Anda di halaman 1dari 17

PEMANFAATAN JANTUNG PISANG

SEBAGAI BIOETANOL

Disusun Oleh :
1. Amelia Khoirunnita (02)
2. Gayuh Rohmaisa A (09)
3. Rhayna Sweetty M (19)

SMK TUNAS HARAPAN PATI


TAHUN AJARAN 2022/2023

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan energi bahan bakar yang berasal dari eksplorasi fosil menambah seiring
dengan meningkatnya pertumbuhan industri dan ekonomi. Pada masa sekarang
kecendrungan pemakaian bahan bakar sangat tinggi sedangkan sumber bahan bakar yang
di pakai saat ini semakin terbatas. Maka perlu didapatkan energi alternatif sebagai solusi
untuk mengatasi permasalahan energi dalam negeri. Sumber energi terbarukan diperlukan
sebagai sumber bahan bakar pengganti dari sumber energi fosil yaitu minyak bumi yang
semakin menipis jumlahnya jika tidak dibatasi penggunaannya. Indonesia juga perlu
memperkuat sumber energi terbarukannya, agar bisa menghasilkan produk pengganti
bahan bakar minyak (BBM).
Oleh karena itu, pemakaian suatu bahan bakar terbarukan yang lebih aman dan ramah
lingkungan merupakan suatu hal yang mutlak. Salah satu energi alternatif yang dapat
menggantikan sumber energi fosil adalah bioethanol. Bioethanol dianggap sebagai bahan
kimia yang ramah lingkungan karena berasal dari bahan alami. Bahan baku untuk
produksi bioethanol cukup melimpah di Indonesia. Produksi bioethanol di berbagai
negara telah dilakukan dengan menggunakan bahan baku yang berasal dari hasil
pertanian dan perkebunan (Sarjoko, 1991). Bioethanol dapat dihasilkan dari tanaman
yang banyak mengandung senyawa selulosa dengan menggunakan bantuan dari aktivitas
mikroba.
Banyak sekali penelitian yang memanfaatkan hasil limbah pertanian dan perkebunan
untuk membuat bioethanol. Penelitian ini memanfaatkan limbah jantung pisang yang
mengandung kadar selulosa cukup tinggi untuk membuat bioethanol. Umumnya bagian
yang dimanfaatkan dari tanaman pisang adalah buahnya, sementara bagian lainnya masih
belum dimaksimalkan pemanfaatannya, salah satunya adalah jantung pisang.
Perkebunan pisang yang banyak tersebar di daerah Pati, Jawa Tengah mengakibatkan
banyak juga limbah jantung pisang yang kurang dimanfaatkan oleh Masyarakat.
Masyarakat cenderung memanfaatkan jantung pisang sebagai olahan pangan saja.
B. Permasalahan
1. Apakah limbah jantung pisang dapat dimanfaatkan sebagai bioethanol?
2. Bagaimana cara memanfaatkan jantung pisang untuk di buat Bioetanol?
3. Apakah bioethanol dari jantung pisang dapat menggantikan bahan bakar kendaraan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara pembuatan bioethanol dari jantung pisang
2. Memanfaatkan limbah jantung pisang yang kurang dimanfaatkan
3. Untuk mengetahui apakah jantung pisang dapat dijadikan bioethanol sebagai
pengganti bahan bakar
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Jantung Pisang

