Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH EKONOMI DAN MANAJEMEN

ENERGI

PEMANFAATAN LIMBAH BUAH PEPAYA DALAM


PEMBUATAN BIOETANOL

Nama : Dimas Alif Ws.


Nim : F1C014016
BAB I
I. Latar belakang

Bahan bakar minyak merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan. Bahan
bakar yang digunakan selama ini berasal dari minyak mentah yang diambil dari dalam bumi,
sedangkan minyak bumi merupakan bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui. Sehingga
untuk beberapa tahun ke depan diperkirakan masyarakat akan mengalami kekurangan bahan
bakar. Keadaan ini tidak dapat lagi dipertahankan pada dasawarsa Sembilan puluhan. Bahkan
pada abad 21 sekarang ini Indonesia diperkirakan akan menjadi net importer bahan bakar
fosil (Kartasamita, 1992).

Melihat hal ini, sudah saatnya untuk mengembangkan berbagai energi alternatif yang
dapat diperbaharui. Sudah saatnya ketergantungan kebutuhan energi fosil yang non-
renewable digantikan dengan energi yang renewable, walaupun hal ini memerlukan revolusi
terbalik dari sistem industri energi sekarang. Berbagai macam pendekatan proses dapat
digunakan baik secara fisik kimiawi dan biologis. Salah satu pendekatan adalah
menggunakan aplikasi bioteknologi yang dapat menggabungkan aspek fisik dan kimiawi
menggunakan agen biologi.

Kebutuhan energi dari bahan bakar minyak bumi (BBM) di berbagai negara di dunia
dalam tahun terakhir ini mengalami peningkatan tajam. Tidak hanya pada negara - negara
maju, tetapi juga di negara berkembang seperti Indonesia. Untuk mengantisipasi terjadinya
krisis bahan bakar minyak bumi (BBM) pada masa yang akan datang. Saat ini telah
dikembangkan pemanfaatan etanol sebagai sumber energi terbarukan, contohnya untuk
pembuatan bioetanol dan gasohol.

Baru-baru ini pemerintah telah melaksanakan program kebijakannya yaitu Konversi


minyak tanah ke gas. Hal ini menandai bahwa energi fosil sudah tidak layak lagi digunakan
dimasa depan karena jumlahnya yang semakin sedikit dan dampaknya yang tidak ramah
lingkungan. Gas buang yang ditimbulkan pada mesin-mesin kendaraan mengakibatkan
terjadinya lubang pada lapisan ozon sehingga menyebabkan terjadinya pemanasan global.
Kemudian masyarakat mulai beralih mencari energi alternatif yang murah dan ramah
lingkungan sebagai pengganti energi fosil. Pada tahun 2007 mulai gencar-gencarnya
penelitian tentang Bioethanol sebagai energi alternatif masa depan. Bioetanol diharapkan
mampu menggantikan fungsi bahan bakar yang selama ini didominasi oleh bahan bakar fosil.

Bioetanol adalah sebuah bahan bakar alternatif yang diolah dari tumbuhan (biomassa)
dengan cara fermentasi, dimana memiliki keunggulan mampu menurunkan emisi CO2 hingga
18 %. Di Indonesia, bioetanol sangat potensial untuk diolah dan dikembangkan karena bahan
bakunya merupakan jenis tanaman yang banyak tumbuh di negara ini dan sangat dikenal
masyarakat. Tumbuhan yang potensial untuk menghasilkan bioetanol adalah tanaman yang
memiliki kadar karbohidrat tinggi, seperti: tebu, nira, sorgum, ubi kayu, garut, ubi jalar, sagu,
jagung, jerami, bonggol jagung, dan kayu. Namun permasalahan yang sering timbul pada
pembuatan Bioetanol adalah sedikitnya bioetanol yang dihasilkan mengakibatkan biaya
produksi membengkak. Hal ini disebabkan oleh proses fermentasi yang kurang optimal.

