masalah rokok lainnya sehingga diperlukan kontribusi dari
Copyright: © 2023 Handayani, berbagai pihak untuk menyelesaikan masalah rokok dan dampaknya di Indonesia.
Listy. This is an open access article Kata kunci: Kebiasaan merokok, Usia dewasa, GATS, Indonesia
distributed under the terms of the
Jurnal WINS Attribution License, ABSTRACT
which permits unrestricted use,
distribution, and reproduction in any
Background: Smoking is the biggest health threats in the world. WHO reported,
medium, provided the original
author and source are credited. tobacco use has killed 8 million people including secondhand smoker per year.
Currently, Indonesia is in the top three position of Cigarette users in the world. Aims:
Jurnal Wawasan Promosi Kesehatan This study aimed to describe smoking habit among adults in Indonesia in 2021.
(Jurnal WINS) e-ISSN 2797-6270 Methods: An observational descriptive approach was used in this quantitative study.
Published by Public Health Faculty This study used secondary data from Global Adults Tobacco Survey (GATS) in 2021.
Halu Oleo University in A multi-stage, geographically clustered design was used in this survey with total
collaboration with The Indonesian sample of 10,170 households. The subjects were people aged 15 years or older with a
Society for Health Promotor and
response rate was 94.0%. Results: The result showed that the most of smokers were in
Educator Regional South East
Sulawesi (PPPKMI-Sultra). the age group of 45-64 years (37,7%), male sex (53,6%) and used kretek cigarettes
(28,6%). Most of the second-hand smokers were smoke exposed in restaurants
Page Address : (82,2%) and homes (63,7%). Out of 63,4% smokers have plans to quit and 43,8% have
http://ojs.uho.ac.id/index.php/winsjo made a quit attempt in past 12 months. Smoker noticed the warning label in the
urnal cigarette packs and 26,4% wanted to quit because of the warning labels. Conclusion:
The prevalence of adult smoker and smoke exposure in the public place is high, as
Ethical Clearance : well as other smoking problems so contribution from various parties are needed to
(Jika ada, cantumkan Lembaga
address these problems and its impact in Indonesia.
penerbit EC beserta dengan nomor
SK) Keywords: Smoking habit, adult, GATS, Indonesia