Tanaman pisang dapat tumbuh pada iklim tropis basah, lembab dan panas. Taksonomi
tanaman pisang menurut Suyanti dan Supriyadi (2008) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotylae
Ordo : Musales
Famili : Musaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa paradisiaca
(Suyanti dan Supriyadi, 2008).
Jantung pisang merupakan bunga yang dihasilkan oleh pokok pisang yang berfungsi
untuk menghasilkan buah pisang. Jantung Pisang dihasilkan semasa proses pisang berbunga
dan menghasilkan tandan pisang sehingga lengkap. Hanya dalam keadaan tertentu atau spesis
tertentu jumlah
tandan dan jantung pisang melebihi tengah jantung 12 – 25 cm. Struktur jantung pisang
mempunyai banyak lapisan kulit, dari yang paling gelap cokelat-ungu kemerahan di bagian luar
dan warna putih krim susu di bagian dalam. Terdapat susunan jantung berbentuk jejari di antara
kulit tersebut dan di tengahnya yang lembut. Jantung pisang mempunyai cairan berwarna jernih
dan akan menjadi pudar warnanya apabila jantung pisang terkena udara dari luar lingkungan
sekitarnya (Novitasari dkk., 2013).
Jantung pisang mengandung zat gizi yang bermanfaat bagi tubuh, yaitu berupa protein
12,051%, karbohidrat 34,831% dan lemak total 13,050%, selain karbohidrat, jantung pisang
juga mengandung protein, mineral (terutama fosfor,kalsium, dan besi), serta sejumlah vitamin
A, B1 dan C (Muarip,2012). Dilihat dari segi karakteristiknya, jantung pisang tidak hanya
dipergunakan sebagai bahan makanan tetapi jantung pisang juga dapat dipergunakan sebagai
obat herbal untuk menurunkan kadar glukosa darah sehingga aman dikonsumsi oleh penderita
diabetes. Di dalam jantung pisang mengandung zat quereetin, saponin, tanin, flavonoid dan
antosianin (Puput,2016). Kandungan saponin yang berfungsi menurunkan kolesterol dan
meningkatkan kekebalan tubuh serta mencegah kanker. Jantung pisang juga mengandung
flavonoid yang berfungsi anti radikal bebas, anti kanker, dan anti penuaan, serta mengandung
yodium untuk mencegah penyakit gondok (Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, 2014).
Selain itu nilai gizi yang luar biasa yang dimiliki jantung pisang yaitu serat dan protein. Asam
amino mayor yang paling banyak ditemukan adalah glisin, leusin, alanine dan asam aspartat
(Wardhany,2014)

2. Bioetanol
Bioetanol merupakan cairan hasil proses fermentasi gula dari sumber karbohidrat
(selulosa) menggunakan bantuan mikroba. Produksi bioetanol dari tanaman yang
mengandung selulosa. Bioetanol memiliki karakteristik mudah menguap, mudah terbakar,
larut dalam air, tidak karsinogenik, dan tidak berdampak negatif pada lingkungan. Bioetanol
mempunyai manfaat untuk dikonsumsi manusia sebagai minuman beralkohol. Selain itu,
bioetanol dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar dengan kandungan minimal 10 % etanol.
Bio Ethanol adalah bahan kimia berupa cairan berasal dari hasil fermentasi karbohidrat (pati)
dengan bantuan mikroorganisme. Karena pembuatannya melibatkan
proses biologis maka produk ethanol yang di hasilkan diberi nama Bioethanol. Bioetanol
adalah etanol yang diproduksi menggunakan bahan baku nabati. Dengan cara fermentasi
Etanol atau ethyl alcohol (CaHSOH) adalah senyawa organik golongan alkohol yang
mengandung gugus hidroksil (OH) dengan rumus kimia CH CH₂OH. Etanol dapat
diklasifikasikan berdasarkan bahan baku yang digunakan, proses, dan pemanfaatannya.

Etanol dapat diklasifikasikan berdasarkan bahan baku yang digunakan, proses, dan
pemanfaatannya.
A. Etanol nabati
Secara mikrobiologis menggunakan bahan baku berpati (jagung, ubi kayu dan umbi
umbian lainnya) serta bahan baku yang mengandung gula (molasses, tebu. sweet sorghum,
aren, dan jenis palem lainnya) dan bahan berserat (onggok, jerami, sekam, tongkol jagung,
tebu serta kulit kakao dan kopi).

B.[A.] Etanol sintesis


Secara sintesis menggunakan bahan baku antara lain minyak mentah, gas. Saat ini
produksi etanol sintesis kurang dari 5% dari total produksi Seperti telah disebutkan di atas,
klasifikasi etanol secara mikrobiologis dipengaruhi oleh bahan bakunya, yaitu sumber gula,
sumber pati, dan sumber serat

1. Bahan baku sumber gula


Substrat yang umum digunakan untuk bioetanol adalah yang berasal dari gula tebu
(molases) seperti halnya di Brasilia. Selain molasses, bahan sumber gula lainnya yang dapat
digunakan, adalah nira aren, nira kelapa, bit, nipah dan nira batang sorgum manis. Kelebihan
dari bahan baku sumber gula ini, yaitu dapat langsung dilakukan gula menjadi etanol,
sehingga proses menjadi lebih pendek dan sederhana.
2. Bahan baku sumber pati
Pada pembuatan bioetanol dengan bahan baku sumber pati, prosesnya lebih panjang
dibanding dengan bahan baku sumber gula. Pati diubah dulu menjadi glukosa melalui
hidrolisis asam ataupun enzimatik untuk menghasilkan glukosa kemudian gula difermentasi
untuk menghasilkan etanol.
BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Alat

