11
KONVERSI Vol. 1 No.2 Oktober 2012 ISSN 2252-7311
ke dalam makanan dan mengeluarkan uap cepat dan suhu tinggi menyebabkan
air (Potter & Hotchkiss 1995). perubahan lebih besar terhadap tekstur
makanan disbanding pemanasan dengan
Tujuan utama dilakukannya pengeringan suhu rendah. Saat air dilepaskan selama
adalah memperpanjang waktu simpan pengeringan, larutan berpindah dari dalam
makanan dengan mengurangi aktivitas air. makanan ke permukaan. Penguapan air
Hal ini mencegah pertumbuhan mikroba menyebabkan terkonsentrasinya larutan
dan aktivitas enzim, tetapi tidak pada permukaan. Suhu udara yang tinggi
menginaktivasinya. Pada beberapa jenis menyebabkan perubahan kimia dan fisik
makanan, pengeringan menyediakan dan pembentukan lapisan yang keras. Hal
produk yang tepat untuk konsumen dan ini disebut case hardening. Pada buah dan
lebih mudah ditangani (Fellows 2000). sayur, perubahan kimia pigmen klorofil
Selain itu pengeringan makanan bertujuan dan karotenoid disebabkan oleh panas
untuk mengurangi berat produk (Potter & dan oksidasi selama pengeringan dan
Hotchkiss 1995). ara pengeringan bisa aktivitas residu enzim polifenol oksidase
juga dengan penjemuran atau pemanasan menyebabkan pencoklatan selama
langsung dengan sinar matahari. Selain itu penyimpanan. Hal ini dapat dicegah
bisa juga memakai alat (Satuhu 2004). dengan blanching, atau pemberian asam
askorbat atau sulfur dioksida.
Penggunaan alat pengering lebih
menguntungkan dibanding dengan 3. Proses Fermentasi
penjemuran. Hasil lebih bersih, suhu dan Fermentasi adalah suatu reaksi oksidasi-
aliran udara dapat diatur sehingga waktu reduksi dalam biologi yang menghasilkan
pengeringan menjadi lebih cepat. energi, dimana donor dan aseptor
Penjemuran memiliki kelemahan, yakni electron adalah senyawa organik.
kurang higienis, mudah terkontaminasi, Senyawa organic yang biasa digunakan
tergantung cuaca dan intensitas sinar adalah zat gula. Senyawa tersebut akan
matahari, serta waktunya yang lama. diubah oleh reaksi reduksi dengan
Umumnya, makanan yang akan biokatalis (enzim) menjadi senyawa lain,
dikeringkan dibagi ke dalam potongan- misalnya aldehid, dan selanjutnya dapat
potongan kecil atau tipis untuk dioksidasi menjadi asam. Enzim ini
mempercepat transfer massa dan panas. dihasilkan oleh aktifitas sel mikroba.
Pembagian ini bertujuan untuk dua alasan. Bahan dan Alat
Pertama, permukaan yang lebih lebar
menyediakan area yang lebih besar untuk Bahan-bahan yang digunakan dalam
kontak dengan medium panas sehingga penelitian ini antara lain pati nangka, ragi
lebih banyak uap air yang dapat pasar, ethanol PE, aquadest, K2CrO7,
dibebaskan. Kedua, partikel yang lebih K2CO3,
kecil atau lapisan lebih tipis mengurangi
jarak yang harus dilalui panas untuk Alat-alat yang digunakan dalam penelitian
mencapai bagian tengah makanan dan ini antara lain gelas ukur 100 ml, beaker
mengurangi jarak yang harus dilalui air glass 1000 ml, pipet volume 100 ml, pipet
untuk mencapai permukaan kemudian tetes, rak tabung reaksi, tabung reaksi,
dibebaskan (Potter & Hotchkiss 1995). erlenmeyer 250 ml, labu ukur 100 ml, hot
plate, vacum filter, alat uji (Spektrometer).
Menurut Fellows (2004), pengeringan
menyebabkan penurunan eating quality METODOLOGI PENELITIAN
dan zat gizi makanan. Perubahan tekstur
teijadi selama pengeringan disebabkan Pembuatan Pati Biji Nangka (Powder)
oleh gelatinisasi pati, kristalisasi selulosa, Potong biji nangka tipis-tipis, kemudian
dan lokalisasi kadar air. Kerusakan ini mengeringkan dengan bantuan sinar UV.
mengubah sel kaku secara permanen, dan Hingga kadar air dalam biji nangka benar-
memberi penampakan kerut atau kisut benar tidak ada (hilang). Menghaluskan
pada makanan. Umumnya, pemanasan dengan bantuan blender potongan biji
13
KONVERSI Vol. 1 No.2 Oktober 2012 ISSN 2252-7311
nangka tersebut, setelah itu ayak dengan tiap-tiap sampel perlakuannya sama. Uji
ukuran mesh 80. Potongan-potongan biji sampel tersebut dengan alat spektrometer
nangka kering akan menjadi powder. dengan panjang gelombang 340
14
Pembuatan Etanol Dari Biji Nangka Dengan Variabel Massa Pati
Ukhtun Ba’diyah, Yustinah
Pembahasan :
♦ X(%ethanol)
-----Linear (X(%ethanol))
Gambar 1. Grafik hasil eksperimen
model dan error secara geometrik Kurva Ethanol
Titik-titik yang dinotasikan Yi
membentuk garis lurus yang akan
ditaksir dengan menaksir koefisiennya, Kadar
yatu b0 dan b1, sehingga membentuk ethanol
persamaan Yi = b0 + b1 Xi. Garis tegak (%)
lurus sumbu horisontal yang
menghubungkan titik eksperimen
dengan garis lurus dugaan dinamai
error. Metode last square bertujuan
mendapatkan penaksir koefisien Massa Pati (gr)
regresi, yaitu b0 dan b1 yang Gambar 2. Kurva Hubungan Kadar
menjadikan jumlah kuadrat error, yaitu Ethanol dengan Variabel Massa Pati
𝒏
𝒊=𝟏
𝜺𝟐 sekecil mungkin.
Dapat dilihat dari reaksi sebagai berikut:
HASIL DAN PEMBAHASAN C6HI206 ----► C2H5OH + 2 CO:
Saran
Lebih diperhatikan kebersihan alat
maupun media yang digunakan dalam
setiap prosesnya. Mulai dari awal
penelitian hingga akhir penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
16