193
Jurnal WINS | Vol. 3. No. 4. Hal. 193-198, Januari 2023

, Oktober 2020
PENDAHULUAN METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan
Penyakit Tidak Menular (PTM) telah menjadi bagian menggunakan pendekatan deskriptif observasional yang
dari beban ganda epidemiologi sejak beberapa dekade terakhir bertujuan untuk menggambarkan kebiasaan merokok pada
dan cenderung mengalami peningkatan. Tingginya angka usia dewasa di Indonesia tahun 2021. Penelitian ini
kesakitan dengan beban biaya pengobatan yang tidak murah, menggunakan data sekunder hasil Global Adults Tobacco
begitupula dengan tingkat kematian atau kecacatan yang Survey (GATS). GATS dilaksanakan pada tahun 2021 oleh
ditimbulkannya cukup tinggi menjadikan penyakit ini Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan dibawah
termasuk penyakit prioritas yang harus ditanggulangi. Salah koordinasi Kementerian Kesehatan dengan melakukan survey
satu faktor risiko utama PTM yang dapat diubah dan sangat rumah tangga pada sasaran usia 15 tahun ke atas. Teknik
berkontribusi terhadap kejadian beberapa penyakit tidak sampling menggunakan multi-stage, geographically clustered
menular adalah penggunaan tembakau dan kebiasan untuk memperoleh data yang representative secara nasional
merokok1. dengan jumlah sampel sebanyak 10,170 rumah tangga. Dari
Tembakau adalah satu-satunya penyebab utama tiap rumah tangga terdapat 1 orang responden yang dipilih
kematian yang dapat dicegah. Penggunaan tembakau di secara acak untuk berpartisipasi dalam survey. Data
Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan selama 3 dikumpulkan secara elektronik menggunakan handphone.
dekade terakhir. Hal ini disebabakan oleh beberapa faktor Sebanyak 9,156 responden yang berhasil diwawancarai
diantanranya pertumbuhan penduduk, penetapan harga rokok dengan response rate sebesar 94.0%.
yang relative murah, meluasnya promosi/pemasaran oleh
industry rokok dan rendahnya pengetahuan masyarakat HASIL DAN PEMBAHASAN
mengenaik penyakit yang ditimbulkan oleh rokok2.
Kebiasaan merokok merupakan salah satu bentuk Gambaran Penggunaan Tembakau di Indonesia
penggunana tembakau dengan cara dihisap yang menjadi
faktor risiko utama penyakit cardiovascular, penyakit saluran Penggunaan tembakau mengacu pada penggunaan
pernapasan dan penyebab lebih dari 20 jenis kanker serta setiap jenis produk tembakau. U.S Food Drug Administration
masalah Kesehatan lainnya. Selain PTM, kebiasaan merokok (US FAD) mendefiniskan produk tembakau meliputi suatu
juga berdampak pada penyakit menular seperti halnya Covid- produk yang dibuat atau berasal dari tembakau yang ditujukan
19. Sebuah studi yang dilakukan pada masa pandemic Covid- untuk konsumasi manusia (terkecuali untuk penggunaan obat)
19 tahun 2020 dan 2021 ditemukan adanya bukti bahwa termasuk diantaranya roko, cerutu, bahan larut, tembakau