1. Beaker Glass 8. Hot plate


2. Nampan 9. Labu destilasi
3. Blender 10. Magnet stirrer
4. Neraca analitik 11. Statif
5. Saringan 12. Klem 3 jari
6. Oven 13. Incubator
7. Indicator universal 14. pH meter

B. Bahan
1. Jantung pisang
2. NaOH
3. Aquades
4. HCl
5. Urea
6. Amonium sulfat
7. Saccharomyces Cerevisiae
C. Cara Kerja
a) Pembuatan Serat Jantung Pisang
1. Bersihkan jantung pisang dengan menggunakan air
2. Potong kecil-kecil kemuadian masukkan dalam blender yang ditambah dengan
aquades
3. Peras serat dan keringkan
b) Proses Delignifikasi
1. Menimbang serat jantung pisang
2. Menimbang NaOH 2M, larutkan dalam aquades
3. NaOH ditambahkan ke dalam serat jantung pisang
4. Panaskan di atas hot plate 80C selama 2,5 jam dan dinginkan
5. Cuci serat dengan aquades hingga pH netral
6. Keringkan dalam oven dengan suhu 100C
c) Proses Hidrolisis
1. Menimbang serat jantung pisang yang telah di delignifikasi dengan NaOH
2. Memblender serat jantung pisang sehingga menjadi serbuk
3. Membagi serbuk menjadi 2 bagian
4. Memipet 50 Ml HCl pekat
5. Dilarutkan dengan di tambahkan 100 ML aquades
6. Di letakan dalam Erlenmeyer serbuk dengan di tambahkan HCl
7. Hidrolisis dengan suhu 110 derajat Celsius
d) Proses Fermentasi
1. Menimbang dan melarutkan 8 gram NaOH dalam 50 ML aquades.
2. Menambahkan NaOH hingga Ph 5 ( Asam)
3. Menimbang Amonium Sulfat dan Urea
4. Amonium sulfat dan Urea di tambahkan ke dalam larutan serbuk
5. Setelah itu serbuk di panaskan di atas hotplate dengan suhu ….. selama 15 menit
6. Lalu setelah di panaskan, serbuk di dinginkan di ruang terbuka selama ….
7. Selanjutnya adalah menimbang saccharomyces serevisiae
8. Masukkan dalam inkubator
9. Lakukan pengamatan selama 9 hari
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Fermentasi Jantung Pisang A

Pada proses fermentasi jantung pisang A dimulai bersamaan dengan jantung pisang B yaitu
tanggal 31, Oktober 2023. Namun pada saat fermentasi jantung pisang A dilakukan
pengamatan 2 hari sekali. Hal ini karena pada praktikum sebelumnya difermentasi selama 10
hari. Dan didapatkan hasil alcohol 0% . Mikroorganisme dilakukan fermentasi secara
anaerob.

Gambar Hari ke Hasil


Hari ke -2 Hasil yang didapat yaitu
Tanggal 2, November 2023 sebesar 0% alkohol
Hari ke 4 Didapatkan hasil 0%
Tanggal 4, November 2023 alcohol

Hari ke 6 Didapatkan hasil 0%


Tanggal 6, November 2023 alcohol
Hari ke 9 Didapatkan hasil 0%
Tanggal 9, November 2023 alcohol

B. Hasil Fermentasi Jantung Pisang B

Gambar Hari ke Hasil


Ke – 9
Tanggal : Saat di tes menggunakan
Di Inkubator : 31 Oktober Alkohol meter di peroleh
2023 hasil 0%, setelah di
Di cek pada : 9 November incubator selama 9 hari.
2023
C. Pembahasan

Penelitian ini telah memproduksi bioetanol dari Jantung pisang dengan menggunakan
sistem produksi sederhana dengan skala laboratorium. Sistem produksi terdiri dari
beberapa proses yaitu penyiapan bahan baku, proses hidrolisis, proses destilasi dan
proses fermentasi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana cara
membuat bioethanol daei jantung pisang. Yang kedua yaitu memanfaatkan limbah
jantung pisang yang kurang dimanfaatkan, serta untuk mengetahui apakah jantung pisang
dapat dijadikan bioethanol sebagai pengganti bahan bakar.

