TINJAUAN PUSTAKA
Pisang kepok adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari
Pisang dapat tumbuh pada iklim tropis basah, lembab, dan panas dengan curah
berikut :
Kingdom : Plantae
Division : Spermatophyta
Classis : Angisopermae
Orde : Monokotyledonae
Family : Musaceae
Genus : Musa
antaranya daun, batang, buah, jantung, dan bagian umbi atau bonggol pisang.
pisangnya sebagai sumber berbagai macam mineral dan vitamin yang bermanfaat
5
Pengaruh Konsentrasi Starter..., Tri Feby Adinsyah, FKIP UMP, 2013
6
bagi manusia. Kandungan mineral dan vitamin yang berperan antara lain kalium,
kandungan gizi buah pisang tidak berbeda jauh antara satu varietas dengan
Tabel 2.1 Komposisi substrat kulit pisang kepok berdasarkan berat basah.
2.2 Starter
Starter adalah populasi mikroba dalam jumlah dan kondisi fisiologis yang
siap diinokulasikan pada media fermentasi (Dewan IPTEK dan Industri , 2001).
Media starter biasanya identik dengan media fermentasi. Media ini diinokulasi
dengan biakan murni dari agar miring yang masih segar. Starter baru dapat
digunakan 3-6 hari setelah diinokulasi dengan biakan murni (Dewati, 2008; Retno
& Nuri, 2011). Hal tersebut dikarenakan Saccharomyces cerevisiae pada fase log
dengan biakan murni) tidak dianjurkan digunakan lagi karena kondisi fisiologis
tidak optimum untuk fermentasi dan tingkat kontaminasi mungkin sudah cukup
fermentasi dan volume starter tidak kurang dari 5% volume media yang akan
difermentasi (Prescott & Dunn, 1959 dalam Retno & Nuri, 2011).
2.3 Fermentasi
2009)
2.4 Bioetanol
di antaranya lebih ramah lingkungan, karena bahan bakar tersebut memiliki nilai
oktan 92 lebih tinggi dari premium nilai oktan 88, dan pertamax nilai oktan 94
(Wijaya, 2009). Hal ini menyebabkan bioetanol dapat menggantikan fungsi zat
aditif yang sering ditambahkan untuk memperbesar nilai oktan. Zat aditif yang
banyak digunakan seperti metal tersier butil eter dan Pb tetapi zat aditif tersebut
sangat tidak ramah lingkungan dan dapat bersifat toksik (Murdiatmo, 2006).
Bioetanol juga merupakan bahan bakar yang tidak mengakumulasi gas karbon
dioksida (CO2) dan relatif kompetibel dengan mesin mobil berbahan bakar bensin.
Kelebihan lain dari bioetanol ialah cara pembuatannya yang sederhana yaitu
2010).
perubahan glukosa menjadi etanol atau bioetanol, dan destilasi bioetanol (Fitriana,
2009).
Kulit pisang sebagai bahan baku dikupas dan dibersihkan dari kotoran.
Kulit pisang kemudian dipotong kecil-kecil lalu dikeringkan dengan cara dijemur
dan diangin-anginkan sampai kering. Kulit pisang dibuat kering bertujuan agar8
lebih awet dan menghilangkan kandungan airnya sehingga diperoleh kulit yang
kering dan dapat disimpan sebagai cadangan bahan baku. Kulit pisang kering
diblender sehingga menjadi serbuk halus. Serbuk kulit pisang diayak sehingga
Tahap ini merupakan tahap yang paling penting dalam proses pembuatan
bioetanol, karena proses ini menentukan jumlah glukosa yang dihasilkan untuk
Prinsip hidrolisis pati adalah pemutusan rantai polimer pati menjadi unit-unit
dekstrosa atau monosakarida yaitu glukosa (C6H12 O6) (Fitriana, 2009; Widyastuti,
2006). Pemutusan ikatan pada pati atau karbohidrat menjadi glukosa dapat
Hidrolisis asam lebih mudah, biayanya murah, dan cepat menghasilkan glukosa
Gambar 2.2 Proses hidrolisis pati menjadi glukosa kulit pisang kepok.