Indonesia adalah Negara kepulauan, dimana banyak ditumbuhi pohon papaya yang
buahnya tidak dimanfaatkan secara maksimal. Biasanya buah papaya hanya digunakan
sebagay buah meja, namun jika sudah terlalu matang biasanya langsung dibuang dan tidak
berguna lagi. Hal tersebut melatarbelakangi dilakukannya penelitian tentang Pemanfaatan
Buah Pepaya (carica papaya l.) Sebagai Bahan Baku Bioetanol dengan Proses Fermentasi
oleh Saccaromyces Cereviceae.

II. Rumusan Masalah

Pepaya (Carica papaya L.), atau betik adalah tumbuhan yang berasal dari Meksiko
bagian selatan dan bagian utara dari Amerika Selatan. Pepaya termasuk kedalam kerajaan
plantae, ordo barssicales, famili caricacease, genus carcica, dengan spesies C. Pepaya. Di
indonesia kata pepaya berasal dari bahasa belanda ,“ papaja”, yang ada akhirnya mengambil
dari bahasa Arawak, “Pepaya”. Dalam bahasa jawa pepaya di sebut “ kates” dan dalam
bahasa sunda “gedang”.
Pepaya memiliki berbagai manfaat. buahnya dapat dimakan baik saat muda maupun
setelah masak, daunya juga bisa di masak ataupun menjadi sayuran. Getah pepaya (dapat
ditemukan di batang, daun, dan buah) mengandung enzim papain, semacam protease, yang
dapat melunakkan daging dan mengubah konformasi protein lainnya. Papain telah diproduksi
secara massal dan menjadi komoditas dagang. Daun pepaya juga berkhasiat obat dan
perasannya digunakan dalam pengobatan tradisional untuk menambah nafsu makan.
Selain itu buah pepaya yang sudah tidak layak untuk jual dapat dimanfaatkan untuk bahan
bioetanol. Dimana pepaya sangat berpotensi besar karena kadar glukosa yang dimiliki pepaya
matang sekitar 10%. Dan kadar ini cukup tinggi untuk dibuat etanol. Tahapannya dibagi 3 :
fermentasi, destilasi dan penentuan kadar etanol. 3 tahap ini harus dilakukan secara berturut-
turut. Fermentasi dilakukan dengan menggunakan ragi roti dengan penambahan pupuk untuk
makanan bakteri tersebut dengan perbandingan 5 % dari bahan
Kadar yang cukup tinggi untuk dibuat ethanol. Hitung-hitungan teoritis di atas kertas.
Andaikan seluruh gula di dalam pepaya bisa diubah menjadi etanol, maka etanol yang bisa
diproduksi sekitar 5.1%. Satu ton buah afkir, teoritisnya, bisa menghasilkan 51 kg ethanol
absolute. Realitasnya efisiensinya tidak pernah 100%. Mungkin hanya 85-90% yang bisa
diambil. Demikian juga kadar etanolnya mungkin 60%, 80%, atau 95%. Meskipun begitu
volumenya cukup besar, bisa sampai 48 liter dan nilainya bisa Rp 576.000 per ton buah
afkir. Nilai ini akan bertambah besar jika limbah bioetanolnya diolah kembali menjadi pupuk
organik cair (POC), namun dalam percobaan ini yang di gunakan bukanlah limbah pepaya
namun buah pepaya itu sendiri, karena masih taraf uji keberhasilan dari kadar etanol yang
diujikan di labolatorium.
BAB II
III. ALAT DAN BAHAN

a. Alat :
1) Mesin parut untuk menghancurkan buah.
2) Drum atau bak untuk menampung bahan baku.
3) Drum atau bak fermentasi.
4) Timbangan kecil.
5) Ethanol meter.
6) Seperangkat alat destilasi.
7) Peralatan pendukung lainnya, seperti: ember, gayung, parang, dan lain-lain.

b. Bahan :
1) Limbah buah, jelas ini adalah bahan baku utamanya.
2) Ragi roti. Bisa pakai ragi roti yang banyak dijual di toko yang menjual bahan baku kue/roti.
3) Urea dan NPK (15-15-15), untuk nutrisi tambahan ragi.
BAB III
1. IV. CARA KERJA

1. Buah dihancurkan terlebih dahulu dengan menngunakan parutan atau ditumbuk.


2. Masukkan Urea & NPK ke dalam drum dan dicampur hingga merata.
3. Encerkan yeast dengan air hangat-hangat kuku, diaduk sampai muncul buihnya.
4. Masukkan ragi ke dalam sari buah dan diaduk sampai tercampir merata.
5. Sari buah difermentasi minimal selama 72 jam atau 3 hari, sampai tidak muncul
buihnya lagi.maksimal seminggu .
6. Sari buah diperas dan diambil airnya.
7. Air perasan ini kemudian didistilasi untuk mendapatkan ethanol.

A. PROSES FERMENTASI

» Cara Kerja

 Pepaya dikupas lalu direbus sampai buah pepaya lembut2.


 Buah pepaya yang telah direbus diblender sampai halus, dicatat berapavolume yang
didapatkan.3.
 Lalu ditambahkan dengan ragi roti 5% dari volume pepaya.4.
 Ditambahkan pupuk Urea 2% dari volume pepaya.5.
 Diaduk sampai rata. Setelah itu ditutup rapi agar tidak ada oksigen yangmasuk.6.
 Ditunggu hingga 48 jam sampai tidak ada buih yang menyertai fermentasi.7.
 Setelah itu hasil fermentasi diperas, diambil cairannya saja.V.
 HASIL PENGAMATANSari yang didapatkan pada saat fermentasi adalah 250 ml
dan setelahfermantasi adalah 180 ml.VI.

PEMBAHASAN

Pada percobaan kali ini, dilakukan pembuatan bioetanol dari bahan dasar buah-
buahan. Bahan dasar yang dipakai adalah buah pepaya. Cara yangdigunakan untuk
memfermentasikan buah pepaya ini tidak sulit, karena prosedurnya pun sama dengan cara
memfermentasikan tape ketan hanya saja dengan bahan yang berbeda. Pertama-tama buah
direbus terlebih dahulu agarbakteri-bakteri yang terdapat dalam buah hilang dan juga agar
memudahkan pada saat menghaluskan buah pepaya karena sudah lembut pada saat
direbus.Lama waktu penyimpanan fermentasi dari limbah pepaya sekitar 3-4 hari.Sari yang
didapatkan pada saat fermentasi adalah 250 ml dan setelah fermantasi adalah 180 ml.
Pengurangan ini terjadi karena pada saatfermentasi alkohol yang ada didalam pepaya
menguap atau teroksidasi. Selainitu karena setelah hasil penyaringan fermentasi terlalu lama
disimpanmembuat bau yang tidak mengenakan. Bau ini disebabkan adanya bakteri yang
berkembang didalam hasil fermentasi, mungkin disebabkan karena pada saat
merebus buah pepaya tidak terlalu lama sehingga masih ada bakteri-bakteri yang masih hidup
yang akan berkembang biak pada saat proses fermentasi.

B. Proses Distilasi dan Dehidras

 Destilasi

Destilasi adalah teknik untuk memisahkan larutan ke dalam masing-masing


komponennya. Prinsip destilasi adalah didasarkan atas perbedaan titik didih komponen
zatnya. Destilasi dapat digunakan untuk memurnikan senyawa-senyawa yang mempunyai
titik didih berbeda sehingga dapat dihasilkan senyawa yang memiliki kemurnian yang tinggi.

 Set Alat Destilasi

Terdapat beberapa teknik pemisahan dengan menggunakan destilasi, salah satunya


adalah destilasi sederhana. Set alat destilasi sederhana (Gambar 1) adalah terdiri atas labu
alas bulat, kondensor (pendingin), termometer, erlenmeyer, pemanas. Peralatan lainnya
sebagai penunjang adalah statif dan klem, adaptor (penghubung), selang yang dihubungkan
pada kondensor tempat air masuk dan air keluar, batu didih.