merokok dapat memperburuk kondisi pasien yang terinfeksi hookah, gel nikotin, tembakau pipa, rokok linting, produk
SARS-CoV-2 (Covid-19)3 (World health statistic 2022). tembakau tanpa asap (dip, snuff, snus dan tembakau kunyah,
Laporan WHO tahun 2022 menunjukkan bahwa kebiasaan vape, rokok elektronik, pena hookah dan penggunaan
merokok ini telah membunuh 8 juta orang pertahun termasuk tembakau nikotin secara elektornik lainnya6. Berikut ini tabel
diantaranya perokok pasif sebesar 1,2 juta kematian 3. penggunaan tembakau di Indonesia:
Merokok adalah suatu epidemic dan merupakan
ancaman kesehatan terbesar yang dihadapi di dunia saat ini. Tabel 1. Gambaran Penggunaan Tembakau di Indonesia
Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) Tahun 2021
tahun 2020 bahwa 22,3% dari total populasi di dunia
menggunakan tembakau diantaranya 36,7% laki-laki dan 7,8% Penggunaan Laki-Laki Perempuan Total
perempuan. Dari total 1.3 juta pengguna tembakau di seluruh Tembakau (%) (%) (%)
dunia, lebih dari 80% tinggal di negara dengan tingkat Pengguna Tembakau
65,5 3,3 34,5
ekonomi rendah dan menengah. Penggunaan tembakau Keseluruhan
berdampak pada kondisi ekonomi keluarga karena perokok Tembakau Hisap
64,7 3,3 33,5
lebih memprioritaskan pengeluaran untuk membeli rokok (Merokok)
dibanding pemenuhan makanan dan tempat tinggal yang layak Tembakau Kunyah 0,9 1,1 1,0
sebagai kebutuhan dasar manusia. Bila kondisi ini dibiarkan Tembakau yang
dalam waktu yang lama maka akan berakibat terhadap 0,3 0,0 0,1
Dipanaskan
kemiskinan 4. Tembakau Elektronik 5,8 0,3 3,0
Kebiasaan merokok di Indonesia berada pada kondisi Sumber: Data Sekunder, GATS Tahun 2021
yang mengkhawatirkan. Prevalensi perokok pada laki-laki usia
dewasa sebesar 62,9%. Hal ini menjadikan Indonesia berada Tabel 1. Menunjukkan bahwa dari dari total 34,5%
pada pada posisi ketiga di dunia setelah India dan China penduduk Indonesia pada usia dewasa yang menggunakan
sebagai pengguna rokok terbesar. Demikian pula prevalensi produk tembakau, paling banyak berjenis kelamin laki-laki
perokok pada remaja usia 10-18 tahun mengalami yaitu 65,5% dan perempuan 3,3%. Penggunaan tembakau di
peningkatan. Pada tahun 2013, prevalensi merokok pada Indonesia selama 10 tahun terakhir secara proporsi mengalami
remaja (10-18 tahun) sebesar 7,2% dan pada tahun 2018 penurunan yaitu 36,1% pada tahun 2011 menjadi 34,5% di
menjadi 9,1%.5. tahun 2021. Namun, secara kumulatif, jumlah pengguna
Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik tembakau mengalami peningkatan yaitu sebanyak 70,2 juta
melakukan penelitian yang berjudul “Gambaran Kebiasaan orang pada tahun 2021 dari 61,4 juta orang pada tahun 2011 7.
Merokok pada Usia Dewasa di Indonesia: Temuan Hasil Angka ini menjadikan Indonesia berada pada posisi ke 3 di
Global Adult Tobacco Survey (GATS) 2021”. dunia dimana posisi yang pertama dan kedua adalah China
dan India.

194
Jurnal WINS | Vol. 3. No. 4. Hal. 193-198, Januari 2023

, Oktober 2020
Sedangkan pengguna tembakau paling banyak pada bahwa prevalensi penggunaan rokok (perokok) secara
laki-laki disebabkan karena budaya yang berlaku di keseluruhan sebesar 26,5% dimana Sebagian besar laki-laki
masyarakat dimana penggunaan tembakau pada laki-laki sebanyak 53,6% dan sisanya perempuan sebanyak 2,9%. Hal
merupakan hal yang umum di masyarakat. Sedangkan bagi ini disebabkan karena kebiasaan merokok bagi laki-laki adalah
perempuan, penggunaan tembakau merupakan hal yang tabu. suatu hal yang umum dan dipandang normal di kalangan
Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Palipudi, masyakarat. Berbeda halnya dengan perempuan, merokok
K.,et all. (2014) bahwa penggunaan tembakau lebih sering merupakan hal yang tabu dan juga menimbukan stigma
pada laki-laki dibanding pada perempuan karena secara social negative dari masyarakat untuk perempuan yang yang
penggunaan tembakau pada wanita sulit untuk diterima 8. memiliki kebiasaan merokok sehingga perokok perempuan
Berdasarkan tabel 1 juga dapat diketahui bawah sangat kecil jumlahnya di Indonesia. Penelitian ini sejalan
penggunaan tembakau di Indonesia didominasi oleh tembakau dengan penelitian Timban, I., dkk (2018) dimana prevalensi
hisap atau yang biasa disebut dengan merokok yaitu sebesar perokok pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan pada
33,5% dengan proporsi laki-laki sebesar 64,7%, sedangkan perempuan karena berhubungan dengan kebiasaan dan cara
perempuan sebesar 3,3%. Merokok secara umum mengacu pandang masyarakat yang berbeda untuk laki-laki dan
pada kegiatan menghirup dan mengeluarkan asap hasil perempuan perokok11.
pembakaran produk tembakau seperti rokok, cerutu dan pipa. Jika dilihat dari berdasarkan kelompok umur, yang
Penelitian ini serupa dengan hasil penelitian yang dilakukan di paling banyak adalah kelompok umur 45-64 tahun yaitu
Amerika bahwa secara historis penggunaan tembakau yang sebesar 37,7% yang terdiri dari 71,3% laki-laki dan 1,4%
paling banyak adalah dalam bentuk rokok hisap (merokok) 6. perempuan. Penyebab jumlah perokok pada usia dewasa lebih
Urutan kedua dari penggunaan tembakau atau secara besar karena rokok memiliki kandungan zat-zat yang bersifat
elektronik yaitu sebesar 3% yang mengalami peningkatan dari adiktif/candu sehingga mereka yang mencoba untuk merokok
0,3% pada tahun 2011. Rokok elektronik atau yang biasa akan mengalami ketergantungan dan sulit untuk
disebut dengan rokok elektrik yaitu satu cara merokok yang mengabaikannya sehingga mereka cenderung merokok secara
dilakukan di zaman modern seperti sekarang ini. Mekanisme terus menerus. Dampak ketergantungan ini meningkatkan
rokok elektronik adalah dengan mengubah cairan menjadi uap konsumsi rokok pada pada usia dewasa11.
dan uap tersebut dihisap sehingga masuk ke saluran Urutan yang kedua adalah kelompok umur 15-24 tahun
pernapasan dan berujung ke paru-paru. Kandungan rokok yaitu sebesar 33,5% diantaranya 64,7% laki-laki dan 2,3%
elekronik berupa nikotin, perasa/flavour dan zat kimia lain perempuan. Remaja menjadi target pemasaran rokok karena
yang bersifat toksik/racun. Nama lain dari rokok elektronik mereka yang merokok di usia remaja akan memiliki rentang
yang beredar dipasaran yaitu vapour, vape, e-cig, e-juice, e- waktu yang panjang hingga usia dewasa dan tua untuk
liquid, personal vaporizer (pv), e-cigaro, electrosmoke, green merokok. Dengan demikian, pabrik rokok memperoleh
cig, smartsmoke, smart cigarette9. National Institute on Drug keuntungan yang sangat besar. Selain itu, remaja masih pada
Abuse menyebutkan bahwa rokok eleronik ini sangat digemari masa mencoba-coba, mudah tergoda dengan hal-hal yang
oleh para remaja. Para pemuda di Amerika paling sering menarik dan unik serta berusaha mengikuti trend yang selalu
menggunakan rokok elektronik karena jenis rokok ini mudah berkembang termasuk trend rokok. Mereka akan loyal bila
didapat, menawarkan berbagai rasa e-liquid, iklan yang lebih sudah cocok dengan merek rokok tertentu. Ditambah lagi
menarik dan berkeyakinan bahwa rokok ini lebih aman dengan akses untuk mendapatkan rokok sangat terbuka 9. Hal
dibanding rokok yang dibakar. 10. ini dibuktikan dengan hasil temuan GAST 2021 bahwa usia
rata-rata mulai merokok adalah 15 tahun.
Gambaran Kebiasaan Merokok Rokok adalah produk tembakau yang dihasilkan oleh
tanaman nicotiana tabacum, nicotiana rustica, dan spesies
Gambar 1. Prevalensi Perokok pada Usia Dewasa lainnya. Cara penggunaannya dengan dibakar sehingga
Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di menghasilkan asap, kemudian asap ini dihisap dan/atau
Indonesia Tahun 2021 dihirup Jenis rokok ini termasuk rokok kretek, rokok putih,
cerutu atau bentuk lainnya yang mengandung nikotin dan tar,
dengan atau tanpa bahan tambahan12. Berikut ini tabel
mengenai jenis rokok yang dikonsumsi di Indonesia:

Tabel 2. Jenis Rokok yang Digunakan oleh Perokok Usia


Dewasa di Indonesia Tahun 2021
Jenis Tembakau Laki-Laki Perempuan Total
Hisap (Rokok) (%) (%) (%)
Sigaret Putih 12,0 0,5 6,2
Sigaret Linting 11,6 0,4 6,0
Sigaret Kretek 55,5 1,7 28,6
Sumber: Data Sekunder GATS Tahun 2021
Sumber: Data Sekunder GATS Tahun 2021
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa jenis rokok
Berdasarkan data GATS 2021, mayoritas penggunaan yang paling banyak dikonsumsi di Indonesia Sigaret kretek
tembakau di Indonesia adalah dengan cara dihisap atau yang sebesar 28,6% diantaranya 55,5% laki-laki dan 1,7%
biasa disebut dengna merokok. Pada Gambar 1. Dapat dilihat perempuan. Rokok kretek adalah jenis rokok yang diproduksi

195
Jurnal WINS | Vol. 3. No. 4. Hal. 193-198, Januari 2023

, Oktober 2020
di Indonesia selain salah satunya rokok putih dan juga yang ataupun hanya sekedar bersantai. Dengan demikian bila ada
paling banyak dikonsumsi di Indonesia. Total penjualan rokok pengunjung yg merokok, maka pengunjung dan karyawan
kretek mesin (kretek dan rokok putih) sekitar 180 miliar akan terpapar asap rokok. Sejalan dengan penelitian Nurjanah,
batang pada tahun 20107. Penelitian ini sejalan dengan dkk., (2014) yang melakukan Survei Air Quality Monitoring
penelitian Salsabila,N.N, dkk (2022) bahwa rokok kretek filter dengan Pengukuran PM2.5 di cafe dan restoran menunjukkan
adalah jenis rokok yang sangat diminati dibanding jenis rokok kondisi yang tidak baik yaitu terdapat 4 lokasi (30,8%) dengan
lainnya. Rata-rata konsumsi rokok kretek filter ini sebanyak level PM2.5 yang berada pada kategori tidak sehat dan 4
12 batang/hari dan paling tinggi sebanyak 98 batang/hari13. lokasi (30,8%) dengan level PM2.5 yang berada pada kategori
Kretek Indonesia, baik yang dibuat dengan mesin sangat tidak sehat. Dengan demikian, karyawan dan
maupun lintingan tangan, memiliki kadar tar yang lebih tinggi pengunjung terpapar oleh udara yang tidak sehat salah satunya
daripada rokok putih (lebih dari 10 mg tar). Tingkat tar yang diakibatkan karena asap rokok16.
paling umum untuk kretek “ringan” adalah 14 mg tar dan 1 Sumber paparan dalam rumah menempati urutan kedua
mg nikotin. Analisis menunjukkan bahwa kretek yaitu sebesar 59,3%. Hal ini disebabkan masih adanya anggota
menghasilkan lebih banyak nikotin, karbon monoksida dan tar keluarga yang memiliki kebiasaan merokok di dalam rumah
dibandingkan rokok konvensional. Merokok kretek dikaitkan dan juga kemungkinan tidak ada aturan khusus yang berlaku
dengan peningkatan risiko paru-paru akut cedera, terutama di di rumah tersebut yang melarang anggota keluarga untuk
antara individu yang rentan dengan asma atau infeksi merokok dalam rumah sehingga peluang untuk terpapar asap
pernapasan. Penelitian menunjukkan bahwa perokok kretek rokok sangat tinggi. Penelitian ini selaras dengan penelitian
13-20 kali berisiko mengalami abnormal fungsi paru Kosen, dkk (2017) bahwa prevalensi perokok pasif sangat
dibandingkan dengan bukan perokok7. tinggi pada usia balita, anak-anak dan perempuan pada semua
kelompok umur yang menunjukkan bahwa mereka terpapar
Perokok Pasif oleh asap rokok di dalam rumah17.

Perokok pasif atau second-hand smoke adalah Upaya Berhenti Merokok


seseorang yang terpapar asap rokok yang dihembuskan orang
lain secara terpaksa yang berada di lingkungan yang sama Penggunaan tembakau termasuk didalamnya merokok
dengannya. Seorang perokok pasif sebenarnya tidak memiliki dapat menyebabkan ketergangungan atau kecanduan dan
kebiasaan merokok, tetapi karena menghirup asap rokok orang masalah Kesehatan yang sangat serius. Kecanduan rokok atau
lain sehingga ia memiliki risiko untuk terkena penyakit akibat nikotin adalah suatu kondisi dimana seseorang Berhenti
asap rokok. Kandungn karsinogen (zat yang menimbulkan merokok dapat mengurangi risiko dan dampak penyakit yang
kanker) pada asap rokok dan 4.000 partikel berbahaya lainnya ditimbulkannya18. Berikut ini tabel prevalensi upaya dan
ikut terhirup oleh seorang perokok pasif. 14. Berikut ini tabel keinginan untuk berhenti merokok pada perokok usia dewasa
sumber paparan asap rokok perokok pasif: di Indonesia:

