SEBAGAI BIOETANOL
Disusun Oleh :
1. Amelia Khoirunnita (02)
2. Gayuh Rohmaisa A (09)
3. Rhayna Sweetty M (19)
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan energi bahan bakar yang berasal dari eksplorasi fosil menambah seiring
dengan meningkatnya pertumbuhan industri dan ekonomi. Pada masa sekarang
kecendrungan pemakaian bahan bakar sangat tinggi sedangkan sumber bahan bakar yang
di pakai saat ini semakin terbatas. Maka perlu didapatkan energi alternatif sebagai solusi
untuk mengatasi permasalahan energi dalam negeri. Sumber energi terbarukan diperlukan
sebagai sumber bahan bakar pengganti dari sumber energi fosil yaitu minyak bumi yang
semakin menipis jumlahnya jika tidak dibatasi penggunaannya. Indonesia juga perlu
memperkuat sumber energi terbarukannya, agar bisa menghasilkan produk pengganti
bahan bakar minyak (BBM).
Oleh karena itu, pemakaian suatu bahan bakar terbarukan yang lebih aman dan ramah
lingkungan merupakan suatu hal yang mutlak. Salah satu energi alternatif yang dapat
menggantikan sumber energi fosil adalah bioethanol. Bioethanol dianggap sebagai bahan
kimia yang ramah lingkungan karena berasal dari bahan alami. Bahan baku untuk
produksi bioethanol cukup melimpah di Indonesia. Produksi bioethanol di berbagai
negara telah dilakukan dengan menggunakan bahan baku yang berasal dari hasil
pertanian dan perkebunan (Sarjoko, 1991). Bioethanol dapat dihasilkan dari tanaman
yang banyak mengandung senyawa selulosa dengan menggunakan bantuan dari aktivitas
mikroba.
Banyak sekali penelitian yang memanfaatkan hasil limbah pertanian dan perkebunan
untuk membuat bioethanol. Penelitian ini memanfaatkan limbah jantung pisang yang
mengandung kadar selulosa cukup tinggi untuk membuat bioethanol. Umumnya bagian
yang dimanfaatkan dari tanaman pisang adalah buahnya, sementara bagian lainnya masih
belum dimaksimalkan pemanfaatannya, salah satunya adalah jantung pisang.
Perkebunan pisang yang banyak tersebar di daerah Pati, Jawa Tengah mengakibatkan
banyak juga limbah jantung pisang yang kurang dimanfaatkan oleh Masyarakat.
Masyarakat cenderung memanfaatkan jantung pisang sebagai olahan pangan saja.
B. Permasalahan
1. Apakah limbah jantung pisang dapat dimanfaatkan sebagai bioethanol?
2. Bagaimana cara memanfaatkan jantung pisang untuk di buat Bioetanol?
3. Apakah bioethanol dari jantung pisang dapat menggantikan bahan bakar kendaraan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara pembuatan bioethanol dari jantung pisang
2. Memanfaatkan limbah jantung pisang yang kurang dimanfaatkan
3. Melakukan proses pengolahan bioethanol sebagai pengganti bahan bakar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Jantung Pisang
Tanaman pisang dapat tumbuh pada iklim tropis basah, lembab dan panas. Taksonomi
tanaman pisang menurut Suyanti dan Supriyadi (2008) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotylae
Ordo : Musales
Famili : Musaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa paradisiaca
(Suyanti dan Supriyadi, 2008).
Jantung pisang merupakan bunga yang dihasilkan oleh pokok pisang yang berfungsi
untuk menghasilkan buah pisang. Jantung Pisang dihasilkan semasa proses pisang berbunga
dan menghasilkan tandan pisang sehingga lengkap. Hanya dalam keadaan tertentu atau spesis
tertentu jumlah
tandan dan jantung pisang melebihi tengah jantung 12 – 25 cm. Struktur jantung pisang
mempunyai banyak lapisan kulit, dari yang paling gelap cokelat-ungu kemerahan di bagian luar
dan warna putih krim susu di bagian dalam. Terdapat susunan jantung berbentuk jejari di antara
kulit tersebut dan di tengahnya yang lembut. Jantung pisang mempunyai cairan berwarna jernih
dan akan menjadi pudar warnanya apabila jantung pisang terkena udara dari luar lingkungan
sekitarnya (Novitasari dkk., 2013).
Jantung pisang mengandung zat gizi yang bermanfaat bagi tubuh, yaitu berupa protein
12,051%, karbohidrat 34,831% dan lemak total 13,050%, selain karbohidrat, jantung pisang
juga mengandung protein, mineral (terutama fosfor,kalsium, dan besi), serta sejumlah vitamin
A, B1 dan C (Muarip,2012). Dilihat dari segi karakteristiknya, jantung pisang tidak hanya
dipergunakan sebagai bahan makanan tetapi jantung pisang juga dapat dipergunakan sebagai
obat herbal untuk menurunkan kadar glukosa darah sehingga aman dikonsumsi oleh penderita
diabetes. Di dalam jantung pisang mengandung zat quereetin, saponin, tanin, flavonoid dan
antosianin (Puput,2016). Kandungan saponin yang berfungsi menurunkan kolesterol dan
meningkatkan kekebalan tubuh serta mencegah kanker. Jantung pisang juga mengandung
flavonoid yang berfungsi anti radikal bebas, anti kanker, dan anti penuaan, serta mengandung
yodium untuk mencegah penyakit gondok (Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, 2014).