Gambar 1. Rangkaian Alat Destilasi


Keterangan Gambar:

1. Kran air
2. Pipa penghubung
3. Erlenmeyer
4. Termometer
5. Statif dan Klem
6. Labu alas bulat
7. Tempat air keluar dari kondensor
8. Tempat air masuk pada kondensor
9. Pemanas
10. Kondensor

Adapun fungsi masing-masing alat yaitu labu alas bulat sebagai wadah untuk
penyimpanan sampel yang akan didestilasi. Kondensor atau pendingin yang berguna untuk
mendinginkan uap destilat yang melewati kondensor sehingga menjadi cair. Kondensor atau
pendingin yang digunakan menggunakan pendingin air dimana air yang masuk berasal dari
bawah dan keluar di atas, karena jika airnya berasal (masuk) dari atas maka air dalam
pendingin atau kondensor tidak akan memenuhi isi pendingin sehingga tidak dapat digunakan
untuk mendinginkan uap yang mengalir lewat kondensor tersebut. Oleh karena itu pendingin
atau kondensor air masuknya harus dari bawah sehingga pendingin atau kondensor akan terisi
dengan air maka dapat digunakan untuk mendinginkan komponen zat yang melewati
kondensor tersebut dari berwujud uap menjadi berwujud cair.

Termometer digunakan untuk mengamati suhu dalam proses destuilasi sehingga suhu
dapat dikontrol sesuai dengan suhu yang diinginkan untuk memperoleh destilat murni.
Erlenmeyer sebagai wadah untuk menampung destilat yang diperoleh dari proses destilasi.
Pipa penghubung (adaptor) untuk menghubungkan antara kondensor dan wadah penampung
destilat (Erlenmeyer) sehingga cairan destilat yang mudah menguap akan tertampung dalam
erlenmeyer dan tidak akan menguap keluar selama proses destilasi berlangsung. Pemanas
berguna untuk memanaskan sampel yang terdapat pada labu alas bulat. Penggunaan batu
didih pada proses destilasi dimaksudkan untuk mempercepat proses pendidihan sampel
dengan menahan tekanan atau menekan gelembung panas pada sampel serta menyebarkan
panas yang ada ke seluruh bagian sampel. Sedangkan statif dan klem berguna untuk
menyangga bagian-bagian dari peralatan destilasi sederhana sehingga tidak jatuh atau
goyang.

Merangkai Alat Destilasi

Selanjutnya merangkai alat destilasi merupakan salah satu hal yang penting karena
dengan pemahaman dan keterampilan yang baik dan benar maka dapat mencegah terjadinya
kerusakan alat. Adapun tahapan merangkai alat destilasi sederhana adalah menyiapkan statif
dan klem serta pemanas, kemudian memasang labu alas bulat, selanjutnya memasang
kondensor, setelah itu memasang adaptor (jika menggunakan adaptor untuk destilasi senyawa
yang mudah menguap), dan memasang labu penampung (Erlenmeyer), serta yang terakhir
adalah memasang thermometer.
Proses Destilasi Sederhana

Setelah semua alat telah terpasang dengan baik, maka dapat dilakukan proses detilasi.
Sebagaimana prinsip dasar dari destilasi adalah memisahkan zat berdasarkan perbedaan titik
didihnya, maka komponen zat yang memiliki titik didih yang rendah akan lebih dulu
menguap sedangkan yang lebih tinggi titik didihnya akan tetap tertampung pada labu
destilasi. Proses penguapan komponen zat ini dilakukan dengan pemanasan pada labu
destilasi sehingga komponen zat yang memiliki titik didih yang lebih rendah akan menguap
dan uap tersebut melewati kondensor atau pendingin yang mendinginkan komponen zat
tersebut sehingga akan terkondensasi atau berubah dari berwujud uap menjadi berwujud cair
sehingga dapat ditampung di labu destilat atau labu Erlenmeyer. Pada proses destilasi ini,
destilat ditampung pada suhu tetap (konstan). Hal ini dilakukan karena diharapkan akan
diperoleh destilat yang murni pada kondisi suhu tersebut. Setelah sampel pada labu alas bulat
berkurang, suhu akan naik karena jumlah sampel yang didestilasi telah berkurang. Pada
kondisi naiknya suhu ini, proses destilasi sudah dapat dihentikan sehingga yang diperoleh
adalah destilat murni. Pada destilasi, untuk memperoleh ketelitian yang tinggi penempatan
ujung termometer harus sangat diperhatikan, yaitu ujung termometer harus tepat berada di
persimpangan yang menuju ke pendingin agar suhu yang teramati adalah benar-benar suhu
uap senyawa yang diamati.

