Anda di halaman 1dari 14

PEMBUATAN ETANOL DARI AMPAS TEBU MELALUI PROSES

FERMENTASI SERTA PENGARUH WAKTU FERMENTASI

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Teknik Penulisan Ilmiah
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Sriwijaya

Oleh :
Ibrahim Hafiz (062130401257)

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

2022/2023
ABSTRAK

Bioetanol adalah bagian daripada etanol yang diproduksi dari bahan baku
berupa biomassa ataupun limbahnya yang diproduksi dengan teknologi biokimia,
melalui proses fermentasi bahan baku. Tebu merupakan salah satu tanaman yang
mempunyai kandungan gula yang tinggi. Pada penelitan ini membuat bioetanol
menggunakan nira tebu yang mengandung selulosa yang cukup tinggi sebagai
bahan baku dengan metode fermentasi dan melakukan variasi waktu fermentasi.
Prosedur penelitian ini melalui tahap pretreatment, tahap hidrolisis, dan tahap
fermentasi. Proses fermentasi dengan penambahan ragi (yeast) dan berlangsung
selama 7 hari dengan volume nira tebu yang digunakan adalah sebanyak 1 Liter.
Ragi yang digunakan untuk fermentasi sebanyak 1,2,3,4, dan 5 gram dan variasi
waktu fermentasi 1-7 hari. Selanjutnya ditentukan kadar etanol dan derajat
keasaman (pH) dari nira tebu. Sehingga dari hasil penelitian dapat diperoleh kadar
etanol yang paling optimal dengan variasi jumlah ragi dan lamanya waktu
fermentasi

Kata kunci : Etanol, Nira Tebu, Fermentasi

i
DAFTAR ISI

ABSTRAK..............................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
1.1. Latar Belakang..........................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3. Tujuan Penelitian.......................................................................................5
1.4. Manfaat Penelitian.....................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................6
2.1 Tebu (Saccharum officinarum).................................................................6
2.2 Pemanfaatan Ampas Tebu.........................................................................8
2.3 Etanol (Etil Alkohol).................................................................................9
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................11
3.1 Bahan Penelitian......................................................................................11
3.2 Alat Penelitian.........................................................................................11
3.3 Tempat Penelitian....................................................................................11
3.4 Tahapan Penelitian..................................................................................11
BAB IV BIAYA DAN JADWA KEGIATAN....................................................13
4.1 Anggaran Biaya.......................................................................................13
4.2 Jadwal Kegiatan......................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Bioetanol adalah jenis etanol yang dihasilkan melalui proses fermentasi


mikroorganisme seperti ragi atau bakteri pada bahan-bahan biomassa atau
bahan-bahan organik yang dapat diperbaharui. Proses produksi bioetanol
berlangsung dengan mengubah karbohidrat yang terdapat dalam bahan
biomassa menjadi etanol dan karbon dioksida melalui reaksi fermentasi.
Bahan baku yang biasa digunakan dalam produksi bioetanol antara lain
adalah jagung, tebu, gandum, singkong, jerami, dan tanaman lainnya yang
mengandung karbohidrat seperti pati dan selulosa.

Etanol dari tebu bukan hanya bisa diperoleh dari tetes tetapi juga bisa
berasal dari ampas (bagasse) dan daun. Ini sekaligus untuk menepis kritik
soal etika berkaitan persaingan penggunaan sumber pangan dan energi.
Pengunaan bahan-bahan yang bisa langsung dikonversi menjadi etanol seperti
tetes, jagung, singkong, gandum, dan umbi-umbian sejauh ini menuai banyak
kritik karena akan menurunkan suplai bahan pangan.

Pada penelitian ini kami menggunakan bahan yang mengandung


lignoselulosa, dimana lignoselulosa akan dipecah menjadi gula sederhana
untuk kemudian dilanjutkan ke tahap fermentasi. Ampas tebu banyak
mengandung senyawa lignoselulosa. Lignoselulosa dipecah menjadi
selulosa,lignin dan hemiselulosa. Selulosa diuraikan menjadi glukosa terus
menjadi etanol.