Selain itu nilai gizi yang luar biasa yang dimiliki jantung pisang yaitu serat dan protein. Asam
amino mayor yang paling banyak ditemukan adalah glisin, leusin, alanine dan asam aspartat
(Wardhany,2014)
2. Bioetanol
Bioetanol merupakan cairan hasil proses fermentasi gula dari sumber karbohidrat
(selulosa) menggunakan bantuan mikroba. Produksi bioetanol dari tanaman yang
mengandung selulosa. Bioetanol memiliki karakteristik mudah menguap, mudah terbakar,
larut dalam air, tidak karsinogenik, dan tidak berdampak negatif pada lingkungan. Bioetanol
mempunyai manfaat untuk dikonsumsi manusia sebagai minuman beralkohol. Selain itu,
bioetanol dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar dengan kandungan minimal 10 % etanol.
Bio Ethanol adalah bahan kimia berupa cairan berasal dari hasil fermentasi karbohidrat (pati)
dengan bantuan mikroorganisme. Karena pembuatannya melibatkan
proses biologis maka produk ethanol yang di hasilkan diberi nama Bioethanol. Bioetanol
adalah etanol yang diproduksi menggunakan bahan baku nabati. Dengan cara fermentasi
Etanol atau ethyl alcohol (CaHSOH) adalah senyawa organik golongan alkohol yang
mengandung gugus hidroksil (OH) dengan rumus kimia CH CH₂OH. Etanol dapat
diklasifikasikan berdasarkan bahan baku yang digunakan, proses, dan pemanfaatannya.
Etanol dapat diklasifikasikan berdasarkan bahan baku yang digunakan, proses, dan
pemanfaatannya.
A. Etanol nabati
Secara mikrobiologis menggunakan bahan baku berpati (jagung, ubi kayu dan umbi
umbian lainnya) serta bahan baku yang mengandung gula (molasses, tebu. sweet sorghum,
aren, dan jenis palem lainnya) dan bahan berserat (onggok, jerami, sekam, tongkol jagung,
tebu serta kulit kakao dan kopi).
METODELOGI PENELITIAN
A. Alat
B. Bahan
1. Jantung pisang
2. NaOH
3. Aquades
4. HCl
5. Urea
6. Amonium sulfat
7. Saccharomyces Cerevisiae
C. Cara Kerja
a) Pembuatan Serat Jantung Pisang
1. Bersihkan jantung pisang dengan menggunakan air
2. Potong kecil-kecil kemuadian masukkan dalam blender yang ditambah dengan
aquades
3. Peras serat dan keringkan
b) Proses Delignifikasi
1. Menimbang serat jantung pisang
2. Menimbang NaOH 2M, larutkan dalam aquades
3. NaOH ditambahkan ke dalam serat jantung pisang
4. Panaskan di atas hot plate 80C selama 2,5 jam dan dinginkan
5. Cuci serat dengan aquades hingga pH netral
6. Keringkan dalam oven dengan suhu 100C
c) Proses Hidrolisis
1. Menimbang serat jantung pisang yang telah di delignifikasi dengan NaOH
2. Memblender serat jantung pisang sehingga menjadi serbuk
3. Membagi serbuk menjadi 2 bagian
4. Memipet 50 Ml HCl pekat
5. Dilarutkan dengan di tambahkan 100 ML aquades
6. Di letakan dalam Erlenmeyer serbuk dengan di tambahkan HCl
7. Hidrolisis dengan suhu 110 derajat Celsius
d) Proses Fermentasi
1. Menimbang dan melarutkan 8 gram NaOH dalam 50 ML aquades.
2. Menambahkan NaOH hingga Ph 5 ( Asam)
3. Menimbang Amonium Sulfat dan Urea
4. Amonium sulfat dan Urea di tambahkan ke dalam larutan serbuk
5. Setelah itu serbuk di panaskan di atas hotplate dengan suhu ….. selama 15 menit
6. Lalu setelah di panaskan, serbuk di dinginkan di ruang terbuka selama ….
7. Selanjutnya adalah menimbang saccharomyces serevisiae
8. Masukkan dalam inkubator
9. Lakukan pengamatan selama 9 hari
BAB IV
Pada proses fermentasi jantung pisang A dimulai bersamaan dengan jantung pisang B yaitu
tanggal 31, Oktober 2023. Namun pada saat fermentasi jantung pisang A dilakukan
pengamatan 2 hari sekali. Hal ini karena pada praktikum sebelumnya difermentasi selama 10
hari. Dan didapatkan hasil alcohol 0% . Mikroorganisme dilakukan fermentasi secara
anaerob.
1.
BAB V
KESIMPULAN