Oleh :
CALVIN BLAIR
MUHAMMAD ALGODRI
MUHAMMAD RAFIF
NAUFAL FADILLAH
RIVAN LAZUARDI
RAFI MAULANA
Ethanol adalah bahan bakar beroktan tinggi dan dapat menggantikan timbal sebagai
peningkat nilai oktan dalam bensin. Dengan mencampur ethanol dengan bensin, akan
mengoksigenasi campuran bahan bakar sehingga dapat terbakar lebih sempurna dan mengurangi
Bioethanol dapat dibuat dari singkong. Singkong (Manihot utilissima) sering juga
disebut sebagai ubi kayu atau ketela pohon, merupakan tanaman yang sangat populer di seluruh
terpenting dibandingkan dengan jenis umbi-umbian yang lain. Selain itu kandungan pati dalam
singkong yang tinggi sekitar 25-30% sangat cocok untuk pembuatan energi alternatif. Dengan
demikian, singkong adalah jenis umbi-umbian daerah tropis yang merupakan sumber energi
paling murah sedunia. Potensi singkong di Indonesia cukup besar maka dipilihlah singkong
sebagai bahan baku utama. Melihat potensi tersebut kami melakukan percobaan pembuatan
bioethanol dari singkong secara farmentasi menggunakan ragi tape. Digunakan ragi tape karena
ragi tape sangat komersil dan mudah didapat. Dengan beberapa alasan diatas maka dipilihlah
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana Pembuatan Bioethanol
C. Tujuan Praktikum
1. Membuktikan konsep bioteknologi;
2. Mengetahui contoh penerapan bioteknologi dalam kehidupan sehari-hari;
3. Membuktikan bioteknologi melalui pemanfaatan singkong
BAB II
(Tinjauan Pustaka)
Bioethanol adalah etanol yang diproduksi dengan cara fermentasi menggunakan bahan
baku nabati. Ethanol atau etil alkohol C2H5OH, merupakan cairan yang tidak berwarna, larut
dalam air, eter, aseton, benzene, dan semua pelarut organik, serta memiliki bau khas alkohol.
Salah satu pembuatan ethanol yang paling terkenal adalah fermentasi. Bioethanol dapat diperoleh
Singkong, yang juga dikenal sebagai ketela pohon atau ubi kayu, adalah pohon tahunan
tropika dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae. Umbinya dikenal luas sebagai makanan
pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayura. Memiliki nama latin Manihot
utilissima merupakan umbi atau akar pohon yang panjang dengan fisik rata-rata bergaris tengah
2-3 cm dan panjang 50-80 cm, tergantung dari jenis singkong yang ditanam. Daging umbinya
berwarna putih atau kekuning-kuningan. Umbi singkong tidak tahan simpan meskipun
ditempatkan di lemari pendingin. Gejala kerusakan ditandai dengan keluarnya warna biru gelap
akibat terbentuknya asam sianida yang bersifat racun bagi manusia. Umbi singkong merupakan
sumber energi yang kaya karbohidrat namun sangat miskin protein. Sumber protein yang bagus
C. Cara kerja
1. Kupas 125 kg singkong segar, semua jenis dapal dimanfaatkan. Bersihkan dan cacah
berukuran kecil-kecil.
2. Keringkan singkong yang telah dicacah hingga kadar air maksimal 16%. Persis singkong
yang dikeringkan menjadi gaplek. Tujuannya agar lebih awet sehingga produsen dapat
3. Masukkan 25 kg gaplek ke dalam tangki stainless steel berkapasitas 120 liter, lalu
tambahkan air hingga mencapai volume 100 liter. Panaskan gaplek hingga 100″C selama
0,5 jam. Aduk rebusan gaplek sampai menjadi bubur dan mengental.
4. Dinginkan bubur gaplek, lalu masukkan ke dalam tangki sakarifikasi. Sakarifikasi adalah
proses penguraian pati menjadi glukosa. Setelah dingin, masukkan jamur Aspergillus
yang akan memecah pati menjadi glukosa. Untuk menguraikan 100 liter bubur pati
singkong. perlu 10 liter larutan jamur Aspergillus atau 10% dari total bubur. Konsentrasi
bubur gaplek yang telah dimasak tadi agar adaptif dengan sifat kimia bubur gaplek. Jamur
5. Dua jam kemudian, bubur gaplek berubah menjadi 2 lapisan: air dan endapan gula. Aduk
kembali pati yang sudah menjadi gula itu, lalu masukkan ke dalam tangki fermentasi.