Tabel 3. Sumber Paparan Asap Rokok bagi Perokok Pasif Tabel 4. Gambaran Upaya Berhenti Merokok pada
di Indonesia Tahun 2021 Perokok Usia Dewasa di Indonesia Tahun 2021
Sumber Paparan Laki-Laki Perempuan Total Laki-Laki Perempuan Total
Asap Rokok (%) (%) (%) Berhenti Merokok
(%) (%)
Di Tempat Kerja 54,6 29,5 44,8 Telah berupaya untuk
Di Rumah 63,7 55,0 59,3 berhenti merokok dalam 43,6 49,8 43,8
Di dalam 12 bulan terakhir
Ruangan/Gedunga Mempunyai keinginan
63,4 64,3 63,4
Kantor Pemerintahan 60,0 40,1 51,4 untuk berhenti merokok
Fasilitas Kesehatan 20,3 9,9 14,2 Perokok yang mendapat
Restoran 82,2 62,1 74,2 advise dari tenaga
39,4 27,8 38,9
Transportasi Umum 51,6 31,8 40,5 kesehatan untuk berhenti
a merokok
Terpapar di dalam ruangan saat berkunjung ke tempat
tersebut dalam 30 hari terakhir Sumber: Data Sekunder GATS Tahun 2021
Sumber: Data Sekunder GATS Tahun 2021
Berdasarkan Tabel 4, dapat dilihat dari total
Berdasarkan tabel 3, dapat dilihat bahwa sumber keseluruhan perokok usia dewasa, 63,4% mempunyai
paparan asap rokok terbesar adalah di dalam ruangan/ Gedung keinginan untuk berhenti merokok dan dalam 12 bulan
saat berkunjung untuk suatu keperluan. Sebagian besar terakhir, sebanyak 43,8% perokok telah berupaya untuk
perokok pasif (74,2%) terpapar oleh asap rokok saat berhenti merokok. Jika dibandingkan dengan hasil GATS
berkunjung ke restoran baik itu laki-laki (82,2%) maupun tahun 2011 yaitu jumlah perokok yang melakukan upaya
perempuan (62,1%). Hal ini disebabkan karena di restoran/ berhenti merokok mengalami peningkatan yang signifikan
kafe tersebut tidak menerapkan UU Kesehatan no 36 tahun yaitu dari angka 30,4%. Indonesia memiliki kebijakan
2009 tentang Kesehatan pasal (115) yaitu penetapan Kawasan pengendalian tembakau yaitu dengan mendirikan dan
Tanpa Rokok (KTR) salah satunya adalah tempat umum15. mendukung klinik berhenti merokok di berbagai bidang
Restoran adalah salah satu tempat umum yang banyak Kesehatan pengaturan layanan dan untuk memberikan
dikunjungi. Sementara itu, pengunjung banyak menghabiskan konseling sampai di tingkat Puskesmas. Upaya ini berdampak
waktu di kafe/ restoran untuk makan, bertemu seseorang