1.2. Rumusan Masalah

Permasalahan untuk meningkatkan nilai jual ampas tebu yang selama ini
banyak belum dimanfaatkan secara optimal. Serta untuk memaksimalkan
penggunaan limbah pabrik gula pada umumnya, yaitu untuk dijadikan
menjadi etanol dengan cara fermentasi dengan variabel – variabel proses
dapat menghasilkan etanol secara maksimal.
2

1.3. Tujuan Penelitian


1. Memanfaatkan ampas tebu sebagai penghasil etanol dengan
carafermentasi.
2. Mengetahui pengaruh lama waktu fermentasi, jenis ragi, dan berat ragi
dari kadar etanol yang dihasilkan.
3. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan di bidang industri

1.4. Manfaat Penelitian


Manfaat dari program penelitian ini antara lain :
1. Sebagai informasi ilmiah bagi dunia ilmu pengetahuan khususnya tentang
produksi etanol dari ampas tebu (baggase).
2. Mengetahui parameter proses dalam pembuatan etanol.
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tebu (Saccharum officinarum)


Tebu (Saccharum officinarum) adalah tanaman tropis yang ditanam
terutama untuk menghasilkan gula. Tanaman ini termasuk dalam keluarga
Poaceae atau suku rumput-rumputan. Tebu dikenal sebagai salah satu sumber
utama gula di dunia dan telah dibudidayakan selama ribuan tahun. Gula yang
dihasilkan dari tebu banyak digunakan dalam makanan, minuman, industri
makanan dan minuman, serta industri lainnya. Tanaman tebu juga
dimanfaatkan dalam produksi etanol atau bioetanol, sebagai bahan bakar
alternatif yang ramah lingkungan.

Ampas tebu, juga dikenal sebagai bagas tebu, adalah produk sisa yang
dihasilkan setelah proses pemanfaatan tebu untuk menghasilkan gula atau
etanol. Ampas tebu adalah sisa serabut tebu, tangkai daun, dan beberapa
bagian tanaman tebu lainnya setelah proses ekstraksi jus manis dari tebu.
Pengolahan dan pemanfaatan ampas tebu merupakan salah satu upaya dalam
pemanfaatan sumber daya secara efisien dan berkelanjutan. Dengan
mengoptimalkan pemanfaatan ampas tebu, dapat membantu mengurangi
limbah dan memberikan nilai tambah pada industri pertanian, pabrik gula, dan
industri lainnya.

Gambar 1. Ampas Tebu


4

Sumber : Husin, 2008(www.plantsclassificationReport.com.2008)

Ampas tebu sebagian besar mengandung ligno-cellulose. Panjang seratnya


antara 1,7 sampai 2 mm dengan diameter sekitar 20 mikro, sehingga ampas
tebu ini dapat memenuhi persyaratan untuk diolah menjadi papan-papan
buatan. Bagase mengandung air 48 - 52%, gula rata-rata 3,3% dan serat rata-
rata 47,7%.Serat bagase tidak dapat larut dalam air dan sebagian besar terdiri
dari selulosa, pentosan dan lignin (Husin, 2007).

Fermentasi berasal dari bahasa latin “ferverve” yang artinya mendidih,


pengertian mendidih disini adalah terjadinya gelembung – gelembung gas pada
saat terjadinya reaksi. Perkataan fermentasi itu sendiri menerangkan terjadinya
penggelembungan atau pendidihan yang terlihat dalam pembuatan anggur ialah
pada waktu sebelum ditemukan khamir. Akan tetapi setelah penemuan pasteur,
perkataan tersebut biasa digunakan bagi aktifitas mikroba dan kemudian bagi
aktivitas enzim bahkan istilah berlaku sekarang untuk menjelaskan
pengeluaran gas maupun adanya sel – sel yang hidup merupakan hal yang
penting bagi kegiatan fermentasi. (Sumber : Mikrobiologi Industri)

Dalam beberapa industri fermentasi pelaksanaan prosesnya dipengaruhi


oleh beberapa faktor, yang meliputi :

- Mikrobia
- Bahan Dasar
- Sifat – sifat Proses
- Pilot-Plant
- Faktor Sosial Ekonomi
5

Fermentasi merupakan proses alami yang penting dalam pengolahan


makanan, industri, dan produksi energi. Dalam konteks makanan, fermentasi
juga dapat meningkatkan kualitas dan rasa produk serta menghasilkan produk
yang lebih tahan lama.

2.2 Pemanfaatan Ampas Tebu


Ampas tebu adalah produk sampingan yang dihasilkan dari industri gula
saat proses tebu diolah menjadi gula. Meskipun ampas tebu merupakan limbah
dari proses produksi gula, namun ampas tebu memiliki potensi pemanfaatan
yang bermanfaat dalam berbagai bidang. Beberapa pemanfaatan ampas tebu
antara lain:
1. Pupuk Organik: Ampas tebu dapat digunakan sebagai bahan baku pupuk
organik. Kandungan serat, gula, dan mineral dalam ampas tebu membantu
meningkatkan kesuburan tanah dan mendukung pertumbuhan tanaman.
2. Pakan Ternak: Ampas tebu dapat digunakan sebagai pakan ternak,
terutama untuk hewan ternak besar seperti sapi dan kerbau. Ampas tebu
mengandung nutrisi yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan produksi
hewan ternak.
3. Bioetanol: Ampas tebu dapat diolah menjadi bioetanol, yaitu bahan bakar
alternatif yang ramah lingkungan. Proses pengolahan ampas tebu menjadi
bioetanol dapat membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar
fosil dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
4. Produksi Energi: Ampas tebu juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber
energi biomassa. Ampas tebu dapat dijadikan bahan bakar untuk
pembangkit listrik atau digunakan dalam proses pengeringan tebu atau
produksi gula.
5. Material Bangunan: Ampas tebu dapat diolah menjadi material bangunan
yang ramah lingkungan, seperti bahan isolasi atau papan partikel.
6. Produk Kertas: Serat dari ampas tebu dapat digunakan dalam produksi
kertas dan produk kertas lainnya.
7. Produk Kecantikan dan Kesehatan: Beberapa produk kecantikan dan
kesehatan juga menggunakan ekstrak atau kandungan dari ampas tebu
karena sifat-sifatnya yang mengandung nutrisi dan antioksidan.
6

Pemanfaatan ampas tebu secara optimal dapat membantu mengurangi


limbah, meningkatkan nilai tambah dalam proses produksi, dan mendukung
upaya keberlanjutan dan pengelolaan sumber daya yang lebih baik. Namun,
pemanfaatan ampas tebu juga perlu memperhatikan proses pengolahan dan
pengelolaan limbah yang baik untuk meminimalkan dampak lingkungan
negatif.

2.3 Etanol (Etil Alkohol)

Etanol adalah senyawa kimia yang juga dikenal sebagai alkohol etil atau
etil alkohol. Senyawa ini memiliki rumus kimia C 2H5OH dan dikenal sebagai
salah satu jenis alkohol yang paling umum dan penting. Etanol umumnya
ditemukan dalam minuman beralkohol seperti bir, anggur, dan minuman
keras, tetapi juga digunakan dalam berbagai industri dan aplikasi lainnya.

Etanol (alkohol) dalam minuman biasanya dihasilkan dari fermentasi.


Dalam jumlah sedikit dan kadar rendah, alkohol memberi efek “menyegarkan
badan” karena melancarkan peredaran darah (Purba,2000).

Etanol dihasilkan dari proses fermentasi (peragian) karbohidrat (glukosa)


dengan bantuan enzim zimase dari ragi (yeast). Proses peragian berlangsung
dalam dua tahap. Tahap pertama adalah perubahan polisakarida (amilum)
menjadi monosakarida (glukosa) yang dikatalisis oleh enzim amylase.Tahap
kedua adalah pengubahan glukosa menjadi alkohol yang dikatalisis oleh enzim
zimase. Glukosa yang digunakan untuk proses fermentasi ini dapat berasal
dari singkong, beras, ketan, anggur, pati gandum, dan beras (Fessenden dan
Fessenden, 1986).
7

Alkohol memiliki beberapa efek merugikan, yaitu


1. Dapat menyebabkan ketergantungan.
2. Dapat menyebabkan penghilangan kesadaran (karena menekanaktivitas
otak bagian belakang).
3. Dapat menimbulkan asidosis (pengasaman dan iritasi pada lambung).

Etanol berkadar 95 – 96% digunakan sebagai pelarut dalam industri


parfum, obat – obatan, zat warna, kosmetik , dan lain – lain. Etanol berkadar
95 – 96 % ini dihasilkan dari proses destilasi sehingga masih mengandung 4 –
5 % air. Hal ini terjadi karena campuran air dengan alkohol dapat
menimbulkan campuran azeotrop. Etanol berkadar 100% dapat diperoleh
dengan cara memekatkan etanol hasil destilasi dengan menggunakan zat
pengikat air, misalnya CaO. Etanol berkadar 100% disebut etanol absolute.
8

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Bahan Penelitian

Bahan uji yang digunakan adalah limbah nira tebu 2 liter, ragi tape 1g, 2g ,3g,
4g, 5g dan aquadest

3.2 Alat Penelitian

Alat – alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelas kimia 1 liter 2,
hot plate, timbangan, pengaduk, termometer, alumunium foil, alkohol meter,
Brix (alat ukur kadar gula), erlenmeyer 250 ml 5 buah, pipet ukur dan bola
karet.

3.3 Tempat Penelitian

Penelitian ini direncanakan dan dilaksanakan di laboratorium Satuan Operasi


Politeknik Negeri Sriwijaya.

3.4 Tahapan Penelitian


 Tahap Pretreatmen
Anakan tebu dibersihkan dan dicuci terlebih dahulu, kemudian
digiling untuk diambil niranya.
 Tahap Hidrolisis
Nira tebu sebanyak 1 liter dimasukkan ke dalam gelas kimia 1 liter
lalu dipanaskan hingga 80ºC selama 1 jam, kemudian diaduk rebusan
limbah nira tebu sampai mendidih. Tahap ini merupakan tahap hidrolisa
bahan.
 Tahap Fermentasi
Limbah nira tebu yang telah mendidih didinginkan, sampai batas
normal, lalu diambil 150 ml liter nira tebu kemudian dimasukkan ke dalam
erlenmeyer untuk difermentasi dan ditambahkan ragi tape sebanyak 1g,
2g, 3g, 4g, dan 5g lalu diaduk secara merata pada masing-masing
erlenmeyer. Tahap ini merupakan tahap sakarifikasi bahan. Semua
erlenmeyer ditutup rapat untuk mencegah kontaminasi dan ragi bekerja
mengurai glukosa menjadi etanol lebih optimal. Fermentasi berlangsung
9

anaerob atau tidak membutuhkan oksigen. Supaya fermentasi optimal,


dijaga pH pada 4-5 (asam).
Dilakukan variasi waktu yaitu 3, 5, dan 7 hari, larutan nira tebu
menjadi 3 lapisan. Lapisan terbawah berupa endapan air dan etanol.
Setelah 7 hari, kemudian larutan etanol disedot 100 ml dengan pipet ukur
lalu dimasukkan ke dalam botol sampel untuk dilakukan analisa kadar
gula, kadar etanol dan uji keasaman (pH).
10

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Peralatan Penunjang Rp. 2.000.000
2 Bahan habis pakai Rp.100.000
3 Lain- lain Rp. 250.000
Jumlah Rp.2.350.000

4.2 Jadwal Kegiatan


No Jenis Kegiatan Bulan
1 Perizinan penyewaan laboratorium 1 2 3
2 Persiapan bahan dan peralatan
3 Pembuatan etanol dari ampas tebu
4 Analisis data
5 Penyusunan laporan
6 Monitoring dan evaluasi hasil laporan
7 Pengumpulan laporan
11

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2011). Proses Etanol dari Molase. Makassar: Sinar Harapan.


Anonim. (2012). Fermentasi Aerob. Makassar: Kompas. Retrieved from Kompas.
Anonim. (2012). Pemurnian Nira di pabrik Gula. Makassar.
Bahari. (2009). Aneka Tanaman Semusim. Lembang: BPP.
Fessenden, R. F. (1986). Kimia Organik Jidil 1. Jakarta: Erlangga.
Poedjiadi, A. (1994). Dasar - dasar biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia.
Said, E. (1994). Bioindustri Teknologi Fermentasi. Jakarta: Mediyatama Sarana
Perasa.
Toharisman, A. (2009). Sekali lagi : Etanol dari Tebu. Jakarta: Pusat Penelitian
Perkebunan Gula Indonesia (P3GI).
Wasito. (2005). Proses Pembuatan Etanol. Suara Merdeka.

Anda mungkin juga menyukai