Namun, sebelum difermentasi pastikan kadar gula larutan pati maksimal 17-18%. Itu
adalah kadar gula maksimum yang disukai bakteri Saccharomyces unluk hidup dan
bekerja mengurai gula menjadi alkohol. Jika kadar gula lebth tinggi, tambahkan air
hingga mencapai kadar yang diinginkan. Bila sebaliknya, tambahkan larutan gula pasir
6. Tutup rapat tangki fermentasi untuk mencegah kontaminasi dan Saccharomyces bekerja
membutuhkan oksigen. Agar fermentasi optimal, jaga suhu pada 28-32oC dan pH 4,5-5,5.
Setelah 2-3 hari, larutan pati berubah menjadi 3 lapisan. Lapisan terbawah berupa
endapan protein. Di atasnya air, dan etanol. Hasil fermentasi itu disebut bir yang mengandung 6-
12% etanol. Sedot larutan etanol dengan selang plastik melalui kertas saring berukuran 1 mikron
untuk menyaring endapan protein. Meski telah disaring, etanol masih bercampurair. Untuk
memisahkannya, lakukan destilasi atau penyulingan. Panaskan campuran air dan etanol pada
suhu 78″C atau setara titik didih etanol. Pada suhu itu etanol lebih dulu menguap ketimbang air
yang bertitik didih 100°C. Uap etanol dialirkan melalui pipa yang terendam air sehingga
Hasil penyulingan berupa 95% etanol dan tidak dapat larut dalam bensin. Agar larut,
diperlukan etanol berkadar 99% atau disebut etanol kering. Oleh sebab itu, perlu destilasi
absorbent. Etanol 95% itu dipanaskan 100oC. Pada suhu itu, etanol dan air menguap. Uap
keduanya kemudian dilewatkan ke dalam pipa yang dindingnya berlapis zeolit atau pati. Zeolit
akan menyerap kadar air tersisa hingga diperoleh etanol 99% yang siap dicampur dengan bensin.
Sepuluh liter etanol 99%, membutuhkan 120-130 liter bir yang dihasilkan dari 25 kg gaplek.
BAB IV
(Hasil pengamatan dan Pembahasan)
Salah satu energi alternatif yang menjanjikan adalah bioetanol. Bioethanol adalah
ethanol yang bahan utamanya dari tumbuhan dan umumnya menggunakan proses farmentasi.
Ethanol atau ethyl alkohol C2H5OH berupa cairan bening tak berwarna, terurai secara biologis
(biodegradable), toksisitas rendah dan tidak menimbulkan polusi udara yang besar bila bocor.
Ethanol yang terbakar menghasilkan karbon dioksida (CO2) dan air. Ethanol adalah bahan bakar
beroktan tinggi dan dapat menggantikan timbal sebagai peningkat nilai oktan dalam bensin.
Dengan mencampur ethanol dengan bensin, akan mengoksigenasi campuran bahan bakar
sehingga dapat terbakar lebih sempurna dan mengurangi emisi gas buang (seperti karbon
monoksida/ CO).
Bioethanol dapat dibuat dari singkong (Manihot utilissima) atau sering juga disebut
sebagai ubi kayu atau ketela pohon, merupakan tanaman yang sangat populer di seluruh dunia,
dibandingkan dengan jenis umbi-umbian yang lain Selain itu kandungan pati dalam singkong
yang tinggi sekitar 25-30% sangat cocok untuk pembuatan energi alternatif. Dengan demikian,
singkong adalah jenis umbi-umbian daerah tropis yang merupakan sumber energi paling murah
sedunia. Melihat potensi tersebut peneliti melakukan percobaan pembuatan bioethanol dari
singkong secara farmentasi menggunakan ragi tape. Digunakan ragi tape karena ragi tape sangat
komersil dan mudah didapat. Produksi ethanol/bio-ethanol (alkohol) dengan bahan baku tanaman
yang mengandung pati atau karbohydrat, dilakukan melalui proses konversi karbohidrat menjadi
gula (glukosa) larut air. Konversi bahan baku tanaman yang mengandung pati atau karbohydrat
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan maka dapat ditarik kesimpulan yaitu singkong sebagai bahan
baku utama pembuatan etanol pada percobaan ini telah terbukti dapat dijadikan salah satu
bioteknologi alternatif yaitu bioethanol dari singkong
B. Saran
Makalah ini merupakan makalah yang berisi informasi dan wawasan mengenai bioteknologi.
Sesuai dengan tujuan makalah ini, kami mengharapkan agar pembaca dapat lebih memahami
tentang informasi yang terkandung dalam makalah ini. Oleh sebab itu, makalah ini sebaiknya
dibaca dengan cermat dan teliti agar pembaca dapat benar-benar memahami isinya dan dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.