Pada proses destilasi, penyimpangan pengukuran dapat terjadi jika adanya pemanasan
yang berlebihan (superheating) serta kesalahan dalam penempatan pengukur suhu
(thermometer) tidak pada posisi yang benar.Setelah proses fermentasi pepaya selesai,
masukkan cairan fermentasi ke dalam evaporator atau boiler. Panaskan evaporator dan
suhunya dipertahankan antara 79 – 81C. Pada suhu ini etanol sudah menguap, tetapi air tidak
menguap. Uap etanol dialirkan ke distilator. Bioetanol akan keluar dari pipa pengeluaran
distilator. Distilasi pertama, biasanya kadar etanol masih di bawah 95%. Apabila kadar etanol
masih di bawah 95%, distilasi perlu diulangi lagi (reflux) hingga kadar etanolnya
95%.Apabila kadar etanolnya sudah 95% dilakukan dehidrasi atau penghilangan air. Untuk
menghilangkan air bisa menggunakan kapur tohor atau zeolit sintetis. Tambahkan kapur
tohor pada etanol. Biarkan semalam. Setelah itu didistilasi lagi hingga kadar airnya kurang
lebih 99.5%.
Tabel 1. Pengamatan Fermentasi Pepaya
Pengamatan Pepaya
Volume 250 mL
Volume Destilat 2 mL
Massa Destilat 1,91 mL
Densitas 0,955 g/mL
Kadar Etanol 40%

Pembuatan Bioetanol dari Pepaya hampir sama dengan pembuatan dari tape ketan.
Perbedaannya hanya dalam bahan, dimana pada pepaya ditambahkan urea untuk
menambahkan nutrisi pada mikroba anaerob. Perbandingan ragi dengan papaya didalamnya
sekitar 1:50 dan perbandingan urea dengan papaya sekitar 1:20. Pepaya yang difermentasi
selama7 hari. Hasil fermentasi berbau tidak sedap dikarenakan adanya bakteri
mikroorganisme yang masih ada pada pepaya yang bersifat asam. Destilasi dilakukan pada
suhu 78oC hingga didapat volume destilat. Destilat yang dihasilkan memiliki volume yang
sedikit, hal ini terjadi karena pada saat fermentasi alkohol yang ada didalam pepaya menguap
atau teroksidasi.Destilat yang didapat, diukur dalam satuan volume (mL) dan ditimbang
dalam satuan (gram), sehingga dapat dihitung bobot jenis etanol tersebut dan dapat diketahui
kadar etanol dengan melihat pada tabel farmakope dan didapat kadar etanol dari fermentasi
pepaya yaitu 40%.
BAB IV

VI. KESIMPULAN

Volume destilat, densitas etanol dan kadar etanol yang didapat pada fermentasi pepaya
masing-masing berurutan adalah 2 mL, 0,955 g/mL dengan kadar etanol 40%.Hasil
fermentasi buah pepaya selama 3 hari adalah 180 ml dari 250 ml buah pepaya.

VII. DAFTAR PUSTAKA

Kuswanto, K.R. 1994. Food Fermentation of Cassava In Indonesia, Application and Conhol
Sujito. 2008. Pembuatan Etanol Menggunakan Zymomonas Mobilis Dengan Memanfaatkan
Sari Buah Pepaya Sebagai Substrat. Surabaya: ITS
www.rolanrusli.blogspot.com
berita-iptek.blogspot.com/.../proses-pembuatan-etanol

Anda mungkin juga menyukai