TERBARUKAN
Disusun oleh:
Dalam penelitian kali ini, pemanfaatan bioetanol tersebut bersumber dari buah-
buahan busuk. Keuntungan menggunakan bioetanol ialah menciptakan kerja mesin yang
bagus pada kendaraan karena memiliki RON yang relatif tinggi dibandingkan dengan
beberapa jenis BBM yang ada saat ini, lebih sedikit menghasilkan gas buang (polusi),
menghemat penggunaan bensin, dan pembakaran yang sempurna membuat asapnya
ramah lingkungan.
Penggunaan buah-buahan busuk memanfaatkan limbah untuk produk bernilai jual
tinggi. Buah-buahan yang mengandung kadar gula tinggi merupakan bahan yang
potensial untuk bahan baku bioetanol. Buah yang dipakai bukan buah yang masih bagus
dan segar, tetapi buah-buah yang sudah tidak layak jual atau hampir busuk. Daripada
buah-buah ini dibuang tanpa harga, akan lebih baik jika diolah menjadi bioethanol.
Dalam pembuatan bioetanol ini memerlukan proses fermentasi dimana
membutuhkan peran mikroorganisme dalam hal ini menggunakan kultur campuran dari
Saccharomyces cerevisiae dan Rhizopus oryzae yang mana dapat mengefektifkan waktu
dalam fermentasi.
1.2 Tujuan
2.1 Bioethanol
Bioethanol merupakan bahan bakar nabati. Secara sederhana dapat kita
ketahui bioetanol merupakan etanol (etil alkohol) yang proses produksinya
menggunakan bahan baku alami seperti tumbuh-tumbuhan dan dengan bantuan
proses biologis yaitu fermentasi untuk perubahan secara fisik maupun kimianya.
Dalam hal ini bahan-bahan yang mendukung untuk proses terbentuknya
bioethanol yaitu, gula (glukosa), pati (starch), dan selulosa. (Wusnah, dkk 2016)
Reaksi yang terjadi pada proses produksi etanol/bioetanol secara sederhana
ditujukkan pada reaksi 1 dan 2.
(C6H10O5)n N C6H12O6
(pati) (enzyme) (glukosa) (1)
(C6H10O5)n 2 C2H5OH + 2 CO2
(glukosa) yeast (ragi) (etanol) (2)
Meskipun teknik produksi etanol/bioetanol merupakan teknik yang sudah
lama diketahui, namun etanol/bioetanol untuk bahan bakar kendaraan memerlukan
etanol dengan karakteristik tertentu yang memerlukan teknologi yang relatif baru
di Indonesia antara lain mengenai neraca energi (energy balance) dan efisiensi
produksi, sehingga penelitian lebih lanjut mengenai teknologi proses produksi
etanol masih perlu dilakukan. Secara singkat teknologi proses produksi
etanol/bioetanol tersebut dapat dibagi dalam tiga tahap, yaitu hidrolisis,fermentasi,
dan destilasi (Nurdyastuti, 2005).
2.3 Fermentasi
Khamir yang penting dalam proses fermentasi etanol adalah Saccharomyces.
Khamir tersebut banyak digunakan untuk produksi etanol karena memenuhi
kriteria, antara lain produksi etanol tinggi, toleransi terhadap kadar etanol dan
substrat tinggi, dan tumbuh baik pada pH netral (Pelczar dan Chan, 1988). Khamir
mempunyai kemampuan fermentasi etanol menggunakan gula-gula sederhana
seperti glukosa, maltosa, sukrosa, laktosa, dan rafinosa. Pati dapat digunakan
sebagai bahan mentah untuk fermentasi etanol. Pati lebih dulu dihidrolisis
menjadi gula sederhana yang dapat difermentasi oleh khamir (Pelczar dan Chan,
1988). Enzim yang dapat menghidrolisis pati menjadi gula sederhana adalah
amilase. Enzim tersebut tidak dimiliki khamir, tetapi dimiliki oleh jamur. Salah
satu jamur yang mempunyai enzim amilase adalah Rhizopus. Di Indonesia,
Rhizopus dikenal sebagai jamur tempe. Dalam keadaan aerob, Rhizopus banyak
menghasilkan enzim amilase (Dwidjoseputro, 1990; Rahayu dan Sudarmadji,
1986). Sebagian besar fermentasi etanol dari pati dilakukan melalui dua tahap.
Tahap pertama adalah hidrolisis pati menjadi gula sederhana oleh jamur penghasil
enzim amilase. Tahap kedua adalah fermentasi gula sederhana menjadi etanol oleh
khamir. Jika enzim amilase diekstrak dari sel jamur, fermentasi etanol dari pati
dapat dilakukan dalam satu tahap. Untuk mengekstrak enzim amilase memerlukan
teknik dan biaya tambahan. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan
fermentasi etanol dari limbah buah-buahan busuk oleh kultur campuran dalam
satu tahap. Jamur yang digunakan pada penelitian ini ditumbuhkan secara aerob,
sedangkan khamir ditumbuhkan secara anaerob dalam satu fermentor. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar etanol yang dihasilkan dalam proses
fermentasi kultur campuran dari limbah buah-buahan busuk oleh Rhizopus oryzae
dan Saccharomyces cerevisiae.
Reaksi fermentasi limbah buah menjadi etanol ditunjukkan dengan
persamaan:
BAB 3. METODE PENELITIAN
Toples
bening
Buah-buahan 5000 ml
busuk +
Fermentor