Anda di halaman 1dari 4

BAHAYA ASAP ROKOK BAGI MASYARAKAT

Anggota Kelompok :
1. Ariella Chantika
2. Marshalena Nur
3. Naila
4. Nazwa Kalyndra
5. Nisrina Syuja
6. Yani Kartika
7.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Saat ini Indonesia menghadapi ancaman serius akibat meningkatnya jumlah perokok,
prevalensi perokok laki-laki di Indonesia merupakan yang tertinggi di dunia dan diprediksi
lebih dari 97 juta penduduk Indonesia terpapar asap rokok (Riskesdas, 2013). Kajian Badan
Litbangkes Tahun 2015 menunjukkan Indonesia menyumbang lebih dari 230.000 kematian
akibat konsumsi produk tembakau setiap tahunnya. Kecenderungan peningkatan prevalensi
merokok terlihat lebih besar pada kelompok anak-anak dan remaja, Riskesdas 2018
menunjukan bahwa terjadi peningkatan prevalensi merokok penduduk usia 18 tahun dari
7,2% menjadi 9,1%.
Data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) menyatakan pada tahun 2017,
sebanyak 10.801.787 juta orang atau 5,7% peserta JKN mendapat pelayanan untuk penyakit
katastropik dan menghabiskan biaya kesehatan sebesar 14,6 triliun rupiah atau 21,8% dari
seluruh biaya pelayanan kesehatan dengan komposisi peringkat penyakit jantung, penyakit
ginjal kronik
Globocan 2018 juga menyatakan, dari total kematian akibat kanker di Indonesia, Kanker paru
menempati urutan pertama penyebab kematian yaitu sebesar 12,6%. Berdasarkan data Rumah
Sakit Umum Pusat Persahabatan 87% kasus kanker paru berhubungan dengan merokok.
Kecenderungan peningkatan prevalensi merokok, terlihat lebih besar pada usia muda
dibandingkan pada usia dewasa. Hasil pendataan Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan keluarga ditemukan anggota keluarga yang merokok di rumah sebesar 55,6%, hal
ini menjadi dasar upaya pengendalian konsumsi produk tembakau di Indonesia dilakukan
melalui kebijakan kawasan tanpa rokok untuk melindungi masyarakat dari paparan asap
rokok.
Selain itu penyakit tidak menular semakin sering ditemukan di masyarakat, bahkan saat ini
usia penderita PTM bergeser pada usia muda dan produktif. Sekitar 80% PTM diakibatkan
oleh gaya hidup yang tidak sehat, dan sisanya disebabkan oleh faktor lingkungan dan
keturunan. Dalam berbagai riset, diketahui bahwa faktor risiko penyakit tidak menular (PTM)
utama yang bisa dicegah bersama adalah perilaku buruk merokok.

1.2 Rumusan Masalah


Untuk memudahkan penyusunan tugas akhir ini, peneliti merumuskan masalah dalam
beberapa bentuk pernyataan sebagai berikut
1. Seberapa besar dampak asap rokok untuk masyarakat ?
2. Apakah terdapat pengaruh iklan rokok terhadap masyarakat ?
3. Bagaimana pengaruh pergaulan dan lingkungan terhadap kebiasaan seseorang dalam
merokok ?
1.3 Tujuan Penelitian
Mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan pengaruh pengaruh asap rokok bagi
masyarakat.

1.4 Manfaat Penelitian


● Manfaat bagi Peneliti
Manfaat penelitian mengenai bahaya paparan asap rokok bagi peneliti yaitu
menambah wawasan untuk dijadikan sebagai pedoman dalam menghadapi masalah
yang saat ini sedang dalam kondisi mengkhawatirkan.

● Manfaat bagi Masyarakat


Dapat dijadikan referensi untuk mengurangi dampak kematian dan lain sebagainya
dari asap rokok yang ada di lingkungan sekitar.

BAB 2
LANDASAN TEORI
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2009), Rokok adalah gulungan tembakau yang
bersalut dengan daun nipah kertas dan sebagainya. Merokok adalah menghisap gulungan tembakau
yang dibungkus dengan kertas (h.720).
Rokok elektrik atau Elecronic Nicotine Delivery Systems adalah sebuah inovasi dari bentuk rokok
tembakau menjadi rokok modern. Wawan Juniawan (2010) menjelaskan bahwa faktor lain yang
mendorong untuk menggunakan rokok elektrik, juga dipicu oleh ketidaktahuan bahaya
yang ditimbulkan.
Merokok dapat menyebabkan kanker serta perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan
paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar (hipertrofi) dan kelenjar 6 mucus
bertambah banyak (hiperplasia). Bagi perempuan merokok dapat menggangu Kesuburan Perempuan
pecandu rokok mempunyai resiko hormonal, karena rokok akan merusak sel telur dan menyebabkan
rahim menjadi abnormal sehingga tingkat kesuburannya menurun 30 persen dibandingkan perempuan
yang bukan perokok.

1.5 Metode Penelitian


● Metode penelitian yang kami gunakan untuk meneliti kasus ini adalah metode kualitatif.
Metode kualitatif adalah metode yang tujuan nya menjelaskan suatu fenomena dengan
mendalam dan mengumpulkan data sedalam dalamnya.
● Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bahayanya paparan asap rokok di lingkungan
masyarakat.
● Penelitian yang dilakukan ini agar lebih memahami karakter dan kebiasaan merokok, guna
mengungkap pengaruh merokok dikalangan masyarakat
● Populasi penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di Indonesia khususnya pada provinsi
Jawa Barat. Data ini dikumpulkan melalui observasi dan pengambilan data-data dari berbagai
sumber.

1.6 Jadwal Pelaksanaan


Pelaksaanaan ini dilakukan di SMAN 20 BANDUNG, Jl. Citarum No.23, Citarum, Kec. Bandung
Wetan Kota Bandung, Jawa Barat yang dilakukan selama 2 minggu sejak tanggal 30 Januari 2022–
13 Februari 2022.

1.7 Rencana Anggaran

Nama Harga Jumlah Jumlah


Print Proposal Rp. 1.500 4 Halaman Rp. 6.000
Jilid Rp. 1.000 2 lembar Rp. 2.000

1.8 Daftar Pustaka

Ditjen P2P. (2019). Jangan Biarkan Rokok Merenggut Napas Kita. Jakarta.

Dinkes Jakarta. (2022). ANGKA PEROKOK DEWASA INDONESIA MENINGKAT DALAM 10 TAHUN,
TAPI… . Jakarta : Kementrian Kesehatan RI.

Badan Pusat Statistik. (2015 – 2022). Persentase Merokok Pada Penduduk Umur ≥ 15 Tahun Menurut
Provinsi (Persen). Jakarta.

Widyawati, MKM. (2022). Perokok Dewasa Di Indonesia Naik 10 Tahun Terakhir. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai