PEMBUATAN BIOETANOL
Oleh :
2031410143
Dosen Pengampu :
2021
PEMBUATAN BIOETANOL
I. Tujuan
1. Mahasiswa melakukan percobaan pembuatan bioetanol menggunakan
gula pasir.
2. Mahasiswa melakukan proses fermentasi pada gula pasir menggunakan
ragi.
3. Mahasiswa melakukan analisa kualitas bioetanol yang dihasilkan.
Pada proses fermentasi tingkat pertama tidak ada atau sedikit sekali etanol
yang dihasilkan.
2. Fermentasi berlangsung dalam keadaan anaerob. Pada tahap ini khamir
dan enzim yang dihasilkan sudah cukup banyak, sehingga akan
berlangsung fermentasi, sampai sebagian atau seluruh gula dirubah
menjadi etanol, dengan reaksi.
IV. Metodologi
4.1 Alat
Botol Plastik
Alat Penangas Air
Panci
Selang
Thermometer
Batang Pengaduk
Timbangan
Gelas Ukur
4.2 Bahan
Air
Pupuk ZA
Pupuk NPK
Ragi/yeast (saccaromyces cereviceae)
Gula Pasir
4.3 Langkah Kerja
V. Data Pengamatan
5
2. Ragi 0,4 gram 1
5
VII. Hasil dan Pembahasan
Pada percobaan ini langkah kerja dimulai dari pembuatan starter dari
ragi. Pada percobaan ini digunakan dua sampel starter yang pertama
menggunakan ragi 0,2 gram dan yang kedua menggunakan ragi 0,4 gram.
Langkah pertama, memasukkan air pada wadah sebanyak 100 mL lalu
dipanaskan pada penangas air selama 10 menit sampai suhu air mencapai
80°C pemanasan pada suhu ini difungsikan untuk mempermudah pelarutan
gula tanpa merusak bahan . Selanjutnya, melarutkan gula 10 gram kedalam air
dengan suhu 80°C lalu diaduk hingga homogen, gula ini nantinya berfungsi
sebagai nutrisi. Setelah larutan homogen, larutan didiamkan sampai hangat
kuku agar tidak merusak kapang pada ragi lalu memasukkan ragi/yeast pada
larutan gula dan diaduk hingga homogen. Scacharomyces cerevisiae terdapat
pada ragi dapat menghasilkan etil alkohol (etanol) dan CO2. Selanjutnya,
larutan yang sudah berisi kapang diinkubasi selama 4 jam pada keadaan
anerob karena kapang Saccharomyses cerevisiae tumbuh baik pada keadaan
anerob, erlenmeyer cukup ditutup dengan kapas steril. Kemudian dilakukan
pengamatan pertumbuhan kapang selama proses inkubasi dan setelah 4 jam
pastikan sudah kapang sudah aktif dan siap digunakan untuk fermentasi
ditandai dengan adanya gelembung pada larutan.
Hari kedua untuk sampel ragi 0,2 gr warnanya putih keruh, beraroma
seperti tape, ada endapan berwarna putih, gelembung ada dan jamur tidak ada.
Sedangkan untuk sampel ragi 0,4 gr warnanya putih keruh namun lebih pekat
daripada sampel pertama, aromanya sepert tape, ada endapan berwarna putih,
gelembung ada dan jamurnya tidak ada.
Selanjutnya, untuk hari ketiga sampel ragi 0,2 gram warnanya kuning
keruh, beraroma menyengat, ada endapan berwarna putih, gelembung ada dan
jamur tidak ada. Sedangkan untuk sampel ragi 0,4 gr warnanya coklat keruh,
aromanya menyengat, ada endapan berwarna putih, gelembung ada dan
jamurnya tidak ada.
VIII. Kesimpulan
Sampel B :
IX. Referensi