adalah perubahan 1 mol glukosa menjadi 2 mol etanol dan 2 mol CO2 (Sa’id,
1987). Proses fermentasi dilakukan dengan menambahkan yeast atau ragi untuk
berproduksi tinggi, tahan terhadap kadar alkohol yang tinggi, tahan terhadap kadar
gula yang tinggi ( Elevri & Surya, 2006). S. cerevisiae akan memetabolisme
glukosa dan fruktosa membentuk asam piruvat melalui tahapan reaksi pada jalur
d. Destilasi Bioetanol
kemudian filtrat didestilasi sehingga dapat dihasilkan bioetanol yang bebas dari
didih etanol murni sebesar 78 oC, sedangkan air adalah 100oC, dengan pemanasan
larutan pada suhu rentang 78 - 100 oC akan mengakibatkan sebagian besar etanol
menguap, dan melalui unit kondensasi akan bisa dihasilkan etanol dengan
yang digunakan sebagai campuran bahan bakar untuk kendaraan harus benar-
benar kering dan anhydrous supaya tidak korosif, sehingga bioetanol harus
mempunyai grade sebesar 99,5 – 100 % volume. Oleh karena itu, bioetanol hasil
destilasi harus ditambahkan suatu bahan yang dapat menyerap atau menarik
kandungan air yang masih terdapat dalam bioetanol, bahan yang sering digunakan
diantaranya yaitu, CaCO3, dan zeolit atau dilakukan destilasi vakum, sehingga
dapat dihasilkan bioetanol yang lebih murni yang dapat dijadikan sebagai bahan
berbentuk bulat atau oval, berukuran 5-12 μm, bermultifikasi membentuk bud
(bulatan), dan setelah dewasa akan pecah menjadi sel induk (Pelczar & Chan,
Kingdom : Fungi
Division : Ascomycota
Class : Ascomycetes
Order : Endomycetales
Familia : Saccharomycetaceae
Genus : Saccharomyces
melalui jalur glikolisis (EMP) menjadi alkohol dan kanbon dioksida. S. cerevisiae
banyak digunakan untuk membuat alkohol dengan kadar yang tinggi dan dapat
bertahan pada kadar alkohol dan glukosa yang tinggi (Elevri & Surya, 2006).
Khamir yang bersifat fermentatif, 70% dari glukosa di dalam substrat akan
sedangkan sisanya sebanyak 30% tanpa adanya nitrogen akan diubah menjadi
tergantung dari faktor – faktor yang mempengaruhinya antara lain kadar gula,
fruktosa, sukrosa, dan galaktosa sampai kadar gula optimum. Gula yang umum
gula yang baik antara 10 – 18%, apabila dipergunakan konsentrasi lebih dari 18%
mengakibatkan banyak gula yang tidak terfermentasi, sehingga hasil alkohol akan
rendah begitu juga jika konsentrasi kurang dari 10%, maka alkohol yang
dihasilkan juga rendah (Prescott & Dunn, 1959 dalam Retno & Nuri, 2011)
2.6.2 Suhu
secara tidak langsung mengurangi hasil alkohol karena penguapan (Prescott &
(Sa’id, 1987). Suhu yang baik untuk pertumbuhan S. cerevisiae sekitar 250 – 300 C
2.6.3 pH
lain (Rhonny & Danang, 2003 dalam Retno & Nuri, 2011 ). Pertumbuhan
mikroorganisme sebagian besar sangat peka terhadap perubahan pH, akan tetapi
zat –zat yang mengandung fosfor dan nitrogen seperti super phosphat, ammonium
sulfat, ammonium phosphat, urea selain itu juga biasa ditambahkan magnesium
merupakan unsure makro yang dibutuhkan dalam jumlah besar maka jika
dengan baik atau berkembang biak (Fardiaz, 1992). Hal ini mempengaruhi produk
fermentasi jika nutrisi yang ditambahkan terlalu banyak maka akan terjadi
fermentasi.
Waktu fermentasi yang diperlukan antara 3–14 hari jika terlalu cepat S.
jumlah sedikit dan jika terlalu lama akan mati maka alkohol yang dihasilkan tidak
fermentasi kulit pisang kepok yaitu 6 hari (Retno & Nuri, 2011). Semakin lama
waktu fermentasi maka kadar yang dihasilkan semakin tinggi sampai waktu