196
Jurnal WINS | Vol. 3. No. 4. Hal. 193-198, Januari 2023

, Oktober 2020
positif dengan semakin banyaknya perokok yang ingin berhenti merokok agar terhindar dari penyakit akibat rokok
berhenti merokok12. dan membiasakan memiliki pola hidup yang sehat. Hal ini
Hal ini sejalan dengan data CDC 2022, bahwa sejalan dengan tujuan dari adanya label peringatan tersebut
Sebagian besar perokok pada usia dewasa di United State untuk melindungi dari bahaya rokok, membiasakan hidup
(U.S) memiliki keinginan untuk berhenti merokok. Pada tahun sehat tanpa rokok, menekan jumlah perokok pemula dan
2015, 68.0% perokok dewasa (22,7 juta) mengatakan mereka melindungi kesehatan perokok pasif22.
ingin berhenti merokok19. Pada tahun 2018, 55,1% perokok
dewasa perokok dewasa telah melakukan upaya untuk SIMPULAN
berhenti merokok dalam 1 tahun terakhir dan mengalami
peningkatan pada tahun 2019 menjadi 52.8%20. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan bahwa
Tabel 4 juga menunjukkan 38,9% perokok mendapat kebiasaan merokok pada usia dewasa di Indonesia sudah
bantuan/ advice dari tenaga Kesehatan untuk berhenti sampai pada tahap yang sangat kritis. Peningkatan prevalensi
merokok. Hal ini adalah salah satu bentuk pelayanan perokok menyebabkan Indonesia menduduki urutan ke 3
kesehatan yang dilakukan untuk berhenti merokok adalah tertinggi di dunia. Kelompok rentan seperti remaja perlu
promosi kesehatan dan tata laksana sederhana melalui mendapat perhatian karena merupakan target pemasaran rokok
pelayanan konseling di fasilitas kesehatan primer. Sedangkan yang sangat menguntungkan bagi industry rokok. Hal ini dapat
perokok dengan tingkat ketergantungan nikotin yang sedang dilihat pada usia pertama kali merokok yang sangat muda
dan berat, atau dengan komplikasi penyakit yang berat atau yaitu 15 tahun. Demikian pula penggunaan rokok elektronik
yang gagal berhenti merokok akan ditangani di pelayanan yang mengalami peningkatan signifikan dan biasanya
kesehatan sekunder dengan dibantu oleh tenaga spesialis21. menyasar kelompok remaja yang mudah terpengaruh pada
Salah satu upaya pengamanan rokok bagi kesehatan iklan dan mengikuti trend. Perlunya penegasan kembali aturan
adalah dengan penyediaan informasi tentang kadar nikotin dan tentang Kawasan Tanpa Rokok di tempat-tempat umum
tar yang terkandung pada setiap batang rokok serta peringatan termasuk di restoran yang merupan sumber paparan asap
kesehatan akibat rokok yang tercantum pada label bungkus rokok terbesar dan juga penerapan Gerakan Rumah Bebas
rokok. Berikut ini tabel sumber informasi peringatan Asap Rokok (BRAR) untuk melindungi keluarga dari bahaya
kesehatan anti rokok di Indonesia: asap rokok di rumah. Upaya-upaya yang membantu perokok
untuk berhenti merokok perlu ditingkatkan agar semakin
Tabel 5. Sumber Informasi Peringatan Anti Rokok dan banyak perokok yang berkeinginan dan terbantu untuk
Manfaatnya bagi Perokok pada Usia Dewasa di Indonesia berhenti merokok sehingga dapat membudayakan hidup sehat.
Tahun 2021
DAFTAR PUSTAKA
Bukan
Perokok Total
Perokok 1. Kementerian Kesehatan RI. (2022). Profil Kesehatan
Mengetahui informasi Indonesia 2021. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta.
anti rokok melalui televisi 45,0% 42,0% 43,0% 2. Kosen, S., dkk. (2017). Health and Economic Costs of
dan radio Tobacco in Indonesia : Review of Evidence Series.
Laki- Perempuan Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan
Total Kesehatan (LPB). Jakarta.
Laki (%) (%)
Mengetahui adanya label 3. World Health Organization. (2022). World Health
peringatan pada bungkus 78,0 65,5 77,6 Statistics 2022: Monitoring Health for the SDGS,
rokok Sustainable Development Goals. World Health
Berkeinginan untuk Organization. Geneva.
berhenti merokok karena 26,2 31,9 26,4 4. World Health Organization. (2022). Tobacco.
label peringatan https://www.who.int/news-room/fact
Sumber: Data Sekunder GATS Tahun 2021 sheets/detail/tobacco.
5. Fauzi, R, dkk. (2017). Booklet Hubungan Terpaan Iklan,
Tabel 5. Menunjukkan bahwa sebagian besar perokok Promosi, Sponsor Rokok dengan Status Merokok di
mengetahui informasi/ label peringatan anti rokok pada Indonesia. TCSC-IAKMI. Jakarta
bungkus rokok yaitu sebesar 77,6% dan melalui televisi dan 6. U.S. Preventive Services Task Force. (). Interventions for
radio sebesar 43,0%. Hal ini sesuai dengan peraturan Menteri Tobacco Smoking Cessation in Adults, Including
Kesehatan No. 19 tahun 2003 untuk mencantumkan label Pregnant. American Family Physician. Volume 103,
peringatan Kesehatan di bungkus rokok. Label dapat berupa Number 12.
gambar, tulisan atau kombinasi gambar dan tulisan yang berisi https://www.aafp.org/dam/brand/aafp/pubs/afp/issues/202
informasi tentang produk tembakau yang ditempatkan di 1/0615/od1.pdf.
dalam atau pada bagian kemasan roko. Label ini berisi 7. World Health Organization. (2012). Global Adult
peringatan kesehatan berupa dampak/bahaya rokok yang Tobacco Survey: Indonesia Report 2011. Regional Office
biasanya berbentuk gambar dan tulisan22. for South-East Asia. New Delhi.
Manfaat dari adanya label peringatan anti rokok ini 8. Palipudi, K.,et all. (2014). Prevalence and
berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa 26,4% perokok sociodemographic determinants of tobacco use in four
berkeinginan untuk berhenti merokok. Pencantuman label countries of the World Health Organization: South-East
pada bungkus rokok diharapkan perokok dapat dengan mudah Asia region: findings from the Global Adult Tobacco
membaca dan memahami maksud dari label peringatan
Kesehatan tersebut sehingga memiliki kesadaran untuk