Penyiapan bahan baku yaitu mempersiapkan jantung pisang yang telah dibersihkan,
lalu dipotong kecil kecil, dan diblender dengan ditambahkan aquades secukupnya,
Setelah diblender, saring dan pisahkan serat dari airnya. Kemudian, keringkanlah jantung
pisang yang telah disaring ke dalam oven. Dalam proses pembuatan bioetanol,
delignifikasi lignoselulosa adalah tahap pertama yang dilakukan untuk memutuskan
ikatan antara selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Pada penelitian ini dilakukan proses
delignifikasi menggunakan NaOH. NaOH berfungsi untuk meningkatkan kadar selulosa
dalam serbuk jantung pisang. NaOH 0,01M ditambahkan dalam serbuk dan dipanaskan
pada suhu 80°C diatas hot plate selam 2,5 jam. Setelah pemanasan, dinginkan dan cuci
dengan aquades hingga pH netral dan serbuk tidak licin.

Tahap yang kedua yaitu proses hidrolisis dengan menggunakan larutan HCl. Proses
hidrolisis diperlukan untuk melepas selulosa dan hemiselulosa dari ikatan kompleks
lignin dan depolimerisasi untuk mendapatkan gula bebas (Anindyawati, 2010). Tahap
hidrolisis merupakan tahap senyawa-senyawa kompleks diuraikan menjadi senyawa yang
lebih sederhana seperti senyawa asam organik, glukosa, dan hidrokarbon, kemudian
senyawa-senyawa tersebut akan digunakan sebagai sumber karbon dan energi oleh
mikroba fermentasi (Fernandes dkk., 2008). Proses hidrolisis dengan menggunakan alat
labu destilasi dan penambahan larutan HCl 12%. Setelah hidrolisis selesai, serbuk
jantung pisang ditambah dengan NaOH 4M hingga pH 5.
Setelah tahap hidrolisis selesai, masuk tahap fermentasi. Proses fermentasi dilakukan
dengan menggunakan bakteri Saccharomyces cerevisiae. Dalam pertumbuhannya,
Saccharomyces cerevisiae memerlukan nutrisi yang berfungsi menyediakan energi,
nitrogen, mineral dan vitamin. Salah satu sumber nutrisi yang penting untuk pertumbuhan
Saccharomyces cerevisiae adalah sumber nitrogen. Dimana sumber nitrogen ini dapat
diperoleh dengan penambahan urea, amonium sulfat, yang berguna bagi pembentukan
asam nukleat dan asam-asam amino. Urea merupakan salah satu sumber nutrisi yang
mempunyai kadar nitrogen yang besar yaitu sekitar 46% [Palimbani, 2007].
Proses fermentasi dibagi menjadi dua pengamatan. Pengamatan pertama yaitu
dilakukan dengan melakukan pengamatan dan mengecek kadar alcohol dari bioethanol
jantung pisang setiap 2 hari sekali selama 9 hari. Pengamatan kedua yaitu melakukan
pengamatan dengan mengecek kadar alcohol pada bioethanol jantung pisang yang
dilaukan dihari ke 9. Proses fermentasi dilakukan selama 9 hari dan berlangsung secara
anaerob atau tidak memerlukan oksigen sehingga wadah yang dipakai harus tertutup.
Selama 9 hari tersebut perose fermentasi dilakukan di incubator dengan pengaturan suhu
yaitu 30°C. Untuk mengetahui kadar alcohol dalam pengamatan ini dilakukan
penyaringan, penyaringan ini bertujuan untuk memisahkan larutan campuran air dan
etanol dengan endapan protein.
Pemanfaatan jantung pisang ini dilakukan untuk mengurangi limbah jantung pisang
dan memanfaatkan jantung pisang secara maksimal karena masyarakat yang hanya
menggunakan jantung pisang sebagai olahan makanan saja. Namun dibalik pemanfaatan
sebagai olahan makanan, ternyata terdapat manfaat lain yang dapat digunakan yaitu
sebagai bioethanol. Berdasarkan sumber yang ditemukan menyatakan bahwa jantung
pisang memiliki komposisi sebagai berikut yaitu α selulosa sebesar 63,47 %, β selulosa
3,65 %, dan γ selilosa 32,88% (Dini Haztuti, 2018). Karna kadar selulosa yang cukup
tinggi ini dapat dimanfaatkan untuk pembuatan bioethanol. Akan tetapi, berdasarkan dari
data pengamatan pada gambar didapatkan kadar alcohol dalam proses pembuatan jantung
pisang menjadi bioethanol sebesar 0%. Hal ini terjadi karena pada saat fermentasi
dilakukan variasi waktu yang dilakukan kurang. Penelitian ini memiliki variasi waktu 2,
4, 6, 9 hari. Dimana pengecekan yang dilakukan selama 2 hari sekali dilakukan pada satu
wadah yang sama dengan membuka penutup dari proses fermentasi pada jantung pisang,
hal ini dapat menyebabkan kontaminasi bakteri dari udara luar masuk dalam proses
fermentasi tersebut. Karena di hari selanjutnya yaitu hari ke 4, kami menemukan adanya
jamur yang mengambang diatas permukaan larutan dari bioethanol jantung pisang,
begitupun dengan hari ke 9 yang dilakukan penelitian tanpa membuka nya selama 9hari,
tetapi kami juga menemukan jamur yang mengambang diatas permukaan. Penelitian ini
mangacu pada sumber yang menyatakan bahwa proses fermentasi terbaik dan hasil kadar
alcohol yang didapat tinggi yaitu sebesar 2,99% dengan variasi waktu yang ditentukan,
dan variasi terbaik yaitu dilakukan selama 9 hari. Lamanya dari waktu fermentasi juga
sangat mempengaruhi hasil yang didapat. Selain factor waktu, kemungkinan yang dapat
mempengaruhi kadar alcohol 0% dari penelitian ini adalah wadah yang digunakan selama
fermentasi. Kami hanya menggunakan beaker glass 500ml yang ditutup dengan plastic
dan diikat dengan karet gelang saja, hal tersebut memungkinkan bahwa fermentasi yang
dilakukan secara anaerob kurang maksimal karena jamur dapat tumbuh selama proses
fermentasi, sehingga sumber nutrisi diambil oleh jamur jamur tersebut dan bakteri
Saccharomyces cerevisiae kekurangan nutrisi untuk mengeluarkan kadar alcohol.

BAB V
KESIMPULAN

Pada penelitian kali ini untuk proses pembuatan Bioetanol dari jantung pisang diperoleh
hasil 0% alcohol setelah dilakukan pengecekan menggunakan alcoholmeter, pada 2 hari
pertama. Selanjutnya pada pengecekan ke dua (9 hari) diperoleh hasil 0% pada pengecekan
ini cairan Bioetanol yang ada pada permukaan beaker glass ditumbuhi oleh jamur, seperti
jenis kapang dan khamir. Pada penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa jantung pisang
berpotensi untuk dapat dijadikan bioethanol karna kadar selulosa nya yang tinggi, namun dari
penelitian yang dilakukan bahwa ada beberapa factor yang mempengaruhi kadar alcohol
pada jantung pisang tidak ada atau 0%. Untuk itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
untuk mengetahui apakah jantung pisang dapat diproses menjadi bioethanol.

DAFTAR PUSTAKA
1. https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijcs/article/view/6170/4672
2. https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/3087/pengembangan-energi-terbarukan-
untuk-substitusi-bbm
3. https://www.academia.edu/94358191/
Pemanfaatan_Limbah_Jantung_Pisang_Menjadi_Pengganti_Sebagai_Peluang_Usaha
_Baru_Bagi_Masyarakat
4. https://repository.usm.ac.id/files/skripsi/D11A/2017/D.111.17.0094/D.111.17.0094-
05-BAB-II-20210824120410.pdf
5. https://repository.um-surabaya.ac.id/547/3/BAB_II.pdf
6. https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/redoks/article/view/5566/4928
7. https://koran.tempo.co/read/ekonomi-dan-bisnis/482792/mengenal-bbm-bioetanol-
dari-manfaat-dan-perbedaannya-dengan-biodiesel
8. http://lib.unnes.ac.id/26527/3/BAB_I.pdf

Anda mungkin juga menyukai