197
Jurnal WINS | Vol. 3. No. 4. Hal. 193-198, Januari 2023

, Oktober 2020
Survey. Indian J Cancer. 2014 Dec;51 Suppl 1:S24-32.
doi: 10.4103/0019-509X.147446.
9. Kementerian Kesehatan RI. (2017). Hidup Sehat Tanpa
Rokok. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta.
10. National Institute on Drug Abuse. (2017). E-Cigarette.
https://www.drugabuse.gov/publications/drugfacts/electro
ic-cigarettes-e-cigarettes.
11. Timban, I., dkk. (2018). Determinan Merokok di
Indonesia Analisis Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia Tahun 2012. Jurnal KESMAS, Vol. 7 No. 5,
2018.
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 28 Tahun 2013 Tentang Pencantuman
Peringatan Kesehatan Dan Informasi Kesehatan Pada
Kemasan Produk Tembakau. Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 58. Jakarta.
13. Salsabila,N.N., Indraswari, N., Sujatimika, B. (2022).
Gambaran Kebiasaan Merokok Di Indonesia Berdasarkan
Indonesia Family Life Survey 5 (IFLS 5). Jurnal
Ekonomi Kesehatan Indonesia. Vol 7, No 1 (2022).
https://journal.fkm.ui.ac.id/jurnal-eki/index.
14. Aula, L.E. (2010). Stop Merokok (Sekarang atau Tidak
Sama Sekali). Garailmu. Yogyakarta.
15. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 Tentang Kesehatan. 13 Oktober 2009. Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144.
Jakarta.
16. Nurjanah, Kresnowati1, L., Mufid, A. (2014). Gangguan
Fungsi Paru Dan Kadar Cotinine Pada Urin Karyawan
Yang Terpapar Asap Rokok Orang Lain. Jurnal
Kesehatan Masyarakat. KEMAS 10 (1) (2014) 43 – 52.
https://media.neliti.com/media/publications/25432-ID-
gangguan-fungsi-paru-dan-kadar-cotinine-pada-urin-
karyawan-yang-terpapar-asap-ro.pdf
17. Kosen, S., dkk. (2017). Review of Evidence Series:
Health and Economic Cost of Tobacco in Indonesia.
Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan (LPB). Jakarta.
18. US. CDC, 2022, Smoking Cessation: Fast Facts.
https://www.cdc.gov/tobacco/data_statistics/fact_sheets/c
essation/smoking-cessation-fast-facts/index.html.
19. Babb, S., et all. (2015) Morbidity and Mortality Weekly
Report (MMWR),
https://www.cdc.gov/mmwr/volumes/65/wr/mm6552a1.h
tm?s_cid=mm6552a1_w%20
20. Creamer,M.R., et all. (2019). Tobacco Product Use and
Cessation Indicators Among Adults - United States, 2018.
Weekly/ November 15, 2019/ 68(45);1013–1019,
https://www.cdc.gov/mmwr/volumes/68/wr/mm6845a2.h
tm?s_cid=mm6845a2_w
21. Djatmika, S.E.D.,dkk. (2018). Buku Ajar Pengendalian
Tembakau. Penerbit K-Media. Yogyakarta.
22. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2003 Tentang Pengamanan Rokok Bagi
Kesehatan. 10 Maret 2003. Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4276. Jakarta.

198
Jurnal WINS | Vol. 3. No. 4. Hal. 193-198, Januari 2023

, Oktober 2020

Anda mungkin juga menyukai